Share

Papa Mana, Ma?

Penulis: Cahaya Asa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-31 11:27:36

"Mas Fathan kamu menuduhku? Aku tidak tahu apa-apa tentang kecelakaan yang menimpa anakmu!" Sarah masih berusaha untuk menyangkal padahal bukti-bukti sudah berada di tangan.

Baru saja dia merayakan kebahagiaan atas keberhasilan Remon yang telah membuat * kecelakaan sampai dalam kondisi kritis ternyata kebahagiaan itu tidak bisa berlangsung lama. Dia lupa siapa suaminya. Orang nomor satu di dunia bisnis yang memiliki kekuasaan dan koneksi yang sangat luas.

Tidak sulit bagi Fathan untuk melacak siapa pelaku percobaan pembunuhan pada bintang. Meski sudah dilakukan sedemikian rupa tapi Remond melupakan satu hal. Sebelumnya dia tidak mengecek CCTV yang berada di sekitar lokasi. Pria itu langsung kabur karena di tempat kejadian sangat ramai.

"Kamu masih bisa mengelak dengan semua bukti-bukti itu?" bentak Fatan.

"Tapi itu semuanya nggak ada hubungannya denganku!" bantah Sarah.

Memperdengarkan sebuah rekaman percakapan antara Sarah dengan Remond di markas pembunuh bayaran itu. Mungkin Sarah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Sidang Terakhir

    Aina tak tahu lagi harus dengan cara apa menjelaskan pada Bintang kalau mereka tidak mungkin bisa hidup bersama dengan pria bernama Fatan. Dengan sangat hati-hati dan bahasa yang bisa dipahami oleh anak-anak, Aina menjelaskan bahwa dirinya dan Fathan tidak ada hubungan apa-apa sehingga tidak bisa hidup bersama. "Papa dan Mamanya Andra hidup satu rumah. Mereka hidup bersama, Ma. Kenapa Papa sama Mamanya Bintang nggak bisa hidup satu rumah? Bintang juga ingin seperti Andra, Ma. Kalau malam bisa tidur bareng sama Mama sama Papa. Kalau ke mana-mana bisa bertiga juga." Bintang menatap mamanya dengan tatapan ingin tahu.Aina menggenggam dua tangan mungil putranya lalu mencium dengan penuh kasih sayang. Setelahnya iya mencium puncak kepala sang buah Hati dan memeluknya erat-erat.Ada perasaan tak nyaman ketika putranya membicarakan soal Fathan. Bagaimanapun Aina ingin sekali memberikan keluarga yang lengkap pada Bintang tapi dia juga tidak bisa begitu saja menerima tawaran Fathan untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-01
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Menginap

    "Kamu kenapa, Nak?" tanya Bu Yunita.Aina gelagapan. Nggak tahu harus berkata apalagi. Melihat kebaikan Papa dan Mamanya Fatan, Aina jadi merasa tak enak."Tante, ini terlalu berlebihan. Mainan ini terlalu banyak untuk Bintang seorang diri.""Ah, nggak papa, Aina. Kalau Bintang masih mau lagi, Tante akan belikan yang lebih banyak lagi. Untuk cucu Tante, apapun akan Tante berikan. Iya 'kan, Pa?" Bu Yunita mencari dukungan dari suamiya."Iya. Bintang adalah cucu satu-satunya keluarga kami. Wajar kalau Mamanya Fatan ingin memanjakannya. Kamu jangan merasa sungkan seperti itu." Di sisi lain, Bintang makan dengan lahap disuapi papanya. Bocah itu tampak bahagia dengan kehadiran papanya. Aina hanya bisa menangis dalam hati melihat kebahagiaan putranya itu. Andai Bintang lahir seperti anak-anak lainnya yang merupakan buah dari pernikahan kedua orang tuanya, sudah pasti Bintang tidak akan menderita selama 5 tahun ini.Di saat Aina sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba kedua tangannya dig

