Bruk!Alexa terjatuh tepat di depan meja juri Leroy. Roknya yang berwarna putih tulang menjadi kotor. Dia tidak meringis kesakitan, juga tidak merasa malu karena banyak tatapan mata yang memandangnya rendah. Dia justru tersenyum dan tetap bersikap tenang. Jay kembali mendekati Leroy. "Tuan, apa Anda nggak mau bantu Nona? Diaー"Saat melihat Leroy mengangkat tangan, Jay terpaksa berhenti bicara. Itu adalah tanda bahwa tuannya tidak ingin turun tangan membantu istrinya.Apakah Leroy sudah berubah menjadi pria kejam yang dingin, bahkan terhadap istrinya sendiri? Bukankah Leroy yang menginginkan kesepakatan pernikahan dengan Alexa? Lalu, mengapa Leroy seolah menyia-nyiakan Alexa saat sudah mendapatkannya? Apakah dia memang sebrengsek itu?Lagi, Jay dibuat keheranan. 'Bukannya pasangan pengantin baru harusnya sangat mesra? Dan sebagai seorang Suami, bukankah harusnya Tuan Muda bantu Istrinya melewati masa sulit?'Jay bisa memikirkan hal itu karena dia beberapa kali mendengar curahan hati
"Leroy," ujar Leroy, menyebutkan namanya dengan jelas. Leroy tahu, Gandi masih menatapnya. Betapa lucunya saat mengetahui manajer umum Opulent Couture tidak mengenali pemilik perusahaan tempatnya bekerja!Itu artinya, Ezra berhasil menutupi identitas Leroy dengan sempurna! Bukankah ini bagus untuk Leroy?Ezra berwajah pucat. Karena dia baru saja menangkap ekspresi kesal dari Leroy. "Ya, Pak Leroy." Gandi mengangguk kepada Leroy.Gandi tersenyum lebar. Sepertinya, dia sangat yakin bisa menekan Leroy dan memenangkan Bella pada kompetisi desain perhiasan tahun ini. Gandi berdiri. Raut wajahnya yang masam berubah ceria hanya dalam sekejap. Sebenarnya, apa yang membuat Gandi begitu percaya diri?Gandi sudah berada di samping Alexa. Rupanya, dia masih belum sadar sedang berhadapan dengan siapa!Gandi menatap Leroy seakan ingin mengujinya. "Jadi, apa kamu setuju sama saranku tadi? Aku harap, kamu dan juri lain nggak keberatan kalo Nona Alexa ngasih bukti hasil desainnya!"Emosi Ezra sudah
"Personal branding?" Bella mengulangi dua kata yang diucapkan Alexa barusan dengan nada rendah. Rachel merasa Bella sedang mengajaknya berbicara. Namun, dia sendiri tidak mendengarnya dengan jelas. Rachel bertanya, "Apa, Bella? Kamu ngomong apa barusan?"Tubuh Bella menegang. Kedua matanya memerah dan dia menjadi sangat gugup. "Oh, nggak," sahut Bella cepat-cepat. "Aku nggak ngomong apa-apa."Bella memaksakan diri untuk tersenyum saat Rachel menatapnya. Kemudian, Bella kembali berpikir, 'Ah, sial! Personal branding apa yang Alexa punya? Kok aku nggak tau?'Bella bergegas berdiri. Belum sempat melangkah, Rachel menarik tangannya. "Kamu sakit? Kok muka kamu pucat?" Rachel cemas dengan perubahan ekspresi Bella. "Mau aku ambilin obat?"Bella menggeleng cepat. "Aku mau ke toilet. Kamu di sini aja buat memantau si pencuri supaya dia nggak kabur!"Masuk akal! Alasan yang dilontarkan Bella memang masuk akal sehingga membuat Rachel percaya padanya."Kamu nggak apa-apa pergi sendirian ke t
"Pada gambar ke-3 ini, aku mulai memilih bahan material yang akan digunakan," kata Alexa. Sella angguk-angguk. Dia terlihat puas dengan rancangan perhiasan Alexa. Masih dengan sikapnya yang tenang, Alexa menunjuk gambar paling atas yang terdapat di buku sketsa. "Karena kulit aku sensitif, jadi aku pilih logam platina yang sangat tahan lama dan hypoallergenic, cocok untuk kulit sensitif."Leroy bertambah kagum. Dia tersenyum tipis. Leroy melayangkan tatapan tajam ke arah Ezra. 'Jadi, kulit Alexa sensitif? Tapi, kenapa di data yang Ezra kasih nggak tercantum?'Kemudian, Leroy menatap Jay yang sibuk bermain handphone. Dia bertambah kesal. Leroy: ini masih jam kerja. Kenapa malah main HP?Tanpa terduga, Leroy langsung mengirimkan pesan teguran kepada Jay. Setelah beberapa menit, Jay tidak membalasnya. Leroy mencoba bersabar. "Aku juga pilih batu permata Ruby karena warna merah anggurnya cocok."Alexa membalikkan halaman selanjutnya. Sekali lagi, usaha Alexa berhasil membuat semua ma
