Beranda / Romansa / Pria Tua itu adalah Suamiku / Bab 67. Jakarta dan Bandung

Share

Bab 67. Jakarta dan Bandung

Penulis: Yoona Nusa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-31 15:53:16

Setelah mengetahui rahasia bahwa Clara sedang mengandung anakku, sungguh aku begitu menyesali perbuatanku yang sengaja membuat murka Clara. Entah apa yang membuatku meminta Laura untuk membantuku membuat Clara pergi dari hidupku dengan sakit di hatinya. Aku bahkan sangat terpukul lalu bagaimana dengan perasaan Clara?

"Maafkan aku, sayang".

Terdengar suara lirih terdengar dari mulut Yoga. Kini ia mengepalkan kedua tangannya, ia marah kepada dirinya yang begitu bodoh telah berbuat hal gila.

"Aku harus menebus kesalahan yang telah aku perbuat padamu, Clara. Aku mohon jangan sembunyi lagi, bagaimana caranya aku bisa menemukanmu jika kamu seakan ditelan bumi".

Aku sedang menyiapkan beberapa helai pakaian yang akan aku pakai, dan kemudian aku masukkan ke dalam koper kecil. Jika tidak ada kerjaan yang mendesak di Jakarta, aku akan tetap tinggal sementara di Bandung.

Hari ini aku sudah menjadwalkan kegiatan kerjaku untuk berangkat ke Bandung. Aku sudah berniat untuk menemukan Clara selama wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 68. Lobi Restoran Yummy

    "Kamu sudah siap?". Tanya pak Rakha kepadaku yang terlihat gugup.Aku memang sedang gugup saat ini, mungkin terlihat dengan sangat jelas di mata pak Rakha. Aku, pak Rakha dan beberapa staf restoran Yummy sedang berdiri di depan lobi menunggu kedatangan perwakilan dari perusahaan Ex Entertainment. "Siap". Aku berkata singkat dengan pertanyaan pak Rakha sambil menganggukkan sedikit kepalaku.Dari sambungan telepon dengan shinta, ia mengabari bahwa lima menit lagi rombongan mereka akan sampai di restoran mereka. Dengan kabar itulah, rasa gugup memeluk tubuh Clara saat ini, maklum saja, Clara masih minim di dalam pengalaman dunia kerja."Kamu santai saja, tidak usah terlalu cemas seperti itu. Semua akan baik-baik saja". Pak Rakha mencoba menyemangati aku."Terima kasih, pak Rakha". Ucapku singkat.Setelah aku mengatakan itu, dari kejauhan mataku menyipit karena melihat ada rombongan tiga mobil hitam yang memasuki parkiran restoran kami. Aku menduga bahwa mereka yang sedang kami tunggu."

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 69. Meeting atau Telepati

    "Clara...". Ucap Yoga pelan.Mendengar Yoga mengucapkan nama Clara, Frengky melihat arah mata Yoga dan menemukan sosok Clara ada di depannya. "Clara...". Gumam Frengky menyamakan dengan satu kata yang baru saja diucapkan oleh sahabatnya itu.Frengky juga melihat apa yang sedang sahabatnya itu lihat. Wanita yang selama ini dia cari malah ada didepannya, berdiri menghadap mereka. Seolah memang menunggu kedatangan kami, memikirkan hal tersebut, sontak saja membuat Frengky berpikir. "Apakah Clara bekerja di Restoran Yummy?". Tanya Frengky dalam hati.Ada ketegangan yang terjadi di depan lobi restoran Yummy. Bisik-bisik staf karyawan masing-masing perusahaan terdengar di telinga mereka semua."Bagaimana bisa seorang istri dari CEO tertinggi Ex Entertainment bekerja di sebuah restoran?"."Bukankah mereka sudah berpisah?"."Apakah ibu Clara yang menjadi manajer marketing restoran kita adalah istri dari CEO Yoga?"."Aku baru tahu wajah istrinya CEO Yoga adalah wajah ibu Clara ini".Begitula

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 70. Penjelasan

    "Sudah selesai kan? Ayo kita harus bicara!". Yoga pun langsung berdiri tegak dari tempat duduknya, dan berjalan melangkah lebar ke arah Clara. Tanpa permisi, Yoga langsung menarik lengan Clara dan membawanya keluar dari ruangan rapat."Lepaskan...". Teriak Clara spontan.Suara teriakan dari Clara tidak diindahkan oleh Yoga. Ia masih saja menarik lengan Clara. Tindakan paksa Yoga terhadap Clara ditanggapi dengan kebingungan para karyawan kedua perusahaan didalam ruangan tersebut. Walaupun tindakan Yoga memaksa Clara, namun tidak ada yang berani untuk mengganggu atau menghentikan tindakan Yoga. Apalagi karyawan yang bekerja dibawah naungan Ex Entertainment, mereka sadar konsekuensi apa yang akan mereka terima apabila menentang keinginan CEO Yoga Adhitama."Lepaskan, Yoga. Tanganku sakit". Ucap Clara dengan sangat kesal.Menyadari bahwa apa yang dilakukan Yoga sudah menyakiti Clara, spontan Yoga menghentikan langkahnya dan kemudian melepaskan pegangan tangannya di lengan Clara. Yoga ju

