Leon berkata, "kamu jangan salah mengambil keputusan, Leticia.""No. Inilah keputusan terbaik. Buat apa nikah kalau tidak saling mencintai," bantah Leticia.Leon kembali merasa tidak enak kepada Justin akan kata-kata Leticia itu. "Justine sangat mencintaimu, Letti. dia sendiri yang bilang padaku dan aku bisa melihat kesungguhan hatinya.""Tapi aku tidak cinta Justine. Itu bukan saling mencintai kalau yang cinta cuma satu pihak. Aku mencintaimu, Leon," tegas Leticia tanpa tedeng aling-aling. Dia tidak peduli walaupun Justine duduk di depannya."Lalu bagaimana dengan kita? Kita juga tidak saling mencintai. Aku mencintai Saras, istriku dan--""Dan Kak Saras sudah sangat setuju kalau aku jadi istri keduamu, Leon." potong Leticia. "Kak Saras sangat mencintaimu, Leon. Dia ingin kamu bahagia bersamaku, juga bersamanya. Aku tidak berada dalam kapasitas untuk merebut kamu dari Kak Saras. Aku berada dalam kapasitas untuk semakin menyempurnakan cinta kalian berdua. Aku bahkan akan merawat Kak Sa
"Oke. Kalau begitu, aku ngintip dari kamar sebelah, ya? Lewat pintu penghubung. Hihihi," kata Linda sambil melangkah ke pintu penghubung."Ok. Tapi ingat kesepakatan kita. Kalau aku tiba-tiba putuskan untuk tidak jadi melakukan ini dan cowok bernama Leon itu tidak terima dan tetap memaksaku, kamu harus muncul membantuku. Mengerti?""Ok. Sesuai kesepakatan kita. Aku akan masuk sini untuk membelamu. Kamu jangan khawatir, aku bawa StunGun yang bisa aku gunakan untuk menyentuhnya kalau kamu membatalkan idemu itu dan Leon gak terima.""Iya, kayak gitu aja. Karena aku tidak terlalu yakin dengan ini. Setiap saat, aku bisa membatalkan ini. Mungkin lebih baik aku langsung ke luar negeri daripada melepas perawanku pada pria seperti itu.""Makanya, Nissa. Harusnya kamu mendengar kata-kataku untuk balas perbuatan pacarmu dengan cara pacaran dengan orang lain dan bukan menyewa gogolo seperti ini.""Sudahlah, Linda. Aku sudah terlanjur bayar. Kita lihat aja, dulu. Nanti keputusannya aku ambil nanti
Nissa membuka pintu kamarnya dan waktu dia membuka pintu kamarnya ini, dia melihat seorang pria tinggi besar bertubuh atletis, berbeda bidang di depan pintu kamarnya."Apakah Anda yang bernama Nissa? Apa Anda yang memesanku malam ini?" tanya pria yang berada di luar itu yang bukan lain daripada Leon.Nissa masih tercengang melihat sosok yang berada di depannya ini. Sebelumnya dia pikir pria yang dipesannya malam ini pastinya tampan dan gagah tapi dia tidak menyangka kalau setampan dan segagah ini.Sementara itu kedua mata Linda yang mengintip dari balik tiang nampak melotot melihat kehadiran Leon di depan sana.Linda segera mundur mendekati pintu penghubung dan menelpon Nissa. Linda tahu kalau Nissa sedang membawa handphone di tangannya saat membuka pintu kamar karena itu dia tahu Nissa akan segera menjawab teleponnya.Benar saja apa yang diperkirakan oleh Linda, karena segera terdengar suara Nissa di ujung telepon. "Halo?""Wah, Nis. Kalau ini sih aku mau banget. Kalau kamu nggak mau
Leon menghentikan langkahnya, tapi dia tidak berpaling ke belakang dia masih tetap menghadap ke arah pintu keluar.Nissa sendiri masih tetap duduk di pinggir ranjang. Dia memang berkata tunggu kepada Leon tetapi saat ini dia masih tetap berada dalam keadaan bimbang.Hal ini membuat Linda yang sedang mengintip dari pintu sambung menjadi geregetan.Linda segera mendekati tiang, dia mengintip dan melihat Leon masih belum membalikkan tubuhnya.Karena itu, Linda segera mendekati Nissa duduk di samping Nissa dan berbisik, "kalau kamu nggak mau, aku aja, ya ya ya? Jangan sampai mubazir, Nis. Duit yang kamu pakai buat bayar jasanya, kan banyak."Nissa terdiam. Ada gejolak hasrat dalam dadanya untuk meneruskan niatnya memakai jasa seorang gigolo pada malam ini.Hanya saja masih ada sedikit keraguan di hatinya untuk memakai jasa Leon dikarenakan keinginannya sejak dulu untuk hanya menyerahkan mahkotanya di malam pertamanya nanti pada suaminya."Dia tampan banget. Tubuhnya sempurna. Buat aku aja
