Semua orang panik melihat Serena yang tiba-tiba pingsan. Tidak terkecuali dengan Gifran. Laki-laki itu cepat menggendong istrinya masuk ke dalam lift dan segera membawanya ke rumah sakit. Ia sangat khawatir dengan keadaan Serena. Pasalnya selama tadi pagi dan sore hari istrinya itu masih kelihatan bugar dan sehat diajak berkeliling mal. Serena sama sekalitidak menunjukkan raut wajah yang tidak sehat.
“Kita, susul mereka sekrang, Pa!” Ratu mengajak suaminya mengikuti Serena dan Gifran. Sebagai orang tua, ia sangat khawatir jika terjadi sesuatu kepada anaknya. Solanya selama ini Serena tidak pernah menunjukkan gejala yang mencurigakan. Entahlah, kalau ada sesuatu yang ia sembunyikan dari mama dan papanya.
Raja mengangguk. “Ayo, Ma!” Keduanya langsung mengikuti Gifran yang masih menunggu di depan lift. Disusul dengan semua keluarga dan sahabat. Mereka semua turut mengantarkan Serena ke rumah sakit.
“Kita berdoa saja, semoga kondisi Ser
Sepeninggal semua orang, kini sisa Gifran yang tinggal menemani sang istri yang masih memejamkan mata, terbaring di atas ranjang pasien. Ia masih menatap Serena seraya menggenggam tangan istrinya. “Aku, berjanji sayang akan menjagamu dan juga anak kita,” gumam Gifran mengelus tangan istrinya.Hal yang tidak ia duga akhirnya terjadi. Serena menggerakkan jari tangannya. Membuat Gifran merasa senang. “Sayang, kamu sudah bangun?” tanya Gifran menatap istrinya yang sudah membuka mata.“Ha-haus.” Ucap Serena pertama kali saat sadar.“Tunggu, sayang. Aku akan mengambilkannya untukmu.” Dengan gesit, Gifran meraih botol air mineral yang ada di atas nakas. Memberi sedotan agar memudahkan sang istri meminumnya.Gifran kembali meletekkan botol minuman tersebut ke tempat semula.“Ke-kenapa, aku bisa di sini?” tanya Serena heran. Ia melihat ruangan yang dominan berwarna putih yang ia yakini sebuah kamar
Pagi ini usai melakukan pemeriksaan, Serena sudah diperbolehkan pulang. “Ingat, Tuan, jangan sampai istri anda mengalami kecapekan. Konsumsi makanan bergizi serta banyak konsumsi buah dan sayur,” ujar Dokter wanita paruh baya sebelum Serena dan Gifran keluar. “Baik, Dok. Terima kasih.” Setelah kepergian dokter, Gifran mengambil kursi roda berniat untuk mendorong istrinya keluar menuju mobil. Namun, hal itu membuat Serena keberatan. “Aku, tidak sakit. untuk apa aku naik kursi roda. Aku, bisa jalan sendiri!” tolak Serena. “Sayang, ini demi kebaikan kamu. Kamu nggak dengar apa kata dokter, tadi. kamu itu nggak boleh kelelahan! Jadi, jangan membantah, yah. ikuti saja ucapanku!” Serena menggeleng kepala. Dia merasa aneh saja jika orang-orang melihatnya di dorong kursi roda. “Pokoknya, nggak! Aku nggak mau jadi perhatian orang-orang. Aku malu. Kamu bilang aku nggak sakit parah. Bukan berarti aku harus naik kursi roda, ‘kan!” tolak Serena. Ia tetap b
Usia kandungan Serena memasuki minggu ke dua belas. Itu artinya, kandungan Serena sudah berjalan tiga bulan. Selama awal trimester Serena selalu menginginkan makanan yang tidak masuk ke dalam daftar makanan sehat ala Gifran. Suaminya dibuat kalang kabut memenuhi semua permintaan Serena yang sangat tidak masuk akal bagi Gifran.“Sayang, kamu ‘kan tahu kalau semua makanan yang kau sebuatkan tadi tidak memiliki kandungan gizi yang baik untuk tumbuh kembang buah hati kita,” protes Gifran duduk di samping istrinya di atas ranjang.Sejak semalam, Serena terus merengek minta dibelikan asinan manga. Tetapi, Gifran langsung menolak mentah-mentah permintaan tersebut.“Ya, sudah kalau kamu, nggak mau cari. Lebih baik kalau aku sendiri cari!” Serena beranjak dari ranjang. “Kamu, mau ke mana sayang?” tanya Gifran balik. Pasalanya, ia melihat pakaian sang istri yang masih membalut tubuhnya dengan pakaian dinas malam
