Share

3. Pengulangan Waktu

Penulis: Penulis Lepas
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-04 23:46:02

Perlahan mata Castarica terbuka. Menatap langit-langit kamar yang terasa tidak asing baginya. Ruangan ini adalah kamarnya! Ya, sungguh kamarnya.

Tunggu dulu!

Bukankah dia sudah mati? Itulah yang pertama dia tanyakan pada dirinya sendiri ketika dia tersadar dengan situasinya.

'Mungkinkah ini hanya khayalanku saja?' Castarica menebak, tidak yakin jika yang dia lihat adalah realita. Faktanya, kerajaan Ayahnya telah hancur di depan matanya, Castarica tidak mungkin melupakan ingatan pahit itu. 'Atau ini surga?' Castarica menebak lagi.

Tepatnya setelah itu, sebuah teriakan mengejutkan dirinya, spontan Castarica menoleh dan terkejut.

"Putri Casta, telah sadar!" teriak seorang perempuan, kemudian berlari begitu saja setelah berhasil mengejutkan sang pemilik ruangan.

Castarica terbelalak. "Anne?! Tu-tunggu." Berniat mengejar, dia justru mendapat serangan di kepalanya. "Ugh, kepalaku sakit sekali." Casta memegang kepalanya terasa sakit seperti habis terpukul benda keras. Namun, meski begitu, Casta tetap beranjak bangun berniat mengejar perempuan tadi. Sejenak Castarica duduk di pinggir kasur, menenangkan rasa sakit kepalanya yang semakin berdenyut cepat.

Brak!!

"Casta!" Seorang pria paruh baya muncul bersama dua pria dan perempuan tadi. Melihat kedatangan empat orang itu membuat netra Castaica membulat sempurna, dia mengenal empat orang itu.

"Ayah!? Kakak!? Kalian-"

"Casta! Ayah khawatir sekali padamu. Kamu pingsan sangat lama. Bagaimana kondisimu sekarang?" Pria paruh baya itu langsung memeluk penuh rasa sedih sekaligus bahagia melihat Castarica telah sadar. Sementara yang dipeluk sempat tertegun, lantaran masih terkejut, bingung dengan apa yang terjadi. Beberapa waktu berikutnya Castarica membalas pelukan Ayahnya, tidak kalah erat.

"Ayah!! Huuaa! Hiks! Hiks!" Tangisnya langsung tumpah. Castarica menangis keras dalam pelukan Ayahnya. Menangisnya Castarica membuat yang lain terheran. Tidak menyangka Castarica justru menangis setelah bangun dari pingsan.

"Castarica, syukurlah kamu sudah sadar. Lain kali jangan mencoba memanjat pohon lagi," ucapnya Ayahnya lemah sembari menepuk pelan punggung putrinya.

Castarica terus menangis histeris, bukan karena dimarahi, tapi karena dia bahagia, bahagia bisa melihat Ayah dan ke dua Kakaknya lagi. 'Apakah ini mimpi? Jika benar, aku mohon jangan buat aku terbangun!' Begitu raungnya dalam hati. Teringat kembali dia dengan mimpi buruk itu, ketika dia melihat orang-orang terdekatnya mati di depan matanya. Bagaimana Kakak ke duanya mati begitu sadis hanya untuk menyelamatkannya. Lalu Anne, pelayan pribadinya juga mati karena menyelamatkan dirinya.

"Huaa!! Ayah! Apakah ini mimpi? Hiks! Hiks! Apakah kalian benar nyata? Kalian tidak mati? Hiks! Hiks!" Castarica mulai senggugukan, air matanya kian menderas. Lantas ke dua Kakaknya mengernyit mendengar perkataannya.

"Apa yang kamu katakan, Casta. Kamu menginginkan kami mati?" sahut Kakak pertamanya, bernama Felix Gene Leslie.

Mendengar ucapan Felix, Castarica segera menggeleng keras. Mana mungkin dia menginginkan Ayah dan ke dua Kakaknya mati. "Tidak! Aku bahkan tidak sanggup membayangkan jika hal itu terjadi lagi! Hiks!" balasnya keras sambil kembali menangis.

"Lagi? Apa yang terjadi padanya?" timpal Chris, Kakak ke dua Castarica. Alisnya mengernyit bingung mendengar perkataan Castarica. Ditatapnya Felix seakan meminta jawaban dari saudaranya itu.

