Gifran tak menyangka, jika selama ini Serena tidak mengetahui perbuatan bejat temannya. Mungkin, karena sudah terlanjur dipercaya pada dua orang itu sehingga Serena tidak tahu rencana busuk temannya.
Kasus ini, Gifran serahkan sepenuhnya pada pihak berwajib. Dia tidak ingin Serena mengkhawatirkan masalah ini, agar bisa fokus mengurusi toko kue miliknya beroperasi. Selepas kepergian Tayo, Gifran menandatangani berkas-berkas yang dibawa tadi oleh asistennya yang ada di atas meja. seharian ini, gifran memilih bekerja dari ruang kerjanya ketimbang ke kantor. Pasalnya, tidak ada juga yang perlu di khawatirkan karena tidak ada rapat penting yang serius.
Menjelang makan malam, Gifran batu keluar dari ruang kerjanya. Semua pekerjaan sudah dia selesaikan semuanya. Laki-laki itu, berjalan keluar dari ruangannya menuju meja makan.
Di sana, ssemua anggota keluarga sudah ada. Termasuk istrinya Serena sudah duduk di kursinya. “Aku kira, Kakak ke kantor. Taunya di ruang ker
Gifran perlahan membuka mata. Mengetahui ada sesuatu yang berat menimpa dadanya, laki-laki itu lekas membuka mata. Matanya, mengerjap melihat posisi tidurnya saat ini. Apalagi, baru kali ini seumurnya hidup, Gifran tidur dalam posisi yang membuat jantungnya berdegup tak karuan. Istrinya saat ini tidur dalam dekapannya. Dengan lengan kekarnya sebagai alas.Merasa tangannya keram. Perlahan dia memindahkan kepala Serena ke atas bantal dengan hati-hati. Takut, akan mengaggu tidur istrinya. Gifran sendiri, tidak tahu mengapa mereka bisa tidur dalam posisi seperti itu.Padahal, Serena sudah mewanti-wanti dari awal agar mereka tak bersentuhan. Tapi, yang terjadi, justru sebaliknya. Bangun tidur, mereka dalam posisi yang berpelukan.Gifran bangkit dari ranjang menuju kamar mandi. Laki-laki itu, lekas membersihkan tubuh. Hari ini, dia harus ke kantor mengurus beberapa proyek yang akan segera berjalan pembangunannya.Serena perlahan, membuka kelopak matanya agar te
“Ini pakaian dan sepatu kamu sudah ada di sini. sisa kamu pakai. Aku tinggal, mandi dulu.” Serena lekas keluar dari ruang ganti menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh.Tanpa menunggu lama, Gifran lekas memakai semua pakaian yang disediakan oleh istrinya. Dia tidak protes apapun yang sudah di sediakan oleh Serena. Sebab, tak ada waktu baginya untuk mengambil baju ganti lagi.Usai berpakaian rapi. Baik Gifran dan Serena keduanya memutuskan turun ke bawah untuk sarapan bersama anggota keluarga lain.Seperti biasa usai sarapan, Serena mengantar suaminya ke depan mobil. Mereka berdua masih melakukan akting di depan keluarga. Entah mengapa, sejak ucapan Serena mengenai perceraian untuk mengakhiri hubungan kepura-puraan mereka Gifran selalu resah dan tak bersemangat.Padahal, laki-laki itu sendiri yang menawarkan perjanjian tersebut waktu itu. Sampai membuat Serena ikut menyetujui dengan kesepakatan tersebut.Beberapa hari ini, Gifran tid
Mobil yang dikendarai Tayo mendarat sempurna di depan pintu masuk. Lekas, Gifran turun usai membuka sabuk pengaman. Laki-laki itu, tidak sabar ingin memberitahukan perihal rencana syuting iklan yang akan mereka lakukan dalam waktu dekat.Kaki panjangnya menapaki lantai marmer yang mengkilat, Gifran langsung menaiki undakan tangga menuju kamarnya. Dia, tak sabar ingin menceritakan dan meminta pendapat Serena perihal rencana perusahaan.Tangannya mendorong daun pintu berwarna putih. Tanpa sengaja, dia melihat istrinya sedang di balkon. Laki-laki itu meletakkan jas dan tas kerjanya ke atas sofa di kamar mereka. Lalu menyusul sang istri yang ada di balkon. Tapi, langkahnya terhenti saat mendengar Serena sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Padahal sudah beberapa langkah lagi dia sampai di belakang istrinya.“Iya, La. Lo, ‘kan tahu sendiri kalau pernikahan kami hanya sebatas kesepakatan antara gue dan si laki-laki kedondong. Jadi, ga masalah &lsq
