Share

Bab 58

Author: Nashwa Fazila
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Semua orang pun tengah sibuk mempersiapkan keperluan untuk acara resepsi besok.

Meskipun begitu tetap saja Melati ikut andil membantu persiapan.

"Melati sayang kamu sedang apa nak? sudah simpan itu dan duduk bersama Sintia disana!" pinta Oma Laksmi.

"Engga Oma, aku juga ingin ikut membantu mempersiapkan semuanya. Lagi pula ini jugakan pesta untuk aku!" ujar gadis itu menolak.

"Oma tahu sayang, tapi kamu juga kan harus mempersiapkan fisik kamu untuk besok. Ini biar orang lain saja yang mengerjakan yah!"

"Ya sudah Oma, tapi aku akan menyelesaikan pekerjaan ku yang ini dulu. Aku akan memasang hiasan bunga ini disana, baru setelah itu aku tidak akan melakukan apapun lagi!"

"Ya sudah kalau begitu, tapi tetap hati-hati yah sayang!"

"Liat deh si Melati caper banget tahu gak, ngapain sih dia pake segala pengen bantuin orang-orang ngerjain semua ini. Harusnya dia itu diem saja disini bareng kita!" celetuk Cindy yang bicara pada Sintia.

"Kamu yang sopan dong manggilnya jangan cuman nyebuti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 59

    Devan masih dengan sikap dinginnya, dia terlihat mematung tanpa sepatah kata pun. "Kenapa jantungku berdetak sangat cepat sekali saat Melati memeluk ku seperti tadi, aku belum pernah merasakan hal ini sebelumnya.!" ujar pria itu yang masih berdiri tegak."Mas maafin aku kalau aku sudah lancang, tolong jangan marah!" pinta Melati dengan wajah yang setengah ketakutan."Kenapa dari tadi mas Devan hanya diam saja, apa dia benar-benar marah karena aku sudah berani memeluknya." ungkap gadis itu dalam hatinya. "Ya ampun kenapa aku bisa sebodoh itu, harusnya aku bisa mengontrol diri aku ini agar tidak seceroboh itu!" "Mas... kamu kenapa diam saja? apa kamu benar-benar marah padaku?" tanya gadis itu sekali lagi sambil menepuk pundak pria yang ada di hadapannya. "Hhmmm Iyah kenapa?" sahut Devan sedikit kaget. "Mas tolong maafkan aku, aku tidak bermaksud memeluk mu seperti tadi!" ujar gadis itu sambil memohon dengan ekspresi ketakutan. "Sudahlah lupakan saja, anggap saja kamu tidak pernah m

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 60

    Besok paginya semua para tamu undangan pun sudah mulai berdatangan di kediaman keluarga Pak Hardi. Disana juga sudah nampak keluarga Melati dan juga yang sedang duduk di tempat yang sudah disediakan. Begitu pun dengan Linda dan juga Radit yang datang bersamaan."Pak, pestanya besar sekali yah pak!" ujar Bu Sukma. "Iyah Bu, bapa sudah menduga kalau acara resepsi ini pasti akan diadakan secara mewah!" ujar pria paruh baya itu. "Ibu jadi merasa malu!" "Kenapa harus malu Bu, kita itukan orang tua dari calon mempelai wanita!" "Waw mas, ini rumahnya Melati dan suaminya?" tanya Linda dengan polos. "Iyah, ini rumah mereka berdua dan keluarganya!" sahut Radit cepat. ''Bagus banget yah mas rumahnya besar dan mewah!" puji gadis itu. "Terus Rifaldi juga tinggal disini sama istrinya?" tanya Linda sambil berbisik. "Iyah, mereka berdua tinggal disini juga!" sahut Radit."Gimana yah perasaannya Melati saat harus tinggal satu atap sama orang yang sudah mengkhianati dia!" ujar Linda dalam hatin

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 61

    Melati juga tampak terkejut setelah tahu bahwa Sheril datang ke acara resepsi pernikahan mereka. "Kenapa Sheril ada disini? siapa yang mengundangnya !" ujar gadis itu bingung. Dia pun menoleh ke arah suaminya yang terlihat sedang menatap mantan kekasihnya itu dengan sedikit heran. "Mas, apa kamu yang mengundang mba Sheril?" tanya Melati sambil berbisik. "Tidak, justru aku juga bingung kenapa dia bisa datang kesini!" sahut pria itu cepat. "Lalu bagaimana mas, aku takut kalau nanti akan menimbulkan masalah!" "Sudahlah jangan khawatir, kita harus tetap tenang dan bersikap biasa saja!" "Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga!" ujar Rifaldi sambil tersenyum licik. Tanpa rasa malu Sheril pun langsung menghampiri Devan dan juga Melati."Haii... selamat yah buat kalian berdua!" ujar gadis tidak tahu malu itu sambil mengulurkan tangan nya. Namun Devan hanya diam saja, tanpa menjawab apapun. Mendapatkan perlakuan seperti itu Sheril pun lebih memilih mengabaikan dan mengulurkan tang

