BERSAMBUNG
Dengan tubuh babak bundas di hajar Asep, Rey pun pergi dan dia sama sekali tidak mau mendatangi ibunya.Terngiang-ngiang olokan Asep yang bilang dia âanak manjaâ dan tak ada keberanian apapun, yang bikin dia makin sakit hati, Asep olok ibunya sudah tak enak lagi di genjot.âAku hanya pingin uang ibumu, jadi kalau kamu tak ingin lihat ibumu patah hati, kerja yang giat yaa anak manis, kirim yang banyak buat ibumu itu he-he-he!âOlokan ini benar-benar bikin sakit hati pemuda ini, uangnya ternyata di hambur-hamburkan ibunya untuk memberi ke Asep.Pemuda pengangguran yang terkenal playboy dan memang sejak dulu selalu jadi âpelindungnyaâ sejak SMU, tapi dengan imbalan pastinya, tak ada yang gratis kata Asep.âAku nggak bakal lagi kirimin ibu uang,â dengusnya sambil mengelap bibirnya yang berdarah.Rey menuju stasiun kereta api dan pulang kembali ke Jakarta, sama sekali tidak berniat kunjungi ibunya tersebut.Rey sangat dendam, tapi kemampuannya apaâĶ?Berkelahi saja dia tak bisa, malah kini s
Rey mengalah tidur di lantai dan membiarkan Ange tidur di ranjangnya, dia iba melihat wanita cantik ini terlihat lelah dan banyak masalah.PadahalâĶdia pun harusnya patut di kasihani...!PaginyaâĶAnge terbangun saat mencium bau kopi panas yang barusan di bikin Rey. Mata mengantuk Ange kontan seger. âSilahkan di minum AngeâĶ!â Rey pun sodorkan gelas dan di minum Ange.Kini kondisi Ange berbeda dengan tadi malam, dia lebih tenang dan rileks.âKost kamu enak juga ReyâĶ!â Ange berbasa-basi, matanya mengitari ruangan kost ini.âIni pun mahal Ange, padahal tak seberapa luas kamarnya, jauh lebih luas toilet kamu di apartemen kan!ââJakarta Rey, mana ada yang murah!â sahut Ange dengan nada bijak.âReyâĶaku pergi dari Om Frans, karena tak sengaja melihat dia menembak seseorang hingga tewas di rumahnya!âTanpa di duga dan tak perlu Rey pancing lagi, Ange mulai bercerita sendiri alasannya kabur dari apartemennya tersebut.Kagetlah pemuda ini, tak dia sangka kepergian Ange dari apartemennya ini karen
Puluhan polisi mengamankan sebuah rumah mewah. Rumah ini milik si Ratu Skincare...!DanâĶRey yang kini sudah sadar kaget tak kepalang, tanganya sudah di borgol dan tubuhnya di papah masuk ke mobil patroli polisi.Rey yang awalnya tak tahu apa-apa bingung juga apa yang terjadi. Namun dia kini baru nyadar, dirinya di tuding sebagai pembunuhâĶReni.Tubuhnya ditemukan tak jauh dari tubuh wanita cantik itu, Reni tewas dengan tembakan di dada dan pistolnya ada di tanganâĶRey.Ya...Rey di tuduh sebagai pembunuh tunggal Reni, tuduhan yang bikin Rey hampir pingsan saking bingungnya.TrangggâĶkunci sel di gembok, Rey yang masih kebingungan tak bisa berkat-kata, ia benar-benar tak paham apa yang terjadi saat ini.Kenapa tahu-tahu dirinya di tuduh sebagai pembunuh dan yang terbunuh Reni pula orangnya!Yang ia ingat, dirinya pingsan di hajar anak buah Om Frans. Lalu tahu-tahu dia di tangkap polisi dan ketika melihat sekelilingnya, hampir semaput pemuda apes ini, saat melihat jasad Reni yang berlumuran