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bersitegang

    Fathan menatap tajam Aina sembari melangkah mendekat. Sedangkan wanita bercadar itu berdiri kokoh di tempatnya tanpa gentar. "Kamu bilang apa barusan? Kamu lupa saya ayahnya Bintang? Harus berapa kali saya mengingatkanmu kalau Bintang juga anak saya!" Wajah Fathan terlihat memerah."Katakan apa yang bisa membuatmu menerima saya sebagai ayahnya Bintang?" Fatan melirik Danis yang berdiri kaku di sudut ruangan. Melihat Aina di sudutkan oleh pria yang mengaku sebagai bapaknya Bintang itu Danis tidak terima. Tentu saja lelaki itu tidak suka dengan sikap Fathan yang arogan."Tolong yang sopan kalau bicara sama wanita, Bung!" ujar Danis.Spontan Fatan tersenyum miring mendengar kalimat Danis."Oh jadi karena pria ini kamu selalu menolak saya? Apa karena dia juga kamu berani melarang saya untuk bertemu dengan darah daging saya sendiri?" Fathan menunjuk Danis.Aina mendengus. Inilah sifat yang dia benci dari Fathan. Meski belum lama kenal Fathan, Aina sedikit banyak bisa membaca sifat pria i

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Ayo Menikah

    Aina mendongak. Sepasang mata bulatnya membola melihat Fatan sudah ada di hadapannya. Ia pikir pria itu menunggu Bintang di dalam ruangan."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Aina gugup.Bukan karena kepergok sedang berbicara berdua dengan Danis, melainkan karena jarak mereka yang begitu dekat. Jantung Aina sampai berdentam-dentam di dalam dadanya. "Kenapa? Takut ketahuan sedang berduaan dengan mantan tunangan?" tanya Fatan dengan menekan kata terakhir.Lagi, Aina membulatkan matanya. Dari mana pria ini tahu kalau Danis adalah mantan tunangannya? Bukan tunangan, lebih tepatnya mantan calon istri. Tapi bukan itu pointnya. Aina hanya heran kenapa pria ini tahu masa lalunya."Aku hanya berbicara dengan dia. Tidak ada yang perlu ditakutkan," ujar Aina. Secara tidak langsung wanita itu menegaskan kalau dirinya sudah tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Danis. Atau lebih tepatnya meyakinkan Fathan tentang status dirinya. Tanpa sadar pria itu tersenyum tipis. Sangat tipis hingga Aina tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Sindiran

    "Anak Papa udah siap pulang?" Sesuai janjinya Fathan benar-benar menjemput Bintang. "Siap, Papa!" Bintang berlari menyambut kedatangan papanya.Aina hanya bisaembuang napas kasar melihat betapa semangatnya Bintang jika Fatan datang. Bahkan bocah yang dia besarkan sendirian itu seolah lupa kalau ada Mamanya di sini."Jagoan Papa sudah sehat?" Fatan mengangkat tubuh Bintang yang sudah besar. Tinggi bocah itu menuruni tinggi badannya sehingga ketika diangkat kakinya menjuntai panjang.Lelaki berwajah tampan itu menciumi setiap jengkal wajah anaknya. Rasa sayang Fatan pada Bintang memang benar-benar tak terukur. Bahkan saking sayangnya, dia rela meninggalkan rapat penting demi bisa menjemput sang buah hati pulang dari rumah sakit. Aina menunggu dua lelaki beda usia itu selesai bercengkerama sembari duduk membaca ayat suci Alquran. Memanfaatkan waktu agar tidak bosan."Pulang sekarang?" tanya Fatan yang entah sejak kapan sudah berdiri menjulang di hadapannya. Aina mendongak dan tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Keputusan Sepihak

    Aina tak ingin terlibat gurauan dengan Fathan dan memilih untuk masuk bersama Laura. Bik Esih sudah menyiapkan makan siang untuk mereka karena sebelum sampai tadi ainah sudah memberitahu padanya kalau dia akan pulang membawa teman."Ra, kamu mau mandi dulu atau langsung makan? Ganti aja pakai bajuku," tawar Aina."Mandi dulu aja deh, ya lengket badan!" Laura mengibas-ngibaskan kerudungnya seraya mengangkat tangan dan mencium ketiaknya. "Mandi aja di kamarku di lantai 2 terus kamu pilih sendiri bajunya mau pakai yang seperti apa," ucap Aina. "Nggak papa nih aku ke kamarmu?" "Ya nggak papa. Udah sana mandi! Aku mau bantuin Bik Esih dulu untuk menyiapkan makan siang kita." Selama Laura mandi Aina pergi ke dapur untuk menemui sosok wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya selama ini. "Bik, makan siangnya sudah siap?" tanya Aina.Wanita paruh baya itu tersenyum melihat majikannya sudah berada di dapur. Beberapa hari berada di rumah sakit membuat Bik Esih kangen pada sosok wanita Man

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-06
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Wedding

