Daren & Alena
*****
"Kita mampir ke toko buku dulu ya Sar." Kata Ale kepada Sarah yang masih fokus menjalankan mobil mereka.
"Ya elah Loe, suka banget sih ke sana." Decak Sarah.
"Loe tau kan gue suka sama buku-buku di sana." Jelas Ale lagi dan Sarah hanya bisa memutar bola matanya nya jengah.
Ale fokus dengan ponsel nya, baru saja ia memberikan nomor nya untuk grub di Univ dan lihatlah sekarang banyak sekali pesan dari sebagian banyak berjenis kelamin laki-laki.
Dan Ale melihat satu nomor yang menarik perhatiannya dengan isi pesan menyuruh nya menyimpan nomor tersebut.
+62385****
Save Daren Cleo Romanov
Ale bukannya sombong. Namun ia tidak ingin menyimpan nomor pria asing terlebih nama pria tersebut adalah pria Belagu yang tadi meminta bayaran kepadanya dan Sarah untuk menemani dia dan kawan-kawannya menuju Club malam.
"Hey tuan putri, kita sudah sampai." Kata Sarah membuyarkan lamunan Ale.
Lalu setelah itu Ale turun dari mobil dan di ikuti oleh Sarah di belakang nya. Sarah mensejajarkan langkahnya dengan Ale.
"Jangan lama ya!, ingat kita memiliki janji dengan Daren cs." Kata sarah memperingati Ale dan Ale hanya memutarkan bola matanya saja.
Sekitar satu jam, akhirnya mereka keluar dari tempat penjualan buku. sebenarnya Sarah sedari tadi sudah bosan, namun demi sahabatnya ia akhirnya mengalah saja.
******
Ting!
Suara Notifikasi dari ponsel Sarah, membuat wanita itu langsung mengambil ponselnya dari atas nakas di sampingnya.
Sekarang ini ia sedang bersiap untuk menemani Daren dan teman-temannya untuk pergi ke club.
+628356*****
Hay, Gue Renald jangan lupa save ya. Kirim alamat Loe, gue bakal jemput tiga puluh menit lagi.
Mendapat pesan tersebut membuat Sarah menyerit dahinya bingung, lalu bagaimana dengan Ale? Jika ia pergi bersama dengan Renal.
To Renald.
Terus gimana sama sahabat Gue? Dia gak punya tumpangan.
From Renal.
Daren bakal jemput dia.
Send.
Sarah mengirim Ale pesan jika mereka tidak bisa berangkat bersama-sama. Dan tentu ia juga memberitahukan jika ia akan berangkat bersama teman Daren.
Sedangkan di tempat lain, Ale baru saja turun dari kamar nya. Ibu dan ayah nya sedang di luar kota jadi otomatis, hanya dia dan beberapa pembantu saja sisa nya di rumah.
Suara telepon miliknya membuat Ale, langsung mengangkat teleponnya. Dan nomor yang tadi siang menelponnya sekarang.
"Halo." Jawab Ale
"Aku udah di depan rumah kamu."
Lalu setelah itu sambungan telepon terputus sepihak oleh Ale, sedangkan Daren hendak melempar ponselnya ketika gadis yang ia suka sejak pertama kali berjumpa memutuskan panggilan sepihak mereka.
Ale berjalan menuju pintu penumpang, mobil milik Daren. Hari ini eh maksudnya malam ini Daren terlihat cukup tampan.
Daren menjalankan mobilnya dengan pelan, club malam dan jarak dari rumah Ale sekitar tiga puluh menit saja. Jadi Daren tidak membawa mobil dengan kecepatan tinggi.
"Kenapa liatin aku kaya gitu?" Tanya Daren bingung. Karena sedari tadi Ale terus menatap nya.
"Yey! Siapa yang natapin Elo. Jangan Ge'er deh!" Kata Ale dengan membentak Daren, untuk menutupi rasa malunya. Padahal orang yang melihat wajah Ale pasti akan sadar jika wajah gadis tersebut sedang memerah seperti kepiting rebus.
"Sssstttt .... Jangan marah-marah dong sayang. Akukan cuma nanya." Goda Daren saat melihat wajah Ale bertambah merah atas panggilan sayang dari Daren.
