Nathan makin keenakan. Dia merasakan sensasi luar biasa dari goyangan Mila ini.Tidak Nathan sangka kalau ternyata, Mila memang begitu fasih memainkan pinggulnya sehingga Nathan merasakan rudalnya dijepit di dalam liang surganya Mila."Owh ... ini enak, Tante. Aduh. Ini enak. Eghhhh.""Iya, Nathan. Ini buatmu supaya nanti, kita bisa sering bermain. Ok?""Iya, Tante."Saat ini, Mila mulai bergerak menikmati milik Nathan yang besar itu. Mila mulai merasakan sensasi yang luar biasa.Karena walaupun pada saat ini, Nathan sama sekali tidak bergerak, Nathan bersikap pasif, tetapi milik Nathan yang besar itu, terus berhasil menyentuh titik-titik sensitif di kedalaman tubuh Mila."Aduhhh. Enak banget nih, Nathan. Punya kamu sangat nikmat dan bikin enak.""Makasih, Tante Mila."Mila terus mendesis nikmat pada saat dia merasakan setiap gerakan pinggulnya membuat milik Nathan berhasil mengenai sesuatu yang membuat Mila semakin merasa geli.Karena itu, hanya dalam waktu singkat saja, Mila sudah b
Mila tergolek lemas di atas tempat tidur. Dia merasakan kepuasan yang sempurna. "Owh ... enak banget. Benar-benar enak. Oh."Mila dan Nathan terdiam sesaat sambil berbaring di atas permukaan pembaringan. Nafas mereka berdua terasa sesak. Untuk sementara mereka perlu mengatur pernafasan mereka."Tidak kusangka. Aku melakukan ini dengan ponakanku sendiri," bisik Mila."Loh, Tante kan cuma adik angkat mamaku. Jadi, secara teknis, aku bukan ponakanmu, Tante.""Eh, iya iya. Itulah maksudku." Mila mengerling ke arah Nathan. "Yuk kita teruskan di kamar mandi.""Ok."Setelah itu, Nathan mengikuti langkah Mila menuju kamar mandi yang terletak di luar kamar.Mila meminta Nathan untuk mengganti pengamannya. Nathan pun mengambil pengaman baru di saku bajunya.Di dalam kamar mandi, Nathan melepaskan pengaman dan membuangnya di tempat sampah. Sejenak Nathan mencuci tubuhnya dan memakai sabun di bawah siraman air shower di kamar ini yang selain dilengkapi dengan air shower juga dilengkapi dengan b
Setelah itu, Mila dan Nathan sama-sama tertidur pulas di ranjangnya Nathan.Mila terbangun lebih dahulu saat waktu sudah menunjukkan jam 08.00 pagiMila teringat sesuatu, karena itu, dia segera kembali ke kamarnya. Dia mengunci pintu kamarnya mengambil handphonenya dan mulai menelpon."Halo.""Halo, Gina, kakakku tersayang.""Ada apa nih, Mila? Biasanya kamu tidak pernah memanggil aku kakak tersayang kamu cuma memanggil aku kakak tersayangmu saat kamu sedang ada maunya. Nah, sekarang apa maumu?""Aku ... aku.""Oh iya. Hampir aku lupa. Bagaimana kabarnya Nathan, anakku di rumah kamu? dia sehat-sehat kan?""Iya, Nathan sehat-sehat aja, kok. Dia bahkan mulai dapat kerja kemarin.""Dia sudah kerja?""Iya, Gina. Nathan sudah kerja.""Cepet banget. Ternyata kamu betul-betul tante yang baik sehingga dalam waktu singkat kamu bisa menyedikan kerjaan buat Nathan.""Iya lah. Siapa dulu dong. Sebagai tantenya, aku harus memberikan yang terbaik buat keponakanku." Saat Mila berbicara seperti ini,
Nathan semakin menggencarkan tusukannya. Dia cuma memikirkan untuk bekerja dan menghasilkan uang untuk Eva dan rencana pernikahannya dengan Eva.Karena itu, Nathan berusaha memberikan yang terbaik dari dirinya, berusaha memberikan apa yang dia bisa untuk membuat Winda terkesan, karena Winda adalah pintu masuk bagi dirinya untuk mendapatkan uang yang banyak."Ah enak banget ini, Nathan. Oh, ini enak banget. Ini luar biasa. Wow ... ini luar biasa." Winda semakin hanyut dalam belaian lidah dan juga tusukan-tusukan Leon yang memberikan sensasi luar biasa bagi dirinya.Winda merentangkan pahanya lebar-lebar supaya Nathan bisa dengan lebih leluasa mengencangkan tusukan-tusukan mautnya, tusukan-susukan yang mendatangkan kenikmatan tiada taranya bagi Winda."FASTER. AKHHHH. FASTER, NATHAN!"Nathan mengikuti apa yang diperintahkan oleh Winda itu. Gerakan jarinya kini begitu cepat menusuk masuk ke liang kenikmatan milik Winda membuat Winda semakin blingsatan dan menggelepar dalam kenikmatan yan