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 62

    Semua orang pun berhenti menari dan hanya tinggal kedua pasangan pengantin saja yang masih berdansa. "Sekarang kamu sudah sangat lancar yah!" bisik Devan menggoda Melati. "Hhmmm aku hanya mengikuti instruksi kamu saja mas!" sahut gadis itu berbisik."Sebaiknya kita harus terlihat lebih romantis lagi, agar Sheril bisa merasa cemburu dan lebih yakin kalau kita berdua saling mencintai!" Melati pun hanya menganggukkan kepalanya saja tanda setuju. "Lihat pak, anak kita begitu mesra bersama suaminya!" ujar Bu Sukma. "Iyah Bu, bapa senang sekali karena Melati anak kita bisa mendapatkan suami yang baik seperti nak Devan!" sahut Pak Rian sambil tersenyum."Lihat deh mereka berdua so sweet dan serasi banget yah!" ungkap Linda yang terlihat senyum-senyum sendiri melihat sahabatnya itu. "Dan sejak kapan Melati pandai berdansa, padahal sebelumnya dia itu tidak pernah melakukan itu sebelumnya!" "Itu karena Devan yang mengajari Melati sampai dia bisa seperti itu!" sahut Radit. "Waw aku benar

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 63

    "Aku harus cari tahu lebih lanjut lagi, takutnya mas Rifaldi sedang merencanakan sesuatu yang lain dengan perempuan itu!" ujar Sintia. "Rifaldi, dimana Sintia?" tanya pak Hardi. "Loh aku gak tahu pah dimana dia, bukannya dari tadi Sintia sama orang tuanya!" sahut pria itu. "Justru Sintia itu gak ada disini, kamu pikir dia sedang bersama kamu!""Ya sudah sekarang kamu cari dulu istri kamu itu, soalnya kita semua sebentar lagi akan melakukan sesi foto!" pinta Oma Laksmi."Iyah baiklah Oma!" sahut Rifaldi singkat. Baru saja pria itu ingin melangkahkan kakinya Sintia tiba-tiba saja datang. "Sintia, kamu habis dari mana?" tanya Rifaldi. "Aku habis cari kamu mas kemana-mana engga ada, ternyata kamu ada disini!" sahut gadis itu berbohong. "Aku tadi memang ada urusan sebentar, tapi aku juga tidak pergi jauh kok. Semua orang panik loh nyariin kamu!" "Iyah maaf mas, maafin aku yah semuanya sudah membuat kalian khawatir!" "Tidak apa-apa Sintia, sekarang kan kamu juga sudah Kemabli. Ayoh

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 64

    Melati pun keluar dari dalam kamar mandi, terlihat dia sudah berganti pakaian dengan baju tidur miliknya. Sementara Devan masih di sibukkan dengan laptopnya itu. "Mas sebaiknya kamu pergi mandi dulu, dan aku akan membuatkan kamu kopi!" ujar Melati. "Iyah aku memang sudah sangat gerah sekali!" sahut pria itu sembari berdiri dari duduknya. "Ya sudah kalau begitu aku akan pergi ke dapur untuk membuatkan kamu kopi!" Pria itu pun hanya menganggukkan kepalanya saja tanda setuju. Sementara itu di luar terlihat Sintia sedang mengintai Melati. Tak lama kemudian Melati pun keluar dari kamarnya. "Sintia, sedang apa kamu disitu?" tanya gadis itu penasaran."Tidak sedang apa-apa kok mba, mba sendiri mau kemana?" sahut Sintia bertanya balik. "Aku mau ke dapur, mau membuatkan kopi untuk mas Devan!" "Oh gitu yah, kebetulan sekali aku juga memang ingin pergi ke dapur untuk mengambil air minum!" "Ya sudah ayoh kita barengan saja!" ajak Melati."Ternyata benar apa kata Oma, kalau mba Melati itu