Sedangkan wanita tersebut hanya diam dan tidak membalas perkataan Daren lagi. Mereka sampai di club malam, dengan possessive Daren mengandeng pinggang Ale, dan hal itu membuat Ale tambah Risih.
Tanpa menunjukkan Identitas mereka. Dengan lancar Daren dan Ale memasuki Club tersebut. Hal pertama yang Ale lihat dan dengar adalah, Suara detuman musik dan juga orang-orang yang berjoget di atas dance floor.
Di sebelah sudut kiri mereka, Ale melihat beberapa pasangan sedang bercumbu. Tanpa melihat situasi yang ada dan itu benar-benar membuat Ale pusing saja.
Daren membawa Ale di sebelah kanan, yang berada di dekat lorong. Yang entah lorong tersebut untuk apa.
"Hey Bro!" Teriak Denis, ia teriak karena suaranya tidak terdengar karena musik di Club tersebut. "Weh bawa gandengan nih." Ucap Denis lagi.
Daren membawa Ale duduk di salah satu sofa di sana. Sarah sepertinya sudah mabuk dan sekarang sedang bercumbu dengan Renald. Entah gadis itu sadar atau tidak dengan tindakannya.
Ale yang melihat itu hanya bisa membelakkan matanya saja. Dasar teman gila, kok bisa seorang Sarah mabuk, padahal jam baru menunjukkan pukul setengah sembilan malam.
Di atas meja, sudah tersedia beberapa jenis minuman beralkohol dan juga kacang dan lainnya. Ale tidak berani memakan dan meminum yang ada di atas meja tersebut.
"Kamu mau minum apa?" Bisik Daren dengan mendekatkan bibirnya ke telinga Ale. Daren bisa mencium bau wangi dari tubuh Ale dan itu membuat nya ingin "melahap" gadis tersebut.
"Apakah disini ada jus Alpukat?" Tanya Ale dan itu membuat Daren tertawa. Tak lama pria itu memanggil seorang pelayan dan membisikkan sesuatu untuk nya.
Mereka menghabiskan waktu sampai jam satu dini hari, Ale sudah mabuk dan hampir tak sadarkan diri. sedangkan Daren masih dalam keadaan sadar, ia tidak ingin mengambil resiko jika nanti ia membawa mobil, untuk pulang dan bisa menabrak sesuatu jika ia mabuk.
"Enggghh .... Aku mau pulang." Rancau Ale. Sarah sudah dibawa Renald entah kemana, Sarah tidak banyak mengobrol tadi karena gadis tersebut sudah sangat mabuk.
Dengan cepat Daren membopong Ale menggunakan tangannya. Tangan kiri memegang tangan Ale yang berada di atas bahunya, sedangkan tangan kanan nya memegang pinggang gadis tersebut.
"Bro gue cabut dulu. Cewe gue udah mabuk ni." Pamit Daren kepada teman-temannya yang masih belum mabuk. Dan mereka membalas dengan anggukan kepala saja, dengan perkataan Daren.
Daren keluar dari Club dan memasukkan Ale ke dalam mobilnya. sungguh wajah gadis tersebut benar-benar membuat Daren bergairah Ketika melihat nya.
Ale benar-benar tidak sadar dengan apa yang ia lakukan, bahkan gadis itu tidak sadar dengan dresnya yang terangkat ke atas dan memperlihatkan paha mulus nya. Yang membuat Daren tidak tahan. Dengan cepat Daren membawa Ale ke apartemen nya.Daren tidak ingin mengambil resiko jika dia membawa Ale pulang ke rumah gadis itu. Dia juga ingin menghabis kan waktu dengan gadis yang baru saja ia temui ini.
"Aku sudah tidak sabar, sayang." Kata Daren sedangkan Ale menyandarkan kepalanya yang pusing dan ingin memuntahkan semua isi perut.
"Berhenti, aku mau muntah!" Teriak Ale, Daren memberhentikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi. Dengan tidak sabar Ale keluar dari dalam mobil dan memuntahkan isi perutnya.
