Share

#14 Gabriel dan Leo

Penulis: Nita K.
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di dalam Kerajaan Wisteria, Putri Olivia diijinkan untuk mengunjungi perpustakaan dengan syarat tidak boleh berkeliaran kemana-mana. Sembari menunggu Lucy mengambil minuman untuknya, Putri Olivia berjalan sangat pelan ke arah yang dijelaskan oleh Lucy. Sedangkan Maya sudah menunggu di perpustakaan untuk memastikan tidak ada orang yang berkunjung selain Putri Olivia.

Putri Olivia menghentikan langkahnya ketika di hadapkan dengan lorong gelap di sisi kanannya. Lucy mengatakan jika perpustakaan tepat bersebelahan dengan ruangan milik Pangeran Gavin. Putri Olivia baru saja melewati ruangan itu dan ia tidak melihat ruangan setelahnya, yang ada hanyalah lorong gelap yang entah mengarah kemana.

Putri Olivia berbalik menatap koridor di belakangnya yang kosong. Masih belum ada tanda-tanda Lucy datang mendekat. Kepalanya kembali menoleh menatap lorong di kanannya.

“Bagaimana jika memang perpustakaan ada di dalam sana? Tapi ... lorong itu menakutkan.” Putri Oli

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #15 Yang Mulia Glocius

    “Tunggu. Kenapa kita tidak sekalian berbincang-bincang sejenak? Kau juga suka buku, kan? Bisa beritahu aku, buku apa yang menarik di sini?”Leo memutar badannya, menghadap Putri Olivia yang tengah tersenyum ke arahnya. Semua yang dikatakan Azura memang benar, Putri Olivia sangat cantik. Awalnya Leo berpikir kalau Azura terlalu melebih-lebihkan apa yang diucapkannya, namun hari ini semua itu benar-benar sebuah kenyataan.“Apa kau keberatan?” Putri Olivia kembali membuka suara, ketika Leo hanya diam menatapnya.Leo juga ingin tahu, kenapa Pangeran Gavin begitu mati-matian melindungi Putri Olivia. Di luar wajah cantik Putri Olivia, Pangeran Gavin pasti memiliki suatu alasan kenapa dia melakukan semua ini.Leo menganggukkan kepala. “Aku tidak keberatan.”Putri Olivia tersenyum lega. Ia membawa buku di tangannya menuju ke tengah ruangan sembari mengajak Leo untuk mengikutinya. Mereka duduk di sofa dan mulai berbicara

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #16 Rela

    Keraguan yang sempat dirasakan oleh Yang Mulia Glocius kini sirna begitu saja. Senyumnya mengembang. Dia menoleh ke arah prajurit yang masih senantiasa menemaninya. “Siapkan kereta kuda sekarang. Aku akan pergi ke Kerajaan Wisteria.”“Baik, Yang Mulia.” Prajurit melenggang pergi dari ruang perawatan dan segera melakukan apa yang diperintahkan.Yang Mulia Glocius kembali menatap utusannya. “Berbaringlah. Kau harus mengistirahatkan tubuhmu. Omong-omong, kau mendapatkan informasi itu dari siapa?”Utusan tersebut perlahan membaringkan tubuhnya sembari sesekali meringis kesakitan ketika menggerakkan tubuhnya. Matanya kembali menatap Yang Mulia Glocius. “Ada remaja laki-laki yang sedang bermain di tengah hutan. Dia yang menceritakan semua itu pada saya.”“Achoo!” Azura mengusap kasar hidungnya. Tiba-tiba dia bersin di tengah latihannya di dalam hutan. Sekalipun matahari bersinar terik namun dia sama se

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #17 Pantaskah Aku?

    Melihat ekspresi Pangeran Gavin, Putri Olivia tersenyum kemudian mengalihkan pandangannya menatap bulan yang bersinar redup di atas langit. “Aku tidak berkeinginan untuk kembali ke sana, Gavin. Jadi kau tidak perlu berpikir untuk mengambilnya kembali untukku.” Ucapan Putri Olivia sontak menghentikan langkah Pangeran Gavin. Tanpa dia bertanya, Putri Olivia sudah mengatakannya lebih dulu. Padahal dirinya sangat menghindari mengeluarkan pertanyaan itu pada Putri Olivia. Pangeran Gavin memutar kepalanya, menatap ke arah Putri Olivia yang saat ini sedang tersenyum ke arahnya. Tidak ada keraguan di mata Putri Olivia membuat Pangeran Gavin kesulitan untuk berkata-kata. “Terima kasih sudah mengantarku sampai ke kamar. Kalau begitu, aku masuk ke kamar dulu.” Putri Olivia berbalik dan berniat membuka pintu kamarnya. Namun tangannya lebih dulu dicekal oleh Pangeran Gavin dan berhasil membuatnya kembali berbalik. Pangeran Gavin menurunkan tangannya beralih mengge

