Bagaimana Aldo tidak terkejut? Pasalnya Luxury Resort yang disebut Dyta memang miliknya, masih merupakan anak cabang dari hotel Diamond Luxury yang tersebar di beberapa kota besar kota Indonesia. Masalahnya, seharusnya Dyta belum mengetahui hal itu.
“Kok Dyta tahu itu milikku? Siapa yang kasih tau?” batin Aldo penasaran. “Atau mungkin ini kerjaan Dave?” Yah, asistennya itu yang patut dicurigai sekarang ini.
“Sialan kamu Dave! Apa maumu sebenarnya?” ekspresi Aldo berubah total, sangat dingin. Untung tidak ada yang menyadari walaupun semua orang sedang menatap dia dan Dyta bergantian.
Padahal dia tidak tahu saja, sebenarnya Dyta asal bicara, begitu kebetulan. Sekarang Dyta sedang berdebar, merasa tidak damai. Dyta jarang berbual, hampir tidak pernah. Apalagi sama neneknya, baru kali ini dia lakukan.
Orang yang tidak biasa berbohong pastinya sangat mudah ketahuan, dapat dikenali dari raut wajah mereka yang khas. Terlihat t
Semua orang sontak menoleh padanya. Termasuk pria paruh baya yang baru muncul itu. Dia masih berusaha menyimak apa yang terjadi saat itu dia belum sepenuhnya paham karena Tanti baru menjelaskan sedikit saja.Dyta seperti mendapatkan surprise sekarang, akhirnya Aldo mau bersuara membela dia juga. Walaupun villa itu bukan milik Aldo, tapi setidaknya kalau kekasihnya itu membongkar jati dirinya, mungkin orang-orang itu akan percaya bahwa dia memang pemilik Villa tersebut. Begitu juga baik, pikir Dyta.“Dasar tidak tau malu!” umpat Tanti berhasil membuyarkan lamunan Dyta. “Ternyata memang benar, Dyta menjadi pembohong karena belajar darimu, kan? Kau sungguh membawa pengaruh buruk bagi cucuku!”“Aldo bukan pembohong, Nek!” sambung Dyta.“Diam kamu, Dyta! Apa perlu nenek u ….”“Aku berkata benar, villa itu milikku!” tekan Aldo memotong kalimat Tanti.Wajah Aldo sangat serius, dan j
Kasturi Merah yang dulu pernah berada di atas puncak kejayaan, direbut dan dijual oleh Mega Murni 5 tahun silam, sekarang berhasil diambil alih kembali oleh Aldo. Setelah mendapatkannya, Aldo mengubah namanya menjadi Luxury yang kini dikelola oleh Diamond Luxury group.Satu per satu aset keluarga Eduard berhasil Aldo dapatkan lagi, dan mengembangkannya jauh lebih maju dari sebelumnya. Dia memang telah berjanji pada dirinya sendiri, ketika dia berhasil bangkit, dia harus merebut kembali milik keluarga mereka.Sampai saat ini, ada satu aset terpenting yang belum berhasil dia dapatkan, yakni rumah keluarga Eduard yang penuh dengan kenangan. Itu karena pemilik rumah tidak ingin menjual walaupun Aldo berkata akan membayar mahal.Tapi tentu saja Aldo tidak akan menyerah begitu saja, dia masih mengusahakan berbagai cara untuk mendapatkan rumah itu kembali walaupun hingga saat ini belum ada hasil yang diinginkan.“Cih! Mantan pemilik masih belagu!” Su
Pastinya Dirly bertambah tak nyaman dan tidak sanggup membalas tatapan Aldo, kepalanya itu sontak tertunduk. Hal ini jelas menarik perhatian seisi ruangan. “Kamu kenapa, Sayang? Kok kayak ketakakutan gitu?” kepo Sella heran. “Kamu masih bertanya? Semua ini gara-gara kamu!” rutuk Dirly dalam hati. Beruntung kondisi seperti ini tidak berlangsung lama. Seperti biasa, Dyta bergegas bertindak sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Bagaimanapun Dyta tak ingin Aldo mengacau di rumah neneknya, dan meninggalkan kesan tak baik. “Sudahlah, Do … jangan buang-buang tenagamu buat ngurusin pengkhianat seperti dia,” lembut Dyta menyindir Dirly sembari diusap-usapnya punggung Aldo. Tetap saja kalimat Dyta justru membuat semua orang semakin bertanya-tanya. Namun sejenak ia beralih pada Sella. Dyta nampak menggigit sudut bibir bawah. Bukan hanya Sella, tapi dia melirik Sella dan Jalu bergantian. Ayah dan anak itu tidak pernah berubah di matanya. Masalahnya A