Felix mendelikkan bahunya. "Entahlah, mungkin otaknya semakin bodoh setelah terjatuh dari pohon," balas Felix enteng. Tidak menganggap serius pertanyaan Chris. Paling-paling hanya pura-pura manja demi menarik perhatian, begitu pikir Felix tentang sikap Castarica sekarang. Karena dia tahu betul seperti apa perangai adik perempuannya itu, pandai berbohong.

Castarica tidak memedulikan ucapan ke dua Kakaknya. Dia terlalu bahagia sekaligus sedih bisa bertemu lagi dengan ke dua Kakak dan Ayahnya. Terlepas bagaimana bisa dia ada di sini, Castarica tidak memedulikan hal itu. Baginya, selama dia bisa melihat kembali ke dua Kakak dan Ayahnya, itu sudah sangat cukup. Dia tidak akan peduli dengan yang lain.

Raja Aland, Ayah Castarica, menghela nafas pelan. Melihat Putri kesayangan terus menangis membuat hatinya tersayat perih, sebagai mana ketika dunia gelap dirundungi awan mendung dan hujan. Meski Castarica putri yang cukup nakal dan keras kepala, tapi tetap saja Castarica adalah Putri semata wayangnya dengan almarhumah istri tercinta. Buah hati yang amat mereka cintai. Orang tua mana sanggup melihat benih kasih mereka bersedih?  Raja Aland memegang kepala Castarica, mengusap lembut sembari tersenyum lemah.

"Casta, berhentilah menangis. Coba ceritakan apa yang terjadi hingga membuatmu menangis?" tanya Raja Aland pelan. Berharap dengan mengajak putrinya itu berbicara, dia dapat memberi solusi agar Castarica bisa berhenti menangis.

Castarica mengusap air matanya dengan punggung tangannya. "Aku ...." Tidak. Castarica tidak ingin menceritakan apa yang terjadi hingga membuatnya menangis. Tidak mungkin bukan, dirinya mengatakan melihat Ayah dan ke dua Kakaknya mati? Castarica yakin Felix akan memanggil tabib untuknya dengan diagnosa dia sudah menjadi gila, jika Castarica sungguh menceritakan alasannya. "Aku mimpi buruk, Ayah. Aku bermimpi, Ayah dan Kakak pergi meninggalkan, Casta," jawabnya lemah, menunduk, tak kuasa menahan sebagian kebenaran yang dia sembunyikan.

Felix mendengus pelan, sementara Chris menahan tawa yang tidak lama lagi akan meledak. Raja Aland tersenyum pasrah mendengar ucapan Castarica. Ternyata karena mimpi buruk, lega Raja Aland mendengarnya, ia pikir Castarica menangis kerena hal lain.

"Tidak. Tidak akan ada yang meninggalkan, Casta," ucap Raja Aland lembut, membalas kekhawatiran putrinya itu. Tangannya masih menyapu pelan kepala Castarica. 

Meski telah mendengar ucapan itu, tangis Castarica masih tidak bisa berhenti. Bayangan tentang kejadian mengerikan masih terputar jelas di otaknya, membekas hingga ke ulu hati, menjadi dendam kesumat dan ketakutan mendalam, seperti kisah nyata yang akan terjadi nantinya. Casta tidak tahu apakah kejadian itu hanya mimpi atau tidak, jika nyata maka risau lah perasaan Castarica sampai hari itu tiba. Jika tidak, Castarica hanya mampu bersyukur.

"Hiks! Hiks! Berjanjilah, Ayah, Kak Felix, dan Kak Chris, tidak akan meninggalkan, Casta," pinta Castarica lemah sembari menatap Raja Aland dan ke dua Kakaknya bergantian dengan wajah memelas. Seakan sangat meminta pada ke tiga pria itu untuk berjanji padanya.

Raja Aland mengangguk pelan, mengiyakan permintaan putrinya. Begitupun dengan Chris, sebagai Kakak yang baik, tentunya dia akan menurutinya, setidaknya sampai Castarica berhenti menangis. Berbeda dengan Felix, sang anak pertama justru mendengus, masih acuh tak acuh.

"Dasar cengeng. Mimpi buruk saja langsung menangis! Padahal kamu sudah besar," ketus Felix, malas melihat sikap manja adiknya, terlalu cengeng menurutnya.

