Buku. Racun. Pedang. Panah. Sosial. Semua … sangat membosankan.Musim semi. Musim panas. Musim gugur. Musim dingin. Semua … tetap membuatnya merasa kesepian.Tidak ada yang seru, apalagi yang menarik.Sepanjang masa di setiap hari-harinya, hanya akan dipenuhi oleh aktivitas yang dijalankan bersama dengan mimik muka yang datar.Dia bergerak selayaknya boneka hidup, dengan menjalani keberlangsungan tujuan tanpa minat yang menopang.Apalah, penyemangat hidupnya itu?Kapan dia akan mendapatkan seseorang, yang sekiranya mampu mengguncang rasa tidak bahagianya jalan hidup yang monoton ini?-“Indra Jaya.”-Menolehkan kepala berambut pirang cerah miliknya yang seperti disirami oleh kilauan madu, dia, anak laki-laki seorang Duke yang baru memasuki usia 10 tahun itu, … mengarahkan mata merah yang serupa dengan milik ayahnya ini, untuk meminta jawaban atas alasan dari namanya, Indra Jaya, dipanggil, … tanpa banyak omong.-“Aku ingin berbicara denganmu, kemarilah.”-Apakah ada sesuatu yang pentin
-“Dengar, Nuri. Jika Indra mencariku, bilang saja sama kamu kalau aku sudah mati di suatu tempat.”--“Aduh-aduh, Wi~ kamu jangan begitu sama anak kita.”--“Uhh, tapi kan sayangku, daku pusing ditanyai berpuluh-puluh kali sama dia begitu.”--“Ihh, tidak ahn~! Kamu kalau terus begitu, aku tidak akan beri hadiah lo!”--“Eh, tapi kan, aku—!”-—BANG!-“Ayah!”-Membuka pintu ruang kerja sang ayah dan menyebabkan kedua orang tuanya yang tengah bercumbu mesra satu sama lain itu mendadak melepaskan pelukan masing-masing akibat merasa canggung dilihat oleh anak semata wayang, … Indra Jaya yang lagi-lagi datang menemui sang ayah dengan wujud semacam kepiting rebus, kembali melontarkan pertanyaan yang serupa.-“Kami kapan menikahnya?”-Ngomong-ngomong, itu adalah pertanyaan yang ke-73 kali semenjak ia bertunangan dengan sang Putri tertua Kerajaan Pasir Batang, Purbararang.-“Maaf, tapi, … Anda siapa ya?”-Alih-alih menjawab pertanyaan Indra Jaya dengan benar, … maksudnya, dengan pengalihan topik
Cinta itu … apa?-“Aku cinta ibu! Aku cinta Ayah! Aku juga cinta Kakak!”-Seperti apa itu, cinta pada keluarga?-“Anu … i-itu, karena kami mencintai Anda, jadi … kami menghadiahkan ini kepada Anda, Nona.”-Seperti apa itu, cinta pada majikan?-“Aku mencintaimu, maukah kamu menikah denganku?”-Dan seperti apa itu pula, cinta terhadap tambatan hati?-“….”-Dia, … anak jalanan yang hanya mampu memerhatikan segala interaksi orang-orang penuh cinta, dari posisinya yang berada pada sudut gang sempit plus gelap lagi kotor dengan sampah, … sampai-sampai sudah membuatnya terbiasa karena telah melaluinya hampir sepanjang 7 tahun hidupnya ini, … mempertanyakan, apa itu cinta.Alangkah senangnya ia nanti, jika dirinya sekarang memahami apa arti cinta.Apakah cinta itu terasa menghangatkan, sampai-sampai membuatnya akan lupa terhadap rasa kedinginan?Akankah cinta itu membawa keramaian, sampai-sampai menggusurnya dari luang lingkup yang sunyi lagi penuh kesepian?Sebenarnya, seperti apa rasanya me
Cinta itu … bagaimana cara kerjanya?-“Tuan muda.”-Bagaimana cara kerja dari sesuatu yang tak dapat dilihat secara langsung oleh mata akan wujudnya yang penuh misteri, … yang dapat dengan mudahnya memperdaya seseorang untuk terjerumus ke dalam semua tindakan aneh-aneh, atas dasar cinta?-“Apa Anda mendapatkan satu ancaman di istana?!”-Melihat tuan mudanya, Indra, pulang-pulang dari istana kali ini malah memamerkan dandanannya yang seperti seorang anak perempuan, … Tumang bertanya dengan nada menginterogasi, akibat merasa panik.Dia yang sudah dikenal di Duchy sebagai lawan sparringnya dalam berlatih bela diri terutama yang melibatkan pelatihan pedang kayu di dalam, sampai digadang-gadang oleh ksatria senior bahwa ia sudah pasti akan dilantik sebagai ksatria pengawal sang pewaris Duke tersebut, … benar-benar merasa terkejut dengan tindakan mengherankan dari majikannya, yang perlahan-lahan mulai berubah sehabis bertunangan bersama seorang putri.-“Aku tak mendapatkan ancaman apa-apa.