âSecara sah dan menyakinkan, maka terdakwa di vonis 15 tahun penjara, Tok..tok...tok!âHakim sudah menjatuhkan vonis buat Rey, setelah jalani sidang hanya 3X.Mata Rey nanarâĶtak ada ekspresi, dia juga tak mendengar ucapan pengacaranya yang bilang akan pikir-pikir untuk banding.Vonis kini sudah di jatuhkan buatnya, tuntutan 20 tahun penjara berbuah vonis 15 tahun penjara buatnya.Tak pernah dalam mimpi sekalipun Rey harus menerima hukuman yang sangat lama di usianya yang baru 23 tahunan.Rey dijebloskan di lembaga pemasyarakatan, pemuda ini hampir gila dengan nasibnya sendiri yang benar-benar apes tak ketulungan ini.Tak pernah dia duga, dirinya akan di fitnah sebagai pelaku pembunuhan yang sama sekali tidak dia lakukan.Semua pembelaannya mental, dia bahkan dikatakan halu oleh jaksa penuntut umum.Dendam membara melanda di dalam dadanya, terutama pada orang yang sudah begitu sadis memfitnahnya, juga pada jaksa dan hakim yang enteng saja memvonis dirinya.Belum lagi ulah pengacaranya y
Rey pun ikuti gerakan-gerakan Amang, awalnya kaku, namun Amang ajari pelan-pelan dan lama-kelamaan Rey mulai mulai bisa mengimbangi.Saat membuka baju karena mulai berkeringat, Rey kaget, tubuhnya kurus, sampai-sampai tulang bahunya terlihat.âMulai sekarang, makanlah yang banyak, agar tubuh kamu berisi,â saran Amang tertawa sekaligus iba dan Rey pun mengangguk, baru nyadar kalau dia selama ini terlalu larut dalam pikiran kosong, yang justru merugikan dirinya sendiri.Rey beruntung bertemu Amang, dia ternyata seorang napi yang di takuti juga di segani di lembaga pemasyarakatan ini.Amang ternyata napi pembunuh yang tak tanggung-tanggung pernah menghabisi 10 orang sekaligus.Dia awalnya di hukum mati, lalu dapat remisi menjadi seumur hidup, dan sudah menjalani hukumannya selama 15 tahun, remisi yang ia terima selama ini mencapai 5 tahunan.âKabarnya hukumanku akan berubah lagi jadi 20 tahunan, karena dianggap berkelakuan baik. EntahlahâĶmau seumur hidup atau 20 tahunan, aku tak masalah,
Sejak saat itulah, Gonto kapok dan tak berani lagi dengan Amang.Dan orang inilah dulu yang menolong Rey dari âsiksaanâ Gonto Cs. Apalagi kini Rey makin akrab dengan Amang, sehingga Rey aman di sini.Rey pun berlatih mulai dasar, ibarat sekolah, dia mulai taman kanak-kanak, tak bisa instan langsung ke sekolah menengah. Amang sangat disiplin dan tegas!âSegala sesuatu tak bisa grasa-grusu, semua tergantung ke uletan kamu,â cetus Amang dan Rey pun mengangguk.Rey ternyata memiliki kesabaran yang mengagumkan hati Amang, pemuda ini tak pernah mengeluh dengan latihan keras yang Amang ajarkan.Rey seolah mengejar ketinggalannya selama bertahun-tahun.Awal-awalnya dia merasa sangat berat dan tersiksa, Amang ternyata tak kenal kompromi dalam melatihnya.âKalau kamu tak sanggup bilang saja, aku tak memaksa,â cetus Amang.âTidak, tetap lanjut,â sahut Rey dan Amang pun tersenyum senang.Fisiknya terkuras habis, tapi di satu sisi, Rey pun kini makin lahap makan, tak peduli menunya seadanya, karena
Kalau dulu Rey akan cuek saja dan tidak peduli siapapun yang ribut. Tapi kini beda, rasa pedenya membuat Rey mendekati keributan ini.Seorang pria bertato terlihat terkapar di hajar Gonto Cs.âHei cukup, bisa mati orang itu!â tegur Rey.âHehhâĶkamu tak usah ikut campur, walaupun kamu anak buah Amang, blok di sini wilayahku,â bentak Gonto, seakan penegasan agar Rey tak perlu ikut campur.Rey yang diam-diam masih kesal karena makanannya pernah di sepak Gonto dan kepalanya pernah di geplak preman ini juga dulu awal-awalnya di sini sering di palak anak buahnya, kini sama sekali tak takut.Dia melihat orang yang di hajar ini agaknya seorang tahanan baru, pria setengah baya ini setengah pingsan.âAku tak ingin ikut campur urusan kalian, tapiâĶku rasa tak usahlah menghajar orang sampai mau mampus begitu!â celetuk Rey.âHe-he-heâĶmulai ngelunjak kamu yaa, mentang-mentang jadi anak buah di tua Amang itu.âGonto mendekati Rey dan ketika bermaksud akan tarik krah baju anak muda ini, secara tiba-tiba
