Setelah mengetahui bahwa segel di buku itu telah terlepas dari segelnya, Nura pun semakin memperhatikan Juan, ternyata dugaannya tidak salah.
Sejak saat itu dia mengikutinya kemana pun ia pergi, memantau semua perkembangannya. Bahkan melindunginya diam-diam.
Air matanya mengalir dari kelopak matanya ketika pertama kali ia melihat sosok Gentala, meski pun ia hanya bisa melihatnya dari kejauhan, sebab ia tak ingin siapa pun menyadari akan kehadirannya.
Meski begitu, ada satu hal yang ia sesali sampai sekarang, yaitu membiarkan Agri Brata meracuni Gentala, sungguh ia tak menduga bahwa pria itu akan nekad memberikan racun pada kakak angkatnya.
Setibanya di Istana, ia tak hentinya menyiksa Agri Brata dengan mencambuk tubuhnya yang masih terluka.
Bahkan sampai sekarang, Agri Brata sama sekali tidak mengenalinya, dia begitu polos dan mudah percaya dengan perkataan orang lain.
Saat ia menjanjikan akan membangkitkan kembali Nayaka Gantari yang sebena
Di saat seperti ini, Gentala mematung sejenak, menatap sosok iblis yang berukuran raksasa, kemudian tatapannya beralih kearah Nura sang adik angkat yang sama-sama gemetar ketakutan sama seperti yang lainnya.Setelah menekan racun di dalam tubuhnya, ia berjalan menghampiri gadis itu, menepuk pelan bahu sempit itu, hingga sang empu tersadar dari lamunannya.Gadis itu membalikkan tubuhnya, seketika di kedua pelupuk mata gadis itu telah di penuhi oleh air mata yang siap jatuh kapan saja.Keduanya berdiam diri seraya bertukar tatapan." Selama ini kamu hanya memperhatikanku dari kejauhan, apa kamu tak merindukan kakak angkat mu ini? " ucap Gentala seraya merentangkan kedua tangannya.Setelah mendengar ucapan dari Gentala. Gadis berwajah lugu itu langsung menghamburkan diri, memeluk erat sosok di depannya, pelukannya begitu erat, seakan-akan takut akan kehilangan kembali sosok itu. Tangisnya pecah.Kedua sudut bibir Gentala terangkat keatas, membe
Hal yang paling Gentala sesali dalam hidupnya yaitu kebodohan yang melekat di dalam otaknya, selama ini ia tak menyadari tujuan asli dari iblis itu selma ini, ia bahkan tak menyadari bahwa sosok iblis itu telah lama bersembunyi di dalam tubuh seorang anak kecil, pantas saja dia tak segan membunuh seorang wanita tua dan di saksikan oleh kedua mata kepalanya sendiri.Jika saja, Nayaka masih bersama dengan dirinya, ia pasti akan menertawakannya sampai puas, sebab, apa yang di korbankan nya hanya berbuah sia-sia? Karena yang di bunuh Nayaka saat itu merupakan salah satu bagian dari tubuh iblis itu yang sengaja di pecah, agar dia bisa menemukan wadah yang benar-benar mampu menampung semua kekuatannya.Saat menyadari bahwa tak ada satupun yang mampu menampung semua kekuatannya, iblis itu pun merubah sosoknya menjadi seorang anak kecil. Dan menunggu sampai ia mendapatkan wadah yang tepat baginya.Setelah penantiannya selama seratus tahun yang lalu, ia
Entah sudah berapa lama mereka di dalam ruangan itu, satu hal yang pasti Gentala terlihat sangat kelelahan, rona di wajahnya semakin menghilang, menyisakan rona yang pucat pasi.Di sampingnya, Nura yang tak bisa melihat kakak angkatnya menderita, ia berinisiatif menyalurkan sebagian energi miliknya pada Gentala.Gentala tidak menolak apa yang di lakukan adik angkatnya itu, sebab dirinya masih ingin hidup, setidaknya sampai memastikan bahwa murid bodohnya itu kembali tersadar.Terdengar beberapa ledakan dari luar yang kemudian di iringi dengan bumi yang bergetar hingga mengakibatkan tempat yang mereka tempati ikut bergetar.Di saat Gentala yang sedang memperpanjang umurnya, Juan pun akhirnya membuka kedua matanya.Ketika tersadar, tangannya memegangi kepalanya yang terasa sakit seraya mencoba mengingat kejadian sebelumnya.Ketika itu ia langsung marah saat ibu dan gurunya di perlakukan secara ka
Setelah mengingat atas semua yang telah terjadi, Juan pun menundukkan kepalanya seraya merenung sejenak, tatapannya jatuh pada sosok yang tengah terduduk lemah, dengan seorang wanita yang terduduk di belakang punggung sosok itu yang terlihat tengah menyalurkan energinya pada Gentala.Merasa asing dengan kehadiran wanita itu, dahi Juan pun tak bisa berhenti untuk mengerutkan dahinya, anehnya. Meski ini pertama kalinya dirinya melihat wajah wanita itu, namun, entah kenapa? Ia merasakan perasaan akrab terhadap wanita itu.Tak ingin memikirkan yang tidak-tidak, Juan yang hendak turun dari atas ranjang itu kembali terjatuh, ketika sebuah guncangan bumi yang begitu kuat, mengguncang tubuhnya." Kamu sudah bangun Juan? " Tanya Sekar dengan antusias, gadis yang baru kembali dari kamar mandi, sontak di buat terkejut dan juga lega di waktu yang bersamaan, ketika melihat teman masa kecilnya sudah kembali terbangun