PLOKPLOKPLOKSuara pertemuan dua benda yang melahirkan suara decakan tanda intensitas tinggi yang melahirkan kenikmatan bagi Winda maupun bagi Nathan."Ohhh. Nathan. Akhhh. Ini benar-benar enakkkk." Winda kembali memasuki jalan tol menuju puncak kenikmatan duniawi-nya.Nathan menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Dia hujamkan rudalnya dalam-dalam dari posisi belakang, setelah itu, dia tarik dengan cepat untuk dia hujamkan lagi. Begitu lah yang berulang-ulang dilakukan Nathan."Aduhhh. Enakkkk. Nathan. Owh ... ini enak." Ceracau Winda dalam dekapan kenikmatan yang amat sangat.Winda merasakan liang surganya penuh sesak oleh benda yang didesak-desakkan Nathan. Benda yang gesekkannya sangat dirasa Winda, yang setiap gesekannya, melahirkan rasa nikmat yang teramat sangat bagi Nathan.Nathan makin mempercepat gerakannya. Ujung terongnya menggesek dan terus mengenai titik-titik sensitif di tubuh Winda hingga membuat Winda yang sebelumnya menapak jalan menuju puncak, kini seperti terbang
Hari ini, sesuai pesan dari Winda, maka Nathan mulai mempersiapkan dirinya sejak pagi.Nathan mengkonsumsi berbagai macam makanan bergizi ditambah minuman berenergi dan multi vitamin untuk persiapan pekerjaan pertamanya sebagai pemuas hasrat wanita.Supaya tidak diganggu oleh Eva, Mila, Stella, Marylin dan lainnya, maka sejak pagi, Nathan sudah menempati apartemen barunya di gedung aparteman yang jaraknya tidak terlalu jauh dari gedung apartemennya Mila.Nathan juga sempat berolahraga di apartemen barunya ini yang khusus menjadi tempat tinggal bagi Nathan selama dia menjadi salah satu anggota grade special di tempat hiburan malam yang dikelola Winda.Nathan sangat senang saat mendapatkan berita dari Eva, kalau ternyata dengan cepatnya Eva sudah dapat tempat kerja baru yang merupakan tempat kerja dari bekas teman kantornya Eva yang kini sudah berkantor di perusahaan baru dan memperjuangkan supaya Eva bisa kerja bersamanya.Walaupun gajinya agak jauh dari gaji Eva di perusahaannya Beni,
Sari mulai membuka seluruh baju yang dia kenakan sambil memberi isyarat supaya Nathan juga mulai membuka segitiga pengaman yang Nathan kenakan.Nathan pun membuka segitiga pengaman yang dia kenakan ini dengan sedikit menggoyangkan tubuhnya untuk menarik perhatian Sari.Sari mulai merasakan sesuatu saat melihat gerakan-gerakan yang dilakukan Nathan ini.Sari merasakan darahnya berdesir. Dadanya berdebar-debar. Ada sesuatu yang langsung bergejolak di dalam dirinya.Gerakan-gerakan Nathan seolah menghipnotis Sari, sehingga dia langsung membuka bajunya dan masuk ke dalam kamar di atas ranjang.Sari sudah langsung tampil polos tanpa sehelaiuu benangpun dengan gairahu yang meluap-luap di dadanya, menunggu kedatangan Nathan.Nathan mencampakkan segitiga pengaman yang merupakan benda terakhir yang berbahan kain di tubuhnya.Saat Nathan melakukan itu, Sari terus menatap benda besar itu dengan rasa penasaran yang amat sangat.Nathan yang sudah memegang pengaman di tangannya, langsung memakai p
"Kakak sudah siap?""Iya. Punyaku tidak sakit lagi. Kamu boleh mulai genjot."Mendengar itu, Nathan mulai memasukkan barangnya agak ke dalam, mengeluarkan lagi dan memasukkannya lagi.Nathan sengaja tidak bergerak cepat dulu. Nathan sengaja untuk tidak memasukkan rudalnya hingga di kedalaman sana, karena Nathan ingin memberikan stimulus gairah dulu buat Sari supaya Sari bisa terbiasa menghadapi benda besar yang ada di dalam liang kewanitaan Sari ini."Ah ... ini nyaman banget. Ini enak banget. Aku langsung bergairah. Winda memang betul, rudal kamu membuat para wanita akan langsung merasakan jalan tol menuju puncak kenikmatan.""Makasih, kak." Mendengar kata-kata Sari itu, Nathan mulai mempercepat gerakannya sementara kepala rudalnya mulai dia masukkan lebih dalam dan lebih dalam lagi."Aduh ... nikmat banget ini. Nikmat banget. Aku langsung bergairah. Aku langsung goyang, nih.""Iya, goyang, kak. Kita sama-sama goyang. Kita nikmati apa yang ada.""Iya. Oh ... ini enak. Betul-betul ena