Pria yang di hajar kelompok Gonto, kelompok preman di Lapas ini, kini sedang jalani perawatan, usai di hajar Rey. Dan setelah sembuh akan di kirim ke Nusakambangan, kini di giring ke sel yang di tempati Rey dan Amang, juga 5 orang tahanan lainnya.Kondisinya sudah baikan, begitu melihat Rey, pria ini langsung tersenyum dan mendekatinya. Tentu saja dia tahu berkat Rey lah, nyawanya tertolong.âTerima kasih anak muda,â katanya, lalu salami Rey, juga Amang dan tahanan lainnya, sekaligus kenalkan diri.âJadi kamu selama ini penguasa wilayah Jakarta Selatan ya Bung Jantra?â Amang buka obrolan.âBegitulah Bang AmangâĶtapi aku kena apes, yang ku lawan dan hadapi kali ini orang berduit dan miliki kedekatan dengan aparat. Akhirnya aku di vonis 1 tahun dengan tuduhan penyerobotan lahan, padahal kelompok merekalah yang serobot lahan tersebut!â sahut Jantra, sang tokoh preman Jaksel ini.âHmmâĶjangan-jangan si Gonto Cs yang di sikat Rey itu sengaja di order buat hajar kamu di lapas ini Jantra,â te
Setelah bayar ongkos taksi hampir 300 ribuan, Rey pun kini cari orang yang jual pakaian yang masih buka di tengah malam ini. Harapan Rey terkabul, dia melihat ada yang masih jualan pakaian eks impor dan agaknya bersiap akan tutup, waktu sudah lewat tengah malam.Tanpa basa-basi Rey pilih masing dua kaos, satu jaket denim dan dua celana, plus topi, juga sepatu kets.âBerapa Bang?ââDua kaos 40 ribu, dua celana jeans 130, 1 jaket 75 dan 1 topi 20 ribu, satu sepatu 75 ribu, satu ransel 40 ribu jadi semuanya 380 ribu Om!âTanpa ragu Rey cabut uangnya 400 ribu. âKembaliannya buat Abang, tapi boleh saya ganti pakaian di situ Bang?ââBoleh Om, silahkan, pakaiannya juga aman, sudah saya cuci bersih sebelum di jual, saya jamin tak bakalan gatal, rendamna juga lama!â seloroh si penjual baju eks impor ini dengan wajah sumringah, di saat mau tutup dia dapat rejeki besar.Rey kini duduk di sebuah warung, dia tak lagi pakai baju sipir yang sudah dia buang ke laut, juga sepatunya. Rey kini pakai ja
âJadiâĶBang Jantra sudah tahu rencanaku,â Rey memelankan suaranya, Jantra tersenyum dan mengangguk.Jantra lalu uraikan rencananya buat Rey kabur, kaget juga Rey, tak pernah terpikirkan rencana ini. Amang pun sama, kini niat untuk kabur pun makin di membara di hati Rey.âAku akan bebas 1,5 bulanan lagi, makanya aku bisa ke sana kemari tanpa ada yang curiga,â kata Jantra lagi, Jantra juga blak-blakan bilang, tidak murah dia sogok seseorang, agar hukumannya di pangkas!âHampir 250 juta uangku ludes,â cetus Jantra blak-blakan.Akhirnya ketiganya berunding atau lebih tepatnya Jantra beri petunjuk untuk Rey, bagaimana caranya kabur dari LP ini.Dua hari kemudianâĶRey kini terlihat pura-pura bertanya bertanya pada seorang sipir tentang pemindahan 70 orang tahanan ke Nusakambangan, yang bakal di lakukan besok hari.Tak lama kemudian si sipir ini kebelet buang air, dia pun meninggalkan Rey yang kembali pura-pura melihat kesibukan rencana pemindahan puluhan napi ini ke Nusakambangan.Para petug