"Felix!" Aland menatap Putra Pertamanya itu tajam. Bisa-bisanya Felix berkata seperti itu pada Castarica yang sedang menangis? Bukannya membantu adiknya diam, dia justru sengaja memancing api semakin besar.

Felix tetap acuh, membuang pandangannya ke sisi lain. Di sisi lain Chris mendekati Casta lalu duduk di sampingnya. "Jangan dengarkan, Felix. Dia marah karena kamu lebih membela ,Ackerley, dari pada dia. Dia cemburu," ucap Chris. Menenangkan Castarica agar tidak salah paham dengan perkataan Felix barusan.

"Chris! Apa yang kamu katakan! Aku tidak cemburu!" sahut Felix cepat. Menyangkal perkataan Chris yang sebenarnya memanglah benar. Casta membela Ackerley saat terjadi pertengkaran kecil di barak pelatihan, hal itu membuat Felix kesal dan marah. Kenapa Casta lebih membela Ackerley dari pada Kakaknya sendiri.

"Mengaku saja. Aku tahu kamu cemburu," balas Chris lagi dengan seringai nakal.

"Sekali lagi kamu bicara, akan kupotong lidahmu itu!" Ancam Felix kesal, tapi hanya dibalas senyum meledek oleh Chris. Raja Aland menghela nafas pasrah melihat tingkah ke dua putranya, sedangkan Castarica mulai tertawa karena tingkah ke dua Kakaknya.

Penulis Lepas

Vote, vote, vote! Komen!!! 🌚

| 3

Bab terkait

  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   4. Dendam! Pembalasan!

    Castarica tidak tahu apa yang telah terjadi padanya hingga bisa hidup kembali, lebih-lebih kembali ke masa sebelum semuanya hancur menjadi puing-puing kesedihan dan penderitaan. Padahal sangat jelas saat itu kepala dan tubuh Castarica terpisah, meninggalkan rasa sakit mendalam lantaran pedang yang menebas lehernya tumpul. Seharusnya, Castarica sudah benar-benar mati, lalu mendatangi neraka menerima penghukuman atas semua perbuatannya. Bukannya Castarica tidak senang bisa hidup kembali, hanya saja bukan aneh seorang manusia biasa sepertinya bisa hidup kembali ke masa lalu? Lalu apakah dirinya telah bereinkarnasi seperti penjelasan dalam buku sejarah Sihir Kehidupan, atau Tuhan sedang memberinya satu kali kesempatan memperbaiki kesalahannya. Apa pun alasannya. Intinya, Castarica bahagia dan merasa sangat bersyukur bisa bertemu kembali dengan Ayah dan ke dua Kakaknya. Paling tidak, Tuhan, memberinya kesempatan untuk menebus semua kesalahannya kepada Ayah dan Kak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   5. Membatalkan

    "Anne, aku menginginkan kue pai lagi, bisakah kau mengambilkannya untukku?" Castarica menatap Anne berbinar, terlihat sangat berharap. Entah kenapa, setelah memikirkan rencana membalas dendam terhadap keluarga Qimberly membuatnya lapar, bahkan perutnya bergejolak cukup kuat, seperti tidak pernah makan selama beberapa hari, padahal baru beberapa menit yang lalu dua piring kue pai telah habis dia lahap. Anne mengiyakan perintah Castarica, memerintah dua pelayan di belakangnya mengambil kue pai keinginan Castarica. "Kalian, ambil kue pai lagi untuk, Putri." "Baik, Anne." Serempak dua pelayan itu menjawab, membungkuk sejenak lalu pergi menjalankan tugas mereka. Anne berbalik, kembali menatap Castarica yang sedang termenung, seperti awal gadis itu datang ke taman ini, diam dan kembali memikirkan sesuatu. Sebenarnya sikap Castarica hari cukup aneh, sejak tiba di taman, Castarica lebih cenderung diam dan merenung, seperti ada masalah ya

