Bahran meminta Moiz mengikuti Leroy. Dia berdiri di sisi kanan panggung bersama anggota keluarga Donsu lainnya. Bahran geram. Dia adalah kepala keluarga Donsu yang mementingkan reputasi. Tapi malam ini, mau ditaruh di mana wajah keluarga Donsu? Leroy secara terang-terangan menceraikan Angeline. Dia juga mengungkapkan kehamilan Angeline dengan pria lain. Ini benar-benar di luar dugaan Bahran! Hayden menuntun Bahran untuk duduk. Keluarga Donsu yang lain berdiri mengelilinginya dengan raut wajah cemas. "Tuan, minum dulu!" Grigory memberikan air mineral. Dia berdiri di sampingnya. Angeline tidak pandai mengontrol emosi. Ini tidak seperti bayangannya. Dia menatap Mario yang sejak tadi tidak berbicara. Mario juga melepaskan tangan Angeline dari lengannya dengan kasar. Angeline merasakan perubahan pada sikap Mario. Dia memanggilnya dengan suara yang serak, "Mario?" Ketika semua orang sedang menatap Mario, tiba-tiba ponselnya berdering. Mario membaca nama penelepon di layar ponsel.
Sementara itu di dalam mobil, Leroy duduk bersebelahan dengan Jay di kursi penumpang. Gina duduk di samping Ricky yang memegang kemudi. Gina diam-diam mendambakan sosok Leroy. Dia memiliki banyak kesempatan untuk bersama Leroy. Dia juga memiliki banyak rencana untuk mendekati Leroy. Namun, Bastian mati-matian menentang dan memperingatkannya dengan keras. Gina mendesah pelan saat menatap Leroy dari kaca spion. "Tuan Muda, Anda udah tunjukkan identitas asli di depan keluarga Donsu. Tapi, kayaknya mereka nggak gampang percaya. Jadi, sekarang gimana?"Gina membuka percakapan di saat Leroy sibuk membaca laporan persiapan kompetisi desain perhiasan dari Ezra. Jay sedang membaca pesan yang masuk dari Adipati. "Itu bukan masalah besar," sahutnya. "Justru itu bagus untuk Tuan Muda.""Hah?! Apanya yang bagus?!" Gina meninggikan suara. "Aku maunya Tuan Muda menampar mereka semua yang udah merendahkannya, Jay.""Nggak perlu buru-buru," sela Leroy, tenang. "Masih ada beberapa rencana untuk jat
Pukul 11:00 siang di Pagoda Village nomor 7, kota Aston. Hayden mungkin tidak sepenuhnya menyadari niat Gina yang sebenarnya. Jika seseorang telah dimabukkan cinta, rasanya akan sangat sulit untuk tetap berpikiran jernih!Namun, Hayden adalah orang yang cerdas dan mungkin akan mulai curiga jika Gina terlalu mendesaknya. Apalagi, jika Hayden bisa merasakan adanya tekanan yang tidak wajar dari Gina.Moiz sedang duduk di ruang keluarga rumah besar keluarga Donsu. Dia melihat Hayden datang seorang diri. Tanpa aba-aba, dia segera berdiri untuk menyambutnya. "Hayden, tumben kamu dateng. Kamu nggak pulang ke apartemen?" Moiz keheranan. "Kenapa muka kamu ditekuk gitu? Siapapun, pasti ingin dekat dengan Hayden. Karena dia adalah cucu kesayangan Bahran.Sejak menjabat sebagai CEO Donsu Group, Hayden membeli apartemen di dekat kantor. Dia tidak akan pulang ke rumah, kecuali Bahran memanggilnya."Kakek di mana?" tanya Hayden. Dia duduk dengan menempelkan kepala di bantal sofa. Moiz ikut duduk
Senin pagi di kota Aston.Leroy sudah sampai di kantor pencatatan sipil. Dia menunggu Angeline di dalam mobil. Dia duduk di kursi penumpang bersama Dilon. Jay di kursi sopir dengan Gina di sebelahnya.Leroy membakar rokok. Kaca mobil pun terbuka sedikit. "Gina, apa Angel beneran udah tanda tangan surat cerainya?" Leroy bertanya dengan dingin. Leroy membuang wajah ke arah luar mobil. Pemandangan pagi di kantor pencatatan sipil masih tergolong sepi.Semua orang tahu, hari Senin ini adalah momen yang ditunggu-tunggu Leroy. "Aku udah pastiin sendiri ke Hayden, Tuan Muda," jawab Gina, yakin. "Dia nggak mungkin bohong untuk hal sebesar ini!"Gina teringat akan semalam saat Hayden menghubunginya. Hayden memberitahu bahwa Angeline sudah menandatangani surat perceraiannya dengan Leroy. Saat mengetahui hal tersebut, tentu saja Gina senang bukan main. Namun, ada harga mahal yang harus dibayar untuk itu. Gina terpaksa menyetujui ajakan Hayden untuk makan malam demi melancarkan rencananya.De
