Setelah mengingat atas semua yang telah terjadi, Juan pun menundukkan kepalanya seraya merenung sejenak, tatapannya jatuh pada sosok yang tengah terduduk lemah, dengan seorang wanita yang terduduk di belakang punggung sosok itu yang terlihat tengah menyalurkan energinya pada Gentala.
Merasa asing dengan kehadiran wanita itu, dahi Juan pun tak bisa berhenti untuk mengerutkan dahinya, anehnya. Meski ini pertama kalinya dirinya melihat wajah wanita itu, namun, entah kenapa? Ia merasakan perasaan akrab terhadap wanita itu.
Tak ingin memikirkan yang tidak-tidak, Juan yang hendak turun dari atas ranjang itu kembali terjatuh, ketika sebuah guncangan bumi yang begitu kuat, mengguncang tubuhnya.
" Kamu sudah bangun Juan? " Tanya Sekar dengan antusias, gadis yang baru kembali dari kamar mandi, sontak di buat terkejut dan juga lega di waktu yang bersamaan, ketika melihat teman masa kecilnya sudah kembali terbangun
Setelah memastikan keadaan, Juan pun memanggil Widura, memintanya untuk membantu kakek dan ibunya.Rubah putih berekor sembilan itu melolong, suara lolongannya begitu menggema, rubah itu tampak sangat cantik dengan kesembilan ekornya.Tak ingin membuang banyak waktu, Rubah putih berekor sembilan itu membawa tubuhnya tepat di depan Dewi Ayu beserta Yodha Wisesa, dan dengan ganas menggigit kepala mayat hidup yang berkeliaran di dekat sana hingga kepala itu terpisah dari badannya.Menyadari bahwa Juan baik-baik saja dan telah kembali ke medan perang, membuat Dewi Ayu beserta yang lainnya bernafas lega.Kembalinya Juan dan kawan-kawan membuat tenaga mereka yang tadinya sudah hampir terkuras habis, kini terasa penuh kembali.Baik Rengganis maupun Ling ling, kali ini kedua gadis itu tampak lebih akur dari sebelumnya.Sejak gejolak perang yang semakin memanas, Rengganis yang tadinya saling berkompetisi, untuk siapa yang paling banyak me
Berkat bantuan yang di berikan oleh Juan, akhirnya Wulandari bisa beristirahat sejenak, terutama Kerta Putra yang tubuhnya sudah tidak bisa bertahan lama lagi, salah satu tangannya memegang erat tangan lainnya.Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, pasangan adik kakak itu memilih pergi ke camp untuk beristirahat serta memulihkan tenaga yang kini sudah terkuras habis, berbeda dengan Ling ling, Rengganis dan Wuko yang masih terlihat bugar, dua dari mereka bergegas pergi membantu Juan dan juga Gentala, sedangkan yang satunya memilih tetap di sana, membantu para prajurit membunuh mayat hidup yang sudah banyak berkurang.Sedangkan Dewi Ayu memilih untuk merawat para prajurit, membawa mereka ke camp militer, mengobati luka mereka dengan kemampuan seadanya. Tentunya Wulandari tak bisa berdiam diri saja, di rasa cukup bertenaga, ia pun bergegas membantu ibu dari Juan itu.Di saat tangannya tengah sibuk mengobati luka salah satu prajurit, tiba-tiba
" Sebelum aku menjadi monster yang mengerikan, bisakah Mbakyu membunuhku sebelum hal itu terjadi? " Pinta Kerta Putra dengan penuh harap.Tentunya Wulandari menolak permintaan dari sang adik, tapi Kerta Putra tak menyerah begitu saja, ia bersujud memohon pada sang kakak untuk mengabulkan permintaanya, karena dirinya akan merasa tenang jika mati di kedua tangan kakak yang amat di sayanginya.Apalagi ia tak ingin orang lain tahu dengan kondisinya, yang takutnya bisa mencoreng nama baik keluarganya.Tubuh Wulandari seketika merosot ke atas tanah, seraya terisak, kedua tangannya membekap mulutnya agar tangisnya tak terdengar oleh siapa pun.Kerta Putra terdiam, menatap sang kakak yang menangis sesegukkan.Kepalanya menunduk, dan menyadari bahwa luka di tangannya secara perlahan mulai menyebar ke seluruh tubuhnya.Sebelum terlambat, Kerta Putra pun menepuk pundak kakaknya dan mengatakan bahwa sekarang adalah waktunya.Kepala ga
