Yang ini saja deh". Jawab Clara menunjuk menu sayuran tanpa ada protein hewani."Cuma ini bu? Kok tidak ada ikannya?". Rini kemudian mencoba menawarkan menu lain yang berbahan ikan."Saya tidak suka, semenjak saya hamil". Kata Clara jujur."A-apa, ibu Clara hamil?". Kata Rini sedikit kaget karena tak percaya."Iya, baru sebulan jadi belum kelihatan perutnya membesar". Kata Clara cuek saja.Clara tak tahu bahwa Rini memberikan tanggapan tak biasa. Wajar saja karena di usia Clara yang masih muda dan tak bisa dibohongi penampilan Clara masih kelihatan seperti anak orang kaya.Menyadari situasi yang agak kikuk, Clara tahu yang dipikirkan oleh Rini. Clara pun tak mau ambil pusing, lagipula ia hamil ada suami dan benar-benar sudah menikah."Aku memang sudah menikah". Ujar Clara mencoba memberikan informasi agar tidak terjadi kesalahpahaman."Ibu Clara sudah menikah?". Kata Rini kini dengan mulut yang melongo."Iya, belum sampai dua bulan". Kata Clara lagi.Rini yang sepertinya salah menduga
Setelah mengetahui rahasia bahwa Clara sedang mengandung anakku, sungguh aku begitu menyesali perbuatanku yang sengaja membuat murka Clara. Entah apa yang membuatku meminta Laura untuk membantuku membuat Clara pergi dari hidupku dengan sakit di hatinya. Aku bahkan sangat terpukul lalu bagaimana dengan perasaan Clara?"Maafkan aku, sayang". Terdengar suara lirih terdengar dari mulut Yoga. Kini ia mengepalkan kedua tangannya, ia marah kepada dirinya yang begitu bodoh telah berbuat hal gila."Aku harus menebus kesalahan yang telah aku perbuat padamu, Clara. Aku mohon jangan sembunyi lagi, bagaimana caranya aku bisa menemukanmu jika kamu seakan ditelan bumi".Aku sedang menyiapkan beberapa helai pakaian yang akan aku pakai, dan kemudian aku masukkan ke dalam koper kecil. Jika tidak ada kerjaan yang mendesak di Jakarta, aku akan tetap tinggal sementara di Bandung.Hari ini aku sudah menjadwalkan kegiatan kerjaku untuk berangkat ke Bandung. Aku sudah berniat untuk menemukan Clara selama wa
"Kamu sudah siap?". Tanya pak Rakha kepadaku yang terlihat gugup.Aku memang sedang gugup saat ini, mungkin terlihat dengan sangat jelas di mata pak Rakha. Aku, pak Rakha dan beberapa staf restoran Yummy sedang berdiri di depan lobi menunggu kedatangan perwakilan dari perusahaan Ex Entertainment. "Siap". Aku berkata singkat dengan pertanyaan pak Rakha sambil menganggukkan sedikit kepalaku.Dari sambungan telepon dengan shinta, ia mengabari bahwa lima menit lagi rombongan mereka akan sampai di restoran mereka. Dengan kabar itulah, rasa gugup memeluk tubuh Clara saat ini, maklum saja, Clara masih minim di dalam pengalaman dunia kerja."Kamu santai saja, tidak usah terlalu cemas seperti itu. Semua akan baik-baik saja". Pak Rakha mencoba menyemangati aku."Terima kasih, pak Rakha". Ucapku singkat.Setelah aku mengatakan itu, dari kejauhan mataku menyipit karena melihat ada rombongan tiga mobil hitam yang memasuki parkiran restoran kami. Aku menduga bahwa mereka yang sedang kami tunggu."