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #18 Keributan Malam

    Pukul 11 malam. Pangeran Gavin keluar dari ruangannya kemudian berjalan ke lorong yang gelap. Pertemuan rutin harus bisa dihadirinya. Sekalipun jarang membahas hal yang penting, namun pertemuan itu harus tetap dilakukan.Pangeran Gavin memutar gagang pintu kemudian mendorongnya pelan. Seperti di malam sebelumnya, lima orang sudah datang lebih dulu dibandingkan dengannya. Kali ini tersedia beberapa jenis makanan di atas meja, yang sudah bisa dipastikan kalau Cora yang membuat semua itu.“Apa yang sebaiknya kita bahas malam ini?” Astra membuka suara tepat ketika Pangeran Gavin sudah duduk.Dengan penuh semangat, Azura mengangkat tangannya sembari menegakkan tubuhnya. “Aku! Aku!”Semua mata beralih menatapnya. Sangat jarang Azura memiliki topik untuk dibicarakan. Di sisi lain, mereka semua berpikir mungkin Azura ingin mengatakan sesuatu yang serius.“Pagi menjelang sore tadi, aku dan Leo bertemu dengan utusan Kerajaan Gam

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #19 Kedatangan Tamu tak Diundang

    Pangeran Gavin hanya berdehem kemudian keluar dari ruangan. Tanpa sadar jarum jam sudah menunjukkan pukul satu malam. Masih ada beberapa hal yang harus diselesaikannya, jadi dia tidak bisa langsung istirahat. Pangeran Gavin melangkah masuk ke dalam ruangannya dan duduk di belakang meja kerjanya. Tak lama kemudian, Gabriel membuka pintu dan melangkah masuk. “Kau juga harus segera istirahat, Pangeran.” Gabriel mengambil duduk di sofa sudut ruangan, menatap Pangeran Gavin yang berada di seberangnya. Pangeran Gavin menyandarkan punggungnya tanpa mengalihkan matanya dari Gabriel. “Kapan Ayahku menyuruhmu untuk menemaninya?” “Kemarin siang. Yang Mulia bahkan menunjukkan padaku undangan yang dikirim ke Kerajaan Thorn.” Jelas Gabriel. “Kau yakin kalau yang akan datang adalah Yang Mulia Geld? Bagaimana jika Louis yang datang?” bahkan Pangerang Gavin pun ikut khawatir jikalau Pangeran Louis yang datang di perjamuan itu. Gabriel menggeleng pelan. “Aku yakin yang akan datang adalah Yang Mulia

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #20 Penerus yang Tidak Terduga

    Pukul 10 pagi. Jalanan kota sedang menyambut kedatangan kereta kuda milik Yang Mulia Glocius. Sesekali Yang Mulia Glocius melambaikan tangannya ke arah rakyat yang menyapanya. Siapa yang tidak mengenalnya, semua orang pasti mengenalnya sebagai raja kerajaan terbesar yang ada di negeri ini.“Mereka semua benar-benar menyambutku hangat.” Yang Mulia Glocius mengulas senyum ketika seorang anak kecil melambaikan tangannya. Dia tidak pernah bosan untuk berkunjung ke Kerajaan Wisteria. Rakyatnya ramah, ditambah dengan rajanya yang begitu disegani oleh semua orang.Kereta kuda berhenti tepat di depan gerbang istana Kerajaan Wisteria. Salah satu prajurit berbincang dengan kusir. Tak lama kemudian, prajurit membuka pintu untuk kereta kuda masuk ke pelataran istana.Kabar kedatangan Yang Mulia Glocius sudah didengar oleh hampir seisi istana. Yang Mulia William pun bergegas menyambutnya di teras istana. Senyumnya merekah ketika melihat Yang Mulia Glocius turun d

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #21 Panik (Mode On)

