Untuk itu, gadis bernama Marlyn ini melangkah menuju ke arah pintu kamar mandi di apartemen ini. Pintu kamar mandi apartemennya Milla ini.Gadis ini sudah dapat memperkirakan di mana letak pintu kamar mandi itu walaupun ruang tamu ini dalam keadaan gelap gulita karena hari sudah malam sementara Nathan belum sempat memasang lampu.Gadis itu membuka pintu kamar mandi tanpa perlu melakukannya dengan perlahan seperti saat dia memasuki kamar ini.Itu karena dia tahu kalau Stella dan Nathan yang berada dalam kamar tidak akan mendengar suara pintu ini karena mereka berdua sedang keenakan di dalam sana.Gadis ini mengunci pintu kamar mandi dan menyalakan layar handphonenya.Setelah itu, Marlyn membuka aplikasi WA, mencari nomornya Stella dan mengetik pesan sebagai berikut, "Stella, pacarmu datang tuh. Dia di kamarmu dan ada yang ngasih informasi kalau kamu sedang berada di apartemennya Tante Mila."Pesan itu langsung dia kirim. Setelah berpikir sejenak, Marilyn kembali menulis, "pacarmu akan
Marilyn mulai berusaha menjalankan aksinya. Dia kembali ke kamar mandi di ruang tamu apartemen milik Milla, tantenya Nathan ini.Setelah menutup pintu kamar mandi, Marilyn kembali menghidupkan handphonenya. Kali ini, dia tidak akan lagi mengirimkan chat seperti sebelumnya karena chat sebelumnya tidak mendapatkan perhatian dari Stella.Kali ini Marilyn berusaha menelpon ke nomor handphone milik Stella.Beberapa saat kemudian, Marilyn sudah mendengar suara berdering di aplikasi WA-nya dan itu berarti nomornya sedang menghubungi nomornya Stella.Tapi sayangnya tidak ada respon dari Stella sampai saat ini. Marilyn mencoba dua kali namun tidak diangkat juga.Marilyn mencoba untuk ketiga kalinya. Setelah itu, dia putuskan untuk meninggalkan handphonenya di kamar mandi dalam keadaan masih memanggil nomornya Stella.Sesudah itu, Marilyn diam-diam menyelinap keluar dari kamar mandi dan kembali menutup pintu kamar mandi karena ada cahaya dari layar handphone miliknya di dalam kamar mandi. Karen
"Kak Marlyn? Mengapa?" Nathan secara refleks menutup benda kebanggaan berukuran jumbonya yang masih tegak perkasa itu."Aku ... aku ingin mencari surat lamaran itu," bohong Marylin."Oh. Tunggu di sini." Nathan bergegas masuk ke dalam kamar untuk meraih pakaiannya yang berserakan di lantai kamar.Sambil menggapai baju-bajunya, Nathan berpikir tentang keberadaan wanita muda yang muncul tiba-tiba ini. "Apa arti tatapan matanya tadi? Apakah dia juga ingin seperti Stella. Hmmm."Sementara itu, saat Nathan masuk ke dalam kamar, Marylin menuju ke arah pintu tempat Stella tadi keluar. Marylin langsung mengunci pintu dari dalam agar supaya tidak ada orang yang bisa masuk lagi di kamar ini. Dia takut kalau Stella tahu kalau dirinya dibohongi, maka, Stella akan balik lagi ke sini.Setelah mengunci pintu keluar, Marylin mulai melangkah pasti menuju ke arah kamar sambil membuka bajunya satu-persatu.Hasrat Marylin belum pernah turun. Dia ingin menyerahkan dirinya pada Nathan sambil menawarkan seb