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   6. Kunjungan Duke

    'Meski pun begitu, tetap saja sikap, Putri, aneh.' Anne menatap Castarica lekat, masih belum sepenuhnya percaya Castarica membatalkan kunjungannya ke barak pelatihan. Bukannya Anne tidak senang dengan sikap Castarica sekarang, hanya saja, tetap terasa aneh baginya jika Castarica seperti ini, sekali lagi seperti bukan Castarica saja. "Kue?" Castarica menatap dua pelayan di belakang Anne, memberikan kode agar dua pelayan itu segera menghidangkan kue yang mereka bawah. "Ah, kue?" Anne tertegun, lantas memerintahkan dua pelayan di belakangnya menghidangkan kue pai yang mereka bawa ke meja. Perlahan perasaan Castarica mencair, melihat kue pai kesukaannya berada di depannya. Seketika dia melupakan semua tentang balas dendamnya, menghayati rasa manis asam dari kue pai yang selalu bisa memperbaiki perasaannya. 'Kue pai memang selalu bisa menghibur.' Sesuap demi sesuap terus masuk, begitu lahapnya Castarica memakan kue pai tersebut tanpa memedu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   7. Duke Erick (Mengusulkan)

    Erick telah memasuki kediaman Felix atau yang lebih akrab dengan sebutan 'Pangeran Mahkota'. Tidak lagi bersama Penasihat Rodney sebab pria banyak bicara itu sudah kembali ke istana setelah mendapat panggilan mendadak dari prajurit kiriman. Kata prajurit itu, Menteri Pembangunan ingin bertemu dengannya. Trang! "Khiat! Khiat! Khiat!" Baru saja masuk, Erick sudah disuguhkan dengan pemandangan menarik. Pemuda berstatus Pangeran Mahkota yang juga merupakan sahabat dekatnya itu tengah asik beradu pedang dengan ksatria terbaik kerajaan Cahaya. Tidak ingin mengganggu pertarungan antara murid dan guru itu, Erick memilih diam di tempatnya berdiri. Juga memerintahkan pelayan di sana untuk tidak memberitahukan kedatangannya pada majikan mereka. "Kekuatan dan ketangkasan Anda semakin meningkat, Pangeran Mahkota. Saya rasa Anda bisa memenangi pertarungan nanti," puji Lyon di tengah-tengah pertarungan. Tangannya terus bergerak cepat menangkis-balas serangan ped

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-21
  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   8. Yang Tidak Disangka

    Castarica berjalan cukup cepat, jelas sekali ia sedang terburu-buru, bahkan Anne yang mengikutinya tertinggal jauh di belakang, sebab saking cepatnya Castarica berjalan. Seperti sedang mengejar sesuatu. Tentu. Tentu saja Castarica sedang mengejar sesuatu, dia sedang mengejar Duke Erick yang keberadaannya sekarang entah di mana, cepat sekali hilangnya. Sembari mencari keberadaan Duke muda itu, Castarica mencoba menebak di mana kiranya Erick berada. 'Jika aku tidak salah ingat, dia datang ke kerajaan untuk melaporkan kunjungannya dari kerajaan Isaac. Mungkinkah dia mengunjungi kediaman Ayah?' Castarica terdiam sejenak, sampai akhirnya ia memutuskan memutar balik arah menuju kediaman Ayahnya, istana utama. Sepanjang jalan, raut wajah Castarica terus berkerut serius. Bagaimana mungkin tidak? Jika sudah berhubungan dengan keluarganya dan kerajaannya, Castarica pasti akan bersikap serius, apalagi jika menyangkut masa depan ke dua hal tersebut. Sekali la

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   9. Wanita Yang Menyatakan Perang

    "Jadi apakah ini maksudnya, Putri?" Erick menatap Castarica datar. "Tidak ada maksud apapun," balas Castarica santai. Lalu menyeruput air teh dengan tenang. Alis Erick sedikit berkerut, dia tidak percaya dengan ucapan Castarica. Meski pun gelagat Castarica terlihat tenang, seperti tidak berbohong. "Sekarang Anda bahkan terlihat tidak seperti sebelumnya? Apakah Anda menganggap semua tadi hanya sebagai permainan? Jika memang begitu, maka cari lah teman main yang lain, saya tidak berniat mengikuti permainan Anda, Putri Castarica." Erick beranjak dari kursi, tidak lagi berniat berbincang dengan Castarica. Semua sudah cukup jelas, ia tidak ingin ambil pusing memainkan peran yang tidak berguna. Melihat Erick beranjak, lekas Castarica menaruh cangkir teh ke meja. "Tunggu dulu, Duke Erick!" panggil Castarica sembari ikut beranjak, mengejar Erick yang mulai menjauh. Erick berhenti berjalan, kemudian berbalik menatap Castarica dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   10. Hadiah

