Beranda / CEO / Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali / 13. Sayatan yang Berbeda

Share

13. Sayatan yang Berbeda

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah mengeluh nyeri. Tinna membuka atasan Marsha. Marc ikut membungkuk dan menenangkan Marsha membuat Sarah penasaran dan mendekati Marsha.

Dan sekarang, ia melihat sayatan panjang di samping perut Marsha. Sayatan itu bahkan masih merah dan basah. Sarah menggeleng tak mengerti.

“A – Apa itu?” Sarah terbata bertanya.

“Jangan berlagak bodoh!” hardik Lucy pada Sarah. “Kamu lihat sendiri, itu adalah bekas luka sayatan pendonor ginjal.”

“Hah?” Sarah luar biasa terkejut. Ia mundur beberapa langkah saat semua orang kini memberi perhatian pada Marsha.

Tinna berjongkok di depan Marsha dan membersihkan luka berair itu. Lucy mengelus-elus sayang kepala Marsha. Frank berdiri sambil menenangkan Marsha.

Yang paling membuat Sarah tak bisa berkata-kata lagi adalah suaminya yang datar itu membantu mengoleskan salep pada luka dan membalutnya. Seketika Sarah terhuyung, namun tak ada yang melihatnya.

Sarah berpegangan pada kursi. Bertanya-tanya bagaimana Marsha mendapat luka sayatan tersebut. Dan kena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   14. Warisan Ayah

    Sarah menoleh cepat memandang Marc dengan dahi berkerut. Apa kata Marc tadi? Warisan ayahnya banyak?“Tau dari mana ada warisan banyak?”“Marsha yang cerita. Kamu mendapat semua bagian dari warisan Ayahmu sementara ia dan Ibu Tinna tidak mendapat apa pun.”Sarah berdecak pelan. “Sepertinya kamu percaya sekali pada Marsha, ya.”“Aku bicara sesuai fakta.”“Fakta yang mana? Kamu tau mereka menjual rumah Ayah?”Marc tidak berkomentar. Ia tampak fokus menyetir dengan ekspresi seperti tidak mau membahas topik perbincangan mereka lebih lanjut.Sarah tidak perduli, ia melanjutkan dengan nada tinggi. “Kalau mereka tidak mendapat bagian apa-apa, bagaimana mereka bisa menjual rumah Ayah dan membeli apartemen mewah?”Sambil melirik Marc yang masih terdiam, Sarah akhirnya menghela napas panjang. Ia menyandarkan tubuh pada kursi mobil. Batinnya lelah dengan segala kebohongan di depan matanya.Sekali lagi, Sarah mengembuskan napas berat kala ingat ancaman Ibu Tinna. Mereka memang terlihat sudah sang

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   15. Menyesal

    Beberapa detik Sarah hanya terpaku di tempat. Kemudian, perlahan mengambil salah satu benda. Batang berwarna orange mengilat itu ia angkat dak keluarkan dari loker.“E – Emas batangan?” Sarah menggumam dengan suara bergetar.Ada lima emas batangan di dalam. Selain itu ada juga kotak beludru berwarna merah dan beberapa lembar map.Setelah meletakkan emas batangan, Sarah mengambil kotak beludru dan membukanya. Perhiasan mulai dari anting-anting, kalung, gelang bermata berlian dan cincin terdapat di dalamnya berikut sertifikat. Bukan hanya satu set, Sarah melihat beberapa perhiasan lain dengan jenis beragam.Tiga map di sana adalah sertifikat tanah, sebuah apartemen dan saham perusahaan. Sarah menggeleng tak percaya. Saat itulah matanya tertuju pada sebuah amplop berwarna ungu muda.Sarah duduk memegang amplop dan membukanya. Matanya basah oleh air mata. Ia menghapusnya cepat lalu membaca tulisan yang ia kenali sebagai tulisan Ayah.‘Sarah sayang. Jika kamu membaca surat ini, artinya Aya

