Orang-orang bilang, bercinta itu adalah suatu pembuktian cinta yang paling puncak, benar kan?Akan tetapi, apa faktanya benar-benar begitu?-“Tidak apa-apa. Cukup dengan melihatmu sehat saja, itu lebih baik.”-Menikah pada usia muda, yakni 17 dan 18 tahun, Pelita yang melihat tingkah gugup Jeha, suaminya, … yang lagi-lagi meminta maaf karena belum bisa memberinya satu malam pertama pasangan suami-istri baru akibat dari larangan sang dokter pribadi, … walau mereka sudah menjalani satu tahun kehidupan pernikahan sekali pun, … terkekeh kecil.Jelas saja dokter akan melarang suaminya memaksakan diri untuk melakukan aktivitas panas yang menggebu-gebu, demi kesehatan juga kebaikannya pula.Dan Pelita pun, menyetujui itu.Namun, sepertinya ….-“Tetapi, itu ….”-… Tidak dengan si orang yang bersangkutan sendiri, Jeha.Menggerutu pelan di balik aksi manis favoritnya dalam mengelus juga mencium ujung rambut panjang Pelita, yang sangat halus lagi memesona selayaknya benang-benang sutra berbahan
Sangat aneh.Mengapa … orang-orang yang diberi pinjam uang, ketika berusaha meminjam akan bersikap sangat menyedihkan juga memelas kepada si peminjam yang ragu-ragu dengan permohonan itu?… Lalu, ketika masanya untuk ditagih telah tiba, orang yang meminjam justru akan jadi lebih garang dibandingkan sang peminjam yang menginginkan uang miliknya yang telah dipinjam supaya dapat segera dikembalikan? BRASHH!-“…!”-Walau dalam beberapa masa tubuhnya mengeluarkan reaksi syok akibat sedang asyiknya bersimpuh memohon-mohon untuk uang pinjaman darinya diberikan balik, … tiba-tiba diguyur oleh air comberan yang dingin lagi berbau tak sedap dari pengutang lain selain yang menyuruhnya untuk mencium kakinya terlebih dahulu, … Pelita mengepalkan tangannya erat.-“Pergilah! Orang kaya yang ingin memeras orang miskin seperti kami!”--“Dasar licik! Menggunakan cara memelas begitu hanya untuk mendapatkan kembali sedikit uang yang kami pinjam.”-Memang kenapa kalau ia ingin uangnya dikembalikan?Toh,
-“Nyai! Nyai!”-Memusingkan.-“Saya dengar … Nyai kembali mendapatkan rezeki lebih.”-Dasar orang-orang yang tidak tahu diri.-“Boleh Anda bagi sedikit saja berkahnya untuk kami?”-Bisa-bisanya mereka yang dulu sudah mengabaikan permintaan tolong darinya, datang untuk meminta tolong kembali kepadanya lagi?-“Sedikit~ saja.”--“Fuhh.”-Asap rokok terkepul.Dari bibir Pelita Jaya, si janda muda yang segera mengubah penampilan manisnya berupa berambut panjang, bermata berbinar-binar, ber-bibir merah muda alami, juga berpakaian tertutup dengan gaun mengembang yang lengkap dihiasi oleh banyak renda dan pita, … menjadi penampilan yang terkesan sulit tuk dijangkau.-“Pergi sana, pengutang sialan.”-Melalui penampilan dari rambutnya dipotong pendek, matanya digaris matai gelap, bibirnya dihiasi lipstik kelam berwarna ungu, raut mukanya diekspresikan judes, juga gaya berpakaiannya yang tidak terlihat manis lagi selain terasa sangat panas, … Pelita formasikan, dengan tujuan beralaskan dirinya …