    "Putri, kenapa Anda terlihat begitu puas telah membuat Duke Erick marah?" Anne menatap Castarica khawatir. Dia mengerti arti tatapan Castarica saat ini. Tampak sekali sedang bahagia. Padahal, baru beberapa waktu yang lalu Castarica telah membuat suasana terasa menegangkan. Tentu menegangkan sebab Castarica baru saja membuat Duke Erick marah. Ya, memang Duke Erick tidak menunjukkan kemarahannya, tapi aura gelap yang keluar dari tubuhnya, semua pun bisa tahu jika Duke Erick sedang marah. Castarica tersenyum tipis, lalu menjawab tanpa mengalihkan pandangannya yang sedang menatap kepergian Duke Erick. "Puas? Masih belum, Anne. Aku masih belum puas." Anne tersentak. "Putri ... Anda tidak sedang berniat membuat kekacauan 'kan?" Entah kenapa Anne bisa merasakan ada aura tidak baik dari ucapan Castarica tadi. Dan kemungkinan saja akan berakibat pada kerajaan Cahaya. "Kekacauan?" Castarica beralih menatap Anne dengan alis terangkat sebelah. Lalu tiba-tiba saja

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   1. Kehancuran

    Langit semakin gelap, ditambah dengan rintik hujan mulai membasahi sang bentala. Seolah turut kasihan atas kemalangan dan kesedihan yang terjadi di kerajaan Cahaya hari ini. Di tengah lapangan, seorang gadis cantik berlutut lemah, memandangan kosong ke tanah. Baginya, semuanya terjadi begitu cepat. "Atas perintah, Yang Mulia Kaisar. Seluruh keluarga kerajaan Cahaya dijatuhi hukuman mati karena berani melanggar perintah Kaisar. Putri Castarica Gene Leslie, akan menjadi keturunan terakhir yang hidup sebagai keluarga Gene Leslie," ucap seorang pria yang berdiri depan gadis tersebut. Seusai berbicara, pria mengenakan baju perang berwarna emas itu mengangkat pedangnya cukup tinggi. Semua mata yang ada di sana masih tertuju pada gadis berusia 22 tahun, bernama, Castarica Gene Leslie, putri terhormat kerajaan Isaac. Tidak ada rasa belas kasih pasa pandangan mereka, meski mereka tahu tidak lama lagi gadis malang itu menemui ajalnya dengan cara mengerikan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04

Bab terbaru

  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   10. Hadiah

    "Putri, kenapa Anda terlihat begitu puas telah membuat Duke Erick marah?" Anne menatap Castarica khawatir. Dia mengerti arti tatapan Castarica saat ini. Tampak sekali sedang bahagia. Padahal, baru beberapa waktu yang lalu Castarica telah membuat suasana terasa menegangkan. Tentu menegangkan sebab Castarica baru saja membuat Duke Erick marah. Ya, memang Duke Erick tidak menunjukkan kemarahannya, tapi aura gelap yang keluar dari tubuhnya, semua pun bisa tahu jika Duke Erick sedang marah. Castarica tersenyum tipis, lalu menjawab tanpa mengalihkan pandangannya yang sedang menatap kepergian Duke Erick. "Puas? Masih belum, Anne. Aku masih belum puas." Anne tersentak. "Putri ... Anda tidak sedang berniat membuat kekacauan 'kan?" Entah kenapa Anne bisa merasakan ada aura tidak baik dari ucapan Castarica tadi. Dan kemungkinan saja akan berakibat pada kerajaan Cahaya. "Kekacauan?" Castarica beralih menatap Anne dengan alis terangkat sebelah. Lalu tiba-tiba saja

  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   9. Wanita Yang Menyatakan Perang

    "Jadi apakah ini maksudnya, Putri?" Erick menatap Castarica datar. "Tidak ada maksud apapun," balas Castarica santai. Lalu menyeruput air teh dengan tenang. Alis Erick sedikit berkerut, dia tidak percaya dengan ucapan Castarica. Meski pun gelagat Castarica terlihat tenang, seperti tidak berbohong. "Sekarang Anda bahkan terlihat tidak seperti sebelumnya? Apakah Anda menganggap semua tadi hanya sebagai permainan? Jika memang begitu, maka cari lah teman main yang lain, saya tidak berniat mengikuti permainan Anda, Putri Castarica." Erick beranjak dari kursi, tidak lagi berniat berbincang dengan Castarica. Semua sudah cukup jelas, ia tidak ingin ambil pusing memainkan peran yang tidak berguna. Melihat Erick beranjak, lekas Castarica menaruh cangkir teh ke meja. "Tunggu dulu, Duke Erick!" panggil Castarica sembari ikut beranjak, mengejar Erick yang mulai menjauh. Erick berhenti berjalan, kemudian berbalik menatap Castarica dengan