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 71. Dilema

    Clara sebenarnya masih bingung harus menghadapi Yoga seperti apa lagi. Namun, ia tak mungkin menjauh dari ayah dari anak yang sedang dikandungnya itu. Clara juga butuh suami untuk berada di sisinya selama ia mengandung."Sebaiknya kita tak usah bertemu dulu". Ucap Clara mematahkan hati dan harapan Yoga."Kenapa, Clara?"."Aku tak ingin mama dan papa mengetahui bahwa kita sudah berbaikan. Lagipula aku juga masih ingin menata hatiku. Aku harap kamu bisa mengerti". Ucap Clara mencoba memberi tahu alasannya."Apa?". Tanya Yoga yang menjadi bingung dengan sikap Clara yang berubah."Jujur saja aku belum bisa menerimamu seutuhnya saat ini. Berikan aku waktu untuk memahami ini semua". Ucap Clara jujur dengan apa yang dirasakannya saat ini.Yoga pun menarik dan menghembuskan nafasnya pelan. "Maafkan aku". Hanya itu kata yang keluar dari mulut Yoga. Yoga sadar atas apa yang sudah ia perbuat dengan Clara. Perjuangan sulitnya untuk mencari keberadaan Clara tak sebanding dengan sakit dan sulitny

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 72. Clara dan Rakha

    Namun, saat ia memasuki restoran, Yoga melihat pemandangan yang membuatnya menjadi naik pitam. Mata Yoga menatap nanar pemandangan yang disuguhkan di depan matanya itu."Apa yang sedang kalian lakukan?". Ucap Yoga agak keras dan mengejutkan kedua orang yang ada dihadapan Yoga tersebut.Dua orang yang dihadapan Yoga tak lain adalah istrinya sendiri, Clara. Dan seorang lagi adalah laki-laki yang pernah membuat Yoga cemburu karena kedekatannya dengan Clara, yaitu Rakha, CEO Restoran Yummy.Suara keras yang keluar dari mulut Yoga membuat Clara mendongakkan kepalanya untuk melihat keberadaan Yoga yang melihat mereka dengan aura kemarahan.Dengan spontan Clara menjauhkan tangan Rakha yang tanpa sengaja memegang perutnya yang sedikit kram. Clara pun sedikit meringis karena menahan sakit di perutnya."Yoga...". Ucap Clara lirih. Clara tahu bahwa saat ini Yoga pasti salah paham atas apa yang barusan Yoga lihat.Clara saat ini sedang bersama Rakha saat mereka ingin pulang bekerja. Entah karena

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 73. Berkelahi

    Lampu operasi yang masih berkedip-kedip selalu membuatku gelisah. Hati dan pikiranku pun ketar-ketir menanti dokter keluar dari ruangan tersebut membawa kabar mengenai Clara."Kamu akan menyesal Yoga sudah melakukan begitu banyak kejahatan pada istri sesempurna seperti Clara". Begitulah kata-kata yang aku ucapkan dalam hati mengenai pendapatku akan tindakan Yoga yang menelantarkan istrinya saat ini. Yoga bahkan tak mau sedikit pun untuk mendengar dan percaya dengan apa yang dikatakan oleh Clara.Sementara itu, Yoga yang pergi dengan marah dari restoran Yummy karena melihat Clara dan Rakha begitu kesal. "Apa-apaan ini, pantas saja permintaanku tak ditanggapi oleh Clara. Sudah berapa lama mereka berhubungan?". Ucap Yoga dengan penuh amarah.Ia kini sedang didalam mobilnya menuju hotel dimana ia menginap selama di kota Bandung. Pikiran Yoga kacau dan mengendarai mobil secara ugal-ugalan. Kemarahannya ia lampiaskan dengan sembarang menekan tombol klakson di saat kendaraan lain mengganggu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 74. Menghilang tanpa kabar