Diberi gelar Countess dan mendapatkan kehormatan secara langsung dengan ditunjuk oleh sang ratu, Purbararang, dalam mengelola keuangan negara, … apakah Pelita berniat menyalahgunakan kekuasaannya dan mengantungi semua uang untuk keuntungannya sendiri?Eh, tentu saja tidak.Karena dengan alasan bahwa dia pernah merasakan seperti apa ruginya uang milik kita diambil secara tidak bertanggung jawab oleh orang-orang yang tak tahu malu, … tentu saja telah membuatnya menjadi orang yang tak ingin melakukan tindakan merugikan seperti itu.Apalagi, terhadap orang mulia yang sangat-sangat ia hormati, yaitu sang ratu. BLUP~ BLUP~!Ah~ air yang indah.Mata merah yang biasanya akan menyala terang di bawah silaunya sinar matahari, kini … tampak meredup di bawah menggenangnya air banyak yang keluar secara ajaib, dari mantra sihir yang dilemparkan kakek tua tukang ikut campur ke arah dirinya dan kediamannya ini. Apakah ini hukuman?BLUP~!Pelita Jaya, sang janda kaya raya yang sebetulnya masih memili
BOOM!Ledakan besar dari peraduan pedang dahsyat yang mana masing-masing ukiran gagang pedang milik mereka mempunyai ciri mencolok, berupa ukiran pohon tak berdaun juga matahari bersisi dua belas, … tercipta sampai menimbulkan kepulan asap tebal.“Master!”Dari pihak sang Ratu Kerajaan Pasir Batang, si komandan ksatria kepercayaan bernamakan Tumang, menyadarkan majikannya, Purbararang, … untuk segera pergi menjauh dari kawasan berbahaya di dekatnya, dengan menyarankan tuk melarikan diri bersama tuan lamanya, … Indra Jaya.Akan tetapi, ternyata, ….WHOSHH!… itu tidak semudah rencananya.“Rarang!”TRANNG!Menyembunyikan istrinya dengan segera di belakang punggung, sementara ia sendiri berusaha untuk tetap tenang dalam menghadapi serangan kejutan dari monyet jadi-jadian yang kini sudah berubah menjadi manusia luar biasa, … yang melompat dari kepulan asap kabut juga memunculkan pedang sihir hanya dalam satu hentikan jari saja, … agar pedang di tangannya ini tak terlepas dengan mudah jika
-“Hei! Berhenti melakukan itu! Itu menggelikan!”-“Ah~ ayolah. Aku ingin mendengarnya.”--“Jangan konyol! Janin umur dua minggu masih belum membentuk secara jelas.”-Tangan lentik yang tadi terulur untuk menjauhkan wajah seorang pria berambut pirang dan bermata merah dari menempelkan telinganya di perut yang nanti akan segera membesar sendiri, … mendadak langsung melembut begitu sang empu merasa mengidam ingin mengelus-elus jatuhnya helaian rambut cantik di atas pangkuan pahanya tersebut.-“Setidaknya, kamu harus menunggu waktu kandungan sampai ke empat bulan untuk mendengarkan gerak-gerik bayi kita ini.”-Sang empu pemilik tangan, Ratu Kerajaan Pasir Batang sekarang yang bersikeras untuk merahasiakan kehamilannya dari semua selain dari orang-orang tertentu, Purbararang, … menengadahkan wajah laki-laki di depannya ini, yang tak lain ialah suami sendiri, Indra Jaya, … tuk kemudian melabuhkan sebuah kecupan di dahi.-“Kamu bisa kan, menantinya sebentar lagi?”-Seraya menganggukkan kepal
Buku. Racun. Pedang. Panah. Sosial. Semua … sangat membosankan.Musim semi. Musim panas. Musim gugur. Musim dingin. Semua … tetap membuatnya merasa kesepian.Tidak ada yang seru, apalagi yang menarik.Sepanjang masa di setiap hari-harinya, hanya akan dipenuhi oleh aktivitas yang dijalankan bersama dengan mimik muka yang datar.Dia bergerak selayaknya boneka hidup, dengan menjalani keberlangsungan tujuan tanpa minat yang menopang.Apalah, penyemangat hidupnya itu?Kapan dia akan mendapatkan seseorang, yang sekiranya mampu mengguncang rasa tidak bahagianya jalan hidup yang monoton ini?-“Indra Jaya.”-Menolehkan kepala berambut pirang cerah miliknya yang seperti disirami oleh kilauan madu, dia, anak laki-laki seorang Duke yang baru memasuki usia 10 tahun itu, … mengarahkan mata merah yang serupa dengan milik ayahnya ini, untuk meminta jawaban atas alasan dari namanya, Indra Jaya, dipanggil, … tanpa banyak omong.-“Aku ingin berbicara denganmu, kemarilah.”-Apakah ada sesuatu yang pentin