Entah siapa yang memulai, tiba-tiba tubuh Nissa dan Leon sudah saling tempel. Keduanya saling tatap dengan hasrat bergelora di dalam dada mereka.Nissa yang lebih dulu memejamkan matanya saat dia melihat wajah Leon semakin mendekatinya hingga tanpa dapat dicegah lagi, bibir mereka sudah saling kecup.Hanya dalam tempo singkat, keduanya sudah saling cium dengan ganasnya, seolah dua insan yang dijemput rindu yang teramat sangat karena baru bertemu kembali setelah bertahun-tahun terpisah.Lidah Leon mulai mencari-cari lidah Nissa. Nissa memajukan lidahnya di antara gigi-giginya untuk menyambut kedatangan lidahnya Leon.Keduanya saling kecup dan saling hisap dengan ganas di sela-sela pelukan yang semakin erat di antara keduanyaAda pelukan penuh kerinduan padahal mereka baru saja bertemu berapa saat yang lalu tapi sepertinya mereka merasa sudah kenal lama, mereka merasa ini dalam pertemuan yang kembali yang harus dirayakan karena itu kecupan dan juga pelukan mereka semakin panas dan ganas
Ada apa, Leon?" Nissa menatap sayu ke arah Leon."Tidak apa-apa." Leon masih belum ingin mengakui akan apa yang sedang bergejolak di dalam dirinya ini.Nissa menatap tajam penuh selidik ke arah Leon. Dia ingin bertanya lebih lanjut tapi dia tidak jadi melakukannya. "Kalau begitu, aku yang ingin mengatakan sesuatu.""Apa itu?" tanya Leon."Aku merasakan sesuatu yang tidak pernah aku rasakan bersama mantan pacarku. Walaupun aku dan mantan pacarku belum berhubungan sampai jauh tapi kami banyak kali bercumbu dan saat bersama dengan mantan pacarku itu, aku merasakan getaran.""Getaran?""Iya. Tapi getaran itu jauh lebih rendah kalau dibandingkan dengan yang aku rasa saat ini. Aku tidak mengerti karena aku belum pernah macam-macam sebelumnya tapi aku merasakan perbedaan getaran yang sangat besar saat aku bercumbu dengan Beni dengan saat aku bercumbu denganmu tadi.""Itulah yang aku rasakan, Nissa. Aku tidak pernah merasakan seenjoy dan senikmat ini saat bercumbu dengan wanita seperti yang
Tapi Leon tidak ingin buru-buru untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh Nissa itu, Leon memilih untuk semakin membuka lebar paha Nissa. Leon membuka lebar apa yang berada di depannya supaya lidahnya semakin dalam masuk di kedalaman sana.Nissa langsung mencengkram tangan Leon. "Oh, Leon. Ampun. Oh, ini sangat enak. Aduh ... aduh, ini sangat enak."Desahan Nissa seperti orang menangis tetapi Leon tidak peduli. Leon masih terus menancapkan lidahnya mengusap hingga kedalaman sana, memberi rasa nikmat bagi Nissa hingga pinggul Nissa terus bergelinjang menahan gelombang kenikmatan yang sedang dialaminya sekarang ini."Ini terlalu enakkk. Ini sangat enak. Please please. Oh, ini sangat enak."Setelah merasa cukup, merasa liang kewanitaan yang akan dia serbu dengan rudalnya sudah cukup basah dan sudah cukup foreplay bagi Nissa, maka Leon mulai menaikkan wajahnya ke arah atas.Leon kembali memainkan lidahnya di tonjolan buah dada milik Nissa sehingga memperpanjang gairah yang saat ini sedang
