Nissa mulai mengikuti ajaran Leon dan dalam waktu singkat dia mulai berhasil dengan gerakan-gerakannya untuk meraih kenikmatan yang lebih lagi.Secara alamiah Nissa berhasil membuat Leon keenakan apalagi liang surga sempit milik Nissa, menjadi modal berharga bagi Nissa untuk membuat apapun goyangan yang dilakukan Nissa berhasil mendatangkan kenikmatan di sekujur rudal milik Leon ini.Nissa terus bergoyang dengan goyangan yang seirama, saling isi mengisi melakukan kerjasama yang baik dan mendatangkan masa nikmat bagi dia dan Leon.Saat Leon pikir Nissa sudah mulai terbiasa, maka, Leon menggunakan properti besar miliknya untuk mulai menggoyang brutal milik Nissa sehingga dalam waktu singkat, desahan Nissa sudah menjadi jeritan-jeritan karena dibekap rasa nikmat yang dihadirkan oleh Leon.Keduanya sama-sama bergerak-gerak untuk meraih kenikmatan sebanyak mungkin, meraih sensasi sebanyak mungkin dalam setiap gerakan yang mereka lakukan dengan fasihnya karena terbawa nikmat yang melanda da
Itulah yang aku ingat, Nissa. setelah kita berpelukan seperti ini, terjadi sesuatu. Sesuatu yang mengaburkan semuanya sehingga kita tidak lagi saling mengingat dan baru ingat lagi pada saat ini," tandas Leon."Ya. Itulah kesimpulan yang aku dapat. Setelah adegan kita saling peluk itu, semuanya blank. Ada yang membuat kita saling melupakan." Nissa menatap tajam ke arah Leon."Tapi kita tidak tahu apa yang menyebabkan kita saling melupakan itu. Iya kan?"Nissa mengangguk membenarkan dengan hati penuh tanda tanya. Saat ini, keduanya sudah saling pandang sambil duduk di atas ranjang."Mungkinkah kita pernah satu sekolah atau satu kuliah?" tanya Nissa."Tidak mungkin kita bertemu saat itu. Aku sekolah di kampung dan aku tidak pernah kuliah.""Aku sekolah di Jakarta hingga kuliah. Hmmm. Berarti bukan. Jadi, apa dong?"Leon menggeleng-gelengkan kepalanya. "Jadi dimana kita bertemu? Kapan?"Nissa memegang tangan Leon dan berkata, "aku tidak tahu dimana. Yang jelas, aku ingin kita bersama, Leo
"Tapi apa?" desak Linda. Saat ini, hasratnya sudah turun setelah mendengar perkataan Leon tadi. Sekarang ini, Linda tampil sebagai sahabat untuk Nissa. Karena itu, dia ingin mendengar penjelasan dari Leon. Penjelasan yang ingin didengar Nissa."Nissa terlalu baik bagiku. Nissa terlalu perfect bagiku. Aku tidak pantas untuknya. Sampai kapan pun, aku tidak pantas untuknya," jawab Leon sambil menghela nafas panjang."Hati wanita itu kadang aneh. Kadang tidak bisa diselami, kadang penuh kejutan. Bagaimana kalau, kamu pikir kamu tidak pantas untuknya tapi menurut Nissa, kamu lah yang paling pantas untuknya. Hmmm, bagaimana kalau seperti itu, hah!""Kadang-kadang, orang hanya terbawa emosi sesaat tanpa memikirkan implikasi, tanpa memikirkan apa kata keluarganya nanti, tanpa memikirkan halangan yang akan datang. Karena itu, aku menghindar karena memikirkan halangan yang akan datang.""Apa maksudmu, Leon?""Nissa pantas mendapatkan yang terbaik. She deserve better than me.""Bagaimana kalau d
Leon mengerutkan keningnya setelah mendengar kata-kata Nanea itu. Leon sama sekali tidak mendapatkan gambaran akan siapa pria yang mencarinya itu. Tapi, Leon juga tidak ingin membuat pria itu menunggu. Apalagi, Leon harus berurusan dengan bagian keuangan di rumah sakit untuk membicarakan tentang uang muka operasi Saras yang kedua itu.Leon segera mandi dan ganti pakaian serta segera melangkah di rumah sakit tempat Saras dirawat. Begitu mendekati ruangan VVIP tempat Saras dirawat, Leon sudah melihat Nanea di depan pintu kamarnya Saras.Ada seorang pria bertubuh agak jangkung di samping Nanea. Pria itu tidak dikenal Leon dan sama sekali tidak familiar dengan Leon. Leon berusaha memeras ingatannya sambil terus melangkah pelan mendekati Nanea dan pria itu."Ini yang namanya Leon, Pak Bobby Ertanto," kata Nanea kepada pria yang di sebelahnya.Pria bernama Bobby Ertanto itu langsung tersenyum ramah kepada Leon dan meminta Leon untuk duduk bersamanya di tempat duduk di depan kamarnya Saras.
