Share

Bab 62

Penulis: CEA
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-22 17:04:37

“Jika lunch siang ini kita ganti menjadi dinner malam ini, bersediakan? Kita bisa mengobrol panjang sampai larut jika mau. Anggap saja ini sebagai ganti lunch hari ini yang gagal.”

Mendadak hatiku berbunga-bunga. Dan bahagia yang seketika datang itu mampu menghilangkan rasa lemas yang tadi membuatku berat sekali berdiri. Apakah ini kesempatan yang lebih baik sebagaimana yang kusampaikan ke Shopia setiba di kantor tadi?

Aku bingung harus meresponsnya bagaimana. Menerima atau menolak. Jika ditolak sayang sekali. Bukankah satu-satunya alasan aku tidak ambil cuti sakit hari ini dan memaksakan diriku kerja adalah pertemuanku dengan Shopia untuk lunch bareng?

Meski tadi siang gagal tapi ia beritikad baik dengan menggantinya dengan dinner. Namun jika menerima, itu sama halnya aku mempermainkan Pak Komisaris. Lalu orang yang paling aku repotkan dan kecewakan adalah Maria yang sekarang tengah menuju ke ruangan ini

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 63

    Shopia kikuk. Bingung harus bagaimana bersikap. Ragu mau menyuapiku kali kesekian atau membiarkanku meneruskannya sendiri. Sementara Maria yang masih terbengong dengan shock-nya melihat kejadian itu menatap kami aneh. Mungkin di dalam sana hatinya tengah bergejolak. Api cemburu sedang membakara dinding-dinding pertahanannya. Sementara Mpok Yanti bingung sendiri melihat pemandangan itu.“Permisi. Maaf mau lewat,” ucap Maria sopan dan bergegas menyalami Shopia tanpa menunjukkan sikap ketidakterimaannya. Shopia yang tadinya duduk, reflek bangkit begitu diajak bersalaman. Aku juga bangkit berdiri dan memperkenalkan keduanya.“Maria. Ini mitra kerjaku di kantor. Bu Shopia.”Maria menatap dengan tersenyum ke Shopia. Shopia membalas serupa.“Dan Shopia. Ini Maria. Adik sepupuku yang kebetulan main ke sini.”Shopia menatap Maria dan tersenyum tapi Maria terlihat memaksakan senyumannya sambil merunduk ke bawah. A

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 64

    Tanpa diminta dan tanpa dipaksa Maria menawarkan sesuatu ke Shopia yang membuat Shopia semakin sungkan untuk berlama-lama di rumah.“Bu Shopia, apa tidak sebaiknya berteduh terlebih dahulu?”Shopia menolak halus dan bilang sedang buru-buru karena harus ke lapangan sekarang. “Bu Shopia tidak sendiri kan ke sana?” tanyaku memastikan.“Tentulah Pak. Selain Jarak ke lokasi lumayan jauh saya butuh tim untuk mengeksekusi banyak hal ketika di sana nanti. Saya mampir kantor terlebih dahulu untuk kemudian bersama-sama ke lokasi proyek,” paparnya.“Kalau memang harus berangkat sekarang sebentar saya ambilkan payung.” Maria bergegas ke belakang mengambil payung yang kami centelkan di dinding dekat dapur dan mudah dilihat. Beberapa saat kemudian Maria datang membawa payung dan menyerahkan ke Shopia untuk dikenakan menuju mobilnya.Shopia berterima kasih sungkan namun menjadi tidak enak hati jika menolak. Melihat

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 65

    “Mpokkkkk …!!!Mpokk Yantiiii!! Ke sini Mpokkk cepetan…!!!!”Yang dipanggil bergegas menghampiriku. Sementara aku berusaha membopong Maria dari lantai tempat ia tersungkur ke atas ranjang. Darahnya mengalir ke sekitar wajahnya yang meski terbasuh darah tapi tetap cantik. Ini kali pertama aku merasakan kepanikan terhadapnya. Ia masih belum sadarkan diri. Dari suaranya hanya mengigau kesakitan memanggil-manggil ayahnya. Sebegitu besar cintanya pada ayahnya sampai dalam keadaan tak sadar begitu ia memanggil ayahnya.Tak lama kemudian Mpok Yanti datang dan terkejut melihat kondisi Maria. Ia dengan sigap mengambil tisu dan peralatan P3K di kotak yang berisikan obat-obatan, perban, dan lain-lainnya. Dibantu Mpok Yanti aku membersihkan darah di dahinya. Setelah bersih aku melihat ada macam benjolah yang tersayat. Mungkin ia habis kejedot atau terbentur sesuatu dan karena saking kencangnya membuat ia jatuh tersungkur lalu tak sadarkan diri.Sela

