Share

46. Kamu Lupa?

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-02 17:26:56

“Silahkan obat-obatan dan vitaminnya, Tuan.” Adrian meletakkan baki berisi obat dan air mineral.

Hanya anggukan kepala yang diberikan Frank yang lalu meminum obat-obatnya. Ia mengucapkan terima kasih pada sang asisten setia.

“Bulan ini obatnya habis, bukan?”

“Benar, Tuan. Setelah ini Anda hanya minum dua atau tiga vitamin untuk menjaga kesehatan saja.”

Frank kembali mengangguk. “Berarti sudah tiga bulan aku memiliki ginjal baru ini.’

Setelah berkata demikian, Frank mengelus perut bagian bawahnya. Luka sayatan operasi memang sudah tidak terasa sakit, terutama di bagian luar.

“Bagaimana rasanya, Tuan? Apa ada keluhan?”

“Tidak sama sekali. Ginjal ini bekerja dengan baik.”

“Syukur lah. Bulan depan kita konsultasi dengan Nephrologist, Tuan.”

“Bukannya dokter ginjalnya tidak ada di negara ini?”

“Memang benar, Tuan. Tetapi karena ginjalnya bisa diterima baik di tubuh Anda, tim dokter di sini lah yang akan melanjutkan merawat Anda.”

Frank sebenarnya pernah mendengar berita tersebut. Nephrolog
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   47. Menghindar

    Sarah mundur satu langkah. Wajahnya pucat pasi dengan napas memburu cepat. Mungkin karena saat masuk ruang operasi semua dokter telah mengenakan penutup kepala dan masker, ia jadi tidak mengenali lelaki yang berdiri di depan mereka.“Dokter Samuel?” Marc menjulurkan tangannya ke depan lelaki tersebut. “Saya Marc, putra Frank Carrington.”“Marc. Ya, saya ingat Anda.” Dokter tersebut membalas jabatan tangan Marc.“Oh, dan ini adalah Sarah -- istri saya, bukan Marsha. Sarah ini adiknya Marsha.” Marc menarik pelan tangan istrinya yang berdiri di sampingnya.“Sarah.” Wanita itu memaksakan senyum lalu mengangguk singkat.“Sarah? Bukan Marsha? Kalian anak kembar?” Dokter Samuel bertanya dengan wajah penasaran.Berhasil menguasai diri dan demi rahasia yang masih harus ia tutupi, Sarah hanya terkekeh pelan. Dengan nada bercanda berkata bahwa Marsha dan dirinya memang sama.“Kami sama-sama wanita, Dok.”Dokter Samuel tergelak. “Akh, salah orang ternyata. Kalian sedang liburan?”Marc merentangka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   48. Biang Masalah

    "Dari mana?”Lucy yang baru pulang larut malam tersentak kaget. Ruangan itu gelap, tetapi dari suara, ia tau suaminya lah yang baru saja menegurnya.Lampu ruangan menyala otomatis. Lucy kini dapat melihat suaminya duduk di kursi malas dan menatapnya tajam. Sementara wanita itu yang masih shock karena kepergok pulang dini hari tidak bisa berkata-kata.“Apa ini pekerjaanmu selama aku tidak di rumah? Pulang jam dua dini hari dengan pakaian seperti ini?” Mata Frank menatap tajam pakaian istrinya yang menggunakan mini dress serta sepatu hak tinggi.“Ehm.” Lucy menjernihkan kerongkongannya yang tercekat. “Aku baru pergi bersama teman-teman ke klub malam.”“Begitu? Ada yang merayakan sesuatu?”“Akh, ya. Benar. Salah satu temanku merayakan kelahiran cucunya. Iya, seperti itu. Kami hanya minum-minum dan mendengar cerita temanku itu tentang kelahiran cucunya.” Panjang lebar, Lucy menjelaskan.“Aku tau kamu berbohong!” sentak Frank.Lucy mundur satu langkah. Selain bicara tegas, Frank kini mengh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   49. Kamu Cantik

    “Kamu yakin tidak ingin keluar? Tidak bosan?” Marc menatap Sarah yang hanya bermalas-malasan di sofa sambil menonton televisi.“Iya, aku ingin di kamar saja. Kalau kamu mau pergi, silahkan.”Wajah Marc memberengut mendengar pernyataan Sarah. Akhirnya ia menjatuhkan bokongnya di samping Sarah dan ikut menonton drama romantis yang sedang diperhatikan istrinya.Kurang tertarik, Marc akhirnya membolak-balik majalah yang memuat fasilitas di pulau. Setelah beberapa lembar, Marc menemukan yang menarik perhatiannya.“Aku mau menelepon dulu, ya.” Marc berdiri lalu meninggalkan Sarah.Sarah mengangguk dengan mata tetap pada layar televisi. Sambil menonton, sekali-kali, ia mengatur napas. Rasa sakit pada bagian dalam luka sayatan operasi ternyata masih ia rasakan.Untungnya, Marc tidak curiga. Sebenarnya Sarah jadi merasa kasihan pada Marc. Menurut Sarah, suaminya itu terlalu baik hingga selalu percaya begitu saja pada apa yang dikatakan orang.Meskipun sikapnya datar bahkan kadang dingin, Marc