Definisi dari perwujudan itu yang semacam apa?-“Bolehkah Saya yang melakukannya, ….”-Apakah itu adalah salah satu bentuk loyal terhadap orang yang dicintai, dengan melakukan hal apa pun selain dari tugas dan kewajibannya?-“… Master?”-Atau mungkin-kah, jika seseorang mengalami kecemburuan kasar dan merasa bahwa posisinya terancam, ….-“Panggil Saya, Nyai Endit.”- … Itu baru bisa dikatakan sudah merasakan cinta?Tidak. Tunggu dulu!Sejak kapan, dia, Tumang, … mengalihkan perasaan cinta terhadap majikan lamanya, Indra Jaya, kepada majikannya yang baru, Putri Purbararang, … secepat ini?Apakah ia benar-benar mencintainya? Mencintai majikan barunya tersebut, dengan segenap rasa pada hatinya?Saat melihat majikan yang kerap kali ia sebut sebagai "Master" ini kesulitan, jujur saja, … itu membuatnya merasa sakit hati.Akan tetapi, tetap saja, … perasaan yang ia sangka-sangka terhadap sang majikan wanita tersebut, tetap tak mampu membuat jantungnya menjadi berdebar-debar, … selayaknya a
Pergi dari tempat kelahiran … sebagai penebus hutang?“Puhahaha! Kalian dengar itu? Dengar itu?!”Sepertinya, ini adalah takdir yang cukup menantang … untuk salah seorang putri Kerajaan Pasir Batang, yang terlahir bukan dari urutan awal, atau pula urutan akhir. Melainkan, urutan tengah-tengah.“Ratu bodoh yang pernah membiarkan pembuat onar di kerajaannya mengambil uang dari kita, telah kembali menduduki kursi takhta setelah pulang-pulang dari pengasingan … langsung memenjarakan kakaknya!”Bukan hanya urutan lahirnya saja yang menempatkan diri untuk berada di posisi tengah-tengah, … seperti takdir asyik mempermainkannya, ia bahkan menjadi berada di posisi tengah-tengah kembali dengan status sebagai selir tua dari seorang raja tirani.Terlahir dari rahim seorang selir, dan berakhir menjadi seorang selir pula, … sepertinya sudah pantas jika ia mengutarakan secara keras-keras, bahwa takdir itu memang betul-betul merasa senang hati untuk datang menyiksa. “…!”Membekap mulutnya sehabis m
-“Hei, lihatlah dia, … Purbamanik.”-Bisikan suara, terdengar mengalun dengan lancar dari bibir berlipstik merah ati tebal, … kepada cuping telinga sang putri tertua kedua Kerajaan Pasir Batang yang masih bocah, … Putri Purbamanik. -“Dia adalah musuh terbesarmu. Kalahkan dia dan rebutlah takhtanya untuk Ibu.”-Hari itu seingatnya adalah hari pertemuan pertamanya … dengan putri paling tua yang digadang-gadang akan menjadi seorang ratu di masa depan.-“Kau sangat menyayangi Ibumu yang menyedihkan ini, bukan? Kau ingin membahagiakan Ibumu yang menderita ini, bukan?”-Bisikkan yang menggumamkan kata-kata bertekad membahayakan itu, kembali terdengar jelas dalam berdengung dan berputar-putar dalam benaknya … sampai-sampai sukses mencetak sesuatu yang permanen pada otak.-“Kalahkan dia, saingi-lah dia, celakakanlah dia, dan bencilah dirinya sepanjang hidupmu.”-Merasakan kehangatan tangan dari sang ibu kandung yang memeluknya dari belakang, Purbamanik, si putri berambut merah juga mata mera