Marylin juga sangat menikmati apa yang sedang dia lakukan ini.Sebelum ini, Marlyn sering melakukan hal seperti ini kepada pacarnya karena permintaan pacarnya tetapi Marylin tidak pernah menikmati juniornya semua mantan pacarnya itu.Karena itu, saat para mantan pacarnya ingin hubungan lebih jauh, maka Marylin langsung menolak. Marylin tidak ingin menyerahkan mahkotanya pada mereka.Tapi saat ini, hal berbeda dirasakan oleh Marylin. Marylin sangat menikmati apa yang sedang dia lakukan ini.Marylin sangat menikmati kejantanan yang besar dan panjang milik Nathan dengan ukuran yang luar biasa dan jauh melebihi para mantannya itu.Karena itu, beda dengan sebelumnya. Saat ini, Marylin ingin menikmati benda besar di mulutnya ini kalau perlu dia akan membiarkan benda besar ini menerobos kewanitaannya dan mengambil miliknya yang paling berharga yaitu mahkotanya.Sebelum dia merelakan mahkotanya, Marylin ingin melakukan servis terbaiknya kepada Nathan agar supaya Nathan mengingatnya dan agar s
Nathan merasa seperti sempat menembus sesuatu. Sesuatu yang berbeda dengan yang dia rasakan barusan dengan Stella. Nathan sempat mengerutkan keningnya tapi dia kembali melakukan usahanya untuk menusuk-nusuk bagian kewanitaan Marylin lebih dalam lagi.Teriakan kesakitan Marylin semakin kencang terdengar hingga membuat Nathan mulai menghentikan genjotannya.Karena teriakan kesakitan dan bahasa tubuh Marylin saat ini, bukanlah bahasa tubuh seperti yang terjadi pada Stella sebelumnya yang merasa sakit karena kewanitaannya diterobos oleh benda jumbo milik Nathan.Ini bahasa tubuh yang lain. Ini beda dengan Stella sebelumnya. Dan sekalipun Nathan masih belum pengalaman tapi dia bisa merasakan perbedaan teriakan dan ekspresi dari Stella sebelumnya dengan teriakan dan ekspresi wajah Marylin pada saat ini.Nathan menatap wajah Marylin lekat-lekat. Dia melihat ekspresi wajah kesakitan yang tidak biasa.Karena itu Nathan segera berbisik, "apa kamu masih perawan?"Marylin tidak menjawab pertanyaa
Marylin mengangguk-anggukan kepalanya hingga beberapa saat kemudian anggukannya terhenti saat dia merasakan sesuatu yang sangat besar menerobos liang kewanitaannya yang beberapa saat yang lalu baru saja berdarah itu.Marylin kembali mencengkram lengan Nathan yang Nathan tumpukan ke permukaan ranjang untuk menopang tubuh besar Nathan.Sejenak Nathan berhenti. Walau bagaimanapun, ini pengalaman pertama bagi dia mendapatkan seorang perawan. Dia tidak tahu apa yang berkecamuk di dalam benak Marylin pada saat ini, karena itu dia berhenti.Marylin terlihat seperti sedang menahan nafas hingga akhirnya dia membuka matanya dan mengangguk ke arah Nathan sebagai pertanda kalau Nathan bisa kembali meneruskan aksinya."Daleman lagi, kekasihku," kata Marylin. "Bolehkan aku memanggilmu kekasihku, walaupun kamu bukan kekasihku, walaupun hanya kekasih simpanan?"Nathan mengangguk dan dia mulai memasukkan miliknya lagi supaya bisa lebih dalam memasuki liang surgawi milik Marylin yang sempit ini.Maryli
Marylin melebarkan kakinya semaksimal mungkin untuk memberikan kesempatan bagi batang kejantanan Nathan untuk masuk semakin dalam di dalam liang kewanitaannya.Marylin juga agak mengangkat kakinya ke atas sehingga kakinya sudah menempel pada buah dadanya.Dengan ini, Nathan bisa sangat leluasa untuk menghujamkan miliknya di dalam sana. Menerobos liang sempit yang setiap incinya baru pertama kali diterobos oleh kejantanan seorang lelaki.Milik Nathan yang jumbo itu terus menerobos. Mundur dengan cepat untuk maju dengan lebih cepat lagi, menusuk hingga ke batas terdalam membuat Marylin menjerit dalam nikmat.Marylin tidak lagi merasakan perih di bagian kewanitaannya karena yang dia rasakan saat ini hanya sensasi dari gesekan benda besar yang menerobos di kedalaman miliknya yang menghadirkan sensasi luar biasa nikmat.Marylin melenguh dan terus melenguh setiap kali benda perkasa itu masuk keluar di tubuhnya. Tidak ada momen yang dirasanya tanpa kenikmatan."AWHHH ... TERUS, AHHHHH ... NA