Serena menghampir suaminya yang sudah menunggunya di sofa. “Kita berangkat sekarang! Aku sudah siap,” ujarnya berdiri di depan Gifran.Laki-laki yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya mendongakkan kepala. Sejenak ia melihat penampilan sang istri. “Apa kamu yakin memakai pakaian seperti ini?” tanya Gifran mengerutkan keningnya.Menganggukkan kepala Serena berkata yakin “Iya. Memang apa ada yang salah dengan penampilanku?” tanya Serena dengan nada kesal.“Ng-nggak,” jawab Gifran. Lekas ia meraih kunci mobil yang terletak di atas meja. “Yuk! Keburu asinan mangganya habis,” ucapnya menarik tangan sang istri ke luar kamar. Gifran tidak ingin memperpanjang perdebatan masalah pakaian istrinya.Mama Lusi yang duduk di ruang keluarga membolak-balikkan majalah, tidak sengaja melihat anak dan menantunya turun. “Kalian, mau ke mana?” tanyanya seraya memperhatikan penampilan Serena dan Gifra
“Sudah. Sayang. Aku sudah nggak sanggup lagi,” tolak Gifran merasa perutnya sudah sesak, penuh terisi dengan segala jenis asinan.“Ini, Mas sisa satu lagi mangganya.” Serena masih membujuk sang suami untuk membuka mulut.Gifran menggeleng pertanda sudah tidak ingin lagi. Ia berlari ke wastfle memuntahkan seluruh makanan yang ada di dalam mulutnya. Melihat sang suami mendadak muntah, Serena panik. “Mas, Kamu nggak apa-apa?” tanya Serena cemas sembari mengurut tengkuk sang suami.“Ah… ah…!” Menyeka mulut dengan tisu Gifran berkata, “Entahlah, tiba-tiba perut aku rasanya mual dan pengen muntah. Mungkin pengaruh asinan kali karena terlalu makan banyak,” sahut Gifran.Serena merasa bersalah kepada suaminya. Matanya berkaca-kaca mendengar perkataan sang suami.“Maafin aku, Mas,” ucap Serena begitu sampai di kamar. Lalu, membaluri punggung dan perut suaminya dengan
Pertanyaan Serena membuat mama Lusi dan Gifran saling menatap.“Itu ramuan untuk meningkatkan kesehatan saja. Mama pikir, akhir-akhir ini Gifran makin sibuk jadi mama menyuruh bi Ina untuk membuatkan ramuan ini agar dia sehat bugar,” sahut mama Lusi. Ia tahu dari tatapan Gifran tadi seolah menyiratkan jangan memberitahu kondisinya kepada istrinya.Serena mengangguk paham. Ia pun melanjutkan sarapannya. Sementara Gina, ia melihat ada sesuatu yang disembunyikan mama dan kakaknya. Sebab, ia memperhatikan tadi sejenak keduanya saling berpandangan menyiratkan ada yang disembunyikan.“Ya, sudah. Sayang aku berangkat kerja dulu, yah!” Gifran mencium kening sang istri sebelum masuk ke dalam mobil. Tayo sudah menunggu sejak tadi.“Kita berangkat sekarang, Tuan!” ujar Tayo seraya membukakan pintu mobil untuk atasannya.Gifran mengangguk. Lekas ia masuk ke dalam mobil usia berpamitan pada sang istri.Melihat mobil su
Saat ini Serena sudah berada di rumah sakit. Setelah dirinya sadar, ia meminta ke rumah sakit untuk mengetahui keadaan suaminya. Ia sangat khawatir perihal keadaan Gifran.Walau mama Lusi bersikeras menghentikan agar Serena lebih baik beristirahat saja, perempuan itu tetap menolak. Ia bersikeras ingin menemui dan mengetahui keadaan suaminya. Mama Lusi juga tidak bisa menghentikan kemauan Serena. Sampai saat ini kedua perempuan beda generasi tersebut duduk di kursi berbahan stainless di depan IGD rumah sakit menunggu hasil pemeriksaan dokter.“Sebaiknya kita berdoa semoga hasilnya baik-baik saja, dan Gifran tidak kenapa-kenapa,” ujar mama Lusi memegang pundak menantunya. Sebagai sesama perempuan ia tahu betul perasaan Serena. Oleh karena itu, ia memberikan kekuatan bagi menantunya.“Kamu nggak boleh capek dan banyak pikiran. Nanti akan berdampak pada janin yang ada di kandunganmu. Sebaiknya kamu, minum dulu.” Mama Lusi menyodorkan