"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Leon yang semakin penasaran melihat ekspresi kaget di wajah Saras itu.Saras tidak langsung menjawab pertanyaan Leon itu. Dia nampak terus mendengar perkataan-perkataan Mochtar di ujung telepon.Leon terdiam. Dia menunggu penjelasan Saras nantinya, saat Saras sudah selesai berbicara dengan dokter. Leon terpaksa sabar menunggu."Iya, pa. Iya, pa. Papa yang kuat, ya? Iya, pa." Setelah berkata seperti itu, Saras langsung menutup telepon dan menaruh handphonenya di dadanya."Apa yang terjadi, Saras? Apa yang terjadi?" tanya Leon sambil mengerutkan keningnya."Mama Wina sudah ditemukan." Saras terlihat sedih."Lalu?""Dia ditemukan tidak bernyawa lagi di dasar sebuah sumur kering, di sebuah rumah kosong yang sudah lama tidak ada penghuninya. Dia ditemukan dalam keadaan sudah tewas dalam jangka waktu lama. Mungkin beberapa hari."Leon terdiam mendengar perkataan Saras yang mengandung kesedihan ini."Walaupun dia banyak melakukan kesalahan kepadaku juga kep
Alicia menahan tangan Leon bahkan menancapkan kuku-kuku tangannya ke tangan Leon.Leon segera menepis tangan Alicia ini dan segera melangkah ke arah pintu untuk membuka pintu.Alicia mengejar dari belakang dan berkata, "kalau kamu keluar sekarang ini, aku akan berteriak. Aku akan bilang kalau kamu melecehkan aku!" Alicia mulai membuka bajunya dengan paksa.Sambil tersenyum ke arah Leon, Alicia merobek-robek kancing bajunya. Alicia tersenyum puas dengan akalnya saat ini. Dia yakin Leon tidak akan berani macam-macam dengan ancamannya ini.Alicia menggeram. "Layani aku. Aku dokter di sini dan aku perempuan. Orang-orang pasti akan percaya dengan teriakanku dan percaya kalau kamu akan melecehkan aku. Tapi aku tidak akan berteriak kalau kamu segera melayani aku."Leon tersenyum mengejek. Dia semakin kesal kepada Alicia. "Kalau kamu ingin berteriak, lakukanlah!" Setelah itu, dengan cueknya Leon langsung keluar dari ruangan ini.Alicia sempat berteriak sekali tapi akhirnya dia tidak meneruska
Pada saat itu, Nissa dan Linda sedang adu argumen."Nis, kalau kamu memang ingin mengenal si Leon itu, kita harus ke tempat kerjanya di klub malam di sebelah restoran ini. Ayo," kata Linda kepada Nissa."Aku masih malu ke tempat seperti itu, Lin. Aku mungkin akan dianggap cewek seperti yang kerja di tempat itu. Aku memang bisa memesan pria dari tempat itu untuk aku booking di luar tapi untuk datang ke tempat itu, aku tidak bisa, Linda," Nissa meringis."Kamu sendiri yang bilang kalau kamu ingin tahu kenapa kamu seperti mengenalnya. Iya kan? Jadi, jalan satu-satunya adalah kamu harus bertemu dia. Apalagi dia nampaknya merasakan hal yang sama denganmu."Nissa manggut-manggut. "Andaikan aku punya nomor teleponnya supaya aku tidak perlu menemuinya di tempat kerjanya itu. Ugh, aku tidak mau ke tempat begituan, Lin.""Kita sudah terlanjur ke sini, Nis. Kita sudah berada dekat sekali dengan tempat kerjanya jadi kita harus ke sana. Ayo. Biar aku yang nemenin kamu.""Aku belum bisa, Linda. Aku
Saat Leon masih berada dalam keadaan kaget tiba-tiba pemuda itu memukul Leon dengan keras.Pukulan itu dilancarkan ke arah Leon saat Leon tidak siap, saat Leon masih kaget dengan kata-kata pemuda ini tadi sehingga pukulan kencang itu yang dikerahkan dengan kuat oleh pemuda itu membuat Leon terhuyung-huyung satu langkah ke samping."BENI! APA YANG KAMU LAKUKAN!" terdengar teriakan Nissa dari arah belakang.Pemuda itu yang ternyata adalah Beni, mantannya Nissa, langsung masuk dalam mobil kemudian mobil langsung melaju meninggalkan tempat ini.Nissa dan Linda mendekati Leon yang masih kaget dengan kata-kata Beni kepadanya tadi karena Beni mengingat Leon, sementara Leon merasa tidak pernah melihat Beni selama hidupnya."Kamu tidak apa-apa?" tanya Nissa sambil menatap Leon dan memegang bahu Leon."Siapa dia dan kenapa dia mengenalku?" tanya Leon kepada Nissa."Dia adalah mantan pacarku. Aku jadi pacarnya selama 3 tahun, ada beberapa kali putus sambung di antara kami tapi sekarang ini hubun