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   50. Impian yang Terwujud

    “Woooo.” Sarah berdiri di pinggir kapal yang berlayar di laut sambil berteriak. “Marc ini menyenangkan.”Marc tersenyum. Kejutannya berhasil. Saat melihat iklan bahwa pengelola villa menyewakan kapal untuk berlayar dan memancing di tengah laut, Zack langsung teringat tentang keinginan Ayah Thomas untuk mengajak Sarah melakukan kegiatan tersebut.“Jadi, bagaimana rasanya berlayar?” Marc berdiri di samping Sarah.Sarah menoleh dan menatap wajah tampan yang memerah karena terik matahari itu dengan senyum. “Panas.”Marc terkekeh dan mengangguk. Untung saja awal kapal menyiapkan tabir surya dalam bentuk spray. Sarah menyemprotkan skincare itu ke wajah dan bagian tubuh Marc yang terbuka.Setelah itu, Marc gantian membantu Sarah menggunakan tabir surya. Cukup lama karena Sarah menggunakan gaun terbuka di punggung. Marc juga meratakan cairan itu di kulit istrinya.Marc berlama-lama mengusap kulit Sarah. Ia baru merasakan halus dan kenikmatan tersendiri menyentuh kulit tersebut.“Sudah?” Sarah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   51. Istri Jenius

    Sarah dan Marc menikmati pemandangan matahari tenggelam di dek kapal. Para pelayar yang berpengalaman menyiapkan suguhan makan malam yang romantis.Membayangkan situasi ini bersama pasangan yang saling mencintai, pasti akan sangat bahagia. Sarah tersenyum simpul dalam khayalannya.Marc tetaplah lelaki datar. Yang sulit mengungkapkan isi hatinya, meski sangat ingin. Baginya saat ini, Sarah menikmati apa yang ia rancang sebagai rangkaian bulan madu mereka.Mereka kembali ke villa menjelang malam. Sarah dan Marc tidur nyenyak berpelukan. Entah bagaimana nanti setelah ini, Sarah memilih tidak memikirkannya.Dalam pesawat yang mengantar mereka kembali, Sarah menatap keluar jendela. Benar kata Marc, ternyata ide bulan madu ini tidak lah buruk. Salah satu sisi baiknya, ia bisa melihat pribadi Marc yang lembut dan diam-diam perhatian.“Larry akan menjemput kita di bandara.”“Siapa Larry?” Sarah membalas pernyataan Marc.“Dulu, Larry adalah asisten pribadiku. Saat aku mendirikan cabang perusah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   52. Sindiran

    Esok harinya, Larry datang pagi-pagi sekali ke kantor. Ia harus membereskan semua dan menyerahkan pekerjaannya kembali pada Marc karena siang ini akan pulang.Setelah dua jam bekerja, Larry berniat untuk membeli kopi. Meskipun ada office boy, ia lebih senang turun dan membeli sendiri.Saat keluar, ia tidak menemukan Marsha di meja kerjanya. Bahkan komputer wanita itu pun masih gelap. Saat bertanya pada pegawai lain, mereka mengatakan Marsha belum datang.Di dalam lift, para pegawai yang berpapasan mengangguk santun. Siapa yang tidak kenal Larry? Sosoknya memang sangat lekat dengan CEO mereka.Sampai di coffe shop, Larry melihat Marsha yang sedang duduk sendirian. Di mejanya terdapat secangkir kopi dan hotdog. Lelaki itu hanya menggeleng samar.Larry berpamitan setelah menyerahkan berkas-berkas penting pada Marc. Sarah yang kali ini ikut ke kantor, menyerahkan satu paper bag mewah kepada Larry.“Ini ada sedikit oleh-oleh untukmu dan istrimu. Semoga berkenan.”“Wah, oleh-oleh? Seharusny