"Clara...". Ucap Yoga pelan.Mendengar Yoga mengucapkan nama Clara, Frengky melihat arah mata Yoga dan menemukan sosok Clara ada di depannya. "Clara...". Gumam Frengky menyamakan dengan satu kata yang baru saja diucapkan oleh sahabatnya itu.Frengky juga melihat apa yang sedang sahabatnya itu lihat. Wanita yang selama ini dia cari malah ada didepannya, berdiri menghadap mereka. Seolah memang menunggu kedatangan kami, memikirkan hal tersebut, sontak saja membuat Frengky berpikir. "Apakah Clara bekerja di Restoran Yummy?". Tanya Frengky dalam hati.Ada ketegangan yang terjadi di depan lobi restoran Yummy. Bisik-bisik staf karyawan masing-masing perusahaan terdengar di telinga mereka semua."Bagaimana bisa seorang istri dari CEO tertinggi Ex Entertainment bekerja di sebuah restoran?"."Bukankah mereka sudah berpisah?"."Apakah ibu Clara yang menjadi manajer marketing restoran kita adalah istri dari CEO Yoga?"."Aku baru tahu wajah istrinya CEO Yoga adalah wajah ibu Clara ini".Begitula
"Sudah selesai kan? Ayo kita harus bicara!". Yoga pun langsung berdiri tegak dari tempat duduknya, dan berjalan melangkah lebar ke arah Clara. Tanpa permisi, Yoga langsung menarik lengan Clara dan membawanya keluar dari ruangan rapat."Lepaskan...". Teriak Clara spontan.Suara teriakan dari Clara tidak diindahkan oleh Yoga. Ia masih saja menarik lengan Clara. Tindakan paksa Yoga terhadap Clara ditanggapi dengan kebingungan para karyawan kedua perusahaan didalam ruangan tersebut. Walaupun tindakan Yoga memaksa Clara, namun tidak ada yang berani untuk mengganggu atau menghentikan tindakan Yoga. Apalagi karyawan yang bekerja dibawah naungan Ex Entertainment, mereka sadar konsekuensi apa yang akan mereka terima apabila menentang keinginan CEO Yoga Adhitama."Lepaskan, Yoga. Tanganku sakit". Ucap Clara dengan sangat kesal.Menyadari bahwa apa yang dilakukan Yoga sudah menyakiti Clara, spontan Yoga menghentikan langkahnya dan kemudian melepaskan pegangan tangannya di lengan Clara. Yoga ju
Clara sebenarnya masih bingung harus menghadapi Yoga seperti apa lagi. Namun, ia tak mungkin menjauh dari ayah dari anak yang sedang dikandungnya itu. Clara juga butuh suami untuk berada di sisinya selama ia mengandung."Sebaiknya kita tak usah bertemu dulu". Ucap Clara mematahkan hati dan harapan Yoga."Kenapa, Clara?"."Aku tak ingin mama dan papa mengetahui bahwa kita sudah berbaikan. Lagipula aku juga masih ingin menata hatiku. Aku harap kamu bisa mengerti". Ucap Clara mencoba memberi tahu alasannya."Apa?". Tanya Yoga yang menjadi bingung dengan sikap Clara yang berubah."Jujur saja aku belum bisa menerimamu seutuhnya saat ini. Berikan aku waktu untuk memahami ini semua". Ucap Clara jujur dengan apa yang dirasakannya saat ini.Yoga pun menarik dan menghembuskan nafasnya pelan. "Maafkan aku". Hanya itu kata yang keluar dari mulut Yoga. Yoga sadar atas apa yang sudah ia perbuat dengan Clara. Perjuangan sulitnya untuk mencari keberadaan Clara tak sebanding dengan sakit dan sulitny
Namun, saat ia memasuki restoran, Yoga melihat pemandangan yang membuatnya menjadi naik pitam. Mata Yoga menatap nanar pemandangan yang disuguhkan di depan matanya itu."Apa yang sedang kalian lakukan?". Ucap Yoga agak keras dan mengejutkan kedua orang yang ada dihadapan Yoga tersebut.Dua orang yang dihadapan Yoga tak lain adalah istrinya sendiri, Clara. Dan seorang lagi adalah laki-laki yang pernah membuat Yoga cemburu karena kedekatannya dengan Clara, yaitu Rakha, CEO Restoran Yummy.Suara keras yang keluar dari mulut Yoga membuat Clara mendongakkan kepalanya untuk melihat keberadaan Yoga yang melihat mereka dengan aura kemarahan.Dengan spontan Clara menjauhkan tangan Rakha yang tanpa sengaja memegang perutnya yang sedikit kram. Clara pun sedikit meringis karena menahan sakit di perutnya."Yoga...". Ucap Clara lirih. Clara tahu bahwa saat ini Yoga pasti salah paham atas apa yang barusan Yoga lihat.Clara saat ini sedang bersama Rakha saat mereka ingin pulang bekerja. Entah karena
Lampu operasi yang masih berkedip-kedip selalu membuatku gelisah. Hati dan pikiranku pun ketar-ketir menanti dokter keluar dari ruangan tersebut membawa kabar mengenai Clara."Kamu akan menyesal Yoga sudah melakukan begitu banyak kejahatan pada istri sesempurna seperti Clara". Begitulah kata-kata yang aku ucapkan dalam hati mengenai pendapatku akan tindakan Yoga yang menelantarkan istrinya saat ini. Yoga bahkan tak mau sedikit pun untuk mendengar dan percaya dengan apa yang dikatakan oleh Clara.Sementara itu, Yoga yang pergi dengan marah dari restoran Yummy karena melihat Clara dan Rakha begitu kesal. "Apa-apaan ini, pantas saja permintaanku tak ditanggapi oleh Clara. Sudah berapa lama mereka berhubungan?". Ucap Yoga dengan penuh amarah.Ia kini sedang didalam mobilnya menuju hotel dimana ia menginap selama di kota Bandung. Pikiran Yoga kacau dan mengendarai mobil secara ugal-ugalan. Kemarahannya ia lampiaskan dengan sembarang menekan tombol klakson di saat kendaraan lain mengganggu