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut penghuni apartemen sebelah akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Nathan kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Nathan langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Nathan dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Nathan.**Hari ini, Nathan putuskan untuk menemui Eva. Setelah di pertemuan sebelumnya, Nathan menolak berhubungan intim karena kelelahan, hari ini, dia langsung meminta saat bertemu dengan Eva.Eva pun langsung mengiyakan ide dari Nathan ini dengan penuh sukacita.Bibir keduanya mulai saling pagut, lidah mereka mulai saling taut. Pertautan lidah mereka membuat hasrat keduanya mulai naik sehingga tangan Nathan mulai menyentuh buah dada ranum
Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Nathan dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Nathan, menikmati gesekan yang terjadi antara mil
Tapi tepat saat Nanea hendak masukkan batang perkasa milik Nathan, pada saat itulah Nathan langsung meronta sehingga Nanea langsung terjatuh ke belakang.Nanea berpegangan pada pinggir kasur. Untung saja dengan sigap Nathan telah duduk untuk memegang tangan Nanea sebelum Nanea jatuh ke bawah.Tanpa sengaja Nathan sudah mendekap tubuh Nanea karena dia takut Nanea jatuh dan kepala belakangnya membentur lantai.Saat Nathan memeluk tubuh Nanea ini, Nathan baru menyadari kalau Nanea sudah berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.Nathan langsung melepaskan diri dari Nanea dan berusaha untuk mencari pakaiannya.Nanea yang hasratnya masih naik tinggi walaupun sempat turun sedikit waktu dia hampir jatuh tadi, kini berdiri untuk mendekati Nathan. "Please, aku tidak akan mengatakan ini kepada siapapun, Nathan.""Aku tidak bisa aku takut kamu mengatakan ini kepada pacarku." Nathan tahu apa yang diinginkan Nanea."Aku tidak akan mengatakan ini, Nathan. Aku cuma seorang wanita yang kesepian.
Nanea mulai menyentuh bagian tengah dari benda itu dan ini membuat benda yang sebelumnya hanya mengintip itu, kini mulai keluar dari kurungan segitiga pengaman yang mengungkungnya.Benda itu ingin bebas, apalagi ketika Nanea mulai aktif membelai-belai benda itu. Benda itu mulai membesar dan membuat Nanea sangat kaget karena ukurannya, melampaui apa yang pernah dia bayangkan.Suatu hari, Nanea memang pernah memperhatikan bagian celana Nathan dan dia melihat tonjolan besar pertanda milik Nathan memang besar.Nanea juga pernah secara sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Nathan sambil mengambil kesempatan untuk menggesek buah dadanya di dada Nathan dan juga menyentuh batang kemaluan milik Nathan dan dia mendapatkan kesan kalau batang kemaluan itu, memang besar.Karena itu, Nanea mulai membayangkan besar dan indahnya juniornya Nathan itu tapi, semua yang pernah dibayangkan oleh Nanea itu, tidak mirip dengan aslinya. Karena ternyata, aslinya jauh lebih besar yang Nanea bayangkan.Karena