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   53. Tuduhan Kasar

    Setelah dari kantor Marc, Sarah menuju apartemennya. Ia membawa beberapa paperbag besar. Ia cukup kewalahan hingga salah satu pegawai apartemen membantunya.Saking sibuk dengan barang bawaannya tersebut, Sarah tidak sadar, Tinna melihatnya. Wanita itu mengerutkan kening dan bertanya-tanya apa yang Sarah lakukan di gedung apartemen mewah ini.“Ibu.” Sarah berteriak memanggil Ibu Irma.Ibu Irma yang sedang memanggang kue melepas sarung tangan tebal di kedua telapak tangannya.“Sarah.”Setelah balas menyapa, keduanya saling berpelukan melepas rindu. Sarah mengamati Ibu Irma yang terlihat semakin cantik setelah merawat wajahnya dengan berbagai skincare yang ia berikan.“Wajah Ibu semakin glowing, lho.” Pujian meluncur dari bibir Sarah.“Bisa saja kamu. Ibu kan sudah tua.”“Biar tua kalau dirawat jadi .... ““Jadi antik,” potong Ibu Irma segera.Sarah meledakkan tawanya. Mereka saling bertukar kabar tentang apa yang dilakukan selama berpisah.“Jadi, ibu sudah menerima sepuluh orderan selam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   54. Janji Dulu!

    Sarah melirik Marc yang tampak berpikir. Laki-laki mungkin tidak sadar, apalagi Marc yang biasanya datar pada wanita.“Pernah juga aku singgung, tetapi Marsha bilang itu karena make up. Coba kita lihat, ya.”Dengan sengaja, Sarah membuka media sosial milik Marsha. Ternyata foto-foto yang masih ada hanyalah foto Marsha yang sekarang. Kakak tirinya itu sudah menghapus foto-foto lamanya.Lalu, Sarah ingat akun media sosial milik teman-teman Marsha. Di sana lah mereka mendapat foto-foto Marsha.“Sejak remaja, Marsha memang senang berdandan.”“Iya. Tetapi, hidung, mata dan rahangnya memang berbeda.” Marc mengamati layar ponsel Sarah.“Mungkin sekalian operasi kecantikan karena klinik di Korea kebanyakan memiliki paket begitu.”Marc terdengar mengembuskan napas panjang. Lalu, ia menunjuk satu foto. “Wajahmu tidak berubah.”Dengusan pelan diberikan Sarah. “Jangan gagal fokus, kita sedang mencari perbedaan wajah Marsha dulu dan sekarang!”Lelaki di samping Sarah malah hanya terkekeh. Ia mengu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05

Bab terbaru

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   205. Keluarga Besar

    Tiga tahun berlalu dengan cepat. Keluarga Carrington sedang berlibur di sebuah perkemahan mewah. Mereka juga mengajak keluarga Ibu Irma.Irwan dan Vania telah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan yang dinamai Nirvana."Kenapa Kak Arzan jagain Vana terus?" Vivi memberengut kesal saat ia minta Arzan menemaninya main tetapi anak lelaki itu sedang sibuk menjaga adiknya."Vana masih kecil, Vivi. Sini, kita main sama-sama." Arzan menepuk sisinya yang kosong. Namun, Vivi malah melengos dan memilih bergelayut manja di kaki Papanya."Aku panggil Irwan dulu biar ia menjaga Vana." Vania yang sedang memasak dapur merasa tak enak hati mendengar pembicaraan Arzan dan Vivi."Sudah, biarkan saja. Gak papa, kok." Sarah yang sedang hamil besar menenangkan Vania."Aku gak enak, Sarah. Sepertinya Vivi cemburu karena Arzan menjaga Vana terus.""Lihat itu." Sarah mengendik pada Vivi yang kini asyik bermain bersama Marc. "Dia kesal cuma sebentar, kok."Vania tersenyum simpul dan mengangguk. Apalagi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   204. Peringatan Dini

    Ulang tahun pertama Vivi sangat meriah. Meski anak perempuan itu belum memiliki banyak teman, tetapi tamu-tamu undangan mulai dari balita hingga kakek nenek banyak yang hadir.Marc menyulap taman belakang menjadi taman bermain yang nyaman dengan tenda dan AC portable di mana-mana. Berbagai makanan sehat tersebar di penjuru taman.Sebagian tamu adalah teman-teman Arzan yang membawa adik-adik mereka. Vivi jadi memiliki teman sebaya."Sepertinya, prediksi Arzan tepat. Akhir-akhir ini mereka jadi dekat, bukan?" Sarah melirik pada Irwan dan Vania yang tampak asyik berbincang dengan ibu Irma.Tanpa melihat objek pembicaraan mereka, Marc mengangguk. Lelaki itu melingkari tangan di pinggang sang istri dan membawanya ke meja makan."Masih lapar?" Sarah mengamati suaminya yang mengambil makanan cukup banyak."Apa kamu tidak lihat? Aku tadi lari-larian mengikuti Vivi?" Marc memotong steak ayam lalu menyuapi dirinya. "Lagipula, steak ini lezat sekali."Bahkan Sarah akhirnya ikut makan karena Mrac