    Aina menunduk malu karena berteriak. Tindakan spontanitasnya barusan membuat semua pasang mata menatap ke arahnya. "Maaf," lirih Aina. "Tapi ... Jumat terlalu cepat, Abi."Abi Hanif tersenyum teduh memandang putrinya. Rasa bersalah kembali merayap dalam hatinya setiap kali mengingat tindakannya dulu. "Niat baik harus disegerakan, Nak. Jangan menunda niat baik. Apalagi Abi lihat Bintang sangat bahagia dengan kehadiran Nak Fatan. Apa yang membuatmu masih ragu, Sayang?" tanya Abi Hanif lembut tapi penuh wibawa.Entahlah. Aina tak tahu apa yang membuatnya ragu. Meski dalam hati ia mencoba untuk memantapkan diri dengan mengiringi shalat istikharah, keraguan itu datang lagi sekarang. Padahal kemarin dia sudah mendapatkan kemantapan itu."Maafkan Ai, Abi. Ai hanya shock aja mendengar acara pernikahan dilaksanakan lusa. Ai pikir masih sekitar dua atau tiga bulan lagi sehingga Ai bisa mempersiapkan diri," jawab Aina lembut.Bu Yunita dan suaminya semakin respect pada Aina. Melihat bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-07
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Wanita Langka

    Aina dibimbing oleh Bu Yunita dan Umi Widuri berjalan menuju meja ijab qobul. Dengan langkah yang sangat pelan Aina menundukkan kepala hingga tak terasa sudah berhadapan dengan pria bernama Fatan.Semua pasang mata memandang Aina yang terlihat begitu anggun dengan cadar putih menutupi wajahnya. Tentu para tamu undangan dari kalangan pebisnis bertanya-tanya sejak kapan selera sang big Boss berubah menjadi agamis begitu. Melihat istrinya sebelumnya yang seorang model dengan pakaian serba minim tentu melihat Aina yang sangat tertutup membuat kena mereka jadi bertanya-tanya. Apakah alasan perceraian mereka karena tidak rela memiliki istri seorang model di mana kemuliakan tubuhnya dia nikmati oleh semua pasang mata? Gadis bercadar yang wajahnya saja tidak bisa dilihat oleh semua orang kecuali dirinya."Angkat wajahmu, Aina!" Suara bariton itu membuat tubuh gemetar. Wanita yang baru saja menyandang status istri itu tidak menyadari kalau ternyata dua wanita yang mengapitnya tadi sudah perg

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08

Bab terbaru

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 79

    "Aku nggak nyangka hubungan Kak Bintang sama Azkia bisa mulus dan lancar kaya jalan tol gini," gumam Mentari. Wanita itu cukup terkejut saat mendengar kabar dari Bintang mengenai acara pernikahan Bintang.Bintang tidak ingin menunda pernikahannya terlalu lama. Keluarga Bintang dan keluarga Azkia pun segera menyusun pesta pernikahan sederhana untuk meresmikan hubungan putra-putri mereka."Aku nggak mau buang-buang waktu. Aku takut Azkia berubah pikiran," sahut Bintang."Kak Bintang nggak maksa Azkia buat nerima Kak Bintang, kan?" tuduh Mentari."Kamu jangan sembarangan ngomong! Aku nggak maksa Azkia. Sekalipun Azkia nolak pun aku juga nggak akan marah kok," timpal Bintang.Saat ini Mentari tengah berada di rumah orang tuanya untuk membantu Bintang menyiapkan pernikahan Bintang. Wanita itu sibuk menolong Bintang membungkus barang-barang seserahan yang akan diberikan pada Azkia nanti."Apa acaranya nggak terlalu terburu-buru, Kak? Ada banyak hal yang harus kita siapin, tapi kita nggak pu

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 78

    Azkia duduk termenung, memikirkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Mentari tempo hari. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba Mentari menawarkan kakaknya pada Azkia.Azkia tidak menanggapi serius pertanyaan Mentari. Wanita itu hanya menjawab asal saat dirinya diberi pertanyaan mengenai Bintang.Azkia kira, Mentari hanya bercanda saat Mentari meminta Azkia menikah dengan Bintang. Namun, ternyata perkataan Mentari bukan sekedar gurauan belaka. Mentari bersungguh-sungguh, begitu pula dengan Bintang. Hari ini, Bintang mengajak Azkia bertemu untuk membahas hal ini. Karena Azkia belum memberikan jawaban pasti, Bintang ingin kembali menanyakan kesediaan Azkia untuk menjadi istrinya."Aku datang nggak, ya?" gumam Azkia ragu.Azkia tidak mengenal Bintang. Azkia juga baru beberapa kali berjumpa dengan Bintang.Wajar saja kalau wanita itu merasa ragu. Siapa orang yang ingin menikah dengan pria yang tidak dikenal. Pastinya Azkia tak mau memilih sembarang pria untuk dijadikan suami. Ada banyak ha