  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   8. Yang Tidak Disangka

    Castarica berjalan cukup cepat, jelas sekali ia sedang terburu-buru, bahkan Anne yang mengikutinya tertinggal jauh di belakang, sebab saking cepatnya Castarica berjalan. Seperti sedang mengejar sesuatu. Tentu. Tentu saja Castarica sedang mengejar sesuatu, dia sedang mengejar Duke Erick yang keberadaannya sekarang entah di mana, cepat sekali hilangnya. Sembari mencari keberadaan Duke muda itu, Castarica mencoba menebak di mana kiranya Erick berada. 'Jika aku tidak salah ingat, dia datang ke kerajaan untuk melaporkan kunjungannya dari kerajaan Isaac. Mungkinkah dia mengunjungi kediaman Ayah?' Castarica terdiam sejenak, sampai akhirnya ia memutuskan memutar balik arah menuju kediaman Ayahnya, istana utama. Sepanjang jalan, raut wajah Castarica terus berkerut serius. Bagaimana mungkin tidak? Jika sudah berhubungan dengan keluarganya dan kerajaannya, Castarica pasti akan bersikap serius, apalagi jika menyangkut masa depan ke dua hal tersebut. Sekali la

  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   7. Duke Erick (Mengusulkan)

    Erick telah memasuki kediaman Felix atau yang lebih akrab dengan sebutan 'Pangeran Mahkota'. Tidak lagi bersama Penasihat Rodney sebab pria banyak bicara itu sudah kembali ke istana setelah mendapat panggilan mendadak dari prajurit kiriman. Kata prajurit itu, Menteri Pembangunan ingin bertemu dengannya. Trang! "Khiat! Khiat! Khiat!" Baru saja masuk, Erick sudah disuguhkan dengan pemandangan menarik. Pemuda berstatus Pangeran Mahkota yang juga merupakan sahabat dekatnya itu tengah asik beradu pedang dengan ksatria terbaik kerajaan Cahaya. Tidak ingin mengganggu pertarungan antara murid dan guru itu, Erick memilih diam di tempatnya berdiri. Juga memerintahkan pelayan di sana untuk tidak memberitahukan kedatangannya pada majikan mereka. "Kekuatan dan ketangkasan Anda semakin meningkat, Pangeran Mahkota. Saya rasa Anda bisa memenangi pertarungan nanti," puji Lyon di tengah-tengah pertarungan. Tangannya terus bergerak cepat menangkis-balas serangan ped

  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   6. Kunjungan Duke

    'Meski pun begitu, tetap saja sikap, Putri, aneh.' Anne menatap Castarica lekat, masih belum sepenuhnya percaya Castarica membatalkan kunjungannya ke barak pelatihan. Bukannya Anne tidak senang dengan sikap Castarica sekarang, hanya saja, tetap terasa aneh baginya jika Castarica seperti ini, sekali lagi seperti bukan Castarica saja. "Kue?" Castarica menatap dua pelayan di belakang Anne, memberikan kode agar dua pelayan itu segera menghidangkan kue yang mereka bawah. "Ah, kue?" Anne tertegun, lantas memerintahkan dua pelayan di belakangnya menghidangkan kue pai yang mereka bawa ke meja. Perlahan perasaan Castarica mencair, melihat kue pai kesukaannya berada di depannya. Seketika dia melupakan semua tentang balas dendamnya, menghayati rasa manis asam dari kue pai yang selalu bisa memperbaiki perasaannya. 'Kue pai memang selalu bisa menghibur.' Sesuap demi sesuap terus masuk, begitu lahapnya Castarica memakan kue pai tersebut tanpa memedu