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 66

    Panggilan itu datang dari Bapak Komisaris ternyata. Perasaanku menjadi tidak enak setelah mendapat panggilan telepon dari orang penting di mega proyek perusahaan. Ada apa gerangan sampai meneleponku jika tidak untuk hal yang penting? Tapi jika aku mengangkatnya momentum untuk membicarakan hal yang juga sama pentingnya dengan Maria terundur lagi.Sampai sejauh ini aku belum merasa harus mengangkatnya. Aku bisa jelaskan nanti soal sikonku yang tidak memungkinkan mengangkat telepon saat aku bertelpon balik. Meski Maria terheran kenapa tidak mengangkatnya saja. Aku bilang topik yang ingin kusampaikan lebih penting. Ia menjadi semakin penasaran. Agar tak membuang-buang waktu dan mengefesienkannya aku mulai pembicaraan ini.“Jadi begini Mar. Sebelumnya aku sudah kasih tahu kan soal perasaanku ke kamu dan alasanku belum bisa menerima cintamu.” Maria mengangguk-angguk mengerti.“Nah salah satu alasan terkuat adalah aku sudah mencintai wan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 67

    Di saat kondisi yang tidak bersahabat dan bersamaan ini yang menjadi korban adalah Maria. Terpaksa aku menunda menyebutkan atau mengkonfirmasi sebuah nama di detik-detik aku hampir menyelesaikan pembahasan itu.“Nanti kita lanjutkan lagi. Kita sambut ayah dulu,” ujarku singkat lalu bergegas ke depan rumah menghampiri mobil Kakakku. Satu dua orang keluar hingga yang terakhir adalah ayah. Mendadak dalam sekejap halaman rumah diramaikan dengan kehadiran keluarga kami.Selain ayah dan ibu, kedua Kakakku membawa suami istrinya juga anak-anak mereka yang tak lain adalah keponakan-keponakanku. Ada Rafael, Kenzo, Kenzi, Madona dan Alvin. Semuanya lucu-lucu dan menggemaskan. Lalu Pak Herman dan istrinya juga ikut. Membuat Maria menghambur ke mereka dan melepas kerinduannya beberapa hari ini.Sementara aku menyalami ayah dan ibu. Lalu kedua Kakakku dan suami istrinya. Dan yang terakhir, Pak Herman dan istrinya. Lalu anak-anak segera menghambur ke arahku dan me

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 68

    Kami satu persatu bersalaman untuk pamit. Pak Herman dan Ayah berangkulan sangat erat. Masing-masing bilang terima kasih dan maaf untuk banyak halnya. Telah banyak yang mereka lalui dan telah panjang kisah lika-liku persahabatan mereka.Melihat pemandangan itu semua terharu tak melainkan aku. Sampai disini aku semakin tidak tega jika perjodohan yang akan kugagalkan itu merusak keharmonisan hubungan diantara keduanya.Dan yang terakhir Mpok Yanti yang belakangan ini sudah merasa nyaman dengan Maria tak kuasa menahan tangisnya. Khususnya saat berpamitan dengan Maria. Seperti yang Ayah dan Pak Herman lakukan Mpok Yanti memeluk Maria. Ia sudah dianggap adiknya sendiri selama disini. Tentu setelah ini ia akan merasa kehilangan.Setelah itu mereka masuk mobil. Maria duduk di belakang dan sebelum mobil benar-benar meninggalkan halaman Maria fokus menatapku sendu. Melihat seperti itu dan melepas kepergiaannya membuat seisi dadaku seperti diaduk-aduk.Kami kembali