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 65

    "Kenapa kepalaku rasanya sakit sekali!" ujar Devan sambil memegang kepalanya.Melati yang menyadari hal itu pun langsung menghampiri suaminya. "Mas, kamu kenapa?" tanya gadis itu dengan perasaan yang panik. "Aku juga tidak tahu, tapi kepalaku tiba-tiba saja pusing!" sahut Devan dengan lirih. "Ya sudah sebaiknya kamu tidur saja, mari sini biar aku bantu!" "Sepertinya kamu terlalu kecapean mas, makanya kepalanya sampai terasa pusing seperti ini!" Gadis itu pun membantu suaminya berbaring di tempat tidur. Namun ternyata obat perangsang itu sudah mulai bereaksi yang membuat Devan tidak bisa menahan hasratnya. "Melati, tolong jangan pergi!" pinta pria itu dengan lirih. "Tidak mas, aku akan tetap disini! biar aku pijit kepalanya yah!" sahut gadis itu dengan polos.Devan pun memegang tangan gadis itu dengan sangat erat sekali. "Ada apa dengan mas Devan? tidak biasanya dia bersikap seperti ini!" ujar Melati dalam hatinya. "Mas apa kamu baik-baik saja?" "Yah aku baik-baik saja, aku h

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 65

    Seperti biasanya Melati pun terlihat sedang membantu Bi Mariam menyiapkan sarapan pagi."Selamat pagi semuanya!" sapa Sintia. "Selamat pagi non Sintia!" sahut Bi Mariam. "Selamat pagi juga Sintia!" sahut juga Melati dengan ramah. "Kok mba Melati sudah ada di dapur sih sepagi ini?" tanya Sintia. "Ya memang sudah menjadi kebiasaan aku kan, kalau setiap pagi aku akan membantu Bi Mariam menyiapkan sarapan pagi! kenapa kamu bertanya seperti itu!" "Tidak apa-apa kok mba, ya kemarin kan kita habis mengadakan pesta yang pastinya membuat badan kita lelah. Tapi ternyata mba Melati malah sudah berada di dapur sepagi ini!"ungkap gadis itu mencari alasan. "Ya sudah sini biar aku bantu!" "Aku jadi penasaran, semalam mereka berdua melakukan atau tidak yah!" ungkap Sintia dalam hatinya. "Aku akan memberikan teh hijau dulu untuk mas Devan, jadi tolong kamu teruskan dulu yah sin!" pinta Melati. "Iyah siap mba!" Sintia pun memperhatikan Melati dengan seksama. "Non Sintia kenapa ngelihatin non

Latest chapter

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 120 The End

    Keesokan harinya Rifaldi sudah berada di depan rumah Sintia, dia terlihat membawakan Sintia bunga dan juga buah-buahan untuk keluarganya. "Assalamualaikum Pak...!" sapa dia pada mertuanya yang kebetulan berada di depan. "Waalaikumsalam... nak Rifaldi pasti kesini untuk menemui Sintia bukan!" sahut pria paruh baya itu.."Iyah Pak, apa Sintia ada!" "Ada, ayoh kita masuk ke dalam!" "Mas Rifaldi, kamu kesini lagi? ada apa mas?" tanya Sintia. "Aku datang kesini untuk meminta kamu agar ikut pulang dengan aku ke rumah kita!" sahut pria itu. Sintia pun langsung memandangi wajah kedua orang tuanya. "Apa mas Rifaldi sudah yakin dengan keputusan ini, aku tidak mau kalau nantinya mas Rifaldi akan menyesal!" "Tentu saja aku sudah yakin, aku tidak akan menyesal sama sekali karena ini murni keinginan aku. Aku ingin kita bisa sama-sama seperti dulu lagi sintia, tolong berikan aku satu kesempatan untuk bisa menjaga dan mencintai kamu dan ikut membesarkan anak kita sama-sama!" ungkap Rifaldi de

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 119

    "Bapa akan mencoba membantu kamu dan berbicara dengan Sintia mengenai ini, bapa akan memberikan pengertian pada dia. Jadi nak Rifaldi harus mau menunggu untuk itu!" ujar Pak Ridwan."Aku tidak masalah sama sekali pak jika harus menunggu Sintia begitu lama!" Baiklah, kalau begitu sebaiknya nak Rifaldi pulang dulu saja, besok pagi nak Rifaldi bisa datang kesini lagi dan kami akan memberikan keputusannya!" "Baik Pak, Terima kasih sebelumnya atas bantuannya Pak, Bu!" "Sama-sama nak Rifaldi, kalau untuk kebaikan pasti kami akan selalu mendukung. Iyah kan Pak!" ujar Bu Anis. "Iyah bu benar sekali!" sahut Pak Ridwan sambil tersenyum.."Kalau begitu saya pamit pulang dulu pak, besok pagi saya akan kesini lagi. Dan tolong sampaikan salam dari saya untuk Sintia!" "Assalamualaikum....!" ujar Rifaldi.."Waalaikumsalam...!" sahut Bu Anis dan Pak Ridwan..Setelah Rifaldi pulang, Bu Anis dan Pak Ridwan pun langsung mencoba untuk berbicara dengan Sintia. Tok tok tok"Sintia, buka dulu nak. Kami