Pria yang di hajar kelompok Gonto, kelompok preman di Lapas ini, kini sedang jalani perawatan, usai di hajar Rey. Dan setelah sembuh akan di kirim ke Nusakambangan, kini di giring ke sel yang di tempati Rey dan Amang, juga 5 orang tahanan lainnya.Kondisinya sudah baikan, begitu melihat Rey, pria ini langsung tersenyum dan mendekatinya. Tentu saja dia tahu berkat Rey lah, nyawanya tertolong.âTerima kasih anak muda,â katanya, lalu salami Rey, juga Amang dan tahanan lainnya, sekaligus kenalkan diri.âJadi kamu selama ini penguasa wilayah Jakarta Selatan ya Bung Jantra?â Amang buka obrolan.âBegitulah Bang AmangâĶtapi aku kena apes, yang ku lawan dan hadapi kali ini orang berduit dan miliki kedekatan dengan aparat. Akhirnya aku di vonis 1 tahun dengan tuduhan penyerobotan lahan, padahal kelompok merekalah yang serobot lahan tersebut!â sahut Jantra, sang tokoh preman Jaksel ini.âHmmâĶjangan-jangan si Gonto Cs yang di sikat Rey itu sengaja di order buat hajar kamu di lapas ini Jantra,â te
Kalau dulu Rey akan cuek saja dan tidak peduli siapapun yang ribut. Tapi kini beda, rasa pedenya membuat Rey mendekati keributan ini.Seorang pria bertato terlihat terkapar di hajar Gonto Cs.âHei cukup, bisa mati orang itu!â tegur Rey.âHehhâĶkamu tak usah ikut campur, walaupun kamu anak buah Amang, blok di sini wilayahku,â bentak Gonto, seakan penegasan agar Rey tak perlu ikut campur.Rey yang diam-diam masih kesal karena makanannya pernah di sepak Gonto dan kepalanya pernah di geplak preman ini juga dulu awal-awalnya di sini sering di palak anak buahnya, kini sama sekali tak takut.Dia melihat orang yang di hajar ini agaknya seorang tahanan baru, pria setengah baya ini setengah pingsan.âAku tak ingin ikut campur urusan kalian, tapiâĶku rasa tak usahlah menghajar orang sampai mau mampus begitu!â celetuk Rey.âHe-he-heâĶmulai ngelunjak kamu yaa, mentang-mentang jadi anak buah di tua Amang itu.âGonto mendekati Rey dan ketika bermaksud akan tarik krah baju anak muda ini, secara tiba-tiba
Sejak saat itulah, Gonto kapok dan tak berani lagi dengan Amang.Dan orang inilah dulu yang menolong Rey dari âsiksaanâ Gonto Cs. Apalagi kini Rey makin akrab dengan Amang, sehingga Rey aman di sini.Rey pun berlatih mulai dasar, ibarat sekolah, dia mulai taman kanak-kanak, tak bisa instan langsung ke sekolah menengah. Amang sangat disiplin dan tegas!âSegala sesuatu tak bisa grasa-grusu, semua tergantung ke uletan kamu,â cetus Amang dan Rey pun mengangguk.Rey ternyata memiliki kesabaran yang mengagumkan hati Amang, pemuda ini tak pernah mengeluh dengan latihan keras yang Amang ajarkan.Rey seolah mengejar ketinggalannya selama bertahun-tahun.Awal-awalnya dia merasa sangat berat dan tersiksa, Amang ternyata tak kenal kompromi dalam melatihnya.âKalau kamu tak sanggup bilang saja, aku tak memaksa,â cetus Amang.âTidak, tetap lanjut,â sahut Rey dan Amang pun tersenyum senang.Fisiknya terkuras habis, tapi di satu sisi, Rey pun kini makin lahap makan, tak peduli menunya seadanya, karena
Rey pun ikuti gerakan-gerakan Amang, awalnya kaku, namun Amang ajari pelan-pelan dan lama-kelamaan Rey mulai mulai bisa mengimbangi.Saat membuka baju karena mulai berkeringat, Rey kaget, tubuhnya kurus, sampai-sampai tulang bahunya terlihat.âMulai sekarang, makanlah yang banyak, agar tubuh kamu berisi,â saran Amang tertawa sekaligus iba dan Rey pun mengangguk, baru nyadar kalau dia selama ini terlalu larut dalam pikiran kosong, yang justru merugikan dirinya sendiri.Rey beruntung bertemu Amang, dia ternyata seorang napi yang di takuti juga di segani di lembaga pemasyarakatan ini.Amang ternyata napi pembunuh yang tak tanggung-tanggung pernah menghabisi 10 orang sekaligus.Dia awalnya di hukum mati, lalu dapat remisi menjadi seumur hidup, dan sudah menjalani hukumannya selama 15 tahun, remisi yang ia terima selama ini mencapai 5 tahunan.âKabarnya hukumanku akan berubah lagi jadi 20 tahunan, karena dianggap berkelakuan baik. EntahlahâĶmau seumur hidup atau 20 tahunan, aku tak masalah,
âSecara sah dan menyakinkan, maka terdakwa di vonis 15 tahun penjara, Tok..tok...tok!âHakim sudah menjatuhkan vonis buat Rey, setelah jalani sidang hanya 3X.Mata Rey nanarâĶtak ada ekspresi, dia juga tak mendengar ucapan pengacaranya yang bilang akan pikir-pikir untuk banding.Vonis kini sudah di jatuhkan buatnya, tuntutan 20 tahun penjara berbuah vonis 15 tahun penjara buatnya.Tak pernah dalam mimpi sekalipun Rey harus menerima hukuman yang sangat lama di usianya yang baru 23 tahunan.Rey dijebloskan di lembaga pemasyarakatan, pemuda ini hampir gila dengan nasibnya sendiri yang benar-benar apes tak ketulungan ini.Tak pernah dia duga, dirinya akan di fitnah sebagai pelaku pembunuhan yang sama sekali tidak dia lakukan.Semua pembelaannya mental, dia bahkan dikatakan halu oleh jaksa penuntut umum.Dendam membara melanda di dalam dadanya, terutama pada orang yang sudah begitu sadis memfitnahnya, juga pada jaksa dan hakim yang enteng saja memvonis dirinya.Belum lagi ulah pengacaranya y
Puluhan polisi mengamankan sebuah rumah mewah. Rumah ini milik si Ratu Skincare...!DanâĶRey yang kini sudah sadar kaget tak kepalang, tanganya sudah di borgol dan tubuhnya di papah masuk ke mobil patroli polisi.Rey yang awalnya tak tahu apa-apa bingung juga apa yang terjadi. Namun dia kini baru nyadar, dirinya di tuding sebagai pembunuhâĶReni.Tubuhnya ditemukan tak jauh dari tubuh wanita cantik itu, Reni tewas dengan tembakan di dada dan pistolnya ada di tanganâĶRey.Ya...Rey di tuduh sebagai pembunuh tunggal Reni, tuduhan yang bikin Rey hampir pingsan saking bingungnya.TrangggâĶkunci sel di gembok, Rey yang masih kebingungan tak bisa berkat-kata, ia benar-benar tak paham apa yang terjadi saat ini.Kenapa tahu-tahu dirinya di tuduh sebagai pembunuh dan yang terbunuh Reni pula orangnya!Yang ia ingat, dirinya pingsan di hajar anak buah Om Frans. Lalu tahu-tahu dia di tangkap polisi dan ketika melihat sekelilingnya, hampir semaput pemuda apes ini, saat melihat jasad Reni yang berlumuran
Rey mengalah tidur di lantai dan membiarkan Ange tidur di ranjangnya, dia iba melihat wanita cantik ini terlihat lelah dan banyak masalah.PadahalâĶdia pun harusnya patut di kasihani...!PaginyaâĶAnge terbangun saat mencium bau kopi panas yang barusan di bikin Rey. Mata mengantuk Ange kontan seger. âSilahkan di minum AngeâĶ!â Rey pun sodorkan gelas dan di minum Ange.Kini kondisi Ange berbeda dengan tadi malam, dia lebih tenang dan rileks.âKost kamu enak juga ReyâĶ!â Ange berbasa-basi, matanya mengitari ruangan kost ini.âIni pun mahal Ange, padahal tak seberapa luas kamarnya, jauh lebih luas toilet kamu di apartemen kan!ââJakarta Rey, mana ada yang murah!â sahut Ange dengan nada bijak.âReyâĶaku pergi dari Om Frans, karena tak sengaja melihat dia menembak seseorang hingga tewas di rumahnya!âTanpa di duga dan tak perlu Rey pancing lagi, Ange mulai bercerita sendiri alasannya kabur dari apartemennya tersebut.Kagetlah pemuda ini, tak dia sangka kepergian Ange dari apartemennya ini karen