Sejak kecil, Maheswara sudah tahu bahwa ayahnya mengatakan kalau dirinya tak akan pernah menaiki tahta sampai kapan pun. Karena sang adik, Wuyang yang akan menjadi putra mahkota yang kelak bakal menjadi pemimpin negeri itu.Wuyang merupakan anak dari salah satu selir Raja yang memiliki kepintaran di atas rata-rata, serta sifatnya yang lembut nan jujur namun tegas, membuat Sang Raja menunjuknya sebagai penerusnya.Berbeda dengan Maheswara yang sama-sama memiliki kepintaran di atas rata-rata serta terlahir dari rahim dari seorang permaisuri yang sangat di sayangi oleh Sang Raja, tentu tak bisa menerima keputusan ayahnya begitu saja. Meski pun saat itu usianya baru berusia Empat tahun. Namun ia sudah bisa mengerti apa yang di bicarakan oleh kedua orang tuanya.Saat itu ia ingin menyelinap pergi keluar, tapi tak sengaja mendengar percakapan antara kedua orang tuanya, hanya karena sebuah ramalan, Ayahnya Gusti Prabu Wadana, menolak menjadikannya raj
Sebelum Wuyang resmi naik tahta, tiba-tiba tersiar sebuah desas desus yang mengatakan bahwa pria berhati lembut itu, telah menggunakan guna-guna untuk bisa naik tahta.Awalnya orang-orang istana tak langsung percaya dengan rumor tersebut, karena mereka tahu betul sifat pria itu yang terkenal dengan ramah tamahnya serta rendah hati.Namun, semakin hari rumor itu semakin memanas, ketika ada seseorang mengatakan bahwa salah satu dayangnya menemukan secarik kertas bertuliskan mantra guna-guna di atas meja kerja Wuyang yang tersembunyi di antara gulungan. Yang katanya tak sengaja terlihat, karena merasa curiga dayang itu menarik kertas tersebut dan kemudian menyebarkannya.Meski tak di ketahui siapa dayang yang menyebarkan berita tersebut, serta tentang kebenaran yang tak menemukan titik terang. Tapi karena sudah terlanjur tersebar begitu saja , membuat para mahapatih menjadi ragu tentang penobatan itu dan memutuskan untuk menunda pengan
Setelah melahap habis seluruh tubuh Arjuna, monster serigala itu kemudian melolong, lalu menyerang sepuluh prajurit kerajaan yang berada tak jauh dari siluman itu yang kemudian melahap tubuh mereka dengan rakus.Semua Mahapatih yang berada di sana serta beberapa prajurit menjadi panik, seluruh tubuh mereka gemetar lalu berlari terbirit-birit menyelamatkan diri mereka sendiri, menyisakan Wuyang dengan seorang mahapatih bernama Burdana.Kedua pria itu terlihat tak gentar sama sekali menghadapi siluman serigala itu.Menyadari bahwa santapannya telah pergi, Siluman serigala itu kembali melolong dan berniat mengejar mangsanya.Namun Wuyang dan Mahapatih Burdana menghalaunya, kedua pria itu menyerang siluman serigala itu secara bersamaan.Pertarungan itu berlangsung sangat sengit, banyak pohon-pohon yang tumbang akibat pertarungan mereka.Setelah memakan waktu selama setengah hari, akhirnya kedua pria itu
Sejak kepergian Wuyang dan juga Burdana, membuat suasana istana menjadi tak terkendali, banyak pertumpahan terjadi di mana-mana, di mana ketiga putra mendiang raja saling membunuh antar sama lain. Karena mereka percaya bahwa salah satu diantara mereka merupakan penyebab semua ini.Selang beberapa hari , kekuatan Jayara dan Mandana menghilang secara bersamaan. Kecuali Jaraka.Mengetahui hal tersebut, kedua saudara itu bekerja sama untuk membunuh Jaraka, sehingga melupakan bahwa diantara mereka masih ada Maheswara.Di sisi lain Maheswara terduduk manis di dalam kediamannya, menyesap teh panas yang telah di sajikan oleh sang istri seraya menatap permukaan danau yang begitu damai nan tenang.Sejak pembantaian keluarga Burdana yang ia lakukan secara diam-diam, serta mengusir keluarga Wuyang, yang kemudian ia bantai di tengah-tengah perjalanan, meski awalnya sulit.Namun karena ia menyuntikkan racun bunga hitam pada adiknya itu, membuat
Entah siapa yang harus ia salahkan? Apakah ramalan itu? Ataukah karena hasutan istrinya? Maheswara termangu. Hingga sebuah hantaman besar menyadarkannya dari lamunannya.Bledum!! Tubuhnya menghantam sebuah tembok hingga hancur menjadi kepingan yang kecil, dari mulutnya ia memuntahkan banyak kental.Ia terkekeh menerima hantaman tersebut, berkat hantaman itu ia pun menyadari bahwa semua itu karena ambisinya yang terlalu tinggi yang kemudian membutakannya, dirinya bahkan rela mengirimkan ke tujuh saudaranya ke nirwana.Bahkan, ibunya pun ikut menyusul, tak lama setelah ia mengatakan bahwa dia akan menjadi raja.Mungkin ibunya sengaja pergi, agar dirinya tak melihat kehancuran kerajaan di tangan putra sulungnya.Setelah berhasil menduduki tahta, ia mengusir semua selir ayahnya, mengembalikan mereka ke tempat asal mereka. Dan menyisakan mayat ibunya yang sengaja ia awetkan. Supaya dia bisa mendengar dan merasakan bagaimana ia memakmurkan ke