Serena masih diam sembari menggosok punggung Gifran. Mendengarkan cerita suaminya yang membahas mengenai kenaikan saham perusahaannya beberapa hari ini.“Kamu, nggak ada acara ‘kan sabtu weekend nanti?” tanya Gifran yang masih asyik menikmati sentuhan dari balik punggungnya. Istrinya benar-benar bisa diandalkan dalam urusan membantunya mandi.“Tidak. Memangnya kenapa?”“Ada acara teman. Kebetulan, aku ingin mengajakmu berkenalan dengan rekan-rekan yang lain. Agar, nanti kamu terbiasa ikut dalam jamuan pesta nanti.”Serena diam mendengarkan ucapan suaminya. Sejenak, dia mencerna perkataan suaminya yang mengatakan akan mengajaknya ikut pertemuan. Bukankah, Serena sudah mengatakan bahwasanya mereka akan berpisah. Tapi, kenapa justru sekarang, sikap Gifran begitu berbeda saat ini.Walaupun dia sempat menghadiri pesta rekan suaminya beberapa waktu yang lalu, tapi Serena dan Gifran memilih berpisah dengan m
Usai keduanya memakai baju, Gifran mengajak Serena turun makan malam bersama dengan keluarga besar. Terlihat semua anggota sudah duduk menempati kursi meja makan masing-masing. Gifran dan Serena yang baru datang langsung mendaratkan tubuhnya di kursi yang biasa mereka tempati makan. Kedatangan pasangan ini, membuat atensi semua keluarga tertuju pada mereka berdua.Betapa tidak, Gifran yang notabene baru saja pulang kerja sore tadi terlihat sangat segar dan terus menyunggingkan senyuman di sudut bibirnya sesaat sampai duduk di meja makan. Beda halnya, dengan Serena. Gadis itu malah malu-malu karena telat bergabung bersama keluarga suaminya di meja makan.Mama Lusi, papa Antoni hanya diam dan tersenyum melihat anak dan menantunya datang ke meja makan bergandengan. Beda halnya, dengan Gina dan Sony. Pasangan suami istri yang baru saja dikaruniai anak itu, tertawa seraya mengkode satu sama lain.“Maaf. Kami terlambat,” ucap Gifran saat menarik kursi untu
Tak perlu menunggu lama, kini pasangan suami istri itu sudah beradu peran untuk syuting iklan baru produk bumbu masakan B&G. Seperti yang diharapkan, Serena dapt berakting dengan baik. layaknya model dan artis prifesiona. Itulah yang membuat daya tarik para staf senang dengan kepribadian dan kepiawaian Serena dalam berakting.Jika dilihat, gadis itu bukan berasal dari dunia entertainment. Tapi, dengan cepat Serena paham perihal tugas dan tanggung jawabnya dalam berkating di depan kamera. Mimik muka dan gesturenya terlihat natural di depan kamera.Ditemani Gifran sang suami Serena menampilkan akting romantic layaknya suami istri yang menyambut suaminya pulang. lalu membuatkan masakan yang akan dicicipi oleh Gifran. Akting keduanya di depan kamera sangat terlihat natural dan menuai pujian. Sebab, mereka sebagai partner job bisa memaksimalkan seluruh kemampuan.Adegan mencicipi masakan istrinya seraya memeluk dari belakang terlihat sa
Keesokan paginya, tanpa mereka sadari guling yang menjadi pemisah diantara mereka berdua kini sudah tak ada. Pasangan suami istri yang masih canggung itu masih tidur dalam posisi berpelukan. Serena nampak, nyaman bersandar pada dada bidang suaminya yang kekar dan berotot. Mungkin, gadis itu mengira yang dipeluknya saat ini adalah bantal guling yang dipeluk sangat erat.Begitupun juga, dengan Gifran. Laki-laki itu memeluk istrinya dengan tenang. Dia tidak menyadari jika keduanya sudah tidur saling berpelukan.Mama Ratu sejak tadi menunggu anak dan menantunya sarapan bersama. Hampir satu jam menunggu, sepasang suami istri itu belum juga menampakkan tanda-tanda batang hidungnya.Sampai mama Ratu naik menuju kamar anaknya guna untuk mengecek mereka berdua. Sudah beberapa kali mama Ratu mengetuk pintu kamar anaknya, tapi tidak terdengar sahutan dari dalam. Bahkan, mama Ratu menempelkan telinganya ke daun pintu untuk mendengar apa yang dilakukan mereka berdua.
Menjelang jam 11 keduanya baru bangun saat matahari sudah semakin meninggi. Serena yang masih dalam pelukan Gifran perlahan melepaskan diri. Merasa ada pergerakan, Gifran membuka matanya. Melihat istrinya baru saja bangun, Gifran ikut duduk.“Sekarang jam berapa?” tanya Gifran yang masih mengucek-ngucek matanya yang baru saja terbuka.“Jam 11 siang.” Serena menjawab singkat karena lekas ingin masuk ke dalam kamar mandi. Saat akan beranjak dari tempat tidur. Gifran menahan pergelangan tangan istrinya. Membuat Serena menoleh ke belakang.“Mari, mandi bersama,” ajak Gifran tanpa basa-basi. Ucapan suaminya membuat wajah Serena memerah. Seketika dia sadar dan melepaskan cekalan tangannya. “Jangan ngaco!” balas gadis itu tanpa basa-basi lalu dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Jangan tanyakan bagaimana debaran jantung Serena saat ini. Gadis itu, masih berdiri di belakang pitu menetr