Share

BAB 74 Shocked!

last update Last Updated: 2024-12-26 12:13:47

"Loh, In? Ini apa?"

Bukan salah Mar kalau terkejut, secara tiba-tiba menantunya itu datang dengan koper besar di tangan. Wajah Indri nampak tegang, membuat Mar makin tidak mengerti, sebenarnya apa yang sedang terjadi.

"Nggak apa-apa, Ma. Andina ada, kan?" Tanya Indri mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ada, dia di da--."

"Mbak udah sampai?"

Suara itu memotong, semua mata langsung tertuju pada sumber suara. Andina segera menghampiri Indri, menarik koper yang dia bawa lalu melangkah masuk ke dalam.

"Kamarnya udah disiapin, Mbak. Ayo!" Gumam Andina yang segera meninggalkan Indir dan Mar di depan pintu.

Indri meraih bahu Mar dengan lembut, hendak membawa ibu mertuanya itu mengikuti langkah Andina ketika Mar mencegah dan menoleh dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Ada apa sebenarnya, In?" Tanya Mar dengan sorot mata tajam.

Indri tersenyum getir, ia menghela napas panjang, masih menatap ibu mertuanya itu dengan tatapan lembut.

"Kita masuk ikut Andina dulu yuk, Ma. Kita ngobrol banyak di
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ulum
trimakasih kak...️
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 75 Agreement

    "Semua berapa, Mbak?"Tiga paper bag besar berisi pakaian bayi sudah bertengger di atas meja kasir, belum lagi stroller bayi seharga dua digit yang Ira beli khusus untuk cucu dalam kandungan Tamara, mereka sudah beres belanja, saatnya membayar semua barang-barang itu untuk kemudian mereka bawa pulang. "Total semua dua puluh lima juta tiga ratus ribu sembilan ratus rupiah, Ibu."Mendengar itu Ira hanya tersenyum tipis sembari terangguk. Ia segera membuka dompet dan menyodorkan kartu kredit sebagai media pembayaran. "Ini mau sekalian nyari box bayinya, Tam? Kita bisa ke--.""Maaf Ibu, ada kartu lain? Kartunya decline." Petugas kasir dengan begitu sopan menyodorkan kembali kartu yang tadi Ira sodorkan, termasuk juga dengan sedikit melirihkan suaranya di kalimat terakhir. Ira yang semula tengah berbincang dengan sang menantu, kontan menoleh dengan mata membelalak. Decline? "Ah, yang bener? Decline?" Tanya Ira dengan nada tak percaya. Dengan segera Ira mengambil kartu lain, menyodorka

    Last Updated : 2024-12-26
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 76 Semakin Jelas

    "Sejak dulu Bram memang penuh misteri." Desah Mar dengan nada lirih. "Bahkan aku, ibunya sendiri tidak banyak tahu tentangnya setelah masa SMA-nya lepas."Indri dan Andina saling pandang, mereka tidak berucap sepatah katapun, membiarkan Mar meluapkan semua isi hatinya di hadapan para menantu. "Dari tiga, hanya dia yang tidak mau kuliah di luar negeri. Dari tiga itu pula, dia yang paling dekat dengan papa, jadi kesayangan papa kalian dan satu-satunya anak yang ada di samping papa kalian ketika nafas terakhirnya berhembus."Mar menatap nanar ke sekeliling, seperti tengah melanglang buana ke dimensi lain, kembali ke masa lalu. "Ia bahkan sama sekali tidak pergi dari sisi papa saat itu, sampai kemudian aku dipanggil dan menyaksikan nafas itu terhembus untuk terakhir kali. Entah apa yang mereka bicarakan sebelumnya, mama tidak tahu. Bram bahkan tidak pernah cerita apa-apa saja yang dia obrolkan di hari-hari terakhir papa.""Mas Bram pernah cerita kalau papa nggak pernah membedakan anakn

    Last Updated : 2024-12-26
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 77 Final

    "Kalau mama yang ambil keputusan, bagaimana?"Kini ruang meeting kembali ramai, Bram dan Dharma yang tadinya hendak keluar, kini kembali masuk. Entah kebetulan atau tidak, para istri mereka datang dan kini ikut duduk membahas masalah ini. "Mama tidak akan berat sebelah, kan?" Dharma melirik ibunya, sebagai orang tua, Dharma paham pasti Mar tidak ingin ada anaknya yang menderita. Mar menghela napas panjang, "Kalian sudah jelaskan semua permasalahan, Gunawan dan Ken juga sudah mengakui apa-apa saja dosa yang dia lakukan selama ini. Mama akan berusaha adil seadil-adilnya." Tegas Mar yang langsung diikuti anggukan kepala semua yang duduk di sana. Bram menatap ibunya tanpa kedip, sesekali ia melirik Andina yang kini duduk tepat di sebelahnya. Ibu Ratu sudah bertitah, apa yang bisa dia lakukan selain menunggu keputusan apa yang akan diambil oleh Mar atas kejadian ini. "Selain kamu belikan rumah, obligasi dan reksa dana, kamu kemanakan uang-uang itu, Gun?" Tanya Mar dengan nada tegas nam