Setelah memastikan keadaan, Juan pun memanggil Widura, memintanya untuk membantu kakek dan ibunya.Rubah putih berekor sembilan itu melolong, suara lolongannya begitu menggema, rubah itu tampak sangat cantik dengan kesembilan ekornya.Tak ingin membuang banyak waktu, Rubah putih berekor sembilan itu membawa tubuhnya tepat di depan Dewi Ayu beserta Yodha Wisesa, dan dengan ganas menggigit kepala mayat hidup yang berkeliaran di dekat sana hingga kepala itu terpisah dari badannya.Menyadari bahwa Juan baik-baik saja dan telah kembali ke medan perang, membuat Dewi Ayu beserta yang lainnya bernafas lega.Kembalinya Juan dan kawan-kawan membuat tenaga mereka yang tadinya sudah hampir terkuras habis, kini terasa penuh kembali.Baik Rengganis maupun Ling ling, kali ini kedua gadis itu tampak lebih akur dari sebelumnya.Sejak gejolak perang yang semakin memanas, Rengganis yang tadinya saling berkompetisi, untuk siapa yang paling banyak me
Berkat bantuan yang di berikan oleh Juan, akhirnya Wulandari bisa beristirahat sejenak, terutama Kerta Putra yang tubuhnya sudah tidak bisa bertahan lama lagi, salah satu tangannya memegang erat tangan lainnya.Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, pasangan adik kakak itu memilih pergi ke camp untuk beristirahat serta memulihkan tenaga yang kini sudah terkuras habis, berbeda dengan Ling ling, Rengganis dan Wuko yang masih terlihat bugar, dua dari mereka bergegas pergi membantu Juan dan juga Gentala, sedangkan yang satunya memilih tetap di sana, membantu para prajurit membunuh mayat hidup yang sudah banyak berkurang.Sedangkan Dewi Ayu memilih untuk merawat para prajurit, membawa mereka ke camp militer, mengobati luka mereka dengan kemampuan seadanya. Tentunya Wulandari tak bisa berdiam diri saja, di rasa cukup bertenaga, ia pun bergegas membantu ibu dari Juan itu.Di saat tangannya tengah sibuk mengobati luka salah satu prajurit, tiba-tiba
" Sebelum aku menjadi monster yang mengerikan, bisakah Mbakyu membunuhku sebelum hal itu terjadi? " Pinta Kerta Putra dengan penuh harap.Tentunya Wulandari menolak permintaan dari sang adik, tapi Kerta Putra tak menyerah begitu saja, ia bersujud memohon pada sang kakak untuk mengabulkan permintaanya, karena dirinya akan merasa tenang jika mati di kedua tangan kakak yang amat di sayanginya.Apalagi ia tak ingin orang lain tahu dengan kondisinya, yang takutnya bisa mencoreng nama baik keluarganya.Tubuh Wulandari seketika merosot ke atas tanah, seraya terisak, kedua tangannya membekap mulutnya agar tangisnya tak terdengar oleh siapa pun.Kerta Putra terdiam, menatap sang kakak yang menangis sesegukkan.Kepalanya menunduk, dan menyadari bahwa luka di tangannya secara perlahan mulai menyebar ke seluruh tubuhnya.Sebelum terlambat, Kerta Putra pun menepuk pundak kakaknya dan mengatakan bahwa sekarang adalah waktunya.Kepala ga
Sejak kecil, Maheswara sudah tahu bahwa ayahnya mengatakan kalau dirinya tak akan pernah menaiki tahta sampai kapan pun. Karena sang adik, Wuyang yang akan menjadi putra mahkota yang kelak bakal menjadi pemimpin negeri itu.Wuyang merupakan anak dari salah satu selir Raja yang memiliki kepintaran di atas rata-rata, serta sifatnya yang lembut nan jujur namun tegas, membuat Sang Raja menunjuknya sebagai penerusnya.Berbeda dengan Maheswara yang sama-sama memiliki kepintaran di atas rata-rata serta terlahir dari rahim dari seorang permaisuri yang sangat di sayangi oleh Sang Raja, tentu tak bisa menerima keputusan ayahnya begitu saja. Meski pun saat itu usianya baru berusia Empat tahun. Namun ia sudah bisa mengerti apa yang di bicarakan oleh kedua orang tuanya.Saat itu ia ingin menyelinap pergi keluar, tapi tak sengaja mendengar percakapan antara kedua orang tuanya, hanya karena sebuah ramalan, Ayahnya Gusti Prabu Wadana, menolak menjadikannya raj