Merasa kondisinya sudah lebih baik sebelumnya, hari ini Gifran sudah siap berangkat bekerja. Usai sarapannya, ia pamit kepada istrinya. “Mas, ini jangan terlalu memaksakan diri jika belum terlalu sehat.” Serena mengingatkan suaminya agar tidak terlalu kecapekan.Serena segera masuk kembali ke dalam rumah usai suaminya sudah menjauh dari bayangannya. Ia masuk ke dalam rumah. Mama Lusi sejenak memanggi namanya. “Serena, sini sayang.” Mendengar mama mertuanya memanggil, Serena lekas menghampiri wanita paruh baya itu di meja makan.Duduk megambil tempat di samping suaminya, Serena berkata “Iya, Ma ada apa?”Mama Lusi mengambil sebuah adonan kue bolu, berniat menghibur menantunya. Ia tahu jika saat ini menantunya bosan tinggal di rumah. semenjak dikatakan hamil, Gifran sudah memperingati istrinya agar tidak bekerja.Oleh sebab itu, mama Lusi mendapat sebuah ide untuk menghibur menantunya itu. Mengetahui Serena menyukai berba
Kesuksesan perilisan produk di Dubai berhasil menyita perhatian dunia. Pasalnya iklan yang terpampang di layar besar yang ada di gedung-gedung pencakar langit di sana menampilkan pasangan suami istri yang menjadi model produk mereka sendiri. Gifran dan Serena bak model internasional yang sangat piawai bergaya di depan kamera. Pencapaian ini membuat nama mereka melejit sebagai pasangan suami istri yang sangat romantis. Awalnya banyak masayarakat awam yang tidak mengetahui identitas mereka, namun seiring dengan laku kerasnya produk clothing B&G membuat keduanya semakin dikenal masyarakat lewat wawancara sebuah majalah fashion dunia.Lusi dan Antoni siang itu bermain di taman samping dengan cucunya lekas memanggil kedua cucunya.“Danish, Dea! Lihat foto siapa ini?” tanya Lusi sembari memperlihatkan gambar foto Gifran dan Serena.“Mama dan Papa! Ini mama dan papa.” Jawab kedua cucunya serentak. Semenjak beredarnya foto Serena dan Gifran di majalah fashion, kedua anak mereka sangat antus
Dua bulan kemudianSetiap pagi manusia disibukkan dengan berbagai rutinitas. Mulai dari bangun tidur bahkan sampai menjelang tidur. manusia masih saja disibukkan dengan berbagai kegiatan yang tiada hentinya. Ini berlaku bagi manusia yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi dalam mengumpulkan pundi-pundi uang dan harta benda.Tidak terkecuali dengan pasangan suami istri yang baru. Tomi dan Tiara pagi-pagi sudah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing di kantor. walau berbeda tempat kerja keduanya berusaha tetap kompak dan tidak mempermasalahkan hal tersebut.“Mas, pakaianmu sudah aku taruh di atas tempat tidur. Aku turun dulu.” ucap Tiara kepada suaminya yang ada di dalam kamar mandi.Perempuan yang berpakaian kemeja peach kerah bermodel V bertali pita dipadukan dengan rok pensil warna mocca di bawah lutut, menuruni anak tangga menuju dapur. Tiara selalu berusaha setiap pagi menyiapkan sarapan untuk suami tercinta. Walau dengan menu sederhana.Dua potongan roti sandwich menj