    Kini Yoga terkekeh pelan.Nasib dan takdir seakan sedang mempermainkan dia sekarang. Kehidupan, tubuhnya dan pernikahannya mengalami kegagalan yang menyakitkan.Kini Yoga seakan menertawakan dirinya kembali. Sekarang saja, dia tak bisa berbuat apa-apa lagi selain menunggu bantuan dari sahabatnya, Frengky. Sebuah hal yang begitu memalukan untuk seorang Yoga Adhitama, CEO Ex Entertainment. "A-apa? Kenapa kamu ada di jalan? Apa kamu sedang terluka?". Tanya Frengky semakin merasa khawatir akan keadaan Yoga."Kamu kemarilah kesini dan lihat saja bagaimana keadaanku saat ini". Sahut Yoga dengan memberikan kata-kata penuh tanda tanya kepada Frengky."Apa maksud dari perkataanmu, Yoga?". Tanya Frengky dengan kesal karena kata-kata Yoga yang tak jelas diucapkan padanya."Tunggu disana dan aku akan segera kesana". Sambung Frengky lagi.Dengan sangat tergesa-gesa, Frengky bergegas menyambar jaketnya dan segera keluar dari kamar hotelnya untuk menemukan dimana keberadaan Yoga. Sungguh, kata-kata

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 75. Kelahiran Revan

    "Kenapa? Apa ada yang sakit lagi?". Tanya Rakha menjadi panik karena melihat raut wajah pucat pasi Clara sekarang."Ada yang mengalir pak Rakha, darah". Ucap Clara seraya melihat ke arah kedua kakinya."A-apa?". Kini pak Rakha yang berganti terkejut karena melihat darah yang mengalir di kaki Clara.Dengan sigap pak Rakha membawa Clara ke rumah sakit. Ternyata, setelah pemeriksaan dari dokter yang menangani Clara bahwa ia sudah mengalami pecah ketuban. Dokter segera mengambil tindakan dengan menggunakan jalan operasi secar untuk Clara.Alhamdulillah, tindakan cepat yang diambil oleh dokter membuat nyawa Clara dan bayinya selamat. Bahkan sampai detik ini, Rakha masih saja sebagai malaikat penolong bagi Clara."Hei mama Revan kok malah bengong gitu sih?". Suara Rakha membuyarkan lamunanku pada peristiwa saat aku melahirkan Revan tiga bulan yang lalu."Eh, apa Rakha?". Ucapku terbata menyahut perkataan Rakha barusan."Kamu yakin besok sudah mau bekerja lagi?". Rakha menanyakan kembali pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08

Bab terbaru

  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 103. Kebahagiaan

    "Aww... ". Gumamku pelan. Aku terbangun dan merasa seluruh badanku pegal, aku sedikit menggeliat pelan. Deg, aku seperti menyentuh tubuh seseorang, aku pun menoleh ke samping.Aku kaget, karena yang kulihat adalah seseorang. Dan itu adalah Yoga. Kejadian seperti ini mengingatkan aku pada malam pertamaku bersama Yoga juga, dan ini malam keduaku. Aku kini menyadari apa yang telah terjadi dan apa yang sudah kami lakukan tadi malam."Apa karena aktifitas kami tadi malam yang membuat badanku pegal seperti ini". Aku berkata pelan takut mengganggu tidur Yoga. Ditambah dengan perpindahan kami ke rumah hari ini membuat tubuhku terasa begitu lelah. Sama seperti sebelumnya, aku tersenyum dan rasanya tidak mau bangun dari tempat tidur ini. Aku ingin lebih lama berada di samping suamiku ini. Dulu, pagi hari itu adalah hari yang sudah lama berlalu, dan hari ini harus aku tunggu dengan begitu lamanya. Lalu, aku melingkarkan tanganku di pinggangnya. Aku mengamati tiap guratan wajah tampan Yoga, p

  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 102. Malam Kedua

    "Janji yang mana? ".''Memeluk mama. Tapi papa ingin melakukannya tidak di dapur seperti yang tadi, tapi ditempat yang mama suka". Yoga membuat aku kembali menerka dan membuat aku kembali penasaran. "Mama suka lagi? Tempat yang mana? "'Makanya cepat selesaikan makannya. Biar mama juga tahu?!".Aku melihat Yoga kini mengerling dengan nakal, ia menggodaku. Detak jantungku berbunyi dengan kuat, kenapa aku malah menjadi gugup seperti ini. Untuk memasukkan satu sendok nasi ke mulut pun rasanya urung aku lakukan. Pikiranku pun sudah traveling kemana-mana. "Aish, apalah yang aku pikirkan ini". "Aku akan setia menunggu". Sambung Yoga yang membuat aku semakin menelan ludahku sendiri. Lima menit kemudian. Aku melirik dengan ekor mataku bahwa Yoga yang masih setia menungguku dengan duduk di meja makan. Aku baru saja menyelesaikan makanku dan kini sedang mencuci piring kami berdua dan peralatan memasak tadi. Aku sengaja melambatkannya karena gugup dengan apa yang akan Yoga lakukan setelah i