“Apa kamu … benar-benar Lutung yang aku kenal?”“Ya, ini aku.”Duduk saling berseberangan di ruang tamu aula makan istana utama, sang Putri Purbasari yang masih menaruh rasa curiga terhadap orang yang membantunya di kekacauan kompetisi tiga minggu yang lalu itu pun, … rupa-rupanya, masih tetap menginterogasi dengan pertanyaan serupa.“Haruskah aku menceritakan semuanya, … mulai dari awal sampai akhir aku bertemu denganmu?”Dia, laki-laki, seorang pangeran kekaisaran yang katanya memiliki nama Guruminda itu, … bertanya demikian tuk meluruskan kekeliruan di diri Purbasari.“Y-yah, paling tidak, jika kamu melakukan itu … aku tidak akan merasa waspada lagi.”“Benarkah? Kalau begitu … aku harus memulainya dari mana ya?”….“Ouch!”“Sir Serunting, tanganmu tetap tidak sampai untuk menggapai luka pada punggungmu! Lagi-lagi, itu tidak akan terawat dengan baik!”Terkucil dari sang majikan, kedua makhluk bawahan Guruminda yang tak lain ialah ksatria pengawal pribadi juga peri kecil pembantu, …
Halo, ini dengan Aerina No 7! Terima kasih banyak telah mengikuti cerita ini sampai akhir. Wah, sulit dipercaya tapi kisah mereka hanya berakhir di sini, hehe. Saya tidak tahu harus mengatakan apa lagi, yang jelas, Saya sangat-sangat berterima kasih ^^ Ah, ngomong-ngomong, jika berkenan kalian bisa mengunjungi cerita karya Author yang temanya memang tidak jauh-jauh seputar dunia novel, romansa fantasi, dan ada unsur historikal fiksi. Akan tetapi, karena tidak sesuai dengan kriteria di sini, Author mempublikasikannya di tempat lain. Oh, dan …! Nama novelnya itu "Fall For Villains". Untuk lebih jelasnya lagi kalian bisa mengetahuinya di karya*arsa punya Author, dengan nama pena aerinano7. Sekali lagi, terima kasih atas perhatiannya ya! Author sayang kalian banyak-banyak 😘
“Lihatlah, Mama.”Memandang dengan haru sepasang bayi kembar laki-laki dan perempuan yang dibaringkan di samping Rarasati, Mahendra yang di beberapa masa lalu terus mengucapkan terima kasih selama berkali-kali, … tak bisa untuk berhenti menggoda istrinya ini.“Pangeran dan Tuan Putri kita benar-benar sekuat dan setangguh dirimu.”Rasa cemas berlebihan terkait dirinya, seorang Mahendra yang mengkhawatirkan keselamatan Rarasati dalam proses melahirkan tadi, … kini telah tergantikan oleh rasa lega dikala kembali mendapati senyuman yang senantiasa memperindah wajah lelah istrinya sebelum-sebelum itu, sama seperti yang dilakukan sekarang. “Mereka sangat aktif sekali dalam perutmu dulu. Akan tetapi, sekarang, mereka berdua justru jauh lebih kalem dari pada yang kukira ya?"Mungkin, karena merasa nyaman dengan dekapan hawa hangat dari sosok ibu, atau juga karena kelelahan sehabis menangis dengan kencang segera setelah terlahir ke dunia, … anak kembarnya Rarasati dan Mahendra malah asyik ter
Cemas. Khawatir. Gelisah.Semuanya bercampur aduk di dalam hati Mahendra Jaya selayaknya badai tornado, di tengah-tengah penantiannya menunggu masa istrinya, Rarasati Jaya, … melahirkan.Ini sudah sore, akan tetapi tanda-tanda dari berakhirnya kontraksi yang terjadi sedari pagi tadi masih belum menunjukkan hilal.Tungkai kaki yang tak bisa berhenti bergerak di tempat. Tangan berkeringatnya yang tak bisa lepas mengepal. Serta wajah seriusnya yang tak bisa sedikitnya dibawa bertenang, … segera dihempaskan semua tuk lepas secara paksa, begitu melihat kedua orang tua serta mertuanya datang memenuhi panggilan darurat yang ia buat tadi.“Bagaimana keadaan Raras?”Yah, itu benar.Bahkan untuk orang tersibuk di negara, Ayahnya Rarasati yang masih menjabat sebagai presiden negara mereka saja … sampai rela mengedepankan situasi putrinya ini dibandingkan dengan urusan lain.Well, paling tidak, Mahendra yang tahu bahwa meskipun Rarasati malu-malu mengakuinya, … lama-kelamaan, istrinya tersebut m