Pernikahan Tomi dan Tiara diadakan di salah satu hotel mewah di kawasan ibu kota. Setelah menyelesaikan tadi pagi serangkaian prosesi akad nikah kini dua orang manusia yang berbeda jenis kelamin itu akhirnya bersatu dalam ikatan suci tali pernikahan di mata hukum dan agama.Tiara yang tampil cantik dengan busana kebaya putih tulang membuat auranya sebagai pengantin sangat cantik. kedua sejoli itu memakai pakaian adat pada saat prosesi akad tadi. Tomi pun tampil gagah dalam balutan jas tutup berwarna putih senada dengan pakaian Tiara.“Semoga kalian langgeng dan segera diberi momongan,” ucap mama Tiara kepada keduanya saat proses sungkeman.Rasa haru dan bahagia melihat adik semata wayangnya melepas masa lajangnya membuat Serena menititkkan air mata bahagia. Melihat hal itu, Tayo merengkuh bahu sang istri dan memberi kecupan di pelipisnya.“Jangan sedih, sayang. Bukankah ini yang kau inginkan sejak kemarin-kemarin? Melihat Tomi bersanding dengan pilihannya.” Ucap Tayo menenangkan sang
Tiga bulan sudah, Tomi menjalani serangkaian perawatan untuk memulihkan kondisinya. Tiara dengan setia menemani calon suaminya memberikan dukungan yang tiada henti.“Dari seluruh pemeriksaan, kondisi Tomi sudah kembali baik. Kepala, lengan, dan kaki yang terluka sudah pulih kembali semula. Ini hal yang baik untuk Tomi bisa kelaur dari rumah sakit.” jelas dokter laki-laki paruh baya dengan kacamata yang menggantung di hidungnya.“Benarkah, Dok?” tanya Tomi tersenyum senang.Dokter paruh baya itu mengangguk. Lalu berkata, “Iya, Tuan. Hari ini anda sudah bisa pulang.”Tiara yang berdiri di samping ranjang Tomi pun turut bahagia mendengar penjelasan dokter.“Selamat, sayang. Akhirnya kamu keluar juga hari ini.” Tiara menggenggam kedua tangan Tomi.“Baiklah, kalau begitu Saya permisi,” ujar dokter laki-laki paruh baya itu.”***Kepulangan Tomi menjadi berita yang sangat membahagiakan bagi kakaknya. Pasalnya, selama di rumah sakit, Lela bolak-balik bergantian dengan Tiara menjaga Tomi. Belu
Setelah melakukan penyelidikan, Gifran sudah mengantongi bukti kasus yang menimpa Tomi. Ia sangat geram mengetahui ternyata ada yang senagaja ingin menjatuhkan citra perusahaannya. Selama ini ia berpikir, ia sama sekali tidak pernah mengusik lawan saingannya. Namun, semua itu di luar perkiraannya. Ternyata diam-diam, karyawannya ada yang sengaja berkoalisi dengan pihak lawan untuk menjatuhkannya secara pelan-pelan.Untung saja, Gifran mengetahui dengan cepat. Terlambat sedikit saja, bisa jadi pembangunan yang ada di kota V tersendat karena adanya isu yang mengkambinghitamkan dirinya.“Tuan, tidak usah kahwatir. Saya sudah menghubungi HRD untuk memecat yang bersangkutan. Bisa dipastikan ia tidak akan mendapatkan pekerjaan di manapun di negeri ini. karena kita sudah membeberkan kartu asnya. Begitupun, dengan Tuan Simon. Sekarang ini perusahaannya berada di ambang kehancuran.” Ujar Tayo.Gifran tidak menyangka jika Simon salah satu rekan bisnisnya ternyata memiliki dendam yang sangat dal
Sementara itu di proyek, Tomi yang baru saja berdiskusi dengan salah satu tehnisi berdampingan keluar. “Tuan awas!” teriak salah satu pekerja yang melihat rangka bangunan roboh. Rangka gedung timur yang sudah terpasang sempurna tiba-tiba saja ambruk menimpanya.Namun na’as, Tomi dan rekannya tidak sempat menyelamatkan diri. Sehingga mereka berdua mengalami cedera parah yang sangat serius. Para pekerja yang menyaksikan insiden tersebut langsung berlarian membawa Tomi dan rekan mereka cedera.Ambulans yang dipesan sudah datang. Kedua orang itu cepat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan insentif.Di kediaman Tayo, Lela yang baru saja menidurkan Tala, terkejut mendapat kabar dari rumah sakit perihal tentang Tomi. “Tidak. tidak mungkin!” Ia langsung menguhubungi suaminya Tayo untuk mengkonfirmasi apakah berita tersebut benar atau tidak.Sementara itu kantor B&G pusat, semua orang sangat terkejut dan tidak menyangka jika Tomi mengalami kecelakaan kerja. Apalagi Tayo dan Gifran