    Tidak ada raut keterkejutan dari Pangeran Gavin. Karena sebelumnya, dia sudah bertanya pada Norman alasan kenapa dia dipanggil oleh ayahnya. “Putri baik-baik saja.”“Pangeran, kau tidak berniat untuk merebut Kerajaan Mandelein?” Yang Mulia Glocius tidak berniat basa-basi. Pembicaraan pun mulai serius. Atmosfer ruangan ikut berubah.Pangeran Gavin yang mendapat pertanyaan tersebut sudah memantapkan tekadnya berdasarkan apa yang Putri Olivia katakan. “Tidak, Yang Mulia.”“Kenapa?”Tanpa ingin memberitahu siapapun terkait alasannya dan juga tidak ingin melukai perasaan Yang Mulia Glocius, Pangeran Gavin menjawab. “Saya memiliki alasan saya sendiri kenapa tidak ingin melakukannya.”Tidak ingin terus mendesak, Yang Mulia Glocius justru tersenyum. Dia menghargai sikap Pangeran Gavin yang tidak dibutakan dengan kekuasaan. “Kalau begitu, tidak masalah jika aku merebut Kerajaan Mandelein?&rdq

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #22 Tekad Sang Raja

    “Menyebalkan!!!” Yang Mulia Geld memekik frustasi. Dia tidak bisa berpikir jernih untuk menemukan jalan terang. Melihat rajanya frustasi, Dandi selaku penasehat raja melangkah mendekat, berusaha untuk membantunya mencari jalan keluar. “Tenangkan diri Anda, Yang Mulia.” Yang Mulia Geld menggeram pasrah. “Bagaimana aku bisa tenang? Sore ini aku pasti ditunggu oleh William. Mau diletakkan dimana harga diriku ketika bertemu dengannya setelah apa yang dilakukan oleh Louis.” Dandi merangkul pundak Yang Mulia Geld, menuntunnya ke kursi di depan salah satu ruangan. “Tenangkan diri anda lebih dulu. Dengan begitu anda bisa mendapatkan jalan keluar.” Yang Mulia Geld duduk di kursi ditemani Dandi di sebelahnya. “Aku memang tidak suka dengan apa yang Louis perbuat, tapi aku juga tidak tahu bagaimana berhadapan dengan kerajaan lain yang sudah jelas mereka mengetahui perbuatan Louis.” “Jika saya boleh saran, Yang Mulia. Mungkin alangkah baiknya kalau Anda be

Bab terbaru

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #50 Love You (END)

    Hari silih berganti. Puteri Olivia dan Pangeran Gavin masih senantiasa menginap di Kerajaan Gambera. Hal yang berbeda hanyalah Norman yang sudah kembali ke Kerajaan Wisteria, membawa laporan terkait ucapan terima kasih dari Yang Mulia Geld yang ditujukan kepada Yang Mulia William. Panglima Murr pun sudah kembali, menyisakan Panglima Sam dengan beberapa pasukannya untuk mengamankan Kerajaan Mandelein. Berita kebenaran kejadian di dalam istana, sudah terdengar sampai ke telinga rakyat Kerajaan Mandelein. Di hari pertama, bahkan mereka berbondong-bondong mengunjungi istana untuk menanyakan kebenaran terkait berita tersebut. Beberapa dari mereka mengasihani keadaan Puteri Olivia, sedangkan yang lainnya menginginkan Pangeran Louis dihukum mati. Berakhirnya peperangan juga menjadikan akhir bagi Kelompok Mawar Hitam. Palte selaku pemimpin kelompok tersebut, diam-diam menemui Panglima Sam di Kerajaan Mandelein. Mencoba mengutarakan maksudnya. “Siapa kau? Dan apa tujuanmu datang padaku?” tany

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #49 Berakhir

    Crash!“Maaf terlambat. Kau baik-baik saja?” Gabriel muncul di samping Palte, memaksanya untuk kembali membuka mata.Siapa? Aku belum pernah bertemu dengannya.Gabriel berjongkok dan membantu Palte untuk berdiri. “Kita harus mengobati lukamu.” Sekalipun dia mendengar apa yang dipikirkan oleh Palte, namun Gabriel memilih untuk lebih dulu mengobati lukanya.Di seberang mereka, Azura pun sudah berhasil menyelamatkan Alex dan rekan-rekannya dengan memenggal kepala prajurit yang berada di sekitar mereka. Beruntung tidak ada luka parah pada mereka, jadi mereka bisa segera meninggalkan arena pertempuran.“Palte! Kau terluka! Astaga!” Noir panik ketika melihat Gabriel yang menyandarkan Palte di samping gudang.Gabriel melangkah mundur, membiarkan Noir mengobati Palte. Pandangannya pun beralih menatap Azura yang baru datang bersama Alex dan rekan-rekannya.“Tetaplah di sini. O