Gelisah, membolak-balikkan posisi tidur menyampingnya ini dari sisi satu ke sisi lain, calon ibu muda, istri dari seorang Mahendra Jaya, yakni Rarasati, … membuat tidur lelap suaminya yang kelelahan itu menjadi terkacaukan akibat terusik.“Urngh, … ada apa … cintaku?”Meski nyawanya terlihat belum sepenuhnya terkumpul, kendati demikian, … memaksakan tubuh lesunya itu untuk segera duduk dengan baik di samping sang istri yang masih tetap menunjukkan gelagat orang gelisah, … Mahendra menarik selimut untuk ia tarik menutupi tubuh Rarasati.“Apa kamu sakit?”Bukan hanya kali ini saja Rarasati bersikap seperti ini.Juga bukan sebab mengandung pulalah dia bertingkah laku semacam itu.Habisnya, dari sejak masih gadis pun, suasana hati milik wanitanya Mahendra Jaya ini gampang sekali berubah-ubah secara tidak karuan.“Kamu betulan sakit? Mana yang sakit? Biar kuperiksa.”Sekali lagi memutar arah tidurannya supaya kali ini dirinya dapat dengan jelas menghadapi duduknya Mahendra, memusatkan mata
“Jadi, jelaskan pada Bapak, Pepita.”Mempersembahkan senyuman yang paling-paling menawan di antara biasanya, wakil kepala sekolah yang duduk di balik meja berpapan nama Mahendra Jaya itu, berhasil membuat anggota OSIS yang hanya beranggotakan inti berupa satu ketua, satu sekretaris, serta satu bendahara sekaligus seksi keamanan, … menjadi merinding mendadak.“Kenapa anak Pak Jang, sekretarisnya 'Ayah Mertua' dari Bapak ini mendadak ingin menjadi anggota OSIS gara-gara kamu?”“Apa?”Bertanya balik sembari melihat murid yang di waktu jam istirahat pertama tadi ia tolong dari para tukang rundung itu, yang saat ini dengan malu-malu bersembunyi di balik bahu wakil kepala sekolah sambil mengintipnya sedikit-sedikit menembus lensa kacamata, … Pepita menautkan alisnya penasaran.“Anak itu …?” lanjutnya dengan nada heran, merasa tidak habis pikir dengan apa yang terjadi. “Dia yang anak sekretaris Presiden ingin menjadi anggota OSIS gara-gara aku? Kenapa? Bagaimana bisa?”Tidak bisa berhenti m
“Pepita Jaya.”Menyahuti panggilan bernada suara lembut lagi menenangkan seolah-olah badai amukan tidak akan pernah menerjang muka cerah berseri-seri milik wakil kepala sekolah, Pepita menengadahkan wajahnya secara percaya diri.“Mendekatlah, Bapak ingin membisikkan sesuatu.”Ahh~!Apakah kakaknya ini sedang benar-benar dalam mode seorang guru di sekolahan sekarang?“Ada apa, Pa—uakhh?!”Awal mula menyangka bahwa kakak laki-lakinya itu akan merasa bangga terhadapnya dan berakhir menghadiahkan tepukan pelan di pucuk kepala, … ujung-ujungnya, Pepita malah menjerit kaget dengan serangan tiba-tiba dari cuping telinga target dari jeweran.“Haha~ anak nakal ini. Kamu salah makan apa sih pas sarapan tadi? Kamu mau jadi wakil kepala OSIS? Murid yang sudah seharusnya menjadi teladan yang baik bagi murid-murid lain? Kamu? Yang suka berantem, merokok, bolos, bajunya berantakan, ngomong kasar, dan malas belajar itu?”Berbicara secara panjang lebar begitu tanpa sekali-kali pun menghapus senyuman p