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 77

    Aina tertawa. Penjelasan Revan membuat wanita itu langsung membuat kesimpulan."Maaf, Ma? Apa ada yang lucu? Kenapa Mama ketawa terus?" tanya Revan.Aina kembali tergelak. Kepolosan putri dan menantunya membuat wanita itu tak bisa berhenti tertawa."Maaf, Revan. Cerita kamu lucu banget. Mama nggak tahan pengen ketawa," sahut Aina."Bagian mana yang lucu?" batin Revan dengan wajah bingung. "Revan, tolong kamu bawa Mentari ke dokter kandungan," ucap Aina kemudian. "Dokter kandungan?""Percaya aja sama Mama. Bawa Mentari ke dokter kandungan, setelah itu kasih kabar ke Mama, ya?"***"Kamu kenapa bawa aku ke sini?" tanya Mentari kesal karena sudah dibohongi oleh Revan. Wajahnya sudah tak bersahabat. Bibir mengerucut dengan tatapan ingin marah. Namun ia tak mungkin mengungkapkan kemarahannya di depan suami karena ia yakin sang suami melakukan ini karena khawatir padanya.Saat ini pasangan suami istri itu tengah berada di rumah sakit dan hendak berjumpa dengan dokter kandungan, sesuai de

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 76

    "Gimana? Kalian dapat kerak telurnya?" tanya Revan cemas."Maaf, Mister. Semua penjual kerak telur sudah tutup."Mentari mengomel begitu mendengar jawaban Revan. Mentari tak mau mendengar alasan apa pun. "Pokoknya aku mau kerak telur sekarang! Kalau Huby nggak bisa dapetin kerak telur, mendingan Huby tidur di luar aja!" omel Mentari."T-tapi, Huny ...."Brak! Mentari menutup pintu kamar dengan kencang setelah mengusir suaminya keluar dari kamar. Gara-gara kerak telur, Mentari marah pada Revan hingga Mentari tak mau tidur dengan Revan."Kerak telur sialan!" umpat Revan dongkol bukan main. "Cari kerak telur lagi sampai ketemu!" teriak Revan pada anak buahnya.***"Hoam!" Pagi-pagi sekali, Revan membuka mata setelah mendengar suara adzan subuh. Pria dengan kantung mata hitam itu perlahan bangkit dari sofa empuk yang menjadi alas tidurnya. Selama semalaman, Revan tidur di sofa ruang tengah usai dirinya diusir oleh Mentari.Tragedi kerak telur sudah menghancurkan istirahat Revan. Pria itu

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 75

    "Tidur aja, Huny."Revan mengusap-usap kepala Mentari hingga akhirnya wanita itu terlelap. "Cepat sembuh ya, Huny. Kamu nggak boleh sakit," gumam Revan.Revan membenarkan selimut sang istri, kemudian beranjak meninggalkan kamar. Mau tak mau, Revan harus membawa seluruh pekerjaannya ke rumah. Meskipun tak bisa pergi ke kantor, tapi Revan tetap harus bertanggungjawab pada pekerjaannya."Aldo, hari ini saya kerja dari rumah. Tolong kasih saya update laporan setiap dua jam, ya?" perintah Revan pada sang sekretaris melalui sambungan telepon."Baik, Mister."***"Gimana keadaan kamu, Huny? Masih mual nggak?" tanya Revan pada Mentari.Gurat kekhawatiran tercetak jelas di wajah tampan Revan. Lelaki itu benar-benar spot jantung kala melihat sang istri bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan seluruh isi perutnya. Belum lagi wajah pucat sang istri membuat lelaki itu tak tega.Wajah Mentari masih pucat. Mual dan muntah yang dialami oleh wanita itu juga masih terasa. Mentari sudah meminum oba