Setelah menghela nafas sekali, akhirnya Nathan mengikuti perintah lembut dari Nanea ini.Nathan segera membuka bajunya di depan tubuh Nanea dengan membelakangi Nanea.Nanea langsung menelan ludah melihat punggung kokoh Nathan karena selama ini dia beberapa kali menghayal bisa melihat tubuh polos Nathan dan sekarang, akhirnya apa yang dia impikan akan segera terjadi secara nyata.Dada Nanea berdebar-debar saat Nathan mulai membuka celana panjangnya.Sesaat kemudian, semuanya semakin sempurna saat Nathan telah tampil di depan mata Nanea dengan hanya memakai segitiga pengaman di bagian inti tubuhnya.Rasa-rasanya Nanea ingin berteriak meminta Nathan untuk segera membuka segitiga itu sekarang juga, tetapi Nanea takut Nathan akan mulai menolak lagi seperti sebelumnya.Karena itu, untuk sementara, Nanea harus puas dengan apa yang dilihatnya ini."Berbaringlah di tempat tidurku," bisik Nanea sambil merapatkan tubuhnya sehingga tubuhnya sempat saling tempel sesaat dengan tubuh Nathan.Nanea s
Rara terus menjerit-jerit. Dia mendapatkan klimaks yang sangat luar biasa yang membuat bagian inti tubuhnya terus berdenyut-denyut seakan tidak mau berhenti.Tubuh Rara menegang, dia membaringkan tubuhnya di atas tubuh Nathan serta mencengkram bahu Nathan sekuat-kuatnya.Rara terbawa dengan perasaan nikmat yang mendominasi tubuhnya sehingga cengkeraman itu membuat Nathan menghentikan gerakannya."Shit! Ini sangat enak! Ini sangat enak. Owh ... ini sangat enak," ceracau Rara setelah mendapatkan puncak yang luar biasa.Untuk sejenak Nathan memanfaatkan kesempatan ini untuk istirahat tapi bukan berarti permainan sudah selesai. Dia masih memiliki beberapa menu lagi yang harus dilewati oleh Rara, beberapa menu yang akan membuat Rara menjerit-jerit seperti tadi.Dan untuk itu, di setiap Rara berhasil mendapatkan puncaknya, maka Nathan akan memberikan pijatan lembut atau sekedar sentuhan sebagai stimulus untuk membuat Rara santai supaya Rara bisa siap untuk menu selanjutnya dan selanjutnya l
Rara kembali menjerit kencang saat aliran kenikmatan memuncak menguasai tubuhnya di tengah hentakan-hentakan cepat dan bertenaga yang dilakukan Nathan di atas tubuhnya."FASTERRRRRR ... ARRRGGGHHHH ..."Rara akan segera menapak klimaks. Dia ingin Nathan bergerak secepat mungkin.Bukan Nathan namanya kalau tidak bisa bergerak lebih cepat dari sebelumnya. Pria perkasa ini bergerak makin cepat sehingga seakan ada badai yang membuat ranjang ini bergoyang sangat keras.Ranjang ini laksana berada di tengah badai kuat di tengah lautan yang membuat ranjang ini bergerak-gerak maju mundur dengan dashyatnya.Inilah yang terjadi pada ranjang yang hampir tiap malam harus rela diguncang oleh orang-orang yang bermain dengan penuh nafsu di atas ranjang ini.Tapi, kalau saja ranjang ini adalah sebuah benda hidup, kalau saja ranjang ini bisa merasakan dan bisa bicara, maka, dia pasti akan mengatakan kalau badai yang terjadi pada saat ini, jauh lebih hebat dari yang lain.Guncangan yang dilakukan pasang
Akhirnya Rara berteriak kencang tanda dia sudah berhasil mencapai puncak yang dia cari sejak tadi.Ini juga tanda kalau Nathan telah berhasil mengantarkan Rara menuju puncak pertamanya dan ini berarti kepuasan pertama bagi Nathan pada malam ini.Nathan tersenyum kemudian dia mengangkat tubuh Rara dari atas kursi untuk dia baringkan ke pembaringan.Rara masih menjerit kecil merasakan kepuasan pertamanya pada malam ini. Dia begitu menikmati apa yang dilakukan Nathan kepadanya. Dia begitu meresapi apa yang dilakukan Nathan kepadanya.Nathan tersenyum dan mendaratkan bibirnya di bibir Rara setelah sedikit membelai rambut Rara dan dengan pastinya Nathan langsung naik di atas tubuh Rara.Nathan melepas satu-satunya benda berbahan kain yang masih dia pakai. Setelah itu, Nathan sudah siap untuk acara selanjutnya.Nathan ingin masuk di ronde kedua. Dia segera memasukkan benda perkasa miliknya yang selama beberapa hari terakhir ini membuat heboh di klub malam milik Tante Lisa ini dan juga membu