  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 101. Rumah Kita

    "Kalau mau dimaafkan harus ada syaratnya? ". Yoga memberiku satu syarat entah apa itu. "Apa syaratnya? ". Tanyaku dengan penasaran. Awas saja jika syaratnya aneh-aneh, aku tidak mau melakukannya. "Syaratnya sangat gampang kok, pasti mama suka"."Mama suka? A-apa, pa? "."Iya mama pasti suka dengan syarat yang akan papa ajukan". Yoga kembali mengulangi perkataanya dengan intonasi pelan agar aku mengerti apa maksud dan tujuannya. Aku kembali memutar otakku menerka apa syarat yang dimaksud oleh suami tuaku itu. Aku jadi ingin tertawa, sudah lama aku tak mengatai Yoga pria tua. Awal pernikahan dulu, aku sering memanggilnya sebagai pria tua. Hal itu aku lakukan karena membenci Yoga. Siapa juga yang tidak akan membenci seseorang yang tiba-tiba hadir didalam kehidupan kita dengan mendadak. Lagipula dulu aku merasa kehadirannya tidak menyenangkan bagiku. Aku yang masih remaja harus menikah dengan seorang pria berumur empat puluh tahun. "Kenapa kamu malah tertawa? ".Sontak pertanyaan dar

  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 100. Pulang

    "Mau kemana, mama Revan? ".Aku melototkan mata terkejut karena Yoga ternyata tidak tidur. "Eh, ka-kamu tidak tidur?". Tanyaku dengan suara terbata karena terkejut."Mana bisa aku tidur jika kamu tidak ada di sampingku, Clara". Mendengarkan gombalan Yoga pipiku terasa bersemu merah. Aku menjadi salah tingkah saat ini. "Kapan Revan tidur? ". Tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan."Baru saja, tadi kami asyik bermain namun sepertinya dia mengantuk. Aku bawa saja ke kamar dan tak lama setelah minum susu, revan tertidur"."Oh, pasti kecapekan". Ucapku mengiyakan. "Kamu juga tidak capek? ". Yoga bertanya kepadaku.Aku mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Yoga. Aku bahkan seperti merenggangkan otot tangan dan pinggangku agar lebih nyaman. "Sini aku pijitin, biar agak enakan badannya". Tawar Yoga kepadaku seraya menarik tubuhku biar berdekatan dengannya. Yoga pun bangun dari tidurnya dan duduk disampingku. Jantungku berdebar kencang saat ini karena jarak kami yang begitu dekat. Aku m

  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 99. Kebahagiaan

    "Maafkan saya pak Rakha. Sepertinya saya harus berhenti bekerja". Ucapku pada akhirnya. Hufft.... Aku bisa menghembuskan nafas lega karena sudah berhasil mengeluarkan kata-kata yang tersangkut berat di tenggorokanku. "A-apa? Aku tidak salah dengar kan Clara? ". Ucap Yoga seolah tak percaya dengan apa yang aku katakan. "Namun, saya akan tetap bekerja hingga satu bulan ke depan". Sambungku lagi. "Apa?"."Iya pak Rakha saya akan berhenti bekerja. Saya akan memberikan surat pengunduran diri saya satu bulan kemudian". Ucapku menjelaskan keinginanku. "Kenapa tiba-tiba seperti ini Clara? Apakah ada yang salah? ". Jawab Rakha seolah tidak percaya. Rakha pun meletakkan sendoknya di atas piring dan memilih tidak melanjutkan suapan selanjutnya. Kabar mengenai pengunduran diri Clara masih teringat di pikirannya. Kini ia sendiri di meja makan ini, Clara sudah meninggalkan dirinya beberapa menit yang lalu. Rakha teringat kembali dengan perkataan Clara yang menjelaskan kenapa ia harus berhent