Mendengar kata-kata Nissa ini, Leon seperti disiram oleh air dingin yang membuat dia teringat akan statusnya sebagai seorang suami bagi Saras.Leon teringat akan Saras yang sedang berjuang untuk sembuh setelah mengalami penganiayaan yang bermula dari ancaman-ancaman yang dilakukan Wina yang muaranya juga berawal dari kesalahan Leon yang telah membunuh Udin, orang yang memperkosa Saras.Karena itu, Leon tidak mau lagi terbawa pikirannya, terbawa hasratnya, terbawa perasaannya kepada gadis cantik bernama Nissa ini, Leon memilih untuk kembali menjadi seorang profesional.Leon akui kalau sebelumnya dia sudah mulai terbawa perasaan karena entah mengapa dia merasakan sebuah kecocokan yang amat sangat dengan Nissa, sepertinya ada sesuatu dalam memorinya yang membuat dia merasa dekat dengan gadis bernama Nissa ini.Itulah yang membuat Leon sempat terbawa perasaan, sempat menginginkan hubungan serius dengan Nissa dan bukan hanya hubungan sebatas seorang penjual jasa kepada pembeli jasa.Hanya
Tapi tentu saja Nathan tidak bisa memilih-milih pelanggan. Tugasnya hanya melayani pelanggan dan memuaskan pelanggan dan karena Nathan sudah diutus untuk ke sini, itu berarti Tante Ayu sudah membayar kepada Tante Lisa dan mau tidak mau Nathan harus melayani tante gemuk ini.Ayu menatap Nathan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia langsung menelan salivanya. "Ini baru enak. Tongkrongannya betul-betul luar biasa, betul-betul mirip dengan yang diceritakan Lisa," batin Ayu.Setelah itu, Ayu mengerling ke arah Tasya. Dia lihat Tasya masih sedang melotot ke arah Nathan. "Woy! Tasya! Kamu ngapain di sini? Kerja sana di bawah."Tasya yang sebenarnya masih sedang menatap ke arah tubuh kekar Nathan sambil menelan ludah, langsung gelagapan. "Iya, bu. Aku segera pergi, bu. Aku segera pergi."Setelah itu, Tasya segera berjalan cepat menuju ke arah lift dan menekan tombol lift. Ternyata lift tidak rusak.Nathan membatin. "Ternyata lift tidak rusak. Nampaknya dia memang sengaja membawaku naik lew
Kita bicarakan nanti soal itu, yang penting, saat ini aku milikmu seutuhnya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau padaku, oke?" bujuk Eva sambil mulai menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menandingi pergerakan Nathan.Dan bujukan Eva itu berhasil membuat Nathan untuk sementara waktu tidak menuntut jawaban dari Eva dan untuk sementara waktu, Nathan tidak meminta jawaban yang konkrit dari Eva karena goyangan Eva yang luar biasa membuat Nathan sudah melupakan hal yang lain itu.Kali ini keduanya bekerjasama dengan sangat apik untuk sama-sama mendatangkan kenikmatan bagi keduanya. Nathan dengan goyangan ke atas dan ke bawah dan langsung ditanggapi oleh Eva dengan goyangan kekiri dan ke kanan bahkan kadang-kadang memutar.Eva membuat Nathan merasa juniornya dimanjakan betul-betul, Nathan merasa terbang ke awang-awang dalam rasa yang sukar untuk dia ucapkan.Goyangan yang dilakukan Eva ini semakin mendatangkan rasa nikmat bagi Nathan sehingga Nathan semakin terlena, semaki
Sekarang ini, gantian Nathan yang mendesah. Matanya terpejam merasakan permainan lidah yang saat ini sedang dilakukan Eva di permukaan juniornya.Nathan menengadahkan wajahnya ke atas, ke arah kepala ranjang dan kali ini gantian dialah yang meremas-remas sprei ranjangnya karena dia merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang dia rasakan karena bibir dan mulut Eva yang memanjakan juniornya.Nathan berdesah semakin liar, dia begitu terjebak dalam nikmat oleh permainan yang sedang dilakukan Eva ini.Sebenarnya kalau Nathan mau, dia bisa mendapatkan hal yang seperti ini dari wanita lain tetapi mereka semua itu, tidak special bagi Nathan sehingga rasanya tidak sehebat ini.Nathan tidak sembarangan memberikan tubuhnya untuk wanita lain, dia cuma ingin melakukan hal seperti ini dengan wanita yang istimewa di hatinya atau dibayar dengan nilai tinggi dan Eva adalah satu-satunya wanita istimewa di hatinya yang dia izinkan untuk menyentuh tubuhnya dan dia akan merasa suatu rasa nikmat yang lua