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #48 Sedikit Lagi

    Teriakan memilukan, tanpa bisa melakukan apapun. Tangan kanan Dean terpotong hingga bahu. Masih dalam keadaan terikat, tangan itu terpisah dari tubuh pemiliknya. Dean meraung-raung melampiaskan rasa sakit yang dirasakan di tubuh bagian kanannya. Darah pun keluar tiada henti. Rasa sakit yang membuat siapapun ingin menangis.“Sudah kukatakan sebelumnya, bukan? Tapi kau malah tidak mau percaya padaku. Bagaimana rasanya? Sakit, bukan? Apa yang kulakukan padamu tidak ada apa-apanya dengan apa yang kalian lakukan pada orang tua Puteri Olivia. Kau sendiri sadar akan hal itu, kan?” Azura menyimpan belatinya seraya menjaga jarak dari Dean. Dia membiarkan Dean berteriak-teriak kesakitan. Sudah cukup baginya untuk saat ini menyiksa laki-laki di depannya, hanya sekedar untuk membuktikan dengan siapa dia berhadapan.Tak lama kemudian, Dean tidak sadarkan diri. Azura pun mengambil kain panjang yang selalu dibawanya untuk berjaga jika terluka. Kali ini dia akan menggunaka

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #47 Jangan Kabur

    “Astaga Gavin!” Yang Mulia William bergegas mendekat, membantu Astra meletakkan Pangeran Gavin di dalam kereta kuda.Astra bergegas mengambil kotak obat di kereta yang lainnya dan segera mengobati luka di punggung Pangeran Gavin. Sedangkan Gabriel meletakkan Puteri Olivia di kereta kuda yang lainnya. Dia masih belum sadar. Hampir saja, telat satu detik saja, Puteri Olivia mungkin akan mati tergantung. Gabriel melepaskan tali yang mengikat leher Puteri Olivia kemudian membuangnya asal.“Apa Puteri baik-baik saja?” Maya berdiri di samping kereta kuda, menatap cemas keadaan Puteri Olivia.Gabriel berdiri berseberangan dengan Maya, menatapnya kemudian beralih menatap Puteri Olivia. “Dia hanya tidak sadarkan diri. Temani di sini. Aku harus mengurus Azura.”Maya mengangguk mantap. “Dimengerti.”Gabriel melangkah cepat mendekat ke Azura yang dibaringkan di atas rumput di bawah pohon. Di sampingnya sudah ada

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #46 Sirius

    Dua ribu pasukan keluar dari hutan, membaur dan menebas pasukan dari Kerajaan Mandelein. Beberapa dari mereka bergerak cepat mengobati prajurit pimpinan Panglima Murr yang terluka, membawa mereka jauh dari peperangan.Ribuan pasukan yang datang membuat emosi Pangeran Louis seketika memuncak. Wajahnya merah padam. Tidak ada yang mengatakan padanya kalau akan ada pasukan bantuan. Sekalipun pasukannya terbilang banyak, namun yang dilihatnya saat ini adalah pasukannya yang semakin berkurang.“CEPAT HABISI MEREKA! KENAPA KALIAN MALAH KALAH? CEPAT MAJU!!!!”Prajurit yang merasa terpanggil bergegas melakukan apa yang diperintahkan. Mereka mulai bergerak mengepung Pangeran Gavin dan yang lainnya. Hampir seperempat pasukan mengepung mereka, dengan senjata di tangan mereka.Astra yang semakin terpancing emosi sontak berdiri di depan teman-temannya. Jika dia memiliki kemampuan kutukan, mungkin dia akan mengutuk mereka yang berada di sekitarnya dengan kut

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #45 Perang!!!