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   16. Toko Langganan

    Sadar Adrian memperhatikan dirinya, Sarah mencoba bersikap normal. Untung saja Adrian tidak lagi bertanya macam-macam hingga mereka sampai di toko komputer.“Ini toko langganan perusahaan. Kamu bisa bertemu managernya dan beritahu bahwa kamu istri Tuan Marc. Nanti akan dibantu.” Adrian berkata pada Sarah yang langsung mengangguk.Sekali lagi, sebelum turun dari mobil, Sarah mengucapkan terima kasih. Adrian mengangguk dan tersenyum. Mobilnya kemudian meninggalkan Sarah sendiri di depan toko.Masuk ke toko, Sarah disambut seorang pegawai. Karena keramahan pegawai tersebut, Sarah jadi merasa tidak perlu meminta bantuan manager toko.Beberapa pilihan laptop kini diperlihatkan kepada Sarah. Semuanya adalah laptop dengan harga mahal. Ia pun bingung memilih yang mana.Akhirnya Sarah memutuskan memfoto dan mengirimkannya ke ponsel pribadi Marc. Untung saja Frank memberikan nomer tersebut saat ia berkeluh kesah sulit menghubungi suaminya sendiri.Tak lama kemudian, Marc malah menelepon Sarah.

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   17. Serangan Gairah

    Dalam perjalanan pulang ke rumah, Marc menghela napas kala membaca pesan dari Mama-nya. Lucy marah karena Marc meminta Marsha bekerja keras hingga bekas lukanya sakit kembali.Setelah mengeluh sakit, Marc meminta Marsha pulang dan beristirahat. Namun karena masih banyak pekerjaan, Marc tidak mengantar Marsha pulang yang membuat wanita itu kembali kesal.Selama Sarah pergi, Marsha memang cukup dekat dengan Marc. Terutama saat wanita itu kembali dari Korea untuk pemulihan. Saat itu Tinna mengatakan bahwa putrinya terpaksa berhenti bekerja karena kini hanya memiliki satu ginjal.Namun, Tinna juga mengeluh pada keluarga Carrington bahwa Thomas – suaminya tidak meninggalkan banyak warisan untuk biaya hidup. Akhirnya Lucy berinisiatif menjadikan Marsha sebagai sekretaris pribadi Marc.Marc tidak membalas omelan Mama-nya di telepon. Sampai di rumah, ia melihat ruang kerjanya terbuka. Sarah duduk di kursi sambil mengetik di komputer.“Kenapa tidak pakai laptop?” Marc masuk dan menegur istriny

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   18. Menyusun Rencana

    “Kontrasepsi.” Marc menjawab santai.Sarah tertegun sejenak sebelum akhirnya menelan obat tersebut. Hatinya pedih namun ia tahan sekuat tenaga untuk tidak terlihat kesal.Mereka tidur saling memunggungi seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Apa yang Sarah harapkan dari lelaki yang memang berniat menceraikannya?Esok paginya, Sarah bangun lebih dulu. Ia membilas tubuh, berpakaian rapi dan memoles wajahnya dengan make up.“Mau ke mana?” Marc yang masuk ke kamar mandi heran melihat istrinya berdandan.“Kerja.” Singkat dan jelas, Sarah menjawab.Namun, Marc kembali menatapnya dengan satu alis terangkat tinggi.“Bukannya kamu bekerja remote? Untuk apa dandan?”Apa pedulinya? Sarah menggumam dalam hati. Ia menghela napas sebelum membalas.“Terkadang Bosku melakukan panggilan videocall.”Tidak ada komentar lagi dari Marc. Ia membuka piyamanya di depan Sarah dan berjalan ke pancuran air.Sarah segera keluar dari kamar mandi. Bagaimanapun, ia wanita normal yang juga menyukai visual lelaki