    Last Updated : 2024-12-27
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 78 Rahasia Lain

    "Keterlaluan kamu!"Andina yang hendak melangkah menuju mobilnya kontan menoleh, ia baru beberapa detik melihat wajah penuh amarah itu ketika kemudian sebuah tamparan yang begitu keras mendarat di pipinya. Seketika rasa sakit dan panas menjalar di wajah Andina, satu tangan Andina menutup pipinya, bersamaan dengan itu, ia merasakan ada yang menarik rambutnya kuat-kuat. "Sakit, Ma!" Teriak Andina berusaha melepaskan jambakan itu. "Ma? Aku bukan mamamu! Dan setelah apa yang kamu dan suamimu lakukan pada anakku, pikirmu aku masih sudi kamu panggil mama?" Hardik suara itu menahan amarah. "Aku ngapain? Aku nggak ngapa-ngapain Tamara, Tante! Kalaupun suaminya harus dipecat dan mertuanya kehilangan banyak aset itu karena kesalahan mereka sendiri!" Bela Andina sembari mencoba melepaskan jambakan tangan Sandra. "Nggak ngapa-ngapain? Anakku harus melahirkan secepat ini karena syok, pikirmu itu baik? Semua ini gara-gara kamu! Salah kamu!" Ucap suara itu dengan nada penuh benci. Mendengar it

    Last Updated : 2024-12-27
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 79 Rahasia Lain (2)

    "Kamu tenang dulu, Sayang!" Andina kontan mengangkat wajah, menatap Bram dengan tatapan marah. Tenang? Bagaimana Bram bisa memintanya tenang setelah tahu bahwa selama ini kematian mamanya bukan karena murni kecelakaan? Bahkan si pembunuh hidup satu atap bersama dengan Andina puluhan tahun! "Gimana aku bisa tenang, Mas? Dia u--.""Sstt!" Potong Bram cepat, telunjuknya sudah menempel di bibir Andina. Setelah Andina terdiam, Bram segera mencengkeram kuat bahu sang istri, menatap lurus ke dalam mata Andina sambil tersenyum simpul. "Aku berjanji padamu bahwa dia akan membayar semuanya, Sayang! Dia, siapapun itu yang sudah nyakitin kamu akan membayar lunas semuanya. Percaya padaku!" Ucap Bram bersungguh-sungguh. Andina mematung di tempatnya berdiri. Air matanya masih menitik, membuat Bram melepaskan satu bahu Andina guna menyeka air matanya. "Kamu percaya sama suamimu ini, kan?" Tanya Bram tanpa melepaskan pandangan. "Aku sudah tidak menutupi apapun dari mu, An. Kamu percaya sama aku,

    Last Updated : 2024-12-31
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 80 Kejutan Lain

    "Mas? Kamu datang? A--.""Cukup, San! Aku sudah tahu semuanya!" Potong Hendra dingin sambil memberi kode Sandra agar tidak mendekatinya. Sandra yang awalnya hendak bangkit dan menghambur memeluk Hendra, kontan mengurungkan niat begitu mendengar kalimat itu. Wajahnya makin panik, makin pucat dengan keringat dingin yang mengucur. "A-aku bisa jelaskan! Ini semua pasti salah paham, aku--.""Orang kepercayaan Bram udah kasih dan kirim semua bukti itu ke aku, San. Kamu masih mau nyangkal?" Kembali Hendra memotong, ada sorot benci dalam mata itu. "Mas tapi a--.""DIAM!" suara Hendra meninggi, ia tak peduli ada banyak anggota penyidik ada di sana, matanya terus menatap tajam ke arah Sandra yang kelabakan. "Pertanggungjawabkan semua dosa dan kesalahanmu, aku benar-benar nggak pernah ngira kamu sejahat itu, San! Dan silahkan tunggu surat cerai dariku, aku yang akan urus semua!"Mendengar kata cerai, mata Sandra membelalak. Ia segera meraih lengan Hendra, namun lelaki itu mengibaskan tangan S

    Last Updated : 2025-01-07
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 81 Kemarahan Andina