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut penghuni apartemen sebelah akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Nathan kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Nathan langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Nathan dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Nathan.**Hari ini, Nathan putuskan untuk menemui Eva. Setelah di pertemuan sebelumnya, Nathan menolak berhubungan intim karena kelelahan, hari ini, dia langsung meminta saat bertemu dengan Eva.Eva pun langsung mengiyakan ide dari Nathan ini dengan penuh sukacita.Bibir keduanya mulai saling pagut, lidah mereka mulai saling taut. Pertautan lidah mereka membuat hasrat keduanya mulai naik sehingga tangan Nathan mulai menyentuh buah dada ranum
Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Nathan dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Nathan, menikmati gesekan yang terjadi antara mil
Tapi tepat saat Nanea hendak masukkan batang perkasa milik Nathan, pada saat itulah Nathan langsung meronta sehingga Nanea langsung terjatuh ke belakang.Nanea berpegangan pada pinggir kasur. Untung saja dengan sigap Nathan telah duduk untuk memegang tangan Nanea sebelum Nanea jatuh ke bawah.Tanpa sengaja Nathan sudah mendekap tubuh Nanea karena dia takut Nanea jatuh dan kepala belakangnya membentur lantai.Saat Nathan memeluk tubuh Nanea ini, Nathan baru menyadari kalau Nanea sudah berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.Nathan langsung melepaskan diri dari Nanea dan berusaha untuk mencari pakaiannya.Nanea yang hasratnya masih naik tinggi walaupun sempat turun sedikit waktu dia hampir jatuh tadi, kini berdiri untuk mendekati Nathan. "Please, aku tidak akan mengatakan ini kepada siapapun, Nathan.""Aku tidak bisa aku takut kamu mengatakan ini kepada pacarku." Nathan tahu apa yang diinginkan Nanea."Aku tidak akan mengatakan ini, Nathan. Aku cuma seorang wanita yang kesepian.
Nanea mulai menyentuh bagian tengah dari benda itu dan ini membuat benda yang sebelumnya hanya mengintip itu, kini mulai keluar dari kurungan segitiga pengaman yang mengungkungnya.Benda itu ingin bebas, apalagi ketika Nanea mulai aktif membelai-belai benda itu. Benda itu mulai membesar dan membuat Nanea sangat kaget karena ukurannya, melampaui apa yang pernah dia bayangkan.Suatu hari, Nanea memang pernah memperhatikan bagian celana Nathan dan dia melihat tonjolan besar pertanda milik Nathan memang besar.Nanea juga pernah secara sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Nathan sambil mengambil kesempatan untuk menggesek buah dadanya di dada Nathan dan juga menyentuh batang kemaluan milik Nathan dan dia mendapatkan kesan kalau batang kemaluan itu, memang besar.Karena itu, Nanea mulai membayangkan besar dan indahnya juniornya Nathan itu tapi, semua yang pernah dibayangkan oleh Nanea itu, tidak mirip dengan aslinya. Karena ternyata, aslinya jauh lebih besar yang Nanea bayangkan.Karena
Setelah menghela nafas sekali, akhirnya Nathan mengikuti perintah lembut dari Nanea ini.Nathan segera membuka bajunya di depan tubuh Nanea dengan membelakangi Nanea.Nanea langsung menelan ludah melihat punggung kokoh Nathan karena selama ini dia beberapa kali menghayal bisa melihat tubuh polos Nathan dan sekarang, akhirnya apa yang dia impikan akan segera terjadi secara nyata.Dada Nanea berdebar-debar saat Nathan mulai membuka celana panjangnya.Sesaat kemudian, semuanya semakin sempurna saat Nathan telah tampil di depan mata Nanea dengan hanya memakai segitiga pengaman di bagian inti tubuhnya.Rasa-rasanya Nanea ingin berteriak meminta Nathan untuk segera membuka segitiga itu sekarang juga, tetapi Nanea takut Nathan akan mulai menolak lagi seperti sebelumnya.Karena itu, untuk sementara, Nanea harus puas dengan apa yang dilihatnya ini."Berbaringlah di tempat tidurku," bisik Nanea sambil merapatkan tubuhnya sehingga tubuhnya sempat saling tempel sesaat dengan tubuh Nathan.Nanea s