Tapi tentu saja Nathan tidak bisa memilih-milih pelanggan. Tugasnya hanya melayani pelanggan dan memuaskan pelanggan dan karena Nathan sudah diutus untuk ke sini, itu berarti Tante Ayu sudah membayar kepada Tante Lisa dan mau tidak mau Nathan harus melayani tante gemuk ini.Ayu menatap Nathan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia langsung menelan salivanya. "Ini baru enak. Tongkrongannya betul-betul luar biasa, betul-betul mirip dengan yang diceritakan Lisa," batin Ayu.Setelah itu, Ayu mengerling ke arah Tasya. Dia lihat Tasya masih sedang melotot ke arah Nathan. "Woy! Tasya! Kamu ngapain di sini? Kerja sana di bawah."Tasya yang sebenarnya masih sedang menatap ke arah tubuh kekar Nathan sambil menelan ludah, langsung gelagapan. "Iya, bu. Aku segera pergi, bu. Aku segera pergi."Setelah itu, Tasya segera berjalan cepat menuju ke arah lift dan menekan tombol lift. Ternyata lift tidak rusak.Nathan membatin. "Ternyata lift tidak rusak. Nampaknya dia memang sengaja membawaku naik lew
Kita bicarakan nanti soal itu, yang penting, saat ini aku milikmu seutuhnya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau padaku, oke?" bujuk Eva sambil mulai menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menandingi pergerakan Nathan.Dan bujukan Eva itu berhasil membuat Nathan untuk sementara waktu tidak menuntut jawaban dari Eva dan untuk sementara waktu, Nathan tidak meminta jawaban yang konkrit dari Eva karena goyangan Eva yang luar biasa membuat Nathan sudah melupakan hal yang lain itu.Kali ini keduanya bekerjasama dengan sangat apik untuk sama-sama mendatangkan kenikmatan bagi keduanya. Nathan dengan goyangan ke atas dan ke bawah dan langsung ditanggapi oleh Eva dengan goyangan kekiri dan ke kanan bahkan kadang-kadang memutar.Eva membuat Nathan merasa juniornya dimanjakan betul-betul, Nathan merasa terbang ke awang-awang dalam rasa yang sukar untuk dia ucapkan.Goyangan yang dilakukan Eva ini semakin mendatangkan rasa nikmat bagi Nathan sehingga Nathan semakin terlena, semaki
Sekarang ini, gantian Nathan yang mendesah. Matanya terpejam merasakan permainan lidah yang saat ini sedang dilakukan Eva di permukaan juniornya.Nathan menengadahkan wajahnya ke atas, ke arah kepala ranjang dan kali ini gantian dialah yang meremas-remas sprei ranjangnya karena dia merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang dia rasakan karena bibir dan mulut Eva yang memanjakan juniornya.Nathan berdesah semakin liar, dia begitu terjebak dalam nikmat oleh permainan yang sedang dilakukan Eva ini.Sebenarnya kalau Nathan mau, dia bisa mendapatkan hal yang seperti ini dari wanita lain tetapi mereka semua itu, tidak special bagi Nathan sehingga rasanya tidak sehebat ini.Nathan tidak sembarangan memberikan tubuhnya untuk wanita lain, dia cuma ingin melakukan hal seperti ini dengan wanita yang istimewa di hatinya atau dibayar dengan nilai tinggi dan Eva adalah satu-satunya wanita istimewa di hatinya yang dia izinkan untuk menyentuh tubuhnya dan dia akan merasa suatu rasa nikmat yang lua