-“Dengar, Nuri. Jika Indra mencariku, bilang saja sama kamu kalau aku sudah mati di suatu tempat.”--“Aduh-aduh, Wi~ kamu jangan begitu sama anak kita.”--“Uhh, tapi kan sayangku, daku pusing ditanyai berpuluh-puluh kali sama dia begitu.”--“Ihh, tidak ahn~! Kamu kalau terus begitu, aku tidak akan beri hadiah lo!”--“Eh, tapi kan, aku—!”-—BANG!-“Ayah!”-Membuka pintu ruang kerja sang ayah dan menyebabkan kedua orang tuanya yang tengah bercumbu mesra satu sama lain itu mendadak melepaskan pelukan masing-masing akibat merasa canggung dilihat oleh anak semata wayang, … Indra Jaya yang lagi-lagi datang menemui sang ayah dengan wujud semacam kepiting rebus, kembali melontarkan pertanyaan yang serupa.-“Kami kapan menikahnya?”-Ngomong-ngomong, itu adalah pertanyaan yang ke-73 kali semenjak ia bertunangan dengan sang Putri tertua Kerajaan Pasir Batang, Purbararang.-“Maaf, tapi, … Anda siapa ya?”-Alih-alih menjawab pertanyaan Indra Jaya dengan benar, … maksudnya, dengan pengalihan topik
Halo, ini dengan Aerina No 7! Terima kasih banyak telah mengikuti cerita ini sampai akhir. Wah, sulit dipercaya tapi kisah mereka hanya berakhir di sini, hehe. Saya tidak tahu harus mengatakan apa lagi, yang jelas, Saya sangat-sangat berterima kasih ^^ Ah, ngomong-ngomong, jika berkenan kalian bisa mengunjungi cerita karya Author yang temanya memang tidak jauh-jauh seputar dunia novel, romansa fantasi, dan ada unsur historikal fiksi. Akan tetapi, karena tidak sesuai dengan kriteria di sini, Author mempublikasikannya di tempat lain. Oh, dan …! Nama novelnya itu "Fall For Villains". Untuk lebih jelasnya lagi kalian bisa mengetahuinya di karya*arsa punya Author, dengan nama pena aerinano7. Sekali lagi, terima kasih atas perhatiannya ya! Author sayang kalian banyak-banyak 😘
“Lihatlah, Mama.”Memandang dengan haru sepasang bayi kembar laki-laki dan perempuan yang dibaringkan di samping Rarasati, Mahendra yang di beberapa masa lalu terus mengucapkan terima kasih selama berkali-kali, … tak bisa untuk berhenti menggoda istrinya ini.“Pangeran dan Tuan Putri kita benar-benar sekuat dan setangguh dirimu.”Rasa cemas berlebihan terkait dirinya, seorang Mahendra yang mengkhawatirkan keselamatan Rarasati dalam proses melahirkan tadi, … kini telah tergantikan oleh rasa lega dikala kembali mendapati senyuman yang senantiasa memperindah wajah lelah istrinya sebelum-sebelum itu, sama seperti yang dilakukan sekarang. “Mereka sangat aktif sekali dalam perutmu dulu. Akan tetapi, sekarang, mereka berdua justru jauh lebih kalem dari pada yang kukira ya?"Mungkin, karena merasa nyaman dengan dekapan hawa hangat dari sosok ibu, atau juga karena kelelahan sehabis menangis dengan kencang segera setelah terlahir ke dunia, … anak kembarnya Rarasati dan Mahendra malah asyik ter