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   19. Dalang

    Sarah melempar ponselnya. Sebuah nomer telepon tak dikenal telah mengirimi foto-foto kemesraan Marc dan Marsha. Pantas saja Marc bilang ia akan terlambat pulang, pasti karena setelah jam kantor usai, lelaki itu pergi dengan kakak tirinya.“Biarkan saja, Sarah.” Sarah menggumam dalam hati.Namun kemudian kepalanya menggeleng. Tidak. Ia tidak merasa cemburu.Hanya saja, ia merasa Marc benar-benar lelaki yang kurang ajar. Semalam mereka bercinta, esoknya ia pergi dengan wanita lain. Dirinya dianggap apa?Sesaat kemudian ia merasa kasihan pada Frank. Apa jadinya jika benar Marc menikahi Marsha. Karena ia yakin Marsha hanya mengincar harta keluarga Carrington saja. Pusing memikirkan prilaku Marc, Sarah menelepon Ibu Irma. Sambil tiduran menghadap langit-langit, Sarah menunggu teleponnya dibalas. “Sarah? Nak?” Ibu Irma menjawab dengan suara tergesa.“Ibu kenapa? Kok suaranya seperti terengah-engah?” Sarah menjawab dengan nada khawatir.“Tidak apa-apa, Nak. Hanya saja Ibu takut kamu kenapa

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   20. Kamu Menuduhku?

    “Kupikir kamu nggak akan pulang tadi malam.” Sarah sedang melayani Marc sarapan.Ketika bangun, Sarah terkejut melihat Marc ternyata tidur di sampingnya. Wanita itu tidak membangunkan suaminya karena tau pasti Marc pulang dini hari.“Aku sempat ketiduran sebentar di rumah Papa.” Marc menjawab.“Oh, kenapa ke rumah Papa?”“Mengantar Marsha yang menginap di sana.”Sarah tidak berkomentar lagi. Mereka makan dalam diam. Sarah mengamati Marc yanng tampak masih mengantuk.Bahkan Marc meminta segelas kopi pahit lagi pada pelayan. Pasti karena cangkir kopi pertama belum bisa membuatnya segar.“Mungkin sebaiknya kamu tidur lagi sejam atau dua jam. Kamu terlihat sangat mengantuk dan belum siap bekerja pagi ini.” Sarah menyarankan suaminya.Tanpa berkata apa-apa, Marc meninggalkan Sarah. Wanita itu menoleh dan mengamati suaminya yang berjalan kembali ke kamar mereka.Agaknya Marc menuruti saran Sarah untuk beristirahat kembali. Marc sampai lupa membawa ponselnya. Alat komunikasi canggih itu berd

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   21. Ingin Membantu Teman

    Sarah hanya menggeleng mendengar gerutuan Mama mertuanya. Apa hubungannya sakit Frank dengan kedatangannya?“Wah, wah ... sok sibuk sekali yang kerjanya tidak jelas.”Jari-jari Sarah yang sedang mengetik jadi terhenti mendengar suara di belakangnya. Marsha kemudian duduk di sampingnya dan melihat ke layar laptop. Sarah segera menutup laptop.“Apa kamu sendiri tidak bekerja?” Sarah memicingkan mata pada Marsha. Lalu terang-terangan mengamati cara berpakaian Marsha yang menampakkan lekuk tubuhnya dengan jelas.“Bosku ‘kan ada di sini. Aku ikut ke mana pun Bos-ku pergi.” Marsha menyeringai menyebalkan.“Bukannya seharusnya kamu malah menyelesaikan pekerjaan Bosmu saat Bosmu tidak ada di kantor? Akh, ya, aku lupa. Kamu sebenarnya memang tidak bisa bekerja menjadi sekretaris.” Sarah menyahut dengan nada menyindir.Wajah Marsha merah hingga ke telinga. Ia mendengus kasar lalu menghentakkan kaki meninggalkan Sarah.Baru lima belas menit kembali bekerja, Sarah mendengar langkah-langkah kaki m

