"Clara...". Ucap Yoga pelan.Mendengar Yoga mengucapkan nama Clara, Frengky melihat arah mata Yoga dan menemukan sosok Clara ada di depannya. "Clara...". Gumam Frengky menyamakan dengan satu kata yang baru saja diucapkan oleh sahabatnya itu.Frengky juga melihat apa yang sedang sahabatnya itu lihat. Wanita yang selama ini dia cari malah ada didepannya, berdiri menghadap mereka. Seolah memang menunggu kedatangan kami, memikirkan hal tersebut, sontak saja membuat Frengky berpikir. "Apakah Clara bekerja di Restoran Yummy?". Tanya Frengky dalam hati.Ada ketegangan yang terjadi di depan lobi restoran Yummy. Bisik-bisik staf karyawan masing-masing perusahaan terdengar di telinga mereka semua."Bagaimana bisa seorang istri dari CEO tertinggi Ex Entertainment bekerja di sebuah restoran?"."Bukankah mereka sudah berpisah?"."Apakah ibu Clara yang menjadi manajer marketing restoran kita adalah istri dari CEO Yoga?"."Aku baru tahu wajah istrinya CEO Yoga adalah wajah ibu Clara ini".Begitula
"Sudah selesai kan? Ayo kita harus bicara!". Yoga pun langsung berdiri tegak dari tempat duduknya, dan berjalan melangkah lebar ke arah Clara. Tanpa permisi, Yoga langsung menarik lengan Clara dan membawanya keluar dari ruangan rapat."Lepaskan...". Teriak Clara spontan.Suara teriakan dari Clara tidak diindahkan oleh Yoga. Ia masih saja menarik lengan Clara. Tindakan paksa Yoga terhadap Clara ditanggapi dengan kebingungan para karyawan kedua perusahaan didalam ruangan tersebut. Walaupun tindakan Yoga memaksa Clara, namun tidak ada yang berani untuk mengganggu atau menghentikan tindakan Yoga. Apalagi karyawan yang bekerja dibawah naungan Ex Entertainment, mereka sadar konsekuensi apa yang akan mereka terima apabila menentang keinginan CEO Yoga Adhitama."Lepaskan, Yoga. Tanganku sakit". Ucap Clara dengan sangat kesal.Menyadari bahwa apa yang dilakukan Yoga sudah menyakiti Clara, spontan Yoga menghentikan langkahnya dan kemudian melepaskan pegangan tangannya di lengan Clara. Yoga ju
Clara sebenarnya masih bingung harus menghadapi Yoga seperti apa lagi. Namun, ia tak mungkin menjauh dari ayah dari anak yang sedang dikandungnya itu. Clara juga butuh suami untuk berada di sisinya selama ia mengandung."Sebaiknya kita tak usah bertemu dulu". Ucap Clara mematahkan hati dan harapan Yoga."Kenapa, Clara?"."Aku tak ingin mama dan papa mengetahui bahwa kita sudah berbaikan. Lagipula aku juga masih ingin menata hatiku. Aku harap kamu bisa mengerti". Ucap Clara mencoba memberi tahu alasannya."Apa?". Tanya Yoga yang menjadi bingung dengan sikap Clara yang berubah."Jujur saja aku belum bisa menerimamu seutuhnya saat ini. Berikan aku waktu untuk memahami ini semua". Ucap Clara jujur dengan apa yang dirasakannya saat ini.Yoga pun menarik dan menghembuskan nafasnya pelan. "Maafkan aku". Hanya itu kata yang keluar dari mulut Yoga. Yoga sadar atas apa yang sudah ia perbuat dengan Clara. Perjuangan sulitnya untuk mencari keberadaan Clara tak sebanding dengan sakit dan sulitny
Namun, saat ia memasuki restoran, Yoga melihat pemandangan yang membuatnya menjadi naik pitam. Mata Yoga menatap nanar pemandangan yang disuguhkan di depan matanya itu."Apa yang sedang kalian lakukan?". Ucap Yoga agak keras dan mengejutkan kedua orang yang ada dihadapan Yoga tersebut.Dua orang yang dihadapan Yoga tak lain adalah istrinya sendiri, Clara. Dan seorang lagi adalah laki-laki yang pernah membuat Yoga cemburu karena kedekatannya dengan Clara, yaitu Rakha, CEO Restoran Yummy.Suara keras yang keluar dari mulut Yoga membuat Clara mendongakkan kepalanya untuk melihat keberadaan Yoga yang melihat mereka dengan aura kemarahan.Dengan spontan Clara menjauhkan tangan Rakha yang tanpa sengaja memegang perutnya yang sedikit kram. Clara pun sedikit meringis karena menahan sakit di perutnya."Yoga...". Ucap Clara lirih. Clara tahu bahwa saat ini Yoga pasti salah paham atas apa yang barusan Yoga lihat.Clara saat ini sedang bersama Rakha saat mereka ingin pulang bekerja. Entah karena