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut penghuni apartemen sebelah akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Nathan kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Nathan langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Nathan dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Nathan.**Hari ini, Nathan putuskan untuk menemui Eva. Setelah di pertemuan sebelumnya, Nathan menolak berhubungan intim karena kelelahan, hari ini, dia langsung meminta saat bertemu dengan Eva.Eva pun langsung mengiyakan ide dari Nathan ini dengan penuh sukacita.Bibir keduanya mulai saling pagut, lidah mereka mulai saling taut. Pertautan lidah mereka membuat hasrat keduanya mulai naik sehingga tangan Nathan mulai menyentuh buah dada ranum
Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Nathan dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Nathan, menikmati gesekan yang terjadi antara mil
Tapi tepat saat Nanea hendak masukkan batang perkasa milik Nathan, pada saat itulah Nathan langsung meronta sehingga Nanea langsung terjatuh ke belakang.Nanea berpegangan pada pinggir kasur. Untung saja dengan sigap Nathan telah duduk untuk memegang tangan Nanea sebelum Nanea jatuh ke bawah.Tanpa sengaja Nathan sudah mendekap tubuh Nanea karena dia takut Nanea jatuh dan kepala belakangnya membentur lantai.Saat Nathan memeluk tubuh Nanea ini, Nathan baru menyadari kalau Nanea sudah berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.Nathan langsung melepaskan diri dari Nanea dan berusaha untuk mencari pakaiannya.Nanea yang hasratnya masih naik tinggi walaupun sempat turun sedikit waktu dia hampir jatuh tadi, kini berdiri untuk mendekati Nathan. "Please, aku tidak akan mengatakan ini kepada siapapun, Nathan.""Aku tidak bisa aku takut kamu mengatakan ini kepada pacarku." Nathan tahu apa yang diinginkan Nanea."Aku tidak akan mengatakan ini, Nathan. Aku cuma seorang wanita yang kesepian.
Nanea mulai menyentuh bagian tengah dari benda itu dan ini membuat benda yang sebelumnya hanya mengintip itu, kini mulai keluar dari kurungan segitiga pengaman yang mengungkungnya.Benda itu ingin bebas, apalagi ketika Nanea mulai aktif membelai-belai benda itu. Benda itu mulai membesar dan membuat Nanea sangat kaget karena ukurannya, melampaui apa yang pernah dia bayangkan.Suatu hari, Nanea memang pernah memperhatikan bagian celana Nathan dan dia melihat tonjolan besar pertanda milik Nathan memang besar.Nanea juga pernah secara sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Nathan sambil mengambil kesempatan untuk menggesek buah dadanya di dada Nathan dan juga menyentuh batang kemaluan milik Nathan dan dia mendapatkan kesan kalau batang kemaluan itu, memang besar.Karena itu, Nanea mulai membayangkan besar dan indahnya juniornya Nathan itu tapi, semua yang pernah dibayangkan oleh Nanea itu, tidak mirip dengan aslinya. Karena ternyata, aslinya jauh lebih besar yang Nanea bayangkan.Karena
Setelah menghela nafas sekali, akhirnya Nathan mengikuti perintah lembut dari Nanea ini.Nathan segera membuka bajunya di depan tubuh Nanea dengan membelakangi Nanea.Nanea langsung menelan ludah melihat punggung kokoh Nathan karena selama ini dia beberapa kali menghayal bisa melihat tubuh polos Nathan dan sekarang, akhirnya apa yang dia impikan akan segera terjadi secara nyata.Dada Nanea berdebar-debar saat Nathan mulai membuka celana panjangnya.Sesaat kemudian, semuanya semakin sempurna saat Nathan telah tampil di depan mata Nanea dengan hanya memakai segitiga pengaman di bagian inti tubuhnya.Rasa-rasanya Nanea ingin berteriak meminta Nathan untuk segera membuka segitiga itu sekarang juga, tetapi Nanea takut Nathan akan mulai menolak lagi seperti sebelumnya.Karena itu, untuk sementara, Nanea harus puas dengan apa yang dilihatnya ini."Berbaringlah di tempat tidurku," bisik Nanea sambil merapatkan tubuhnya sehingga tubuhnya sempat saling tempel sesaat dengan tubuh Nathan.Nanea s