Cemas. Khawatir. Gelisah.Semuanya bercampur aduk di dalam hati Mahendra Jaya selayaknya badai tornado, di tengah-tengah penantiannya menunggu masa istrinya, Rarasati Jaya, … melahirkan.Ini sudah sore, akan tetapi tanda-tanda dari berakhirnya kontraksi yang terjadi sedari pagi tadi masih belum menunjukkan hilal.Tungkai kaki yang tak bisa berhenti bergerak di tempat. Tangan berkeringatnya yang tak bisa lepas mengepal. Serta wajah seriusnya yang tak bisa sedikitnya dibawa bertenang, … segera dihempaskan semua tuk lepas secara paksa, begitu melihat kedua orang tua serta mertuanya datang memenuhi panggilan darurat yang ia buat tadi.“Bagaimana keadaan Raras?”Yah, itu benar.Bahkan untuk orang tersibuk di negara, Ayahnya Rarasati yang masih menjabat sebagai presiden negara mereka saja … sampai rela mengedepankan situasi putrinya ini dibandingkan dengan urusan lain.Well, paling tidak, Mahendra yang tahu bahwa meskipun Rarasati malu-malu mengakuinya, … lama-kelamaan, istrinya tersebut m
Gelisah, membolak-balikkan posisi tidur menyampingnya ini dari sisi satu ke sisi lain, calon ibu muda, istri dari seorang Mahendra Jaya, yakni Rarasati, … membuat tidur lelap suaminya yang kelelahan itu menjadi terkacaukan akibat terusik.“Urngh, … ada apa … cintaku?”Meski nyawanya terlihat belum sepenuhnya terkumpul, kendati demikian, … memaksakan tubuh lesunya itu untuk segera duduk dengan baik di samping sang istri yang masih tetap menunjukkan gelagat orang gelisah, … Mahendra menarik selimut untuk ia tarik menutupi tubuh Rarasati.“Apa kamu sakit?”Bukan hanya kali ini saja Rarasati bersikap seperti ini.Juga bukan sebab mengandung pulalah dia bertingkah laku semacam itu.Habisnya, dari sejak masih gadis pun, suasana hati milik wanitanya Mahendra Jaya ini gampang sekali berubah-ubah secara tidak karuan.“Kamu betulan sakit? Mana yang sakit? Biar kuperiksa.”Sekali lagi memutar arah tidurannya supaya kali ini dirinya dapat dengan jelas menghadapi duduknya Mahendra, memusatkan mata
“Jadi, jelaskan pada Bapak, Pepita.”Mempersembahkan senyuman yang paling-paling menawan di antara biasanya, wakil kepala sekolah yang duduk di balik meja berpapan nama Mahendra Jaya itu, berhasil membuat anggota OSIS yang hanya beranggotakan inti berupa satu ketua, satu sekretaris, serta satu bendahara sekaligus seksi keamanan, … menjadi merinding mendadak.“Kenapa anak Pak Jang, sekretarisnya 'Ayah Mertua' dari Bapak ini mendadak ingin menjadi anggota OSIS gara-gara kamu?”“Apa?”Bertanya balik sembari melihat murid yang di waktu jam istirahat pertama tadi ia tolong dari para tukang rundung itu, yang saat ini dengan malu-malu bersembunyi di balik bahu wakil kepala sekolah sambil mengintipnya sedikit-sedikit menembus lensa kacamata, … Pepita menautkan alisnya penasaran.“Anak itu …?” lanjutnya dengan nada heran, merasa tidak habis pikir dengan apa yang terjadi. “Dia yang anak sekretaris Presiden ingin menjadi anggota OSIS gara-gara aku? Kenapa? Bagaimana bisa?”Tidak bisa berhenti m
“Pepita Jaya.”Menyahuti panggilan bernada suara lembut lagi menenangkan seolah-olah badai amukan tidak akan pernah menerjang muka cerah berseri-seri milik wakil kepala sekolah, Pepita menengadahkan wajahnya secara percaya diri.“Mendekatlah, Bapak ingin membisikkan sesuatu.”Ahh~!Apakah kakaknya ini sedang benar-benar dalam mode seorang guru di sekolahan sekarang?“Ada apa, Pa—uakhh?!”Awal mula menyangka bahwa kakak laki-lakinya itu akan merasa bangga terhadapnya dan berakhir menghadiahkan tepukan pelan di pucuk kepala, … ujung-ujungnya, Pepita malah menjerit kaget dengan serangan tiba-tiba dari cuping telinga target dari jeweran.“Haha~ anak nakal ini. Kamu salah makan apa sih pas sarapan tadi? Kamu mau jadi wakil kepala OSIS? Murid yang sudah seharusnya menjadi teladan yang baik bagi murid-murid lain? Kamu? Yang suka berantem, merokok, bolos, bajunya berantakan, ngomong kasar, dan malas belajar itu?”Berbicara secara panjang lebar begitu tanpa sekali-kali pun menghapus senyuman p