Bab terbaru

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   200. Pendengar yang Baik

    Irwan menunggu. Vania mungkin sedang mengumpulkan kekuatan untuk memceritakan kisah kelamnya pada seseorang. Apalagi ia adalah orang baru yang pertama kali ditemui."Aku dan Bryan, ayah Arzan menikah tanpa restu. Kami lari dari keluarga karena memilih mempertahankan cinta."Vania mengembuskan napas kasar. Ia menyandarkan punggung pada dinding. Jari-jari tangannya saling bertautan."Di perkemahan seperti ini lah kami berbulan madu. Tiga bulan kemudian, aku hamil. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, beberapa bulan berikutnya, Bryan didiagnosis menderita kanker usus."Isakan Vania membuat Irwan memeluk erat Arzan. Ia tak ingin Arzan terbangun. Vania lalu sadar untuk segera menguasai diri.Sembari mengatur napas, Vania mengusap air matanya. Kini ia duduk sambil memeluk kaki-kakinya yang ditekuk.Dalam keadaan hamil, Vania merawat Bryan. Bryan cukup tegar dan berusaha menjalani pengobatan didampingi Vania.Pilihan itu datang saat Vania melahirkan. Kondisi Bryan bertambah lemah. Keuanga

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   199. Sudah Siap, Bukan?

    Alrzan langsung bersembunyi di balik tubuh Vania. Wanita itu menyorotkan lampu senter pada lelaki yang berdiri di kegelapan. Arzan mengintip lalu bersorak.“Om Irwan.” Arzan langsung berlari menghampiri dan memeluk Irwan. “Lampu kabin kami mati, Om.”Irwan mengusap kepala Arzan. “Iya, kabin Om juga. Tadinya Om mau mencari bantuan tapi mendengar teriakan. Kebetulan sekali kita ada di sini, ya."“Aku bersama Ibu Vania. Cuma berdua.” Arzan menunjuk Vania yang terpaku di tempat melihat kedekatan putranya dengan lelaki yang dipanggil Om Irwan tersebut.Irwan mengangguk. Setelah berada pada jarak cukup dekat, Irwan menjulurkan tangan. Vania menyambutnya dan tersenyum penuh kelegaan.“Irwan. Aku putra Ibu Irma.”Sejenak setelah balas menyebut namanya, Vania mengamati Irwan. Rasanya ia pernah bertemu dengan lelaki ini. Tetapi, ia tidak ingat meskipun ia sering berada di kafe.“Kita memang belum pernah bertemu sebelum ini.” Irwan menjawab pengamatan Vania pada dirinya. “Oh, mungkin sekali. Saa

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   198. Orang Terdekat

    “Jadi Khanza, editor Vania yang menjadi otak gosip antara kamu dan Vania?” Sarah mengangkat alisnya. Tak menyangka bahwa ternyata orang terdekat Vania lah yang membuat kebohongan tersebut.“Iya. Itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan buku Vania. Kamu ingat? Gosip itu beredar tak lama novel baru Vania terbit di pasaran.”Sarah mengangguk mengerti. “Vania tau?”“Itu sedang diselidiki Om Adrian.”“Perasaanku mengatakan Vania tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua.”Pernyataan Sarah dikuatkan oleh dugaan bahwa Vania tidak mungkin mempertaruhkan nama baiknya. Jika ia memang terlibat dan keluarga Carrington tau, ia pasti tidak akan bertemu lagi dengan Arzan. Bahkan Sarah sendiri pun akan melarangnya.Marc mengangguk setuju. Ia berharap hari ini juga sudah mendapat kabar dari orang-orang Adrian yang bekerja untuk mengusut kasus pencemaran nama baik ini.“Jika Arzan sudah pulang, kemungkinan ia menemukan berita tersebut akan besar. Aku tidak ingin itu terjadi.”“Aku tau.” Sarah mencebi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   197. Tidak Mampu Bersaing