Lampu operasi yang masih berkedip-kedip selalu membuatku gelisah. Hati dan pikiranku pun ketar-ketir menanti dokter keluar dari ruangan tersebut membawa kabar mengenai Clara."Kamu akan menyesal Yoga sudah melakukan begitu banyak kejahatan pada istri sesempurna seperti Clara". Begitulah kata-kata yang aku ucapkan dalam hati mengenai pendapatku akan tindakan Yoga yang menelantarkan istrinya saat ini. Yoga bahkan tak mau sedikit pun untuk mendengar dan percaya dengan apa yang dikatakan oleh Clara.Sementara itu, Yoga yang pergi dengan marah dari restoran Yummy karena melihat Clara dan Rakha begitu kesal. "Apa-apaan ini, pantas saja permintaanku tak ditanggapi oleh Clara. Sudah berapa lama mereka berhubungan?". Ucap Yoga dengan penuh amarah.Ia kini sedang didalam mobilnya menuju hotel dimana ia menginap selama di kota Bandung. Pikiran Yoga kacau dan mengendarai mobil secara ugal-ugalan. Kemarahannya ia lampiaskan dengan sembarang menekan tombol klakson di saat kendaraan lain mengganggu
Kini Yoga terkekeh pelan.Nasib dan takdir seakan sedang mempermainkan dia sekarang. Kehidupan, tubuhnya dan pernikahannya mengalami kegagalan yang menyakitkan.Kini Yoga seakan menertawakan dirinya kembali. Sekarang saja, dia tak bisa berbuat apa-apa lagi selain menunggu bantuan dari sahabatnya, Frengky. Sebuah hal yang begitu memalukan untuk seorang Yoga Adhitama, CEO Ex Entertainment. "A-apa? Kenapa kamu ada di jalan? Apa kamu sedang terluka?". Tanya Frengky semakin merasa khawatir akan keadaan Yoga."Kamu kemarilah kesini dan lihat saja bagaimana keadaanku saat ini". Sahut Yoga dengan memberikan kata-kata penuh tanda tanya kepada Frengky."Apa maksud dari perkataanmu, Yoga?". Tanya Frengky dengan kesal karena kata-kata Yoga yang tak jelas diucapkan padanya."Tunggu disana dan aku akan segera kesana". Sambung Frengky lagi.Dengan sangat tergesa-gesa, Frengky bergegas menyambar jaketnya dan segera keluar dari kamar hotelnya untuk menemukan dimana keberadaan Yoga. Sungguh, kata-kata
"Kenapa? Apa ada yang sakit lagi?". Tanya Rakha menjadi panik karena melihat raut wajah pucat pasi Clara sekarang."Ada yang mengalir pak Rakha, darah". Ucap Clara seraya melihat ke arah kedua kakinya."A-apa?". Kini pak Rakha yang berganti terkejut karena melihat darah yang mengalir di kaki Clara.Dengan sigap pak Rakha membawa Clara ke rumah sakit. Ternyata, setelah pemeriksaan dari dokter yang menangani Clara bahwa ia sudah mengalami pecah ketuban. Dokter segera mengambil tindakan dengan menggunakan jalan operasi secar untuk Clara.Alhamdulillah, tindakan cepat yang diambil oleh dokter membuat nyawa Clara dan bayinya selamat. Bahkan sampai detik ini, Rakha masih saja sebagai malaikat penolong bagi Clara."Hei mama Revan kok malah bengong gitu sih?". Suara Rakha membuyarkan lamunanku pada peristiwa saat aku melahirkan Revan tiga bulan yang lalu."Eh, apa Rakha?". Ucapku terbata menyahut perkataan Rakha barusan."Kamu yakin besok sudah mau bekerja lagi?". Rakha menanyakan kembali pe
Aku yang merasa masih menjadi istri sah seorang Yoga tidak bisa menerima begitu saja lamaran seseorang. Tentu saja aku menolaknya dengan alasan yang membuat Rakha menertawaiku."Istri?". Ucap Rakha kala itu."Iya". Kataku dengan tegas."Suami macam apa yang tega meninggalkan seorang istri dan anak kandungnya seperti ini?". Kata Rakha menjadi kesal dengan alasanku menolak lamarannya."Kamu tak berhak mengatakan hal tersebut, Rakha. Walau begitu dia sampai detik ini juga belum menjatuhkan talak padaku". Ucapku kala itu hingga sukses membuatku mulut Rangka bungkam.Aku memang tak salah mengatakan hal tersebut karena memang ingin memberikan ketegasan kepada Rakha. Aku juga tak ingin memberikan sebuah harapan atau janji apapun itu kepada Rakha.Walaupun aku tahu dan sadar bagaimana sebenarnya pernikahanki dengan Yoga selama ini. Aku bahkan tak tahu bagaimana kabar Yoga sampai sekarang. Namun, sebelum ketok palu dipukul, aku dan Yoga tetap sah menjadi suami istri. Itulah keyakinan yang aku