“Arghh! Sialan!”Menendang batu kerikil di tanah dengan kesal akibat dirinya diadukan oleh Ketua OSIS SMA elite tempatnya bersekolah, sampai dimarahi oleh kakak laki-lakinya yang berprofesi sebagai wakil kepala sekolah, anak gadis bernama Pepita Jaya, … kedapatan mengamuk tidak karuan.“Dia benar-benar …!”Selain dari gara-gara dilaporkan dan menerima sangsi langsung yang kakaknya jatuhkan untuknya supaya dihukum membersihkan rumput bergoyang di halaman belakang gudang penyimpanan alat-alat olahraga, juga disuruh untuk berpakaian dengan benar, … hukuman tambahan yang ditimpakan kepadanya adalah berupa rokok kesayangan harus disita.“… Aku membencinya! Sangat membencinya dari sejak Kakak memberikan beasiswa untuknya!”Pertama kali Pepita melihat sang ketua OSIS, pengadunya, pemuda bernama Lukman yang berasal dari lingkungan kumuh semacam panti asuhan itu, adalah saat kakaknya dan kakak iparnya yang masih berstatus calon, … bersama-sama anak menyebalkan tersebut berkunjung ke rumah tempa
“Hufft!”Menarik nafas panjang-panjang akibat merasa tegang pada hari ini, hari di mana seluruh pekerja atau pula para pelajar diliburkan aktivitasnya agar mereka dapat menyaksikan baik secara langsung maupun lewat televisi, berita terkait detik-detik upacara pernikahannya dengan Mahendra yang melamarnya di 27 hari yang lalu, … Rarasati meneguk ludahnya gugup.“Eyy, jangan khawatir. Hari ini dan seterusnya, kamu itu adalah Tuan Putri paling cantik sedunia! Apalagi untuk Mahendra!”“Benar. Tegakkan wajahmu dengan tegas dan percaya dirilah. Aku tahu kamu orang yang seperti itu, Rarasati.”Melirik kedua sahabatnya yang tengah menemaninya lengkap dalam balutan dandanan dua orang pagar ayu, Indah dan Monika, yang menghiburnya dengan tulus begitu, … Rarasati tersenyum simpul.“Baiklah.”Seperti apa yang dikatakan oleh teman-temannya, Rarasati yang melihat bayangannya sendiri ini merasa kalau dirinya memang lebih cantik dari hari-hari biasa.Apakah mungkin ini semua disebabkan karena berdand
Kenapa ya … hubungan ini terasa hampa?“Sini, aku pakaikan helmnya.”Seraya mata memandang laki-laki berstatus tunangan untuk dua setengah tahun ke belakang di hadapannya dengan ceria melakukan hal-hal remeh jika itu menyangkut dirinya, Rarasati membatin sendiri.“Awas, hati-hati naiknya.”Padahal, dengar-dengar dari orang-orang yang berkencan dan berpacaran dengan pasangannya itu … katanya sudah sering kali melakukan hubungan intim, apalagi ciuman panas yang sudah pasti tidak akan bisa dihitung lagi.“Pastikan rokmu tidak turun dan menggapai rantai motornya ya~ itu bahaya.”Akan tetapi, kenapa hubungannya dengan Mahendra yang sudah bisa dikatakan terjamin dengan ikatan cincin pertunangan ini, bahkan sudah satu atap dalam rumah yang dihadiahkan oleh kakaknya atas pertunangan ini, … tidak pernah melakukan hal aneh-aneh selain dari pegangan tangan, kecupan dahi dan pucuk kepala, atau cipika-cipiki saja?“Kita berangkat~!”Apa Mahendra tidak tertarik dengannya?“Ehh?! Seriusan itu!?”“Ka