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 69

    Aku mengalihkan pembicaraan ke persoalan kemarin. Sengaja mengulur jawaban agar ada waktu untuk berpikir. Untungnya Shopia tidak lagi mendesak.“Secara umum saya sudah paham kasusnya Bu. Tadi sempat diskusi dengan Pak Komisaris. Dan akan segera ditangani secepatnya hingga lokasi selalu aman terjaga.”“Syukurlah. Kemarin saya cukup shock tiba-tiba ada sirene berbunyi. Sontak saya teringat peristiwa sama bapak kemarin saat kedatangan preman itu.”“Tenang saja Bu. Semua akan baik-baik saja. Jangan khawatir selama Bu Shopia tidak melakukan kesalahan. Dan kabar baiknya, saya sudah sembuh. Jadi di lokasi ibu akan lebih aman jika bersama saya.” Mendengar penjelasanku Shopia tersipu senang. Berterima kasih atas perhatiannya padaku hingga ia lupa tengah menunggu jawaban dariku.“Oya bu. Terkait tawaran dinner malam ini. Siapa pria bodoh yang menolak ajakan wanita cantik dan baik seperti Bu Shopia untuk di

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 70

    Karena kesal bercampur panik aku bergegas meraih handphone dan menelepon ayah. Begitu handphone kubuka kulihat beberapa kali ada panggilan masuk. Aku baru ingat, tadi saat di jalan hape ku silent karena menghindari telepon dari ayah.Selain panggilan telepon ada pesan juga dari ayah dan ibu yang intinya sama. Acara pertemuan dipindah setelah Pak Herman mendadak memintanya karena ia sudah menyiapkan tempat khsusus untuk pertemuan itu yang tak begitu jauh dari rumah. Karena ini acara spesial dan akan menjadi sejarah Pak Herman mengusulkan hal itu. Ayah tak jadi soal yang akhirnya menyetujui.Aku bergegas ke lokasi yang dituju dengan perasaan lega mengetahui yang sesungguhnya terjadi. Di jalan aku menonaktifkan menu silent agar jika dihubungi aku bisa segera tanggap. Semenit kemudian dering handphone berbunyi. Itu suara pesan. Kubuka dan dari Maria.“Hai kak. Akhirnya kita bertemu lagi. Baru sehari rindu ini rasanya mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22

Bab terbaru

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 134

    “Bapak ibu dan semua tamu undangan. Sebagaimana yang saya sampaikan di depan tadi untuk memberikan keputusan saya atas perkara ini maka,dengan segala kerendahan hati saya, dengan segala pertimbangan yang saya pikirkan matang-matang, dengan segala rasa dan perjalanan yang saya ikhlaskan, memutuskan untuk memberi keputusan Mas David agar kembali mengejar cintanya kepada wanita yang pernah sangat dicintainya, dan wanita yang saking cintanya ke Mas David sampai pernah jatuh sakit berbulan-bulan hanya karena merindu.“Saya ikhlas dan saya tidak apa-apa. Toh semua ini hanya titipan. Soal jodoh urusan Tuhan. Saya merasa yang lebih pantas mendampingi Mas David dalam mengarungi hidup dan bahtera rumah tangga sampai akhir usia adalah wanita itu bukan saya. Maka dari itu mohon keikhlasannya semuanya.“Dan khususnya kepada ayah ibu. Hiks… hiks…. Ini memang sudah jalannya. Maaf selama ini saya tidak terus terang. Tapi yakinlah apa yang kita lepaskan

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 133

    Entahlah apa maksud Sheily menolah-noleh tadi dengan durasi waktu yang cukup menyita perhatian para audience. Aku tak terlalu peduli. Aku hanya meperhatikan Sheily-ku. Wanita yang sebentar lagi akan menjadi istriku.Setelah Sheily kembali fokus ke apa yang ingin disampaikan, para tamu undangan kembali tertuju perhatiannya ke Sheily.“Bapak ibu sekalian. Izin untuk sedikit bercerita. Cerita ini bukanlah fiktif. Tapi cerita yang berangkat dari kejadian yang sesunggunya.“Cerita itu bermula saat ada seseorang yang diam-diam mencintai seorang lelaki. Sebut saja namanya Eli. Lelaki ini oleh Eli dianggapnya spesial. Saking spesialnya ia menyembunyikan perasaannya itu hingga bertahun-tahun lamanya. Ia gigih untuk tidak mengutarakan kepada siapapun selain kepada buku catatan yang menemaninya di tiap kali ia merindukan, teringat dan tengah merasakan cintanya terhadap lelaki itu. Sebut saja namanya Afi.“Singkat cerita, Afi dijodohkan den