    "Hen? Mau ketemu Andina?"Hendra menoleh, Mar nampak melangkah ke arahnya. Wajah perempuan itu nampak menyimpan rasa simpatik yang mendalam padanya. "Iya, Bu. Andina di mana?" Mendadak hati Hendra terasa pedih. Bayangan wajah Andina tergambar dalam benaknya. Bahkan, mungkin saja ketika peristiwa itu terjadi, Andina belum bisa sempurna merekam cantik wajah ibunya dalam ingatan, dan karena kebodohan Hendra, Andina harus kehilangan kasih sayang dan dekap hangat Theresa untuk selamanya. "Ada di kamar dia, Hen. Ayo ibu antar.""Ah, sebentar, Bu!" Hendra menghentikan langkah Mar yang hendak mengantarkan dia ke kamar Andina. "Kenapa? Ada apa, Hen?"Hendra menghela napas panjang, ia menundukkan wajah beberapa saat, lalu kembali mengangkat wajah setelah menghela napas beberapa kali. "Apa Andina mau ketemu saya, Bu?" tanya Hendra dengan hati diliputi rasa takut. Alis Mar berkerut, sejenak ia terdiam, matanya tak lepas dari wajah Hendra yang menyimpan risau. Hendra tahu, tatapan mata itu t

    Last Updated : 2025-01-07
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 82 Karma?

    "Gimana bisa hamil sih?"Akhirnya, setelah mencari beribu alasan, Ken bisa pergi dari rumah sakit. Menitipkan Tamara yang masih pulas tertidur pada orang tuanya. Kini ia berada di depan sebuah kantor pemerintah, tempat di mana Hani bekerja. "Kok kamu jadi tanya aku? Kemaren-kemaren kamu gimana pake pengamannya?" salak Hani dengan sorot mata tajam. Ken mendesah panjang, ia menjambak rambutnya sendiri sembari mendengus. Kepalanya benar-benar mau pecah rasanya, masalah bertubi-tubi menghantamnya hari ini. "Sudah berapa bulan?" tanya Ken kemudian. "Mana ku tahu, aku belum ke dokter. Baru cek tadi pagi." jawab Hani yang seketika membuat Ken mengumpat. "Ya kamu udah telat berapa bulan, goblok!" makinya dengan teramat kesal. Mendengar itu Hani sontak membelalak, matanya menatap tajam ke arah Ken dengan tatapan tak suka. Hani melangkah lebih dekat, segera mengayunkan tangannya guna menampar pipi Ken keras-keras. "Goblok kamu bilang? Segoblok-gobloknya aku, masih goblokan kamu yang bisa

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 96 Keberuntungan

    "Aku bener-bener bersyukur bahwa akhirnya hidup kamu happy ending, An."Clara dan Andina menapaki anak tangga, mereka melangkah turun ke lantai satu butik yang dulu pernah menjadi kantor Andina. Beberapa jam mereka habiskan untuk saling berbagi cerita, tentang bagaimana kejutan demi kejutan yang terjadi dalam hidup Andina. Bukan salah Clara kalau dia begitu bahagia mendengar semua cerita Andina, sejak dulu sekali, awal mereka menjalin pertemanan, Clara tahu betul bagaimana kehidupan Andina. Jadi setelah semua itu terjadi dan hidup Andina benar-benar bahagia, bukankah Clara memang harus mengucap rasa syukur? "Aku masih nggak nyangka kalau kehidupan aku harus kayak gini, Ra. Maksudku, kamu surprizing nggak sih misal jadi aku? Pada akhirnya kamu harus dihadapkan pada kenyataan bahwa ibumu ternyata selama ini meninggal karena dibunuh?" ucap Andina seraya melirik Clara. "Dan plot twist-nya lagi, pembunuh ibumu selama ini tinggal bareng sama kamu! Ini yang bener-bener bikin aku syok, An!

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 95 Forgiving

    "Siap?"Mereka sudah berdiri di depan pintu ruang inap Tamara, Andina menoleh ke arah Bram, mengangguk cepat lalu meraih knop pintu. Perlahan ia mendorong pintu, melangkah masuk ke dalam dan berdiri mematung sembari menatap yang ada di sana. Baik Andina maupun Tamara sama-sama tertegun, mereka saling pandang sampai kemudian Tamara bangkit dari sofa dan berhambur memeluk Andina."Kenapa nangis?" Andina tak sadar bahwa di detik dia bertanya pada sang adik, dia pun tenah menitikkan air mata."Aku minta maaf, Kak. Aku udah banyak banget dosa sama kamu. Aku jahat, aku bukan adik yang baik. Demi apapun, tolong maafkan aku." desis suara itu bercampur tangis. Andina mengela napas panjang, dibiarkan air matanya menitik. Ia mengusap punggung Tamara, membawa wanita itu melangkah ke sofa yang ada di ruangan. Andina mendudukkan Tamara di sofa, mencengkeram lembut bahu sang adik sembari menatapnya dengan saksama."Kamu mau aku memaafkan mu?" tanya Andina tanpa memalingkan wajah. Bisa dia lihat T