    Dua hari kemudian, Vania menjemput Arzan. Selama akhir minggu, ia akhirnya memperoleh izin membawa Arzan hanya berdua saja. Vania menjemput Arzan di rumah keluarga Carrington.Sarah menyambut Vania sambil menggandeng Arzan. Ia menyerahkan tangan Arzan pada Vania dan hanya berpesan untuk bersenang-senang.“Ingat pesan Mama ya, Sayang.” Sarah mengelus kepala Arzan sebelum putra angkatnya itu masuk ke dalam mobil.Arzan mengangguk lalu memeluk Sarah erat-erat. Ia juga mencium pipi Sarah dan berkata akan menurut pada pesan sang Mama. Vania memperhatikan inetraksi tersebut dengan rasa haru.Selalu saja ada rasa iri di hati Vania. Tapi, ia merasa itu hal yang wajar. Ia bertanya dalam hati kapan Arzan akan sehangat itu pada dirinya.Dalam perjalanan, Arzan lebih banyak mengamati jalanan. Sesekali ia menengok ke belakang. Sebuah mobil van mengikuti kendaraan Vania.“Ada mobil penjagamu, ya?” Vania tersenyum pada Arzan.Anak lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan ibu kandu

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   196. Jangan Mencegahku

    "Mana? Aku mau lihat." Sarah mencondongkan tubuhnya ke arah ponsel Marc.Pasangan suami istri itu sama-sama memperhatikan layar kecil ponsel Marc. Dengan kesal, Marc menyerahkan ponselnya pada sang istri. Ia malas membaca lanjutan berita tersebut."Pasti sebentar lagi Papa atau Mama akan menelepon dan marah-marah padaku." Marc kemudian bersungut. "Tadi saat kamu bilang tidak bisa ikut, aku sudah memiliki perasaan tak enak.""Nanti kalau Mama atau Papa menelepon, biar aku saja yang bicara pada mereka." Sarah menenangkan suaminya.Namun kali ini Marc tidak dapat mentoleransi berita tersebut. Portal gosip itu mengatakan ia mengadakan pertemuan rahasia dengan Vania untuk membahas putra mereka."Kamu jangan mencegahku lagi. Aku akan meminta pengacara menuntut pasal pencemaran nama baik."Tidak ada balasan dari Sarah. Ia sedang sibuk mengamati berita tersebut."Memangnya kamu sempat ngobrol berduaan dengan Vania, ya?""Tadinya aku sudah cerita ia minta maaf atas beredarnya gosip dan mengaku

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   195. Selalu Begitu

    Vania merasa bertambah senang karena setelah beberapa kali bertemu, akhirnya Arzan mulai banyak terbuka padanya. Meski anak itu masih kaku jika bersentuhan, Vania tetap memberikan perhatian melalui kontak fisik seperti mengelus, mengusap, memeluk dan mencium putranya.“Ok, nanti jangan lupa tanyakan pada Mama dan Papa kapan kita bisa kemping berdua, ya.” Vania berkata dengan penuh harap pada Arzan.Arzan mengangguk. Pada pertemuan itu, Arzan juga menunjukkan hasil tulisannya. Dengan bersemangat, Vania membaca dan mengangguk-angguk.“Sepertinya kamu memang berbakat.”“Apa aku bisa menjual buku dan mendapatkan uang seperti Ibu?”Kekehan kecil terdengar dari hidung Vania. “Tentu saja bisa. Tetapi, masih banyak yang mesti kamu pelajari karena menulis bukan hanya tentang menceritakan apa yang ada di kepalamu.”Vania berpesan bahwa Arzan harus banyak belajar tentang teori kepenulisan. Menurutnya, cerita Arzan menarik namun dari segi alur masih perlu diperbaiki. Arzan tampak serius melihat b