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 132

    Ya! Ini bukan mimpi di siang bolong atau dalam tidur. Ini sungguhan yang kupastikan beberapa kali dengan kenyataan yang ada sehingga tak perlu lagi menyimpulkan kalau ini mimpi atau sungguhan.Gadis yang dijebak untuk bertunangan denganku tak lain dan tak bukan adalah Sheily. Mengetahui kalau itu Sheily, bagaimana aku tidak bahagia dan menangis haru? Di saat aku melepaskan dan netral sentral-netralnya, tiba-tiba aku dihadirkan dirinya untuk mewujudkan apa yang menjadi harapanku kemarin.Aku memprediksikan semua ini telah dirancang dan direncanakan dengan sedemikiannya oleh satu orang yang dibantu timnya. Orang itu siapa lagi kalau bukan Pak Komisaris yang mungkin diam-diam meriset keadaan kami dan mengambil celah untuk sebuah kejutan yang memang aku harapkan.Lalu kehadiran teman-teman kantor, keluargaku, persiapan gedung ini, modus seseorang yang menjadi donatur biaya pengobatan ayah Sheily, dan semua yang terlibat untuk acara ini adalah bagian dari rencana Pak

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 131

    Sekali lagi aku terkejut begitu tahu kalau benar-benar dia yang ada di depanku. Lama tak jumpa setelah kejadian itu. Dan selama tak jumpa itu tak terdengar kabar tentangnya olehku. Secepat itukah dia menjalani proses hukuman? Apa ia dan pengacaranya mengajukan banding atas keringan hukuman sehingga hanya setahun?“Hai Lucas. Apa kabar bro? Sudah bebas nih? Kok ada disini Bro?”“Kabar baik bro. Aku tak menyangka kita akan bertemu lagi. Ya aku sudah terbebas dengan segala pertimbangan yang ribet jika aku ceritakan. Yang jelas selama masa hukuman itu ada banyak hal yang kulalui disana. Soal pergulatan batin, introspeksi diri, penyesalan karena telah mengkhianati orang sebaik dirimu, dan lain-lain.“Ya! Aku sangat menyesal Bro. Karena salahku itu aku merasa tidak berhak mendapatkan apa yang dulu aku dapatkan disini. Meski begitu aku tetap berhak untuk mengunjungi tempat ini yang penuh kenangan dan kerinduanku selama di sel. Dan itulah alasan

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 130

    Alhasil, setelah semua isi pesan ibu Sheily kubaca, hatiku malah dirundung rasa sedih kembali. Sedetik kemudian, kecewa. Lalu, ngilu rasanya.Kalau saja aku mengetahui isi pesannya demikian, tentu lebih baik aku tidak usah membacanya atau langsung menghapusnya saja. Tapi, karena aku sudah bertekad untuk berdamai dan memaafkan semuanya, perlahan rasa tidak mengenakkan itu luntur dan kembali netral.Dalam pesan itu, ibu Sheily mengabarkan berita tunangan Sheily. Sebelumnya beliau meminta maaf padaku yang sebesar-besarnya. Pembicaraan kemarin saat kunjungan ke rumah Sheily terkait niat baikku melamar Sheily juga sudah diceritakan ke Sheily. Sontak Sheily terkejut, bahagia yang bercampur sedih yang teramat.Sheily juga menyesali kenapa semua ini datang terlambat. Tapi bagaimanapun harus ikhlas menerima. Dan ia berharap aku mendapatkan wanita yang lebih baik darinya.Sheily sudah ikhlaskan aku, ia lepaskan dan biarlah kisah perjalanan cinta dalam diamnya selam