Hari pertama, Tomi disibukkan meninjau proyek yang sedang dalam tahap pembangunan. Ia yang bertugas sebagai penanggung jawab proyek harus memastikan tidak ada kendala serius selama pengerjaan.Dengan memakai topi pelindung disertai rompi pelindung, Tomi memberikan arahan kepada para pekerja yang sedang sibuk.“Apa tidak ada kendala yang serius di sini?” tanya Tomi kepada salah satu mandor yang bekerja di sini.“Tidak ada, Pak. Sesuai dengan arahan, Bapak kami menyiapkan segalanya dengan baik,” jawab laki-laki umur 40-an yang bertugas sebagai kepala mandor.“Saya harap juga begitu. Sehingga proyek ini bisa selesai sesuai tenggak waktu yang telah ditentukan.”“Iya, Pak. Kami akan bekerja keras menyelsaikan sampai batas waktu yang, Bapak berikan.”Setelah perbincangan sedikit dengan kepala mandor, Tomi pun menuju bangunan yang ada di sebelah timur. Rangka dari bangunan tersebut sudah terpasang, sehingga ia ke sana untuk mengecek apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana.Selama berkeli
Tomi bertolak ke kota V untuk memipin pembangunan proyek di sana. sebelum pesawat lepas landas, ia mengabarkan kepada Tiara bahwa sebentar lagi pesawat akan take off. Namun, panggilan video call dari Tiara di ponsel membuat Tomi menggeser icon hijau pada ponsel merek buah.“Kamu hati-hati di sana. Jaga mata. jangan genit-genit. Ada hati yang harus kamu jaga di sini.” pesan Tiara dari seberang dengan wajah yang ditekuk. Ia merasa sangat sedih melepas kepergian Tomi kali ini. tidak biasanya Tiara merasa gelisah. Namun, ia tidak utarakan secara langsung kepada calon suaminya karena tidak ingin membuat Tomi merasa terbebani.Tomi tersenyum mendengar nasehat dari wanita pujaannya yang sebenatr lagi akan menjadi istrinya.“Siap, Nyonya. Aku akan selalu ingat pesan dan nasehat Nyonya,” hibur Tomi di kursi bisnis yang saat ini ia duduki.“Kamu jaga diri. Jaga kesehatan. Jangan telat makan. Jangan begadang. Kalau lagi capek di kantor istirahat sejenak. Jangan terlalu memaksakan bekerja jika ko
Setelah proses lamaran, Tomi disibukkan dengan pekerjaan yang baru menang tender. Selama satu bulan kedepan ia akan berada di luar kota untuk memantau proses pembangunan sebuah kawasan taman kota yang rencananya dimulai pekan depan.“Bagaimana persiapan ke kota V pekan depan, apa persiapannya sudah 90 persen?” tanya Gifran saat Tomi masuk menyerahkan rancangan proposal yang sudah diperbarui usai meeting kemarin.“Iya, Tuan. Semua akan berjalan sesuai dengan rencana. Jadi mulai minggu depan kita Saya dan tim akan menuju lokasi untuk memantau secara langsung permbuatan taman kota yang ada di kota V.” jelas Tomi menyerahkan proposal untuk diperiksa dan ditandatanagi ulang oleh pimpinannya.Gifran megangguk. “Untuk kesekian kalinya aku mempercayakan proyek ini kepadamu. Aku yakin kamu bisa menghandle proyek ini. Berikan yang terbaik untuk walikota V agar ia kagum dengan kita sebagai pelaksana.”“Terima kasih atas kepercayaan, Anda Tuan. Saya akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan i