BERSAMBUNG
“Kenapa nggak naik pesawat Norma, kan kamu bawa anak kecil, naik kapal laut ini bisa 4-5 hari loh kita sampainya.”“Ngirit biaya Bang,” sahut Norma enteng. Rey pun senyum, tiket kapal dan pesawat seingatnya bedanya jomplang.Rey dan Norma kini makan malam yang di sediakan kapal ini. Perjalanan panjang pun kini mereka lakoni di kamar 1A ini. Kapal ini akan singgah di dua tempat, yakni di Semarang dan Surabaya.Hubungan mereka kini makin akrab, Aira anak Norma juga tak rewel.Norma ternyata wanita humble dan kalau awalnya dia rada segan dengan Rey yang terlihat pendiam, kini setelah ngobrol dan makin kenal, Norma pun tak ragu lagi, Rey pemuda baik.Rey tentu saja tak mau cerita kalau dia adalah pelarian, juga tujuannya ke Kalimantan adalah untuk bersembunyi sementara.Untuk kelak atur waktu balik ke Jakarta dan bikin perhitungan dengan pemfitnah dirinya.Saking akrabnya, Norma tak segan minta Rey jagakan Aira, kalau dia ke toilet, atau ada yang di kerjakan.Mereka juga kadang jalan-jalan
“Hahh…pingin apa?” sahut Norma pura-pura kaget, padahal dia mulai deg-degan juga. Sebagai wanita yang lama tak bercinta, pelahan nafsunya mulai terbangkit.Rey bukanlah pria polos, dia sangat berpengalaman malah.Walaupun sudah lama tidak keluarkan jurus-jurus cintanya, namun sebagai pria normal dan selama 4 tahunan puasa, hari ini Rey goyah juga.Awalnya Rey tak mau memanfaatkan kesempatan ini. Tapi setan burik memang selalu ada di saat begini.Rey bangkit dan klik mengunci kamar dek VIP mereka ini.Norma menatap saja ulah Rey tanpa bertanya. Rey lalu mendekati kasur Norma dan jongkok.“Bolehkah…giliran aku sekarang?” bisik Rey, lalu mengecup lembut bibir Norma.Norma yang kaget malah menarik wajah Rey dan kini mereka saling melumat.“Sebentar…aku mau pindahkan tubuh Aira!” bisik Norma sambil bangkit tanpa merapikan pakaiannya dan kini dia meletakan Aira di tengah, lalu bangkit dan kembali memagut bibir Rey.“Lakukan sekarang…sekalian yang itu juga Bang!” Norma berbisik dan Rey ters
“Bang kita carter mobil ke Balongin yaa?”Rey mengangguk saja, dia cek uangnya masih cukup, setelah Norma sebut sewa carter mobil sejuta umat tarifnya 700 ribu rupiah sekali jalan.Rey yang seumur-umur baru kali ini ke Kalimantan Selatan menikmati perjalanan tanpa macet selama hampir 4,5 jam.“Enak juga yaa, ramai tapi tak macet,” ceplos Rey.“Iya Om, Kalimantan beda dengan Jakarta Om,” si sopir carteran nyerocos, hingga Norma senyum kecil.Sepanjang jalan Rey pun mikir, dia tak mungkin hidup numpang dengan Norma. Memalukan laki-laki kalau sampai numpang dengan perempuan, janda punya anak pula, pikir Rey.Norma kini tidur nyenyak bersama baby Aira, tapi Rey tidak!Otaknya terus mikir cari jalan, agar punya penghasilan. “Gunakan keahlian beladirimu untuk jadi duit!” Rey teringat pesan Amang dan juga Jantra saat di LP dulu.“Kalau memang aku di takdirkan harus bertarung agar dapat duit, apa boleh buat!” batin Rey sambil hela nafas.Akhirnya menjelang malam, sampailah mereka di rumah Norm
Rey tak sempat mikir panjang, dia langsung bergerak cepat, sebuah tendangan terukur dan sangat keras di lesakan.Blukkkk…ngeeekkk!Orang yang menusuknya terkapar tak bergerak lagi, pingsan seketika terkena tendangan gledeknya.Dua orang lainnya kembali menyerang Rey, akibatnya pemuda ini marah bukan main, akhirnya Rey pun mengamuk.Blukk…blukk…!Kembali Rey langcarkan tendangan dan juga pukulan keras, akibatnya kedua orang ini terkapar di aspal.“Pergi kalian, muak aku lihat wajah kalian, jangan sampai aku gelap mata dan bunuh kalian bertiga!” dengus Rey, dengan wajah menahan sakit, keduanya mengangkat rekannya yang tadi koma, aroma dendam terpancar di wajah keduanya.Rey tak menggubris mereka, dia lalu bantu sopir truk yang mereka hajar tadi untuk bangkit. “Makasih dek, mereka memang patut di hajar, bukan hanya aku yang jadi korban, juga teman-temanku yang lain!” kata pria setengah tua. Untung saja tidak ada tulangnya yang patah, hanya bengap dan luka lecet saja yang dia terima.“Nam
Tepat satu bulan setelah jadi sopir dump truck, hari ini Rey dan Horman kembali beriringan bawa batubara ilegal ke stock file.Rey sengaja tak rekrut kenek, sebab dia pikir penghasilannya masih tak seberapa.Di sebuah jalanan yang sepi, Rey heran Horman hentikan mobilnya. Rey pun menengok dan kaget di depan mereka ada 10 orang yang menghadang mereka.Saat Rey perhatikan, dia kaget ternyata di antara 10 orang itu, ada 3 orang yang dulu dia hajar.“Hmm….komplotan preman ini lagi, agaknya kali ini bosnya yang turun tangan,” Rey pun langsung turun dari truknya dan bergegas ke depan.Horman dan Jay tentu saja tak berani keluar dari truknya dan hanya menonton saat Rey kini mendekati ke 10 preman ini.Hati mereka dag dig dug juga melihat keberanian Rey, yang tanpa takut songsong kelompok preman yang terkenal sadis ini.Pemuda ini sama sekali tak gentar, apalagi dia kini tahu kebal senjata tajam. Sehingga rasa pedenya makin kuat dan kini jiwa Rey makin nekat saja.“Jadi ini orangnya yang beran
Srattt….!Si bos preman ini langsung cabut mandaunya, lalu dengan nekat dia tebaskan ke tubuh Rey.Hiatttt…! Teriaknya dengan nyaring.Walaupun kebal, Rey tentu saja tak mau tubuhnya di tebas mandau ini, Rey menghindar, tapi dia ayunkan kakinya dengan keras dan tetap sering di latihnya hingga kini dan telak menghantam lutut si bos preman ini.Krakk…!Terdengar seperti tulang patah, si bos preman ini terjungkal ke tanah, Rey lalu injak sekerasnya kaki yang patah ini, terdengarlah lolongan nyaring dari mulut di bos preman ini.Sisa dua anak buahnya yang dulu pernah di hajar Rey malah terdiam, tak berani menolong.“Ammmmpunnn…ampunnnn,” teriaknya terkaing-kaing.Melihat si bos preman ini begitu, tiba-tiba Rey punya ide. Dia lepaskan injakannya dan si bos preman ini dengan wajah pucat dan jerih langsung sujud ke Rey.“Sudahlah, tak usah pakai gaya-gaya tengik begitu, muak aku melihatnya!” dengus Rey jengkel.Si bos preman ini lalu duduk di tanah, takluk dengan pemuda ini.“Siapa namamku d
Rey diam sejenak sambil mikir, kalau dia bentrok langsung dengan kelompok Krusai, bisa jadi jatidirinya akan ketahuan musuh-musuhnya dan pelarian dia akan terlacak aparat.Imbasnya misinya untuk bersihkan namanya juga gagal. Ia pun putar otaknya sambil menatap wajah Taggui dan anak buahnya.Setelah sedot rokoknya dan hembuskan ke depan, sebuah ide yang tak di sangka-sangka Tanggui Cs pun dia keluarkan.“Begini Bang Tanggui dan rekan semuanya, kita pakai taktik, jangan terang-terangan melawan mereka, kita kalah jumlah dan bekingan, jadi kita gunakan cara lain.”Rey pun jelaskan caranya dan Tanggui Cs yang memang biasa gunakan otot ini langsung setuju, dan tanpa di sadari Rey, dia kini sudah sahih diangkat Tanggui sebagai pemimpin kelompok preman ini.Kini dari lawan mereka jadi kawan!Apakah cara itu…? Iinilah yang bikin Tanggui Cs antusias…mereka akan segera laksanakan misi itu dalam beberapa minggu ke depan.Rey lalu tugaskan 5 anak buah Tanggui yang kini jadi anak buahnya, untuk amat
Begitu orang ini menunjukan kamarnya, sekali hantam di leher, orang lunglai dan pingsan, lagi-lagi Tanggui Cs geleng-geleng kepala melihat aksi sadis pemuda ini.Brakkk....! Sekali Rey tendang, pintu kamar ini terbuka.Klik lampu kamar di nyalakan dan Rey kaget juga, saat melihat ada dua wanita muda di kamar ini, yang hanya gunakan baju tidur yang minim.“Aaaaadaaa….r-rampooook,” teriak mereka serempak, karena terbangun akibat tadi mendengar suara pintu kamar mereka yang jebol.“Sudah tak usah berteriak, tempat ini jauh dari tetangga kiri kanan, centeng-centeng si Krusai juga sudah aku dan anak buahku sikat!” dengus Rey, sehingga kedua wanita ini sontak terdiam ketakutan sambil saling peluk di kasur.Sambil berkata begitu, mata Rey melihat ada brangkas uang di pojokan.“Kalian berdua cepat buka brangkas itu, aku tak punya waktu banyak. Hayo jangan hanya diam dan berpelukan, atau kalian ku patahkan batang leher sekalian,” ancam Rey,sengaja begitu untuk jatuhkan mental kedua wanita muda
Tanpa mikir panjang Rey menendang kamar di sebelahnya, saat itulah wanita yang di cekik Asep sudah lunglai.Asep tentu saja kaget setengah mampus, saat aksinya mencekik wanita ini di lihat Rey. “Bangsat..!” tiba-tiba Asepmelepaska cekikan dan menerjang Rey, tujuannya adalah ingin kabur. Melihat aksi Asep ini secepat kilat Rey menggeser badannya di depan pintu penginapan ini, dan....bughhh…augghh!Sebuah hook keras Rey layangkan, Asep langsung terjungkal ke lantai dan kepalanya berkunang-kunang, karena terbentur dinding penginapan.Saat akan bangkit. Plakkk…sebuan tamparan keras kembali Rey lepaskan sehingga Asep kembali terkapar di lantai.Kemudian bertubi-tubi jotosan Rey layangkan, sehingga wajah Asep bonyok dan 4 gigi depannya patah, saking kerasnya Rey lakukan rentetan pukulan ke wajahnya.Melihat wajah Asep babak belur begitu, alih-alih merasa salah, Rey justru puas bukan main.“Lunas hutangku Sep, sekarang giliran kamu yang harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu sendiri
“Aku sengaja kabur untuk cari tahu siapa orang yang telah memfitnahku bu,” sahut Rey kalem, lalu duduk di kursi tamu sederhana, yang tak berubah sejak dulu.“Waduhh…siapa yang kamu curigai Rey?” tanya Larissa sambil duduk di depan anaknya ini. Matanya menatap tajam wajah Rey.“Inilah yang akan aku cari..!” sahut Rey pelan.“Bagaimana kamu mencarinya, sedangkan orang yang kamu curigai saja tidak kamu ketahui?” bantah Larissa, sangsikan niat anaknya ini.“Ahh sudahkan…nanti aku akan cari pelan-pelan.” sela Rey lagi.Setelah berkata begitu Rey ambil 3 bebat uang, pecahan 100 ribuan dari tas ranselnya, mata Larissa langsung berbinar-binar.Tapi saat tangannya ingin meraih uang itu, Rey langsung menahannya.“Bu…aku mohon…usia ibu sudah lebih 50 tahun, tolonglah tobat, jangan lagi seperti kejadian lalu, uang ibu habis, tapi si laki-laki bangsat seperti si Asep itu malah pacaran dengan yang lain!” pinta Rey.“Hmm…iya ibu akan tobat, kekasih ibu ini akan ajak ibu menikah kok!” sahut Larissa en
Dari kaget kini Rey makin bingung saja, karena dia makin penasaran, siapa pembunuh Reni dan apa motifnya…?Apalagi dari cerita sahabatnya Chikita, Reni sudah lama bercerai dengan suaminya, artinya apa alasan Frans membunuh istrinya. Kalau dugaan Rey, si Frans lah yang jadi dalangnya dan dia kena fitnah!Lalu soal Ange, kalau memang dia membawa lari berlian, masuk akal-lah kalau Frans memburunya, tapi yang jadi pertanyaan, Ange saat itu masih berstatus istrinya?Apakah selama ini Ange tak di beri uang oleh suaminya itu. "Tapi dulu dia sanggup bayar aku hingga 200 juta...??" Langsung mumets pikiran Rey, memikirkan siapa datang pembunuh Reni, di tambah lag misteri hilangnya Ange.“Rey…Om Frans pernah loh keceplosan ngomong, katanya dia tak pernah kirim anak buahnya ke kost kamu, sebab dia sendiri tak tahu di mana alamat kost kamu itu?”“Hahh…tapi dua centeng itu ngaku mereka adalah anak buah si Frans?”Rey tentu saja tak percaya omongan Samira.“Jangan salah Rey, Om Frans itu musuhnya ba
Rey kini menatap lebih jelas, wanita lalu bergerak dan klik menyalakan lampu kamar, baru Rey kaget, ternyata benar, wanita ini bukan Ange, walapun perawakan mereka sepintas sama.Tapi ada perbedaannya, Ange berwajah agak lembut, wanita ini bahkan wajahnya lebih mirip Reni, matanya cerah dan bibirnya dikit lebih tebal dari Ange.Rey tentu saja masih ingat, sebab dulu mereka pernah bercinta dan merasakan bibir Ange. Bibir Samira lebih seksi dengan tebal dan merah karena lipstik.“Maaf tuan Rey, aku tak kenal dengan orang yang kamu sebut itu,” sahut wanita bernama Samira ini.Rey pun diam sebentar, seakan menimbang-nimbang.“Baiklah, aku mau tanya, apa hubunganmu dengan si Frans itu?” kali ini Rey mulai melunak, sebab orang yang dia cari memang bukan wanita ini.“Aku hanya salah satu orang kepercayaanya dan saat ini sedang sibuk untuk kapalkan batubara kami itu, tugas aku memantau batubara-batubara itu!”“Batubara ilegal..! Ahh sudalah itu urusan kalian, urusanku adalah dengan wanita yang
Malamnya, Rey pantau kantor milik Frans ini, dia melihat mobil yang membawa Ange masih terlihat di area parkiran kantor yang lumayan mewah ini dan di jaga dua satpam di pos depan.Rey sengaja ngopi persis di depan kantor ini, sudah 3 batang rokok, sengaja menunggu waktu yang pas untuk menyelinap masuk ke tempat iniWaktu terasa sangat lambat bagi Rey, tapi dia tetap sabar, untung saja warkop ini biasanya tutup pukul 00.00, sehingga Rey bisa bersantai dan tidak perlu harus pergi.Begitu sudah menunjukan pukul 10 malam lewat, Rey pun putuskan inilah waktu yang tepat untuk bergerak.“Saatnya aku masuk ke tempat ini,” batin Rey, lalu permisi dengan pemilik warung dan sengaja kasihkan 100 ribuan, tapi kembaliannya Rey berikan, sehingga se pemilik warkop sumringah.“Hmm…agaknya di belakang ini ada mess khusus, mungkin si Ange nginap di sini?” batin Rey menebak-nebak.Saat itu dilihatnya dua satpam ini asyik ngopi dengan terkantuk-kantuk di posnya, sehingga terlihat tak waspada lagi.Rey l
“Tanggui, apakah kamu kenal wanita itu?” Rey menyerahkan teropong ini ke Tanggui yang langsung menyorot wanita tersebut.Setelah beberapa saat menyorot, Tanggui kini menatap Rey.“Namanya Bu Ange, katanya dia itu salah satu gundik Om Frans, pelindung para penambang ilegal Bang!”Tanggui juga sebut, dia kenal wanita itu dari cerita anak buahnya, yang memang sering 'patroli' melihat-lihat tambang-tambang di hutan ini.Mendengar ini Rey sampai kaget bukan kepalang, dirinya langsung ingat hampir 5 tahunan yang lalu Ange datang ke kost-nya, dengan alasan ingin kabur dari Om Frans, tapi kenapa malah tetap jadi gundiknya pria itu?Dan gara-gara Ange pula, tak lama kemudian datang dua centeng Om Frans dan akhirnya terjadilah musibah yang tak ia sangka-sangka, dirinya jadi korban fitnah sebagai pembunuh Reni.Misteri kematian Reni ini yang mau dia bongkar, sekaligus ingin bersihkan namanya.“Wajahnya terlihat lembut, tapi aslinya kejam Bang!” Tanggui lanjutkan kalimatnya.“Masa sih…?” kembali R
Rey menahan tawa saat Ana dan Rini di hari ke 5 pamit, jalan mereka dikit berubah penyebabnya. Padahal dengan bercanda Rey minta mereka bertahan dulu di sini beberapa hari lagi, tapi keduanya tak sanggup lagi.“Bisa satu bulanan harus minum jamu, agar kembali rapet,” seloroh Ana sambil melumat bibir Rey bergantian dengan Rini.“Ho oh...singkong Abang bikin kami berdua kayak hadapi 10 musuh ajah saban hari-nya, sampai mau copot lutut akiuuuu!” ceplos Rini terbahak.Ana pun sama, dia bilang tak berani kelamaan, bisa-bisa ngesot pulangnya.Sepeningal keduanya, Rey pun mulai hati-hati, dia ingat pesan kedua gundik Krusai tersebut agar dirinya mulai sekarang waspada!Pistol curian dari brangkas Krusai selalu terselip di pinggangnya, sepintas Rey bak anggota intel saja, kemana-mana tak lepas dari senjata api.Rey pun sampai heran, darimana si Krusai ini miliki pistol standar polisi ini, pistol ini bukan rakitan, tapi memang asli buatan pabrik."Jangan-jangan dia pinjam atau beli dari aparat?
Rey paham, kedua gundik ini butuh kehangatan, setelah sekian lama hanya bisa menikmati singkong loyo.Sebagai pria berpengalaman tentu saja ia mengerti, terlebih Rey pun lumayan lama tidak menikmati apem-apem wanita. Rey berdiri dan mengunci pintu kamarnya.Ana yang melihat ini senyum, Rey pun akui, walaupun kedua wanita ini tak secantik Norma, tapi yang bikin dia suka, tubuh keduanya sangat denok.Rey juga ingat bentuk perabotan keduanya, saat mengintip tadi malam.“Mungkin karena belum punya anak kali yaa, mana bentuknya aduhai lagi,” batinnya nakal.Ana pun buru-buru matikan rokoknya dan minum air putih untuk berkumur pastinya. Agaknya si gundik ini paham, pejantan tampan ini nggak munafik dengan 'maksudnya' bersama Rini pingin nginap.Dia langsung kaget, saat singkong sebesar lengannya sudah berdiri kokoh di dekat mulutnya. Rey dengan cueknya plorotkan celana jeansnya dan menyodorkan ke Ana.“Woww…sudah tegak bak tugu monas…bakalan jalan ngangkang ini,” batin Ana sambil memegang si
“Masih 1 mingguan lagi, ini baru tanggal 25,” batin Rey yang kembali ke kamar penginapannya dan ia pun tidur nyenyak hingga pagi.Baru saja selesai sarapan pagi di hotel ini, Rey yang bermaksud bersantai di loby hotel ini kaget, saat melihat dua orang kenakan kerudung dan wajah pakai burka tiba-tiba datang dan nemplok saja di depannya saat ini.“Bang Rey…kita ke kamar yuks, ada yang kami sampaikan,” terdengar suara dari wanita bercadar ini, Rey otomatis langsung curiga, apalagi mereka tahu namanya.“Siapa kalian…?” sahut Rey dengan sikap waspada.Tiba-tiba keduanya singkapkan cadar dan Rey langsung melongo, ternyata dua orang ini adalah…gundik Krusai.Tanpa buang waktu Rey mengangguk dan ajak keduanya ke kamar.Sampai di kamar, keduanya tak ragu lepas cadar dan duduk di sisi ranjang, Rey kini duduk di kursi, dia pastinya sangat penasaran, kenapa kedua gundik ini berani muncul menemuinya.“Katakanlah…apa tujuan kalian, eh tunggu dulu, kok kalian bisa keluar rumah itu, apakah tidak takut