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 74

    Mentari merasa usahanya akan sia-sia jika pertemuan ini sampai gagal. Terpaksa, Mentari harus mengambil langkah besar demi masa depan kakak dan juga temannya."Azkia, boleh aku tanya sesuatu?" ucap Mentari."Tanya aja?""Gimana pendapat kamu tentang Kak Bintang? Apa menurut kamu Kak Bintang bisa jadi suami yang baik?" tanya Mentari pada Azkia.Wajah Azkia langsung memerah begitu ia mendapatkan pertanyaan yang cukup mengejutkan dari sang teman. "Tuan Bintang cukup mapan dan tampan. Pasti ada banyak perempuan yang mau dijadiin istri sama Tuan Bintang," sahut Azkia."Kalau kamu? Apa kamu mau jadi istrinya Kak Bintang?" tanya Mentari pada Azkia.***Pagi-pagi sekali, Mentari sudah bangun dari ranjang, kemudian berlari menuju ke kamar mandi. Wajah wanita itu terlihat pucat dan tubuh Mentari juga agak lemas. Perutnya seperti diaduk-aduk dan ada yang berdesakan untuk minta dikeluarkan. Karena sudah tak bisa lagi menahan, ia sampai melompati suaminya hingga membuat lelaki itu kaget dan terban

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 73

    "Kamu mau dukung rencana aku, kan?" tanya Mentari pada Revan.Mana mungkin Revan mampu menolak permintaan dari istri kesayangannya. Tanpa banyak tanya lagi, Revan pun akhirnya memberikan izin pada Mentari untuk pergi bersama dengan Azkia, dan ia juga akan ikut membantu istrinya untuk menjalankan rencana Mentari."Aku akan melakukan apa pun untuk kamu."Mentari memeluk sang suami dengan wajah girang. "Terima kasih, Huby!"***"Azkia!" Mentari melambaikan tangan pada Azkia yang sudah menunggu dirinya di sebuah cafe yang ada di dalam mall.Sesuai dengan rencana, hari ini Mentari akan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan bersama dengan Azkia di area pusat perbelanjaan tersebut. Sebelum pergi, Mentari sudah mengingatkan suaminya untuk segera mengajak Bintang pergi ke mall yang ia datangi bersama Azkia."Kamu udah nunggu lama?" sapa Mentari berbasa-basi. Wanita itu menatap penampilan Azkia yang sangat anggun dan menawan. Sejak zaman kuliah dulu, Azkia memang cantik. Tak sedikit pria yan

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 72

    Pertemuan antara Mentari dan Pak Tohar pun berlangsung cukup lama. Mentari dan Pak Tohar dapat cepat akrab dengan adanya Azkia yang menjembatani mereka. Selama pertemuan berlangsung, Bintang terus mencuri pandang ke arah Azkia, hingga membuat Mentari keheranan. Dari sorot mata pria itu, terlihat jelas kalau Bintang tengah menunjukkan ketertarikannya pada Azkia."Kenapa Kak Bintang lihatin Azkia mulu dari tadi? Apa mungkin Kak Bintang naksir sama Azkia?" batin Mentari curiga.Mentari berkali-kali memergoki sang kakak mencuri-curi pandang ke arah Azkia sampai pertemuan mereka berakhir. Hal ini pun membuat Mentari semakin yakin kalau Bintang memang tertarik pada Azkia."Kak bintang ketahuan banget sih kalau naksir Azkia," batin Mentari. "Apa aku coba jodohin mereka aja? Kak Bintang kan masih jomblo. Sudah saatnya juga untuk membina rumah tangga agar tidak pacaran dengan pekerjaannya terus. Kalau Azkia juga jomblo ... mereka pasti bisa jadi pasangan serasi."***"Huny, besok kan hari Ming

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 71

    "Itu berkas buat besok? Kayaknya besok sibuk banget, ya?" tanya Revan pada Mentari yang nampak asyik menyiapkan banyak berkas. Pria itu menatap istrinya yang sibuk dengan perasaan berkecamuk. Ada rasa kasihan melihat istrinya berjibaku dengan pekerjaan padahal dirinya sangat mampu untuk mencukupi semua kebutuhan hidup sang istri. Bahkan apapun yang diminta oleh wanita yang dicintai itu bisa dia berikan sangat mudah. Namun ia juga tak bisa melarang sang istri bekerja karena itu adalah perusahaan istrinya sendiri. Pasangan suami istri baru itu sudah kembali dari acara bulan madu mereka. Setelah puas menikmati liburan di Dubai, kini waktunya mereka kembali beraktivitas seperti sebelumnya. Sebagai pimpinan perusahaan baru, sepertinya Mentari akan mulai disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk. "Iya, Huby. Besok aku ada pertemuan penting.""Pasti berat ya ngurus perusahaan sendiri seperti ini," komentar Revan. "Jangan terlalu capek, Huny. Kalau butuh bantuan katakan saja, suamimu ini b

DMCA.com Protection Status