Akhirnya Marylin ambruk di dada Nathan. Dia menghentikan gerakannya. Tubuhnya menggelinjang. Dia kembali merasakan miliknya berdenyut-denyut di bawah sana.Tubuh Marylin gemetar menahan kenikmatan yang melanda dadanya. Dia merasakan gemuruh hasrat yang sangat kuat seiring dengan denyutan-denyutan yang terjadi di daerah inti tubuhnya.Nathan mempercepat gerakannya. Setelah sempat bersama Eva dan Stella, kini Nathan ingin meraih klimaks.Nathan teringat akan ajaran Eva kalau dia harus membuang cairannya di luar tubuh Stella kalau dia sudah mau mencapai klimaks.Karena itulah, karena teringat akan hal itu, Nathan segera membuang cairan cintanya di luar di bagian pusar dari tubuh Marylin dan merebahkan tubuhnya di samping MarylinTernyata Marylin sudah tertidur kelelahan nampaknya tubuh gadis langsing yang ini tidak sanggup untuk bermain lama-lama, tidak seperti Stella yang lebih hot, sehingga bisa main lebih lama dan baru pergi saat ada telpon penting.Nathan maklum kalau Marylin masih m
Nathan masih belum bergerak. Dia masih bersembunyi di dalam bedcovernya. Mila semakin kencang berteriak. Pintu mulai didobrak oleh Mila. "NATHAN! KAMU DENGAR, GAK! BUKA PINTUNYA!"Mendengar teriakan Mila itu, akhirnya Nathan terpaksa keluar dari bedcovernya, turun dari ranjang dan melangkah ke arah pintu.Walau bagaimana pun, Nathan tinggal di rumahnya Mila, sehingga Nathan harus mengikuti perintah Mila ini. Apalagi Mila dalam keadaan marah-marah seperti itu, karena itu, Nathan terpaksa membuka pintu kamarnya.Nathan pikir, saat Mila mengejarnya ini, Mila sudah memakai pakaiannya tapi, ternyata, saat Nathan membuka pintu pintu kamarnya, ternyata dia menemukan Mila yang masih tampil polos tanpa sehelai benang pun, seperti sebelumnya saat Mila masih di kamarnya Mila."Tan ... tante ..." Nafas Nathan memburu melihat apa yang ada di hadapannya ini. "Tante mau apa, tante?""Tante ... tante ingin kamu, Nathan." Nafas Mila terlihat lebih memburu dari Evan. Dia benar-benar terjebak dalam gai
Paginya, saat Eva masih tidur, Nathan segera keluar dari apartemennya Eva untuk menuju ke apartemennya Mila.Ini masih jam 05.00 pagi, sehingga belum terlihat ada aktivitas di lorong apartemen ini. Nathan yang hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada dengan menggulung baju yang dia pakai kemarin itu, kini putuskan untuk pulang ke apartemennya Mila.Eva sudah sempat memberikan kunci cadangan untuk Nathan sehingga Nathan bisa keluar dari apartemennya Eva dan mengunci apartemennya Eva itu dari luar.Setelah itu, Nathan menuju ke apartemennya Mila. Nathan juga sudah memiliki anak kunci cadangan untuk apartemennya Mila itu sehingga dia bisa datang kapan saja dan jam berapa saja.Nathan yang berbunga-bunga karena perkembangan hubungannya dengan Eva, sudah menyatukan kunci cadangan dari Eva dengan kunci cadangan dari Mila dan sekarang ini dia menuju ke apartemennya Mila.Nathan bersyukur karena tidak ada seorang pun yang keluar dari apartemen mereka untuk melihat Nathan yang seda