  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 98. Berhenti bekerja

    "Kamu yakin Clara sudah mempertimbangkan semuanya dan mau memberikan aku jawabannya? ". Ucapku kembali bertanya untuk menyakinkan dengan lebih lagi kepada Clara. "Iya, aku yakin. Seratus persen yakin dengan keputusan yang akan aku ambil"."Baiklah, apapun itu aku harap semua untuk kebahagiaan dan kebaikan untuk aku, kamu dab baby Revan". Ucapku dengan penuh penekanan.Clara mengangguk dan mantap akan menjawabnya. Aku malah gugup dan berharap dengan cemas. Sungguh aku takut dan tak bisa memprediksi dengan jelas apa jawaban yang akan Clara katakan. "Aku akan berhenti bekerja dan mulai menjalani hidup sepenuhnya menjadi istrimu dan ibu dari anak kita". Aku menatap Clara dengan binar penuh kebahagiaan karena mendengar jawaban yang memang sesuai dengan harapanku. "Tapi aku punya satu syarat? ". Lanjut Clara memyambung lagi. "Apapun syaratnya jika tidak bertentangan dengan kebaikan kita akan aku penuhi". Ucapku dengan serius dan penuh keyakinan."Syaratnya cuma ada satu, Yoga. Aku hara

  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 97. Surprise

    "Aku akan menunggu".Aku pun mengetikkan pesan itu dan mengirimkannya kepada Clara. Aku sudah bertekad untuk menunggu dan menanti disini. Rindu yang aku rasakan terlalu berat untuk aku pikul dan aku bawa kembali kerumah. Aku harus menuntaskan rindu ini malam ini juga. Cukup lama aku menunggu dan akhirnya aku berhasil bertemu dengan Clara. Rasa senang dan bahagia sungguh sangat indah saat ini. Namun, ada satu hal yang mengganjal di dalam hatiku saat ini. Akankah bakal ada lagi hari-hari yang akan Clara lewatkan sampai larut malam seperti ini. Meninggalkan baby Revan seharian dirumah bersama seorang pengasuh. "Apakah kamu bisa berhenti bekerja? ". Tanyaku kepada Clara. Sontak sejak saat aku mengajukan pertanyaan tersebut suasana menjadi kaku dan hening. Aku tak bisa menahan untuk tidak mengatakan hal tersebut kepada Clara. Aku ingin dia menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Sepertinya Clara tidak menyukai sikapku. Mungkin sekarang ia berpikir aku mulai mengekang dunianya. Baru saja ka

  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 95. POV Yoga

    Aku tak menyangka bahwa wanita yang sedang memegang lenganku adalah Clara. Aku terjatuh saat berusaha melatih otot kakiku untuk bisa berjalan. Sudah dua puluh menit berlalu mungkin itu yang menyebabkan kekuatanku semakin melemah. "Kau disini? ". Itulah kalimat yang aku ucapkan saat aku terkejut melihat ia memegangi tubuhku d n kini berada di depanku. Aku lihat netra mata Clara yang berembun dengan tatapan yang tak bisa aku artikan. Clara juga tak menjawab pertanyaanku. Alih-alih menjawab, Clara malah langsung memeluk tubuh lemahku yang sedang terjatuh. Saat memelukku itulah, aku merasakan ada buliran air hangat jatuh ke lenganku. Aku pun melihat sudah begitu banyak air mata yang mengalir di kedua pipi Clara."Kenapa semuanya kamu tanggung sendiri, Yoga? "."Kenapa selama ini kamu menghilang dan menyembunyikan ini semua dariku? "."Kenapa? Kenapa Yoga? ".Pertanyaan demi pertanyaan Clara lontarkan kepadaku dengan tanpa melepaskan pelukanku lagi. Clara bahkan menangis semakin menjadi

  • Pria Tua itu adalah Suamiku   Bab 95. Permintaan

    Penasaran mengenai tentang apa itu, aku memutuskan untuk mengikuti arahan tangannya yang menyuruh aku untuk duduk di dekatnya. "Apakah ini mengenai masalah pekerjaan, kamu masih ingin menyuruhku untuk berhenti bekerja?". Tanyaku langsung kepada Yoga saat aku telah duduk di kursi. "Bukan. Bukan hal itu yang ingin aku bicarakan kepadamu, Clara? "."Lalu? ""Kembalilah kerumah kita, mari kita tinggal bersama seperti dahulu".Aku mengarahkan tatapan mataku ke wajah Yoga. Dari ekspresi yang ia berikan, aku tahu dia mengatakannya dengan sangat serius. Aku cukup terkejut akan pembahasan pembicaraan mengenai ini dan tidak menyangka."Bagaimana, kamu setuju kan Clara? "."A-apa? ". Ucapku terbata, aku belum mengetahui jawaban apa yang harus aku katakan. "Kamu bisa mempertimbangkan nanti. Sekarang baby Revan sudah tidur, sebaiknya aku juga pulang".Aku juga tampak bingung dan tak tahu harus mengatakan apa. Diam kembali menyelimuti beberapa saat di antara kami. "Kamu tidak mau makan dulu, bi

DMCA.com Protection Status