Kau mengancamku?" Jalu jelas tidak terima. Wajahnya yang sudah merah semakin memerah. "Kau pikir aku takut padamu?" Suaranya terdengar bergetar. "Lihat ini!"Dia bahkan mengubah niatnya, dia yang awalnya hendak menampar balik Dyta, kini justru mengepal telapak tangannya. Dengan kecepatan tinggi dia mengayunkan tinju menuju pipi Dyta, tanpa mengindahkan kecaman Aldo sedikitpun, membuat retina Aldo membulat besar.Suasana menjadi tegang, teriakan lolos dari mulut Tanti, masih untung dia tidak jantungan."Jalu! Kamu sudah gila!" sergah Tanti menambahkan setelah berteriak.Tentunya pria paruh baya itu tetap tidak menggubris, ia tak menghentikan gerakannya, memperlambat pun tidak. Sedikit lagi, tinjunya itu akan benar-benar menyentuh kulit Dyta, perempuan itu nampak memejamkan mata."Bangsat! Aku akan menghabisimu!"Aldo tak lagi hanya menghardik kali ini, dia telah berlari kencang hendak menahan pukulan Jalu, seharusnya dia tidak dapat, karena j
Untungnya Aldo tidak menghiraukan kalimat Sella, setidaknya mereka semua bisa sedikit lebih tenang, terutama Dyta. Dia sempat berdebar sebelumnya ketika Sella kembali berteriak, dia takut Aldo akan terpancing lagi.Justru sekarang ini bukan lagi Dyta yang menarik tangan Aldo pergi dari rumah sang nenek, tapi kebalikannya. Aldo yang menarik tangan Dyta cukup cepat, sehingga Dyta harus setengah berlari demi mengimbangi langkah Aldo.Kebisingan di dalam rumah nenek terdengar semakin samar ketika mereka berdua semakin menjauh. Kini bergantikan suara roda koper Dyta yang mendominasi telinga mereka. Sejenak saja, mereka sudah berada di luar rumah, dan sedang melangkah di jalanan.“Maafin aku, Dyt … seharusnya aku nggak bikin keributan di depan nenekmu,” sesal Aldo membuka pembicaraan tanpa berhenti melangkah.“Nggak kok, kamu nggak salah. Aku yang mulai, jadi … aku yang salah.”“Aku yang seharusnya minta maaf u
Sebenarnya Aldo diam-diam menghubungi Naila, manajer Luxury group agar mengirimkan mobil buat menjemput mereka. Ia sengaja tidak memberitahukan Dyta sebelumnya karena ini memberikan kejutan padanya. Sepertinya dia berhasil, Dyta benar-benar terkesiap dengan kehadiran mobil mewah di depannya. Ia menatap kendaraan tersebut terbengong.Selanjutnya seorang pria muda keluar dari kursi kemudi, dan menghampir Aldo. Dyta memperhatikan interaksi mereka secara seksama.“Selamat siang, Tuan!” sapa pria itu sembari membungkukkan badan. Tak lupa juga menyapa serta mengangguk sopan pada Dyta.“S-siang,” sahut Dyta agak gagap.“Maaf, membuat Tuan menunggu lama,” lanjut pria itu beralih pada Aldo.“Oh, nggak kok. Cepat malahan.”Tanpa diberi perintah, pria itu lalu menawarkan diri membawakan barang bawaan Aldo dan Dyta, memasukkannya ke dalam mobil. Setelahnya dia juga membukakan pintu bagi pasangan tersebut,
“J-jadi ….”Dyta tentu saja kaget mendengar pernyataan Aldo. Vila itu ternyata sudah menjadi milik keluarga Eduard lagi? Pantas ada hal seistimewa ini.Namun Aldo tidak menanggapi apapun, dia merasa disana bukan tempat yang tepat juga untuk menjelaskan semua. Ia lalu mengajak Dyta meneruskan perjalanan mereka yang ketika itu masih menginjak penghujung dari hamparan karpet merah.“Nanti aku ceritain semuanya di dalam,” tutup Aldo. Barulah Dyta mau menggerakkan kakinya yang sempat terhenti.Aldo melingkarkan tangannya pada badan Dyta seimbang dengan tinggi badannya, sebelumnya dia juga mengangkat tangan Dyta agar melingkar di area pinggangnya, Pasangan itu berjalan lenggak-lenggok menuju ke dalam vila, nampak sangat mesra membuat iri semua orang yang melihat.Drama yang panjang masih berlanjut di dalam sana, pasangan itu mendapatkan penyambutan dari puluhan pelayan yang sengaja dipersiapkan oleh Naila khusus untuk melay
Keinginan Aldo untuk berduaan dengan Dyta akhirnya menjadi kenyataan saat ini, sesuai dengan pikiran-pikiran nakalnya di sepanjang perjalanan menuju ke Ciwidey. Sungguh sebuah kesempatan yang tak pernah disangka, mungkinkah ini merupakan bagian dari takdir?Sejujurnya Aldo tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut, tapi jika harus memaksakan kehendak juga tidak akan pernah dilakukannya. Biarlah semua itu hanya berupa guyonan belaka.Pasangan itu sedang terlibat dalam saling tatap saat ini, entah apa yang sedang dipikirkan Dyta mengenai pernyataan Aldo tadi, dia hanya termenung tanpa menjawab apapun.Padahal entah dia peka atau tidak, Aldo mata Aldo mulai berkabut tak mampu menahan hasratnya yang terus memuncak. Memandang wajah Dyta terlalu lama selalu membuat Aldo nelangsa buana. Apalagi tatapannya itu mendapatkan balasan dari Dyta, Aldo semakin tak mampu menahan diri untuk tidak melahap wanita di hadapannya ini.“E … sebenarnya ada satu