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   203. Bisa Berjalan

    Sesuai rencana, berita tentang Marc dan Vania menghilang. Tentu saja itu tidak lepas dari tim yang dibuat Adrian untuk menghapus semua postingan tersebut.“Sayang.” Marc menyapa istrinya yang sedang menyusui Vivi.“Ya?”“Jam berapa Arzan datang?”“Vania bilang, mereka sudah dalam perjalanan.”“Hmm ... aku ada rapat. Sengaja kubuat online. Tapi kalau Arzan datang dan aku belum selesai, minta ia ke ruang kerjaku saja, ya.”“Oke. Selamat rapat.”Marc mengangguk. Lalu, membungkuk sedikit untuk mencium pipi istri dan putrinya. Setelah itu, ia keluar dari ruang bayi.Setelah Marc keluar, seorang pelayan masuk membawa paket untuk Sarah.“Tolong dibuka,” pinta Sarah pada pelayan yang langsung mengangguk.Sarah tau isi paket itu adalah buku-buku Vania yang ia pesan secara online. Pelayan memberikan buku -buku yang masih berplastik itu pada Sarah lalu keluar.Vivi melepas puncak dada Mamanya karena tertarik dengan buku yang dipegang Sarah. Ia merebut buku tersebut lalu ikut membolak-balik halam

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   202. Mengaku Salah

    “Maafkan aku. Aku mengaku salah.” Khanza menunduk dalam-dalam.Adrian dan pengacara mendatangi kantor penerbit buku Vania. Mereka memberikan data bahwa Khanza membuat berita kebohongan agar publik tertarik pada cerita Vania dan membeli buku terbarunya.Direktur penerbitan menggeleng samar melihat data-data tersebut. Ia tidak menyangka Khanza berbuat seperti itu.“Aku melakukannya untuk Vania.” Khanza berkilah, membela diri.“Aku yakin Vania pun tak setuju kamu membantu dengan cara ini.” Adrian mengecam.“Vania sedang tidak fokus. Banyak pikiran. Jadi, aku pikir, aku perlu membantunya sedikit.”Direktur menggeleng. Ia juga tampak tidak setuju. Apalagi sampai ada pengacara yang menuntut mereka.“Masalahnya, Nona.” Pengacara menatap wajah Khanza dengan pandangan tajam. “Yang anda cemarkan adalah keluarga Carrington, terutama Tuan Marc.”“Lelaki yang selama ini terkenal dingin dan tidak bersosialisasi dengan media.” Adrian menambahkan.Direktur menengahi. Mereka akan membuat pengumuman pe

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   201. Terima Kasih

    Pagi di bumi perkemahan cukup cerah setelah semalaman hujan. Pengelola bahkan tidak mengizinkan peserta kemping untuk melakukan trekking.“Terus kita ngapain, Om?” Arzan mengguncang-guncang tangan Irwan.“Masih ada pilihan untuk memancing. Kamu mau?”“Om bisa memancing?”“Bisa, dong.”“Mauuu.” Arzan menjerit senang.Vania menatap kebersamaan Irwan dan Arzan. Seandainya Bryan masih hidup, mungkin yang berdiri di depannya sekarang ada sosok Bryan dan Arzan. Vania menggeleng membuyarkan lamunannya.Telah lima tahun berlalu, tetapi rasanya masih sama. Kehilangan dan kedukaan itu masih sangat jelas di mata Vania.“Ibu, ayo ikut memancing,” ajak Arzan.Vania tau, Arzan pasti disuruh Irwan. Ia sebenarnya tidak tau apa-apa tentang memancing, tetapi demi menemani Arzan, Vania mengangguk.Perahu disiapkan pengelola perkemahan. Vania melihat Irwan berbincang dengan penjaga Arzan. Seperti setiap kegiatan Arzan, harus dilaporkan pada keluarga Carrington.Akhirnya mereka bertiga di atas perahu. Mer