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 117

    Serangkaian acara pun mulai di lakukan, semua orang tampak sangat bahagia sekali. Kini acara itu dilanjutkan dengan melakukan siraman. "Dimana ayah dari calon bayinya? Mama suami kamu!" tanya seorang wanita paruh baya yang memimpin acara tersebut...Sontak semua orang pun terdiam dan saling menatap satu sama lainnya. "Apa acaranya tidak bisa dilanjutkan kalau tidak ada suami saya mbok!" tanya Sintia. "Memangnya suami kamu kemana? bukankah ini juga acara yang penting untuk dia!" "Saya ada disini!" sahut seorang pria yang tiba-tiba saja datang. Semua orang pun langsung dialihkan pandangnya, dan merasa terkejut saat tahu bahwa pria tersebut adalah Rifaldi..."Rifaldi pah!" ujar Bu Ranti pada suaminya. Rifaldi pun langsung berjalan ke arah Sintia..."Apa sekarang acaranya sudah bisa di mulai?" tanya pria itu membuat semua orang membisu."Tentu saja, kita bisa mulai siramannya sekarang!" Acara siraman tujuh bulanan pun langsung di lakukan... Setelah serangkaian acara selesai dan b

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 116

    "Mas, Cindy.. ayoh kesini. aku sudah membuatkan minuman dan cemilan untuk kalian!" panggil Melati...Tak berselang lama Cindy dan Devan pun datang menghampiri Melati yang sudah berada di ruang makan. "Ya ampun kak, kenapa gak ngajak-ngajak aku sih. Aku kan bisa bantuin kakak!" ujar Cindy. "Engga apa-apa kok, ini kan bikinnya juga simple banget jadi kakak bisa sendiri!" sahut Melati.."Aku cobain yah, kelihatannya enak banget!" "Iyah boleh dong, ayoh di makan!" "Hmmm apapun yang dibuat oleh istri aku ini memang gak pernah gagal. Tangan kamu ini memang ajaib banget yah!" "Makasih yah mas, kamu itu selalu memuji aku!" "Kapan-kapan aku juga mau dong kak belajar masak, biar nanti tuh setelah aku punya suami aku bisa masakin suami aku makanan yang enak terus setiap hari. Terus dapet pujian deh dari dia, sama seperti kalian ini!" ungkap Cindy. "Boleh dong, kamu bisa datang kesini dan belajar kapan pun yang kamu mau. Kakak pasti akan selalu ngajarin kamu sampai kamu bisa!" sahut Melati

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 115

    Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh akhirnya Melati, Devan dan Cindy pun sudah sampai di rumah baru mereka. Melati terlihat senang sekali dengan rumah baru yang akan ditinggalinya itu. Rumah yang terlihat sangat megah, dan halaman yang luas beserta taman membuat rumah itu terkesan mewah. "Gimana menurut kamu? apa kamu suka sama rumahnya!" tanya Devan. "Aku suka banget mas sama rumahnya, rumahnya bagus, mewah dan terlihat sangat nyaman!" sahut gadis itu. "Waw keren banget kak, ternyata kak Devan pintar juga yah milih desain rumah yang bagus!" puji Cindy. "Aku kayaknya bakalan sering nginep disini deh, apalagi letaknya juga tidak terlalu jauh dari kampus aku!" "Tentu saja boleh dong, kalau kamu mau tinggal disini juga tidak masalah sama sekali kok!" sahut Devan. "Iyah, kakak malah seneng banget karena nanti ada temennya!" "Ya udah yuk kita masuk ke dalam, pasti kamu sudah penasaran kan dengan isi rumah kita yang baru ini!" ajak Devan. "Iyah mas, aku memang sudah penas