    Pangeran Gavin yang berada di tengah-tengah peperangan, menyadari keberadaan Putri Olivia di atas benteng. Perhatiannya pun teralihkan. Pedang yang semula bergerak menebas sana-sini, kini berhenti bahkan perlahan turun. Sebentar lagi, seharusnya dia bisa menyusup dan menyelamatkan Putri Olivia, namun apa yang terjadi saat ini membuatnya terdiam.Oliv...“Gavin! Jangan melamun!” Astra yang semula berjarak darinya segera mendekat seraya menghunuskan pedangnya pada prajurit yang menghalangi jalannya. Pangeran Gavin yang sama sekali tidak bergeming di sampingnya dengan pandangan ke arah benteng, membuat Astra melihat ke arah yang sama.Terkejut, tergambar jelas di wajah Astra, apalagi Pangeran Gavin. Jarak mereka dengan benteng masih sangatlah jauh. Ditambah lagi dengan ribuan pasukan yang mengepung mereka, membuatnya sulit untuk menjangkau dalam waktu cepat ke tempat Putri Olivia.“KAU DI SANA, GAVIN? KAU INGIN MENYELAMATKAN OLIVIA

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #44 Pagi yang Berdarah

    “Omong-omong, Gavin. Aku membawa pesan dari Yang Mulia William.” Astra berbalik menatap Pangeran Gavin yang tengah memijat pelipisnya.“Ap---”Bugh!Sebuah bogeman mentah mendarat di perut Pangeran Gavin dari Astra membuatnya meringis kesakitan. Siapa sangka Astra akan memukul perutnya dan itu terbilang cukup kuat.“Itu pesan dari ayahmu, Gavin. Dia menitipkan pukulannya padaku,” ucap Astra tanpa rasa bersalah sama sekali.“Uhuk! Uhuk! Sakit sekali. Kenapa ayah menitipkan hal yang tidak berguna padamu?” Pangeran Gavin mengambil duduk di atas jerami seraya menyandarkan punggungnya di tiang gudang.Astra pun ikut duduk bersila di samping Pangeran Gavin. “Karena kau dengan bodohnya sendirian di tempat tidak dikenal ini. Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu sebelum aku sampai, hm?”“Aku tahu hal itu tidak akan terjadi, karena itu aku tidak masalah sendiria

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #43 Road to War

    Noir menoleh. “Oh, mereka akan menginap di sini untuk malam ini,” tuturnya. Alex yang ikut menoleh, terkejut dengan keberadaan Pangeran Gavin dan Leo di desanya. Spontan dia berdiri di depan Palte dan Noir dengan dua pedang kecil di tangannya. “Kenapa anggota kerajaan ada di sini?” Mata itu memicing, menatap tidak suka ke arah Pangeran Gavin. “Anggota kerajaan?!” Noir memekik tidak percaya. Lambang Kerajaan Wisteria tersemat di sarung pedang milik Pangeran Gavin. Kerajaan di mana tugas mereka dijalankan. Palte yang baru menyadarinya ikut menarik pedangnya berdiri bersampingan dengan Alex. “Kami ke sini hanya untuk me---” Brak! Leo yang sedari tadi hanya diam, tiba-tiba tersungkur lemas. Dia tidak bisa jauh-jauh dari Kerajaan Wisteria dalam waktu yang lama. Jantungnya melemah. Pangeran Gavin berjongkok dan memeriksa kondisi Leo. Suhu badannya meninggi, keringat dingin mulai bercucuran di dahinya. “Oi! Leo, bertahanlah!” Tanpa banyak berpikir, dia bergegas membawa Leo ke dalam gud

  • Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom   #42 Desa Mawar Hitam

    Di ruangan perawatan. Norman keluar dari ruangan dan dihampiri oleh beberapa pelayan. Sarung tangan yang dipakainya segera dilepas kemudian meletakkannya di nampan yang disodorkan oleh pelayan padanya.“Apa Yang Mulia baik-baik saja?” tanya pelayan tersebut.Dandi berdehem. “Beliau sudah melewati masa kritis. Sisanya tinggal menunggu beliau sadar. Omong-omong, kalian melihat rekanku?”“Ada bersama Tuan Dandi di kamar Yang Mulia Geld.”“Terima kasih.” Dandi pun melangkah menuju ke tempat Gabriel. Hingga kasus ini diketahui siapa pelakunya dan memastikan Yang Mulia Geld sudah sadar, mereka berdua tidak bisa pulang begitu saja.Gabriel berjongkok tepat di depan bercak darah Yang Mulia Geld yang berceceran di lantai kamar pribadinya. Masih belum ada bukti lain kecuali darah di lantai. Gabriel bahkan dibuat pusing karena bukti yang sangat sedikit.“Bagaimana?” Norman melangkah masuk, ber

DMCA.com Protection Status