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   200. Pendengar yang Baik

    Irwan menunggu. Vania mungkin sedang mengumpulkan kekuatan untuk memceritakan kisah kelamnya pada seseorang. Apalagi ia adalah orang baru yang pertama kali ditemui."Aku dan Bryan, ayah Arzan menikah tanpa restu. Kami lari dari keluarga karena memilih mempertahankan cinta."Vania mengembuskan napas kasar. Ia menyandarkan punggung pada dinding. Jari-jari tangannya saling bertautan."Di perkemahan seperti ini lah kami berbulan madu. Tiga bulan kemudian, aku hamil. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, beberapa bulan berikutnya, Bryan didiagnosis menderita kanker usus."Isakan Vania membuat Irwan memeluk erat Arzan. Ia tak ingin Arzan terbangun. Vania lalu sadar untuk segera menguasai diri.Sembari mengatur napas, Vania mengusap air matanya. Kini ia duduk sambil memeluk kaki-kakinya yang ditekuk.Dalam keadaan hamil, Vania merawat Bryan. Bryan cukup tegar dan berusaha menjalani pengobatan didampingi Vania.Pilihan itu datang saat Vania melahirkan. Kondisi Bryan bertambah lemah. Keuanga

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   199. Sudah Siap, Bukan?

    Alrzan langsung bersembunyi di balik tubuh Vania. Wanita itu menyorotkan lampu senter pada lelaki yang berdiri di kegelapan. Arzan mengintip lalu bersorak.“Om Irwan.” Arzan langsung berlari menghampiri dan memeluk Irwan. “Lampu kabin kami mati, Om.”Irwan mengusap kepala Arzan. “Iya, kabin Om juga. Tadinya Om mau mencari bantuan tapi mendengar teriakan. Kebetulan sekali kita ada di sini, ya."“Aku bersama Ibu Vania. Cuma berdua.” Arzan menunjuk Vania yang terpaku di tempat melihat kedekatan putranya dengan lelaki yang dipanggil Om Irwan tersebut.Irwan mengangguk. Setelah berada pada jarak cukup dekat, Irwan menjulurkan tangan. Vania menyambutnya dan tersenyum penuh kelegaan.“Irwan. Aku putra Ibu Irma.”Sejenak setelah balas menyebut namanya, Vania mengamati Irwan. Rasanya ia pernah bertemu dengan lelaki ini. Tetapi, ia tidak ingat meskipun ia sering berada di kafe.“Kita memang belum pernah bertemu sebelum ini.” Irwan menjawab pengamatan Vania pada dirinya. “Oh, mungkin sekali. Saa

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   198. Orang Terdekat

    “Jadi Khanza, editor Vania yang menjadi otak gosip antara kamu dan Vania?” Sarah mengangkat alisnya. Tak menyangka bahwa ternyata orang terdekat Vania lah yang membuat kebohongan tersebut.“Iya. Itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan buku Vania. Kamu ingat? Gosip itu beredar tak lama novel baru Vania terbit di pasaran.”Sarah mengangguk mengerti. “Vania tau?”“Itu sedang diselidiki Om Adrian.”“Perasaanku mengatakan Vania tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua.”Pernyataan Sarah dikuatkan oleh dugaan bahwa Vania tidak mungkin mempertaruhkan nama baiknya. Jika ia memang terlibat dan keluarga Carrington tau, ia pasti tidak akan bertemu lagi dengan Arzan. Bahkan Sarah sendiri pun akan melarangnya.Marc mengangguk setuju. Ia berharap hari ini juga sudah mendapat kabar dari orang-orang Adrian yang bekerja untuk mengusut kasus pencemaran nama baik ini.“Jika Arzan sudah pulang, kemungkinan ia menemukan berita tersebut akan besar. Aku tidak ingin itu terjadi.”“Aku tau.” Sarah mencebi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   197. Tidak Mampu Bersaing

    Dua hari kemudian, Vania menjemput Arzan. Selama akhir minggu, ia akhirnya memperoleh izin membawa Arzan hanya berdua saja. Vania menjemput Arzan di rumah keluarga Carrington.Sarah menyambut Vania sambil menggandeng Arzan. Ia menyerahkan tangan Arzan pada Vania dan hanya berpesan untuk bersenang-senang.“Ingat pesan Mama ya, Sayang.” Sarah mengelus kepala Arzan sebelum putra angkatnya itu masuk ke dalam mobil.Arzan mengangguk lalu memeluk Sarah erat-erat. Ia juga mencium pipi Sarah dan berkata akan menurut pada pesan sang Mama. Vania memperhatikan inetraksi tersebut dengan rasa haru.Selalu saja ada rasa iri di hati Vania. Tapi, ia merasa itu hal yang wajar. Ia bertanya dalam hati kapan Arzan akan sehangat itu pada dirinya.Dalam perjalanan, Arzan lebih banyak mengamati jalanan. Sesekali ia menengok ke belakang. Sebuah mobil van mengikuti kendaraan Vania.“Ada mobil penjagamu, ya?” Vania tersenyum pada Arzan.Anak lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan ibu kandu

DMCA.com Protection Status