Usai mengabarkan kedua orang tuanya, Gifran kembali masuk ke ruang perawatan istrinya. Dia melihat Serena sudah kembali tidur. Melihat jam tangan mewah yang bertengger di pergelangan kirinya, sudah menunjukkan pukul delapan malam. Gifran memutuskan untuk menemani istrinya di rumah sakit. Sambil menunggu bajunya di antarkan Tayo, laki-laki itu menikmati makanan yang sudah dipesan sebelumnya.
Tepat setelah menghabiskan makanan, suara pintu membuatnya membalikkan tubuh.
"Tuan ini pesanan anda. Maaf, sedikit terlambat," ucap Tayo seraya menyerahkan paperbag berwarna coklat dari tangannya usai mendudukkan tubuhnya di salah satu sofa yang bersebaerangn dengan Gifran.
Tangan Gifran meraih paperbag tersebut.
"Apa Tuan akan bermalam menjaga Nona di sini?"
"Iya."
"Jika Tuan mau saya bisa menemani anda. Itupun jika diperbolehkan Tuan, "usul Tayo.
Gifran menggeleng "Tidak usah, say
Sampai di supermarket, Gifran bingung melihat jenis dari berbagai merek pembalut yang ada di rak hadapannya. Ingin menelfon istrinya, Dia malah lupa bawa ponselnya yang terletak di atas sofa."Ah, dari pada salah, meningan aku borong aja semuanya," ucapnya sambil mengambil semua pembalut yang ada di rak dengan berbagai jenis ukuran dan merek memasukkannya ke dalan troly belanjaan.Sampai didepan kasir, orang-orang melihatnya keheranan. Pasalnya, dia memborong dua troli dengan memborong pembalut semua."Tuan yakin mengambil ini semua?" tanya Kasir perempuan keheranan. Pasalnya baru kali ia melihat customer yang memborong pembalut.Dengan percaya diri Gifran berkata, "Iya Mba. Tolong cepat diproses yah. Soalnya, tamu bulanan istri saya sudah datang," ucap Gifran tanpa sungkan."Wah, Tuan ini perhatian sekali pada istrinya yang lagi datang bulan," celetuk ibu-ibu yang mengantri di belakangnya mendengar ucapannya."Iya, pasti sangat cinta
Cerai?Hari telah berlalu. Kondisi Serena sudah pulih dan diizinkan pulang siang itu. Saat ini ia berada di atas mobil bersama suaminya menuju kediaman Castanyo.Lusi telah berdiri di depan pintu menyambut kedatangan menantunya begitu mendengar deru mobil Gifran berhenti.Keduanya lekas turun dari mobil dan menghampiri Lusi yang berdiri di pintu masuk."Akhirnya kamu sudah sembuh. Mama sangat bersyukur sekali." sambut Lusi memeluk Serena."Iya Mah." balasnya sembari tersenyum."Ayo masuk, Mama sudah masak yang banyak hari ini," ajak Lusi menuntun menantunya masuk."Anaknya ditinggalkan begitu saja!" gerutu Gifrana saat Mama dan Istrinya masuk lebih dulu, sedang ia masih berdiri di depan pintu.Gifran sengaja tidak ke kantor hari ini. Sebab semalam dokter berkata, istrinya sudah diperbolehkan pulang. Maka
Gifran bergeming menatap Serena yang sudah berbalik membelakanginya. Ucapan yang keluar dari mulut istrinya baru saja membuat dirinya kaget. Apa sebegitu inginnya gadis itu berpisah dari dirinya. Pernikahan mereka memang tak dilandasi dengan cinta. Melainkan, hanya karena sebuah kasus yang membuat keduanya viral sehingga mereka menikah demi kepentingan untuk menyelamatkan perusahaan.Keduanya sepakat mempertahankan pernikahan saat kondisi perusahaan sudah baik, sehingga ini waaktu yang tepat bagi Serena untuk mengakhiri pernikahan pura-pura ini. Gadis itu sudah memikirkan matang-matang. Tidak ingin terlalu jauh, terlibat lebih dalam dengan segala kebohongan yang mereka tampilkan di depan keluarga.Serena tak sanggup lagi menyakiti hati kedua mertuanya yang sudah sangat baik menerima kehadirannya. Apalagi, secara langsung mama mertuanya itu memberikan hadiah bulan madu bagi mereka. Tentu, besar harapan wanita paruh baya itu menginginkan seorang cucu yang san
Gifran tak menyangka, jika selama ini Serena tidak mengetahui perbuatan bejat temannya. Mungkin, karena sudah terlanjur dipercaya pada dua orang itu sehingga Serena tidak tahu rencana busuk temannya. Kasus ini, Gifran serahkan sepenuhnya pada pihak berwajib. Dia tidak ingin Serena mengkhawatirkan masalah ini, agar bisa fokus mengurusi toko kue miliknya beroperasi. Selepas kepergian Tayo, Gifran menandatangani berkas-berkas yang dibawa tadi oleh asistennya yang ada di atas meja. seharian ini, gifran memilih bekerja dari ruang kerjanya ketimbang ke kantor. Pasalnya, tidak ada juga yang perlu di khawatirkan karena tidak ada rapat penting yang serius. Menjelang makan malam, Gifran batu keluar dari ruang kerjanya. Semua pekerjaan sudah dia selesaikan semuanya. Laki-laki itu, berjalan keluar dari ruangannya menuju meja makan. Di sana, ssemua anggota keluarga sudah ada. Termasuk istrinya Serena sudah duduk di kursinya. “Aku kira, Kakak ke kantor. Taunya di ruang ker