Setelah mendapatkan akta perceraian, Leroy meminta Ricky untuk mengantarnya ke pemakaman St Louis Agung di bukit Heavenly Garden. Di sinilah Ramisa dimakamkan. Jay membukakan pintu mobil untuk Leroy. Bersamaan dengan itu, pintu mobil bagian depan terbuka. Jay melihat Gina ke luar dengan wajah sumringah."Nona, sebaiknya Anda tunggu di mobil sama Paman Dilon dan Ricky!" saran Jay. Jay tahu, Gina memiliki tujuan tertentu terhadap Leroy. Maka, dia akan selalu berhati-hati. Dia tidak akan memberikan kesempatan Gina untuk mendekati tuannya. Gina tersentak. Otaknya dengan cepat memikirkan jawaban yang menurutnya masuk akal. "Aーaku ... hanya mau hibur Tuan Muda aja kok."Gina panik sesaat. Dia tidak mungkin menunjukkan kekesalannya di depan Jay.'Dasar asisten sialan!' Gina mencibir Jay di dalam hati. 'Selama ada Jay di sisi Roy, aku pasti nggak punya kesempatan buat deketin dia.'Tatapan Jay yang sinis berhasil membuat Gina tidak bisa berkutik. Jay menggeleng. "Tuan Muda nggak butuh dih
Karena kegilaan Gina, Leroy muak. Leroy memerintahkan Ricky untuk meninggalkan Gina di pemakaman. Leroy sudah menghubungi Assad. Seharusnya, sebentar lagi akan ada orang yang menjemput Gina di pemakaman St Louis Agung bukit Heavenly Garden. Meskipun begitu, suasana hati Leroy tetap kacau. Leroy berteriak di saluran telepon. "Ini pelecehan seksual!"Leroy baru saja berstatus duda tanpa anak. Dia terpaksa menceraikan Angeline dan mengingkari janji yang telah diucapkan kepada Ramisa. Namun, Leroy justru mendapatkan pelecehan dari Ginaーanak buahnya sendiri.Jay memejamkan mata guna membuang emosi yang datang menggerogoti kesabarannya. Dia dan Ricky tidak berani berbicara jika Leroy tidak mengajukan pertanyaan. "Dia benar-benar berani!" Leroy memaki Ezra di saluran telepon. "Gimana kalian mendidiknya selama ini?!"Suhu mobil yang dingin berubah menjadi panas dan pengap hanya dalam sekejap. "Roy, dengerin aku dulu!" pinta Ezra yang mulai kewalahan menghadapi Leroy. "Apa?! Kamu mau bela
Plak!Ketika Leroy tiba, dia melihat tamparan keras menerjang pipi kiri Gina Mamahit. Wajah Gina tertunduk. Dia meringis kesakitan sambil menahan malu. Mendapatkan perlakuan kasar dari Ayahnya, tidak serta membuat Gina marah, apalagi dendam. Gina tahu, dia sudah melakukan kesalahan lagi karena tidak bisa menahan diri untuk memiliki Leroy. Melihat kedatangan Leroy, Bastian dan Assad berdiri. Regan pun bertambah malu dengan kedatangan Leroy. Leroy duduk di sebelah Assad bersama Jay. Bastian duduk di sofa single. Ricky berdiri di depan ruangan Presdir OpH guna berjaga-jaga. Dilon sudah kembali ke negara Nephila. Sedangkan Ezra berada di layar handphone Bastian memperhatikan situasi."Dasar anak nggak tau diuntung!" maki Regan. "Kamu udah mencoreng nama baik keluarga Mamahit dua kali. Kapan kamu dewasanya, Gina?"Gina tidak menjawab. Dia memilih untuk membiarkan Regan berbuat sesuka hati."Aku dan Ibumu nggak punya sifat centil, terlebih lagi KakakmuーEzra. Dia sangat hati-hati dalam be
Paras Gina yang cantik memerah. Jantungnya tidak bisa berdetak dengan normal sebagaimana biasanya. "Kalian semua, berdirilah!"Perintah Leroy mutlak dijalankan oleh semua orang tanpa terkecuali. Seluruh anggota keluarga Mamahit menatap Leroy, menunggunya berbicara. Leroy memiliki temperamen yang baik. "Aku selalu menghargai orang-orang yang setia dan mengakhiri mereka yang berkhianat. Jadi, pilihan di tangan kalian."Leroy tidak peduli status seseorang. Dia tidak segan-segan mencabut semua kemewahan Matteo meskipun ayah kandungnya sendiri. "Karena Gina punya kuasa di kota Aston, aku mau dia tetap di sini sama Tian."Bastian mengerutkan kening. "Tapi, aku nggak butuh dia, Tuan Muda," tolak Bastian. "Aku lebih suka kerja sendiri daripada bertim dengan cewek yang ribet sama perasaannya."Bastian selalu bicara ceplas-ceplos. Regan kesulitan bernapas saat mendengar penolakan Bastian. Namun, Assad tetap terlihat tenang. "Tian, perhatikan kata-kata kamu!" Ezra menegur Bastian. "Semua kep