Putra kesayangan kami terbangun, aku langsung menenangkan putra kesayanganku.
Aku memeluk dan mengecupnya, memberikan pelukan terbaik sebagai seorang Papa."Cep Bayu sayang, jangan menangis nak. Suaramu kencang sekali nak. Sangat menggelegar," ucapku dengan mengecup kening putraku.
Putraku sekarang sudah tidak menangis lagi, aku kini mengecup kening Tiara.Karena sudah malam, aku menidurkan istri dan anakku.Besok pagi aku akan berangkat pagi sekali, aku yang terbangun pagi sekitar jam empat pagi. Aku segera berangkat ke Bataliaon. Aku langsung melaporkan masalah ini kepada Komandan Batalionku."Permisi Komandan, ada yang saya ingin bicarakan. Dengan Komandan masalah penting Komandan," ucapku dengan membawakan bukti yang mengarahkan tentang penghinaan Ragil kepadaku dan keluargaku.
"Baik Apa yang ingin kamu sampaikan Adrian? Saya akan dengarkan, itu bukti apa Adrian yang kamu berikan ke saya?"Aku dan Tiara, berusaha untuk menenangkan putraku Bayu. Bayu masih menangis, Bayu menangis dengan sangat lamanya. Setelah di tenangkan akhirnya Bayu tenang dan tidak menangis lagi."Akhirnya Bayu tidur juga," ucapku dengan tersenyum."Sayang Bayu sudah tertidur, sebaiknya kita tertidur sayang. Sudah malam juga, besok kan kamu mau dinas," ajak Tiara dengan senyuman.Aku dan istriku Tiara kembali tertidur. Aku yang sangat mengantuk akhirnya tertidur kembali setelah Tiara lebih dahulu tertidur dengan pulasnya.Aku terbangun pagi sekali, sekitar jam empat pagi. Aku segera mandi, setelah aku telah rapih mengenakan seragam Militer PDL (Pakaian Dinas Loreng.)Aku mengajak Tiara, untuk keluar dari kamar menuju ruang makan. Nampaknya putri kami Debora sedang menyiapkan sarapan untuk kami.Untuk kami ber dua dia memasak Nasi Goreng, sedangkan untuk dirinya putri kami sarapan dengan roti
Aku merasa apa yang Ragil fitnahkan untukku, sungguh sangat keterlaluan sekali. Aku menghamipirinya dan bertanya maksudnya apa dia memfitnah aku seperti itu."Ragil kamu kenapa?" tanyaku."Aku nggak apa-apa Adrian," jawab Ragil dengan santainya."Kenapa kamu jahat Ragil?" tanyaku kepadanya dengan emosi yang sudah meningkat."Aku nggak paham Adrian," jawab Ragil dengan santainya."Kamu nggak paham? Kamu yakin nggak paham?" tanyaku dengan tatapan sengit."Iya aku memang nggak paham," jawab Ragil dengan singkat."Untuk apa kau meminta maaf, jika kamu memfitnah aku. Kau tak pernah berubah Ragil," ucapku dengan nada meninggi."Aku minta maaf Adrian, tolong maafkan aku Adrian. Maafkan atas kesalahanku," ungkap Ragil dengan permintaan penuh penyesalan."Baiklah aku akan memaafkan, aku akan memaafkan semua kesalahanmu. Kesalahan yang kamu lakukan kepadaku," ucapku dengan tersenyum ketus.
Aku bersama reanku selama seminghu berada di barak Indobat, aku dan rekan-rekanku kami berlatih selama seminggu. Aku yang sedang berlatih bersama kawan-kawanku. Kini sedang bersiap-siap untuk segera berangkat ke Ukraina selama kita akan dinas. Selama di perjalanan, selama aku di dalam pesawat. Aku dan rekanku, kini sedang sibuk iya kami sedang sibuk belajar bahasa Ukraina. Supaya nanti kami semua dapat beradaptasi dengan baik. Kami harus dapat berinteraksi dengan baik. Kami jangan sampai membuat kesalahan sedikit pun, setibanya kami Pasukan Garuda dari tiga matra TNI, dari ke tiga kesatuan kami tiba di Ukraina.Setibanya aku dan para prajurit terbaik pilihan negara, kami semua di sambut dengan baik oleh masyarakat sekitar. Kami langsung membaur dengan para prajurit dari seluruh belahan dunia aku di sini memiliki sahabat bernama Kim Soek Jin Prajurit TNI AL asal Korea Selatan. Soek Jin adalah kawan terbaikku, selama aku dinas di Ukraina.Aku da