“Arghh! Sialan!”Menendang batu kerikil di tanah dengan kesal akibat dirinya diadukan oleh Ketua OSIS SMA elite tempatnya bersekolah, sampai dimarahi oleh kakak laki-lakinya yang berprofesi sebagai wakil kepala sekolah, anak gadis bernama Pepita Jaya, … kedapatan mengamuk tidak karuan.“Dia benar-benar …!”Selain dari gara-gara dilaporkan dan menerima sangsi langsung yang kakaknya jatuhkan untuknya supaya dihukum membersihkan rumput bergoyang di halaman belakang gudang penyimpanan alat-alat olahraga, juga disuruh untuk berpakaian dengan benar, … hukuman tambahan yang ditimpakan kepadanya adalah berupa rokok kesayangan harus disita.“… Aku membencinya! Sangat membencinya dari sejak Kakak memberikan beasiswa untuknya!”Pertama kali Pepita melihat sang ketua OSIS, pengadunya, pemuda bernama Lukman yang berasal dari lingkungan kumuh semacam panti asuhan itu, adalah saat kakaknya dan kakak iparnya yang masih berstatus calon, … bersama-sama anak menyebalkan tersebut berkunjung ke rumah tempa
“Hufft!”Menarik nafas panjang-panjang akibat merasa tegang pada hari ini, hari di mana seluruh pekerja atau pula para pelajar diliburkan aktivitasnya agar mereka dapat menyaksikan baik secara langsung maupun lewat televisi, berita terkait detik-detik upacara pernikahannya dengan Mahendra yang melamarnya di 27 hari yang lalu, … Rarasati meneguk ludahnya gugup.“Eyy, jangan khawatir. Hari ini dan seterusnya, kamu itu adalah Tuan Putri paling cantik sedunia! Apalagi untuk Mahendra!”“Benar. Tegakkan wajahmu dengan tegas dan percaya dirilah. Aku tahu kamu orang yang seperti itu, Rarasati.”Melirik kedua sahabatnya yang tengah menemaninya lengkap dalam balutan dandanan dua orang pagar ayu, Indah dan Monika, yang menghiburnya dengan tulus begitu, … Rarasati tersenyum simpul.“Baiklah.”Seperti apa yang dikatakan oleh teman-temannya, Rarasati yang melihat bayangannya sendiri ini merasa kalau dirinya memang lebih cantik dari hari-hari biasa.Apakah mungkin ini semua disebabkan karena berdand
Kenapa ya … hubungan ini terasa hampa?“Sini, aku pakaikan helmnya.”Seraya mata memandang laki-laki berstatus tunangan untuk dua setengah tahun ke belakang di hadapannya dengan ceria melakukan hal-hal remeh jika itu menyangkut dirinya, Rarasati membatin sendiri.“Awas, hati-hati naiknya.”Padahal, dengar-dengar dari orang-orang yang berkencan dan berpacaran dengan pasangannya itu … katanya sudah sering kali melakukan hubungan intim, apalagi ciuman panas yang sudah pasti tidak akan bisa dihitung lagi.“Pastikan rokmu tidak turun dan menggapai rantai motornya ya~ itu bahaya.”Akan tetapi, kenapa hubungannya dengan Mahendra yang sudah bisa dikatakan terjamin dengan ikatan cincin pertunangan ini, bahkan sudah satu atap dalam rumah yang dihadiahkan oleh kakaknya atas pertunangan ini, … tidak pernah melakukan hal aneh-aneh selain dari pegangan tangan, kecupan dahi dan pucuk kepala, atau cipika-cipiki saja?“Kita berangkat~!”Apa Mahendra tidak tertarik dengannya?“Ehh?! Seriusan itu!?”“Ka