"Ah!" Bella terkejut. Bella hendak menutup pintu mobil, tapi seseorang menahannya. Begitu dia melihat seragam satpam, dia menjadi sangat kesal.Bella berteriak, "Eh, satpam gila! Ngapain kamu nahan pintu mobil saya?! Cepet lepasin!"Bella yakin, suasana di ruang auditorium sudah tidak terkendali lagi. Bukan tidak mungkin semua orang pasti mencarinya. Jadi, dia harus buru-buru pergi atau dia akan tertangkap!Untuk sesaat, satpam menatap Bella dengan serius. "Bu Bella mau pergi ke mana dengan ban kempes gitu?"Mendadak, Bella melotot. Dia panik. "Aーapa? Ban mobil saya kempes? Kok bisa?"Satpam mengangguk. "Apa Bu Bella nggak bisa ngerasain sendiri?"Bella bengong. Dia mematikan mesin mobil. Lalu, bergegas turun. Sesuai perkataan satpam, ban depan kiri mobil Bella kempes. Itu artinya, dia membutuhkan banyak waktu untuk mengganti ban.Bella mengangkat kedua tangan memukul-mukul pelan kepalanya sambil berjalan mondar-mandir. "Astaga! Astaga!" Wajah Bella merah padam. "Sekarang gimana, ni
Mata bulat Bella melotot. Dia panik. Dia memikirkan beberapa skenario yang terjadi di ruang auditorium sebelum kedatangannya. 'Pak Gandi berlutut di kaki Pak Ezra?! Aーapa itu artinya ... semua kerja samaku dengan Pak Gandi udah terbongkar?'Bella melirik tumpukan dokumen di atas meja. Lalu, melirik Rachel yang sedang menatapnya sinis. 'Dari cara Rachel menatapku, apa dia udah bongkar semua aibku? Kalo iya, dia bener-bener Asisten berhati busuk! Sebagai asistenku, harusnya dia tetap memihak ku.' Bella menggigit bibir bawahnya. Dia gugup. Dia tidak tahu harus memulai percakapan seperti apa! 'Apa mereka semua udah tau kalo pencuri desain sebenarnya aku? Apa Pak Gandi udah buka rahasia kami berdua?'Sebenarnya, Gandi sangat jengkel pada Bella. Di saat dia terjebak di dalam ruang auditorium, Bella justru melarikan diri. Namun, Gandi tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan nasib orang lain. Karena nasibnya sendiri masih abu-abu. Jadi, dia hanya bisa diam sambil meminta belas kasih
Suasana di ruang auditorium menjadi hening. Saking terkejutnya, Rachel sampai menutup mulut dengan kedua tangan. "Hah?! Alexa berani banget!"Seorang staf desain berbisik di telinga Rachel, "Berani atau bodoh? Alexa nggak tahu apa-apa tentang Bella dan Opulent Couture."Orang-orang tidak menyangka perempuan rendahan seperti Alexa yang di mata mereka bukan siapa-siapa berani menampar Bella yang merupakan karyawan tetap Opulent Couture. Ditambah lagi, Bella adalah kepala desainer perhiasan eksklusif, dan desainer andalan Opulent Couture.Maka, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa Bella adalah anak emas di Opulent Couture.Pipi kiri Bella terasa panas. Dia memegangi pipinya yang kemerahan. "Kaーkamu?!" Bella melototi Alexa. "Kurang ajar!"Hati Bella sangat sakit. Sebab, sejak pertama kali menginjakkan kaki di Opulent Couture, tidak pernah ada seorang pun yang berani menginjak-injak harga dirinya di depan umum.Alexa berkata dengan lugas, "Itu baru awal, Kak Bella. Karena kamu udah mencur
Satu jam kemudian. Lobi Opulent Couture telah dipenuhi wartawan dan orang-orang yang lalu-lalang. Mereka berkumpul untuk menunggu klarifikasi pihak Opulent Couture. Namun, pihak keamanan telah mengamankan mereka agar tidak memasuki gedung. Sebelumnya, tim public relation Opulent Couture bekerja sama dengan tim kreatif telah membuat konten yang berisi tentang pernyataan publik. Konten tersebut disebar ke seluruh akun sosial media resmi milik Opulent Couture. Tidak disangka, konten-konten tersebut menyita perhatian orang-orang. Tidak sedikit yang memberikan tanggapan positif dan membagikan kembali semua konten di akun mereka. Tidak lama, keluar beberapa polisi membawa Bella dan Gandi. Wajah keduanya tertunduk lesu dengan tangan yang diborgol. Di belakang mereka, Ezra keluar bersama tim legal officer. Begitu melihat Ezra, para wartawan segera mencoba untuk mendekatinya."Pak Ezra, tolong katakan sesuatu!""Pak Ezra, gimana tanggapan Anda tentang kasus ini?""Pak Ezra, bisakah Anda b