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 129

    Menyadari suasana menuju tidak nyaman aku berpura-pura izin ke belakang. Aku berpura-pura ingin buang air kecil demi menyelamatkan suasana yang kurang nyaman itu.“Adek. Tolong diantar Mas David ya,” pinta Sheily pada adiknya. Yang diperintah menurut dan mengantarkanku ke belakang. Setidaknya upayaku berhasil membuat keadaan jauh lebih baik. Usai dari belakang aku izin untuk pamit.Saat memasuki mobil aku menatap wajah Sheily yang mengantarku sampai halaman rumah. Kutangkap sekilas pancaran wajahnya yang tidak menunjukkan kecurigaan ia sedang menyimpan sesuatu. Ia malah tersenyum dan berterimakasih atas kehadiranku. Aku balik tersenyum padanya lalu, pada ayah ibunya yang melepas kepulanganku dari depan pintu.Keluarga sederhana yang hangat. Rasanya aku seperti berada di rumah sendiri.Di dalam mobil menuju rumah mataku seketika berkaca-kaca. Tak kuasa aku menanggung beban seperti ini. Padahal tinggal sebentar lagi. Padahal kurang selangk

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 128

    Sebelum Ibu Sheily menyambut Sheily dan suaminya, ia amankan buku catatan itu agar tidak ketahuan Sheily. Sementara aku tetap di dalam. Berjuang menetralkan keadaan sembari menghapus air mataku dengan tisu.Tak lama kemudian mereka masuk ke dalam. Aku bergegas bangkit dan menyalami ayah Sheily dan juga Sheily yang agak canggung karena tidak biasa saliman kalau di kantor. Sementara Sheily menemaniku, ayahnya izin masuk ke dalam bersama ibunya.“Maaf Pak menunggu lama. Tadi di jalan macet.”“Tidak apa-apa Sheil. Yang penting selamat.” Aku berusaha untuk netral. Sheily tak menaruh curiga padaku namun, ia pandai sekali menyembunyikan masalahnya sampai tak terlihat ia sedang memiliki masalah. Selain itu, ia juga pandai menyembunyikan perasaan terhadap orang yang sangat dicintai selama bertahun-tahun ini.“Oya Pak. Katanya ada yang mau dibicarakan ya?”Benar Sheil. Tapi tidak jadi karena aku sudah tahu semuanya. Tak sa

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 127

    Tampak dari raut mukanya sepertinya ibu Sheily belum siap dengan kabar bahagia itu. bukannya harusnya senang dan memberi dukungan tapi yang kudapati adalah sikapnya yang seperti menyembunyikan sesuatu.“Bu.. Maaf… apa saya salah mengatakannya?”Saat kuulangi pertanyaanku eh malah menangis. Aku jadi semakin bingung.“Tidak Nak. Kau tidaklah salah untuk mengatakan yang sejujurnya sesuai hatimu.”“Lalu kenapa ibu menangis? Bukannya seharusnya ibu bahagia?”“Benar Mas David. Sudah seharusnya ibu bahagia mendengar itu tapi jika kabar gembira ini datang sebelum kejadian barusan.”“Kejadian barusan maksudnya bu?” Sejenak ibu Sheily terdiam. Sepertinya ia sedang mencari kata-kata yang tepat untuk disampaikan. Tak lama kemudian beliau mulai bersuara.“Sebenarnya kejadian ini sudah lama Mas David. Karena penyakit yang diderita ayahnya Sheily cukup serius maka disarankan do

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 126

    “Iya Pak. Maaf ada apa ya pak menelepon?” Tanyaku langsung. Agak kesal karena bacaanku yang keganggu. Namun aku berusaha tetap sopan. Setelah basa-basi menanyakan keadaanku Pak Herman langsung menyampaikan inti tujuan aku ditelponnya.“Jadi begini Nak David. Beberapa hari yang lalu pemuda yang hendak melamar Maria datang ke rumah bersama keluarganya. Di sana kami terkejut dengan apa yang diutarakannya. Ternyata mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan pernikahan itu.”“Ha? Bagaimana bisa Pak?” Sontak aku terkejut.“Jadi entah bagaimana awalnya, Maria diminta jujur ke pemuda itu saat di telepon. Jujur yang dimaksud adalah apakah Maria pernah pacaran atau tidak dan selama ini berhubungan dengan siapa saja soal asmara. Karena Maria sudah terlatih dari kecil untuk tidak berbohong ia akhirnya berbicara sejujurnya dan apa adanya. Ia menceritakan kisahnya denganmu Nak David. Keesokan harinya tiba-tiba mereka datang ke rumah un

DMCA.com Protection Status