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 94 Pelajaran Yang Mahal

    "Tamara nungguin di sini aja, Pa. Boleh?"Hendra menghela napas panjang, hari ini Tamara sudah boleh pulang karena kondisinya sudah stabil, hanya saja untuk bayinya, dokter masih harus merawatnya secara intensif sampai kondisinya stabil dan bisa ikut dibawa pulang. "Kalau begitu, biar papa nego sama pihak rumah sakit untuk perpanjangan kamarmu."Mereka tidak pakai asuransi dan kamar yang mereka sewa bukan kamar komersil. Agaknya dari pihak rumah sakit tidak akan keberatan jika mereka memperpanjang sewa kamar sampai bayi Tamara bisa ikut pulang. "Terimakasih banyak, Pa." ucap Tamara dengan nada getir. Hendra tersenyum, ia melangkah mendekati anak bungsunya itu, menatap mata yang seketika memerah dan menitikkan air mata. Hendra tidak pernah mengira, bahwa Tamara yang sejak kecil selalu dia manjakan, harus bernasib semalang ini. "Kamu sudah tentukan keputusan-keputusan apa yang akan kamu ambil setelah ini?" sebuah obrolan dewasa yang terdengar sangat serius. Mendapat pertanyaan itu,

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 93 Adil?

    "Papa sangat bersyukur dan berterimakasih kamu sudah mau memaafkan papamu ini, An."Hendra melangkah keluar rumah, ditemani Bram dan Andina yang turut mengantarkan Hendra ke depan. Setelah bicara dari hati ke hati, Andina akhirnya luluh dan memilih untuk memaafkan semua. Ya ... semua yang sudah terjadi kecuali wanita jahat itu. Hati Andina sudah lebih tenang. Sakit yang dia rasakan sampai membuat sesak dada, kini sudah lenyap tak bersisa. "Andina tidak pernah tahu apa yang sebenar-benarnya terjadi dulu, Pa. Lagi pun, semua sudah terjadi, apapun yang kita lakukan tidak akan bisa membuat semua balik lagi. Jadi berdamai dengan keadaan adalah satu-satunya yang bisa aku lakukan." ucap Andina dengan mata memerah. "Papa paham, An. Papa benar-benar bangga sama kamu. Kamu putri terbaik yang papa miliki, An."Dipuji begitu Andina hanya tersenyum getir, ia menghela napas panjang, memalingkan wajah sejenak untuk menyembunyikan air mata yang kembali mengambang. "Papa izin pamit, ya. Kalian ist

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 92 Luluh?

    "Mama denger kakak nolak ajakan Ken buat berhubungan badan, Oma. Waktu itu malam hari, pas rumah sepi dan dia main ke rumah." Tamara mulai menceritakan petaka apa yang dia ciptakan sendiri kala itu. Sebuah petaka yang sungguh sangat dia sesali kini. "Mereka ribut, Ken terus pamit pulang. Dan setelah malam itu mama punya rencana buat nyingkirin kakak dari perjodohan itu."Mursiyati menghela napas panjang, tidak ada kemarahan di wajah itu. Toh mau marah pun tidak ada artinya sekarang. Tamara sudah mendapatkan hukuman dari apa yang sudah dia lakukan, jadi untuk apa marah? "Terus mulai kapan rencana mamamu jalan?" rasa penasaran Mursiyati masih besar, peristiwa itu sangat memalukan, ia tidak akan pernah lupa akan hari itu. "Seminggu setelahnya, waktu ulang tahun papa. Oma ingat kita undang Ken buat gabung makan malam?"Ingatan Mursiyati kembali pada masa itu. Ah benar! Ken ikut datang dan makan malam bersama mereka saat itu. Ia masuk kamar lebih dulu, jadi tidak tahu apa-apa saja yang