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 114

    Keesokan paginya terlihat Devan dan Melati sudah bersiap-siap untuk pindah rumah, semua orang pun merasa sedih akan kepindahan mereka berdua. "kenapa kalian berdua mendadak pindah pagi ini, bukankah akan pindahnya sore nanti!" Ujar Oma Laksmi.."Sebelumnya aku mau minta maaf Oma, karena secara mendadak aku dan Melati memutuskan untuk pindah pagi ini. Aku juga sudah bicara dengan papa dan meminta ijin untuk tidak masuk kantor dulu!" "Loh kak Devan sama kak Melati mau pindahan sekarang?" Tanya Cindy."Iyah Cindy!" Sahut singkat Melati.."Tapi kenapa? Bukannya kemarin bilangnya nanti sore yah!" "Tadinya memang begitu tapi kita jugakan harus beresin barang-barang kita nanti disana. Jadi pasti akan membutuhkan waktu yang cukup lama!" "Ya udah kalau gitu aku ikut kalian yah, aku bantuin kalian beres-beres disana gimana? Bolehkan?" "Boleh dong, malah kita senang banget karena ada yang bantuin. Iyah kan mas!" Devan pun menganggukkan sambil tersenyum ke arah Cindy. "Yess!" Ucap gadis it

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 113

    Terlihat Melati sedang membereskan barang-barangnya yang akan dia bawa nanti saat pindah rumah, gadis itu nampak sibuk sekali. Dan tak lama dari itu Devan pun sudah pulang dari kantornya.."Kelihatannya istriku ini sangat sibuk sekali, sampai-sampai suami pulang saja tidak tahu!" ujar Devan menggoda.."Ya ampun mas maaf banget yah, aku terlalu asik beresin barang-barang kita!" sahut gadis itu yang merasa tidak enak. "Tidak apa-apa, aku juga hanya bercanda kok!" "Oh Iyah mas, tadi setelah kamu pergi ke kantor ada kedua orang tua Sintia datang kesini!" "Apa Sintia juga ikut?" "Tidak mas, hanya bapa dan ibunya saja yang datang. Mereka datang kesini hanya ingin meminta kejelasan pada mas Rifaldi dan ternyata mas Rifaldi lebih memilih menceraikan Sintia setelah anak mereka lahir nanti mas!" ungkap gadis itu dengan raut wajah yang sedih. "Aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya Rifaldi, dia sampai tega menyakiti banyak orang sekaligus!" "Makanya mas, aku merasa sedih dan bersalah s

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 112

    Setelah kedua orang tua Sintia pulang, Pak Hardi dan yang lainnya pun mencoba untuk bicara dengan Rifaldi. "Rifaldi tunggu dulu!" pinta Pak Hardi.."Ada apa lagi pah!" sahut pria itu ketus. "Papa ingin bicara dengan kamu!" "Kalau papa ingin membicarakan masalah aku dengan Sintia, aku rasa sudah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan pah!" "Rifaldi, mama benar-benar kecewa sama kamu. Kenapa kamu ini jadi egois seperti ini!" ujar Bu Ranti dengan nada yang tinggi. "Aku egois, aku jadi seperti ini karena kesalahan aku sendiri. Seandainya saja waktu itu aku tidak menikahi Sintia dan meneruskan pernikahan aku dengan Melati pasti kejadiannya tidak akan seperti ini!" "Kak, kenapa sih kakak ini gak bisa belajar mencintai kak Sintia. Padahal kak Sintia juga wanita yang baik dia juga sangat mencintai kak Rifaldi dengan sangat tulus!" ungkap Cindy yang juga ikut kesal. "Kamu diam saja Cindy, tolong jangan ikut campur dengan masalah ku ini!" "Kenapa kak, kenapa aku tidak boleh untuk ikut b

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 111

    Pria itu pun langsung bergegas pergi meninggalkan semua orang dengan menahan kesal. "Sepertinya Rifaldi itu marah pah!" Ujar wanita paruh baya itu.."Marah kenapa mah?" "Dia sepertinya kesal karena Melati dan Devan memutuskan untuk pindah rumah, tapi itu hanya perkiraan mama saja!" ungkap Bu Ranti.."Tapi keputusan Devan untuk pindah rumah itu sudah tepat mah, dengan begitu Rifaldi tidak akan terus di bayang-bayangi oleh Melati. Dan siapa tahu dia bisa melupakan Melati juga!" sahut pak Hardi."Jujur saja sebenarnya memang itu alasan aku dan Melati memutuskan untuk pindah rumah, aku merasa tidak akan baik jika harus tinggal satu atap dengan Rifaldi. Apalagi setelah apa yang sudah dia lakukan selama ini sangatlah keterlaluan, dia bahkan yang pertama kali mengajak Sheril untuk bekerja sama!" ungkap Devan."Apa kamu yakin, kamu tahu dari mana soal itu. Kalau Sheril yang terlebih dulu mengajak Rifaldi bagaimana?" tanya Bu Ranti.."Sheril yang mengatakannya langsung mah, bahkan sebelum Sh

DMCA.com Protection Status