Aku berdoa dengan sangat khusyu, aku sangat sedih sekali. Berharap anak ini lekas sembuh, aku ingin anak ini tidak menangis."Ya Tuhan, aku mohon sembuhkan lah anak ini. Semoga saja anak ini sangat kuat, dapat menghalau penyakit yang ada di dalam tubuhnya.Aku sangat bersyukur, puji tuhan. Mukjizat tuhan sangat nyata. Tuhan mengabulkan permintaanku. Anak kecil tersebut selamat. Aku sangat senang sekali, aku pulang dari rumah sakit menuju barak. Aku sangat letih dan lelah, aku sangat capek sekali.Badanku rasanya pegal-pegal dan remuk-remuk semua, aku merasakan sangat sakit yang teramat sangat.Aku harus berjuang, aku harus bangkit dari ketepurukan ini. Semoga saja kuat menghadapinya. Walau badai menghadang sekali pun aku harus tangguh, karena aku harus menjadi Prajurit yang tangguh.Aku sangat mengantuk, sangat lelah sekali. Aku akhirnya, meminum obat, aku meminum obat sakit kepala.Ketika aku tertidur Put
У мене є ідея та рішення, браття, якщо ти дійсно любиш і любиш свою дівчину -кумира. Чи можете ви поговорити про те, чи хочете ви поїхати до Індонезії? Це навіть якщо він хоче бути серйозним з тобою, а не просто зустрічатися,U mene ye ideya ta rishennya, brattya, yakshcho ty diysno lyubysh i lyubysh svoyu divchynu -kumyra. Chy mozhete vy pohovoryty pro te, chy khochete vy poyikhaty do Indoneziyi? Tse navitʹ yakshcho vin khoche buty seryoznym z toboyu, a ne prosto zustrichatysya," ucapku dengan memberikan solusi kepada sahabatku Hadi dengan menggunakan Bahasa Ukraina.(Aku ada ide dan solusinya bro, jika kamu sangat menyukai dan mencintai gadis pujaanmu. Kamu dapat membicarakan apakah kamu mau ke Indonesia? Itu pun jika ia mau serius kepadamu tidak hanya berpacaran,)"Добрий погляд, брат, я бажаю вам успіху та успіху. Ви повинні бути впевнені, що дівчина - ваша споріднена душа, якщо ні, сподіваюся, ви незабаром
Tatkala aku mengawal pulang anak-anak itu, tiba-tiba ada orang-orang jahat yang menghadang kami. Mereka ternyata membawa senjata sama sepertiku dan rekanku.Aku tertembak, tatkala ada rentetan senjata menghadang tubuhku. Aku terjatuh dan banyak peluru menghadangku. Hingga aku terjatuh dan tumbang.Aku merasakan sakit yg amat sakit, seakan akan meregang nyawaku. Tubuhku terasa dingin menyergap memasuki relungku. Aku sangat kedinginan sekali, aku hanya mendengarkan samar-samar suara yang terdengar di telingaku."Adrian ayo bangun! Segeralah sadarkan lah dirimu. Cepatlah kau bangun," suara Hadi memberikan semangat kepadaku."Bangunlah Adrian, kau harus bangun Adrian. Kau tidak boleh tidak bangun," ucap Kim Soek Jin dengan memberikan semangat.Aku terbangun, Komandanku datang menghampiri dan memelukku."Syukurlah kamu sadarkan diri, saya sangat khawatir atas kondisimu. Semoga cepat pulih Adrian," uca
Aku melihat amarah yang mengusai Kim Soek Jin, aku sangat khawatir dan cemas."Kau kenapa Kim Soek Jin?" tanyaku kepada Kim Soek Jin dengan tersenyum."Kau tidak lihat Zovanka, gadis tak tau malu itu hadir dengan kekasih barunya. Sungguh sangat menyebalkan sekali," bisik Kim Soek Jin kepadaku."Sudah biasa saja, jangan terlalu membencinya. Semoga saja Hadi cepat sembuh aku yakin Hadi adalah orang yang sangat kuat," ucapku dengan berbisik kepada Kim Soek Jin."Вибачте, містере Адріан та містер Кім Сук Цзінь, чи прийшов Хаді до тями?Vybachte, mistere Adrian ta mister Kim Suk Tszinʹ, chy pryyshov Khadi do tyamy?" tanya Zovanka dengan sangat khawatir.(Permisi Pak Adrian dan Pak Kim Soek Jin, apakah Hadi sudah sadarkan diri?)"Хаді не прийшла до тями, міс Зованка, до чого тут пані Зованка? "Khadi ne pryyshla do tyamy, mis Zovanka, do choho tut pani Zovanka?" tanya Kim Soek Jin dengan ketusnya sambil me
Aku akhirnya memberanikan diri, meminjam ponsel Hadi. Karena bateraiku lowbat."Hadi may I borrow your cell phone, please. I really want to call my daughter back because my cellphone battery is low," ucapku dengan memohon kepada Hadi.(Hadi bolehkah saya pinjam ponselmu, saya mohon. Saya sangat ingin menghubungi kembali putriku soalnya batrai ponselku lowbat,)"Yes, of course you can Adrian, you are my friend. Of course I'll lend it," ucap Hadi dengan seutas senyuman yang teruntas di wajah tampannya.(Iya tentu saja boleh Adrian, kau ini kawanku. Tentu saja aku akan meminjamkannya,)Setelah aku mendapatkan pinjaman ponsel dari Hadi, aku langsung menghubungi Debora."Hallo, sorry, met wie is dit?" tanya Debora dengan Bahasa Neterland.(Halo, maaf ini dengan siapa iya?)"Hallo, dit is papa zoon. Sorry schat, het is papa zoon," ucapku dengan senyuman.(Halo,