Nathan terus mendesak-desakkan tubuhnya ke arah tubuh Eva yang sudah tidak berdaya itu hingga akhirnya Nathan pun menyemburkan cairan cintanya di dalam tubuh Eva.Tubuh Nathan mengejang. Dia terdiam. Dia merasakan kepuasan yang hakiki, kepuasan total setelah dia berhasil menyelesaikan pertarungannya dengan hebat.Di pagi hari sampai siang, Nathan sempat berpacu dengan hebat saat berhadapan dengan Riska.Saat itu, Nathan berhasil membuat Riska berkali-kali mencapai puncak tanpa Nathan mencapai satu puncak pun.Malam ini, Nathan kembali berhasil membuat Eva mencapai puncak hingga berkali-kali sampai Eva tidak berdaya. Akhirnya barulah Nathan mencapai puncaknya.Karena itu, puncak yang dialami Nathan saat ini sangatlah luar biasa. Dia merasa seperti berada di awang-awang, merasa seperti berada di puncak dunia, puncak kenikmatan yang sangat luar biasa.Apalagi Nathan berhasil mencapai puncaknya di atas tubuh wanita yang menurutnya adalah wanita tercantik yang pernah dia lihat.Eva memang
Wangi khas Eva, wanita muda berumur 22 tahun ini, sangat harum sehingga tercium oleh hidung Nathan, sehingga memberi semangat dan gairah yang lebih bagi Nathan.Dorongan hebat yang Nathan lakukan, membuat tubuh Eva menegang. Semakin lama dorongan yang Nathan berikan ini, semakin membuat Eva keenakan.Milik Eva terasa penuh oleh rudal Nathan yang luar biasa kerasnya dan begitu menguasai sehingga Eva hanya bisa memuji-muji Nathan karena apa yang dia rasa ini.Eva tersentak-sentak oleh dorongan yang Nathan lakukan.Kini perubahan posisi terjadi lagi, wanita itu itu sudah menindih tubuh kekar Nathan yang sudah siap memberikan kepuasan kepadanya yang sudah mabuk cinta itu.Nathan langsung memeluk tubuh indah Eva yang sangat langsing dan menggairahkan itu.Kulit mulus milik Eva ini, sejak tadi membuat Nathan bergairah. Dia menghirup aroma wangi khas perempuan modern dari parfum mahal yang Eva kenakan.Gairah Nathan sudah begitu hebat saat mendapati pinggul Eva yang bergerak-gerak di atas m
Sekarang ini, posisi Eva membelakangi Nathan. Dengan posisi Nathan dari belakang seperti ini, pada awalnya Eva merasakan sakit di bagian inti tubuhnya tapi lama kelamaan, rasa sakit itu menjadi samar bahkan menghilang."Oh, enak banget, nih. Eunakkk banget, Nathan. Duh."Bahkan Eva mulai merasa keenakan apalagi karena jari-jari Nathan masih terus bermain di butir kecoklatan milik Eva.Sehingga lama-kelamaan Eva mulai merasa enak dengan posisi yang baru dia rasakan ini. Walaupun posisi seperti ini sudah biasa dilakukan Eva, tapi, sekarang ini, rasanya begitu berbeda.Tekanan kuat dirasakan Eva di inti tubuhnya, tekanan yang ujungnya terus menyentuh titik-titik sensitif di sana dengan begitu fasih dan tiap sentuhan itu mendatangkan rasa yang tiada taranya bagi Eva.Apalagi dengan melakukan gaya seperti ini, Nathan bisa terus memainkan jarinya di butir merah muda milik Eva dan itu membuat Eva mulai terhanyut dan dia mulai mendaki sebuah titian tangga surga dunia."Owh. Ini enakkkk banget
"Aku ingin selalu melakukan ini bersamamu, kekasihku." Nathan menatap wajah cantik Eva.Eva tersenyum melihat ekspresi wajah Nathan ini karena terlihat cinta kasih Nathan untuknya yang amat besar.Karena itu, Eva semakin aktif bergoyang dan menjepit batang kejantanan besar milik Nathan itu."Auuu ... enak. Punyamu sempit dan enak, Eva," desah Nathan yang merasa batangnya dipilin-pilin di dalam liang kewanitaan sempit milik Eva itu."Kamu suka, ya? Gimana punyaku dibandingkan dengan Stella yang pernah kamu layani itu?" berondong pertanyaan diluncurkan Eva yang cemburuan sambil pantatnya berputar-putar di bagian inti tubuh Nathan."Kamu yang terbaik. Aku ... suka banget punya kamu dan goyangan kamu. Ahhh ... ini enak banget, Eva. Punyamu jauh lebih hebat dari Stella. Ahhh ..."Eva langsung sumringah mendengar kata-kata Nathan itu. Entah kenapa, ini adalah pujian yang paling berkesan baginya. Lebih dari pujian yang pernah orang-orang lontarkan padanya sebelumnya.Ada banyak sekali pujian