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 91 Flashback

    "Mengapa aku harus kesana?" tanya Andina dengan nada dingin. Wajah Sandra terus terbayang-bayang, membuat emosi Andina kembali bergejolak jika teringat apa yang sudah perempuan itu lakukan pada ibunya. "Bagaimanapun, kalian saudara kandung, An. Ibu kalian boleh beda, tapi asal mula kalian tetap satu, papa Hendra. Kalian dari sumber sperma yang sama." jelas Bram tanpa memalingkan wajah. Andina menghela napas panjang, matanya tiba-tiba memanas. Namun ia berusaha menahan semua perasaan yang mulai bergejolak memporak-porandakan dirinya. "Faktanya, dia yang tidak mau bersaudara denganku, Mas. Aku masih ingat dulu ... aku membawakan dia hasil kerajinan tangan dari sekolah yang aku buat khusus untuknya, kubelikan beberapa tangkai mawar untuk dia, tapi Mas tahu apa yang dia lakukan?"Andina menjeda ceritanya, melirik Bram yang pada saat yang sama tengah melirik juga ke arah Andina. "Biar ku tebak, dia tak mau menerima hadiah dari mu?"Andina tersenyum getir. "Dia terima vas berserta maw

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 90 Permintaan Hendra

    'Mamamu yang menyebabkan kecelakaan itu, Tam. Dia yang membunuh mama Andina.'Dunia Tamara seolah terhenti seketika. Obrolan itu sudah berakhir beberapa saat yang lalu, namun tiap detail obrolan masih berdengung di telinga Tamara. Masalah apa lagi ini? Jadi bukan hanya Ken yang akan dipenjara, tetapi juga mamanya? Lalu bagaimana hidup Tamara selanjutnya? Setelah ini dia harus bagaimana? "Tam ... ngelamun?" Tamara tersentak, Hendra tersenyum getir, ia datang membawa kotak pizza dan sushi yang sama, seperti yang dia pesan untuk Tamara tadi."Kamu tadi belum jadi makan, kan? Ayo sekarang makan." Hendra membuka kotak pizza, menyodorkan tepat di depan Tamara. Melihat bagaimana Hendra men-treat dirinya, Tamara kontan menitikkan air mata. Hatinya yang kalut dan kacau mendadak berubah sedikit lebih tenang, ia masih punya Hendra dan laki-laki ini adalah orang yang mencintai Tamara tanpa syarat, tanpa batas waktu berakhir. "Aku nggak lapar, Pa. Nggak napsu mau makan." jawab Tamara yang hany

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 89 Janji?

    "Rahasia apa lagi yang kalian tutupi dari aku?"Selera makan Tamara lenyap seketika, ia yakin masih ada yang ditutupi darinya, oleh karena itu ia mencecar empat orang yang duduk di sekeliling bed. Ada Mur yang baru saja datang beberapa saat yang lalu, bisa Tamara lihat neneknya itu terkejut, mungkin dia juga baru tahu, berbeda dengan tiga orang yang lain. Tamara merasa tubuhnya begitu ringan. Ia kehilangan semangat dan apapun itu. Bisa dibayangkan, kamu yang belum menerima kenyataan bahwa suamimu bangkrut dan semua aset disita, berikut milik mertuamu, lalu mendadak harus melahirkan lebih awal, masih ditambah mendapat kenyataan bahwa suamimu ternyata menghamili wanita lain dan harus berhadapan dengan hukum. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Tamara saat ini? "Lebih baik kamu istirahat dulu, Tam. Kamu butuh banyak istirahat setelah apa yang terjadi." Mar tersenyum kikuk, sangat ketara sekali bahwa dia ingin mengalihkan pembicaraan. "Nggak bisa gitu, Eyang! Aku yakin masih ada yang d

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 88 Salah Apa?

    "Jangan dicabut lagi, ya? Kecuali nanti dokter yang suruh." Hendra berbisik, infus sudah kembali terpasang di tempatnya, sementara Tamara, ia masih berada dalam pelukan Hendra, terisak dengan nada lirih. "Sudah tenang? Papa nunggu kamu cerita, Tam."Walau sebenarnya Hendra sudah tahu semua masalah yang bahkan Tamara mungkin belum tahu, tapi tentu dia perlu berpura-pura pada awalnya. Mendadak kalimat Andina kembali terngiang-ngiang di kepala.'Aku yang dapat karmanya, Pa! Aku yang harus nanggung semua dosa Papa!'Apakah mungkin bukan hanya Andina yang harus menanggung karma dan dosa atas apa yang dulu Hendra lakukan? Rasanya Hendra ingin bunuh diri! Bagaimana tidak, dua anak gadisnya sedang sama-sama hancur seperti ini! Rasanya hati Hendra remuk redam, rasanya benar-benar sakit luar biasa! Tapi kalau Hendra bunuh diri, lalu bagaimana dengan nasib anak-anaknya? Lebih tepatnya Tamara. Dengan kondisi mertua yang bangkrut, suami tersandung permasalahan hukum sepelik ini yang bahkan sudah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status