  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   5. Membatalkan

    "Anne, aku menginginkan kue pai lagi, bisakah kau mengambilkannya untukku?" Castarica menatap Anne berbinar, terlihat sangat berharap. Entah kenapa, setelah memikirkan rencana membalas dendam terhadap keluarga Qimberly membuatnya lapar, bahkan perutnya bergejolak cukup kuat, seperti tidak pernah makan selama beberapa hari, padahal baru beberapa menit yang lalu dua piring kue pai telah habis dia lahap. Anne mengiyakan perintah Castarica, memerintah dua pelayan di belakangnya mengambil kue pai keinginan Castarica. "Kalian, ambil kue pai lagi untuk, Putri." "Baik, Anne." Serempak dua pelayan itu menjawab, membungkuk sejenak lalu pergi menjalankan tugas mereka. Anne berbalik, kembali menatap Castarica yang sedang termenung, seperti awal gadis itu datang ke taman ini, diam dan kembali memikirkan sesuatu. Sebenarnya sikap Castarica hari cukup aneh, sejak tiba di taman, Castarica lebih cenderung diam dan merenung, seperti ada masalah ya

  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   4. Dendam! Pembalasan!

    Castarica tidak tahu apa yang telah terjadi padanya hingga bisa hidup kembali, lebih-lebih kembali ke masa sebelum semuanya hancur menjadi puing-puing kesedihan dan penderitaan. Padahal sangat jelas saat itu kepala dan tubuh Castarica terpisah, meninggalkan rasa sakit mendalam lantaran pedang yang menebas lehernya tumpul. Seharusnya, Castarica sudah benar-benar mati, lalu mendatangi neraka menerima penghukuman atas semua perbuatannya. Bukannya Castarica tidak senang bisa hidup kembali, hanya saja bukan aneh seorang manusia biasa sepertinya bisa hidup kembali ke masa lalu? Lalu apakah dirinya telah bereinkarnasi seperti penjelasan dalam buku sejarah Sihir Kehidupan, atau Tuhan sedang memberinya satu kali kesempatan memperbaiki kesalahannya. Apa pun alasannya. Intinya, Castarica bahagia dan merasa sangat bersyukur bisa bertemu kembali dengan Ayah dan ke dua Kakaknya. Paling tidak, Tuhan, memberinya kesempatan untuk menebus semua kesalahannya kepada Ayah dan Kak

  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   3. Pengulangan Waktu

    Perlahan mata Castarica terbuka. Menatap langit-langit kamar yang terasa tidak asing baginya. Ruangan ini adalah kamarnya! Ya, sungguh kamarnya. Tunggu dulu! Bukankah dia sudah mati? Itulah yang pertama dia tanyakan pada dirinya sendiri ketika dia tersadar dengan situasinya. 'Mungkinkah ini hanya khayalanku saja?' Castarica menebak, tidak yakin jika yang dia lihat adalah realita. Faktanya, kerajaan Ayahnya telah hancur di depan matanya, Castarica tidak mungkin melupakan ingatan pahit itu. 'Atau ini surga?' Castarica menebak lagi. Tepatnya setelah itu, sebuah teriakan mengejutkan dirinya, spontan Castarica menoleh dan terkejut. "Putri Casta, telah sadar!" teriak seorang perempuan, kemudian berlari begitu saja setelah berhasil mengejutkan sang pemilik ruangan. Castarica terbelalak. "Anne?! Tu-tunggu." Berniat mengejar, dia justru mendapat serangan di kepalanya. "Ugh, kepalaku sakit sekali." Casta memegang kepalany

  • Princess Reborn [Bahasa Indonesia]   2. Kenyataan Yang Tersembunyi

    Seketika semua harapan dan kepercayaan Castarica mendadak runtuh. Jika benar Ayah dan ke dua Kakaknya berencana memberontak terhadap Kaisar, maka tidak salah jika Kaisar memberikan perintah menghancurkan keluarga Gene Leslie. Pertanyaannya, kenapa? Mengapa Ayah dan ke Dua kakaknya rela melakukan semua itu hanya untuk orang-orang yang bahkan belum tentu membela atau membantu mereka ketika dalam kesulitan? Ini tidak adil. Tidak adil bagi Castarica yang telah kehilangan segalanya hanya untuk orang-orang yang tidak tahu terima kasih. Namun, terlepas dari kebenciannya pada rakyat, Castarica bahkan lebih membenci Marquess Ackerley, suaminya sendiri. Sosok yang telah membeberkan rencana Ayah dan Kakaknya kepada Kaisar. Sementara Marquess Ackerley merupakan salah satu pejabat terpercaya kerajaan Cahaya, sekaligus menantu Raja Aland, ayahnya Castarica. Namun, dengan teganya dia berkhianat pada kerjaannya sendiri. Castarica menggeleng, menampik kecurigaan d

DMCA.com Protection Status