Gifran perlahan membuka mata. Mengetahui ada sesuatu yang berat menimpa dadanya, laki-laki itu lekas membuka mata. Matanya, mengerjap melihat posisi tidurnya saat ini. Apalagi, baru kali ini seumurnya hidup, Gifran tidur dalam posisi yang membuat jantungnya berdegup tak karuan. Istrinya saat ini tidur dalam dekapannya. Dengan lengan kekarnya sebagai alas.Merasa tangannya keram. Perlahan dia memindahkan kepala Serena ke atas bantal dengan hati-hati. Takut, akan mengaggu tidur istrinya. Gifran sendiri, tidak tahu mengapa mereka bisa tidur dalam posisi seperti itu.Padahal, Serena sudah mewanti-wanti dari awal agar mereka tak bersentuhan. Tapi, yang terjadi, justru sebaliknya. Bangun tidur, mereka dalam posisi yang berpelukan.Gifran bangkit dari ranjang menuju kamar mandi. Laki-laki itu, lekas membersihkan tubuh. Hari ini, dia harus ke kantor mengurus beberapa proyek yang akan segera berjalan pembangunannya.Serena perlahan, membuka kelopak matanya agar te
“Ini pakaian dan sepatu kamu sudah ada di sini. sisa kamu pakai. Aku tinggal, mandi dulu.” Serena lekas keluar dari ruang ganti menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh.Tanpa menunggu lama, Gifran lekas memakai semua pakaian yang disediakan oleh istrinya. Dia tidak protes apapun yang sudah di sediakan oleh Serena. Sebab, tak ada waktu baginya untuk mengambil baju ganti lagi.Usai berpakaian rapi. Baik Gifran dan Serena keduanya memutuskan turun ke bawah untuk sarapan bersama anggota keluarga lain.Seperti biasa usai sarapan, Serena mengantar suaminya ke depan mobil. Mereka berdua masih melakukan akting di depan keluarga. Entah mengapa, sejak ucapan Serena mengenai perceraian untuk mengakhiri hubungan kepura-puraan mereka Gifran selalu resah dan tak bersemangat.Padahal, laki-laki itu sendiri yang menawarkan perjanjian tersebut waktu itu. Sampai membuat Serena ikut menyetujui dengan kesepakatan tersebut.Beberapa hari ini, Gifran tid
Mobil yang dikendarai Tayo mendarat sempurna di depan pintu masuk. Lekas, Gifran turun usai membuka sabuk pengaman. Laki-laki itu, tidak sabar ingin memberitahukan perihal rencana syuting iklan yang akan mereka lakukan dalam waktu dekat.Kaki panjangnya menapaki lantai marmer yang mengkilat, Gifran langsung menaiki undakan tangga menuju kamarnya. Dia, tak sabar ingin menceritakan dan meminta pendapat Serena perihal rencana perusahaan.Tangannya mendorong daun pintu berwarna putih. Tanpa sengaja, dia melihat istrinya sedang di balkon. Laki-laki itu meletakkan jas dan tas kerjanya ke atas sofa di kamar mereka. Lalu menyusul sang istri yang ada di balkon. Tapi, langkahnya terhenti saat mendengar Serena sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Padahal sudah beberapa langkah lagi dia sampai di belakang istrinya.“Iya, La. Lo, ‘kan tahu sendiri kalau pernikahan kami hanya sebatas kesepakatan antara gue dan si laki-laki kedondong. Jadi, ga masalah &lsq
Serena masih diam sembari menggosok punggung Gifran. Mendengarkan cerita suaminya yang membahas mengenai kenaikan saham perusahaannya beberapa hari ini.“Kamu, nggak ada acara ‘kan sabtu weekend nanti?” tanya Gifran yang masih asyik menikmati sentuhan dari balik punggungnya. Istrinya benar-benar bisa diandalkan dalam urusan membantunya mandi.“Tidak. Memangnya kenapa?”“Ada acara teman. Kebetulan, aku ingin mengajakmu berkenalan dengan rekan-rekan yang lain. Agar, nanti kamu terbiasa ikut dalam jamuan pesta nanti.”Serena diam mendengarkan ucapan suaminya. Sejenak, dia mencerna perkataan suaminya yang mengatakan akan mengajaknya ikut pertemuan. Bukankah, Serena sudah mengatakan bahwasanya mereka akan berpisah. Tapi, kenapa justru sekarang, sikap Gifran begitu berbeda saat ini.Walaupun dia sempat menghadiri pesta rekan suaminya beberapa waktu yang lalu, tapi Serena dan Gifran memilih berpisah dengan m