"OH, AKU DAPAT. AKHHH. AKU DAPAT, NATHAN!" teriak Eva saat dia rasa liang surganya berdenyut-denyut.Eva merasakan kelegaan dan kelepasan luar biasa karena permainan Nathan itu.Nathan menghentikan jarinya. Mengeluarkan jarinya dan sejenak menatap tubuh indah milik Eva ini.Nathan sudah merasa cukup. Merasa liang kewanitaan yang akan dia serbu dengan rudalnya sudah cukup basah dan sudah cukup foreplay bagi Eva, maka Nathan mulai menaikkan wajahnya ke arah atas.Nathan kembali memainkan lidahnya di tonjolan buah dada milik Eva sehingga memperpanjang gairah yang saat ini sedang dialami oleh Eva.Nathan menaikkan tubuhnya ke arah atas hingga akhirnya bibirnya bertemu dengan bibir Eva.Eva mengecup bibir Nathan dengan ganas hasil dari gairah yang menggebu-gebu dalam dirinya sejak Nathan memainkan liang kewanitaannya dengan lidah Nathan yang terasa sangat enak itu.Eva mengangkat pinggulnya seperti mencari-cari sesuatu. Sesuatu benda yang sudah sedari tadi dia ingin masuk ke dalam liang ke
Nathan sudah melihat sebentuk liang surga yang luar biasa di bawah sana. Tapi, dia belum ingin ke sana, dia masih menatap benda itu lama-lama."Kamu kenapa?" tanya Eva. Dia sudah menunggu tapi lidah yang dia tunggu itu, masih juga belum sampai di tempat yang dia inginkan."Aku sudah merasakan getaran saat aku melihatmu untuk pertama kalinya, sayang," kata Nathan sambil menatap Eva mesra."Benarkah?" tanya Eva sambil menatap Nathan manja.Nathan tersenyum. "Dan sekarang, aku akan membawa getaran-getaran yang ada di antara kita berdua ini untuk berlanjut ke arah yang lebih intim lagi."Eva mengangguk. "Aku menunggunya. Aku menunggunya, Nathan."Nathan tersenyum kemudian dengan pastinya, Nathan kembali mendekatkan wajahnya di tubuh Eva.Nathan menyusuri bagian perut ramping milik Eva, sehingga hembusan nafas Nathan membuat Eva merasa sangat geli.Hembusan nafas itu, kini terus turun ke arah bawah hingga akhirnya hembusan nafas lembut itu sudah tepat berada di bagian atas bagian kewanitaa
Sesampainya di kamar, Leon dan Eva langsung berciuman dengan penuh nafsu."Aku ingin kamu, Nathan," kata Eva sambil menghentikan ciumannya dan menatap Nathan."Aku juga, Kak Eva." Nathan menatap Eva penuh cinta."Hush. Kita sudah jadian. Jangan lagi panggil aku kakak.""Iya, sayang. Kalau gitu, aku akan memanggilmu sayang." Nathan menelan ludah melihat keindahan ciptaan Tuhan di depan wajahnya ini."Sounds great. Gendong aku ke kamar.""Ok, kekasihku." Nathan langsung mengangkat tubuh sintal Eva untuk dia bawa menuju ke arah kamarnya Eva.Setelah itu, sambil terus berciuman, Nathan membawa Eva untuk dia bawa ke dalam kamar.Nathan bermaksud untuk membawa Evan ke arah pembaringan.Tapi, Eva malah memilih untuk turun dari gendongan Nathan saat sudah berada dalam kamar.Eva berdiri di depan Nathan, menatap agak ke atas, menatap wajah Nathan yang tampan itu.Entah siapa yang memulai, tiba-tiba tubuh Eva dan Nathan sudah saling tempel. Keduanya saling tatap dengan hasrat bergelora di dalam