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   194. Tidak Mau Membahas

    “Semua gagal.” Irwan berkata datar saat Marc bertanya tentang kencannya.Pagi ini, kantor Irwan kedatangan Marc. Lelaki itu mendapat laporan bahwa Irwan telah beberapa kali melakukan kencan buta dengan bantuan aplikasi jodoh.“Memang berapa kali sih kamu berkencan?”“Tiga kali.”“Artinya aplikasi itu tidak bagus. Mungkin kamu bisa coba cara konvesional saja.”“Maksudmu, amati sekeliling, jika ada yang menarik langsung ajak kencan?”“Iya seperti itu.”Dengan cepat, kepala Irwan menggeleng. Menurutnya kehidupannya sekarang hanya kantor dan rumah. Sementara ia tidak ingin berkencan dengan teman atau pegawai kantor.Marc menawarkan bantuan. Ia berkata Larry mungkin memiliki teman wanita yang juga sedang mencari jodoh. Mereka sama-sama tau, Larry memiliki pergaulan yang luas.Pasrah, Irwan mengangguk. Mereka melanjutkan membahas pekerjaan. Hingga akhirnya diskusi itu selesai.“Sepertinya hari ini kamu dan timmu harus lembut.” Marc berkata seraya bersiap akn pergi.“Iya. Aku juga berpikiran

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   193. Capek Marah-Marah

    “Jadi, kamu tidak berfoto sama Vania?” Sarah mengulangi pernyataan Marc yang menyangkal ia berada satu frane bersama Arzan dan Vania.“Tidak.” Marc menggeleng tegas. “Aku lebih dulu yang berfoto berdua dengan Arzan. Setelah itu Vania dan Arzan.”Tetapi, Marc berkata saat itu memang banyak kamera yang mengarah pada mereka. Marc tidak menaruh curiga karena mereka sedang berada di sekolah.“Jadi, kamu jangan berprasangka buruk padaku.”“Siapa yang berprasangka buruk?”“Aku takut kamu cemburu.”Sarah mencebik. “Tidak. Lagipula kalau kamu mau sama Vania, ya silahkan saja.”Marc terperanjat mendengar pernyataan istrinya. “Kok gitu?”“Yaa ... kamu suka nggak sama Vania?”“Enggak lah. Pertanyaanmu aneh sekali, Sayang.”“Ya, sudah. Kalau begitu, aku tidak curiga, cemburu, kesal atau marah padamu.”Marc mengembuskan napas lega. Meski ia jadi merasa aneh karena Sarah seperti cuek saja. Rasanya ia lebih suka Sarah cemburu.Bukankah cemburu tanda cinta? Tanda bahwa seorang istri tidak ingin suamin

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   192. Foto Editan

    Berita peluncuran buku Vania diiringi pemberitaan yang cukup menghebohkan. Beredar gosip bahwa Marc adalah ayah kandung dari anak Vania. Berita mengguncang itu dilengkapi foto Arzan saat kemping di mana anak itu berdiri di antara Marc dan Vania.Mereka tampak seperti keluarga kecil yang bahagia.“Kenapa kamu tidak ikut berfoto, Sarah?” Frank terlihat protes pada menantunya.“Saat akan foto, Vivi rewel, Pa. Jadi aku membawa Vivi ke suster dulu.” Sarah mengembuskan napas berat mendapat berita tersebut. Ia juga tidak tau ternyata Marc berfoto bertiga dengan Arzan dan Vania.“Mama akan marahi suster. Sudah tau Vivi sakit, kenapa ia tidak siaga di dekatmu.” Lucy dengan kesal juga ikut protes.“Aku yang suruh suster menunggu di luar, Ma. Itu kan area khusus pengantar anak-anak yang kemping.”“Lalu, kenapa Vania ikut-ikutan?” Lucy masih tidak terima.Sarah mengaku bahwa ia mengizinkan Vania ikut. Bahkan ia sendiri yang meminta izin pada sekolah agar ibu kandung Arzan itu bisa mengikuti upaca

DMCA.com Protection Status