Daren hanya bisa memijat tengkuk gadis itu dengan pelan. Tidak lama dari itu Ale sudah selesai dan mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju apartemen Daren.
*****
Daren & Alena***** Daren pria dingin dan Arogant, yang tidak pernah berurusan dengan yang namannya perempuan. Kecuali ibu dan kakak nya yang super cerewet itu. Selebihnya Daren hanya menganggap perempuan itu tidak ada. Di Universitas memang banyak sekali kaum hawa yang mengaguminya. Namun sekali lagi Daren tidak pernah menganggap nya. Namun sekarang beda lagi. Entah kenapa Daren tiba-tiba bisa terpikat dengan Alena yang notabenenya adalah mahasiswi baru. Tidak sampai di sana, rasanya Daren benar-benar menginginkan Ale. Jangan ditanya lagi seberapa besar gairahnya sekarang. Bahkan saat tadi Daren mengangkat Alena menuju ke apartemen nya. Bisa ia lihat jika dada Ale mengundangnya untuk memegang atau bahkan memakannya. Dengan hati-hati Daren turun
Happy ReadingIni aku mau nanya kalian, itu klo pake lo , tulisanya gimana? Loe gitu kah? soalnya aku gk pernah ngomong pake lo, gue " seringnya aku kamu aja. Di kalimantan sih mohon di jawab ya guyss suka gk pd nulis kisah yg santuy gitu dan gk formal2 amat. Setelah selesai mengantar Alena pulang, Daren langsung pergi begitu saja karena dia ada sesuatu hal yang belum dia kerjakan. Sedangkan Alena hanya mengangkat bahu nya saja."Huh....Ale anggap saja apa yang terjadi tadi malam dan tadi pagi adalah suatu hal yang tidak pernah terjadi." Kata Ale pada dirinya sendiri lalu gadis itu masuk ke dalam rumah nya dengan senandung kecil.
Happy Reading.............Daren memacu kecepatan motor nya dengan penuh, dia emosi saat mendengar bahwa suara yang memanggil Ale dengan kata sayang itu adalah musuhnya. Tiba di restoran yang di kirim alamat nya oleh Ale tadi, Daren langsung memarkirkan motornya dengan sembarangan lalu berlari kecil menuju pintu restoran mewah tersebut.Sebelum Daren sampai di meja Ale, dia lebih dahulu menelpon temannya untuk membawa mobil agar nanti saat dia membawa Ale akan begitu mudah."Oh wow... Kejutan seorang Daren Cleo Romanov menghampiri meja kita!" Sindir Axel saat melihat kedatangan Daren. Orang tua Ale yang melihat hal tersebut langsung melihat kearah orang yang disebut.Ayah Ale mengepalkan tangannya, huh lagi-lagi dari keluarga Romanov yang mendekati keluarganya apa mereka tidak memiliki selera lain selain merusak keluarganya lagi."Ale kita pulang,
Happy Reading *******Maaf masih ada typo...*****"Hiks... Hiks Daren plis jangan." Mohon Ale saat lagi-lagi Daren memberikan tanda di bagian leher putih milik Ale. Gadis itu menangis dan meronta mencoba melawan namun hasilnya sia-sia Daren sama sekali tidak bergerak, pria itu fokus memberikan tanda di beberapa bagian tubuh Ale.Daren sudah melepas bajunya terpampang dengan jelas perut sixpack yang dia miliki. Siapapun kaum hawa yang melihat nya pasti akan tergoda untuk segera mencicipinya. Daren tidak mendengar apa yang sedari tadi Ale katakan kepada nya dia hanya berfokus untuk melepas semua pakaian yang di gunakan oleh Ale."Fu*ck kau harus menjadi milikku malam ini!" Geram Daren lalu tanpa aba-aba pria itu merobek baju Ale dia juga melepas bajunya."Hiks... Daren." Mohon Ale sambil menahan tangan Daren yang mencoba membuka pen
Happy Reading.......Bugh!Bugh!Bugh!Tiga kali Hans melayangkan pukulannya di wajah Zairo Romanov sedangkan pria itu terkejut karena tiba-tiba diserang. Bahkan dia tidak sempat mengelak dengan pukulan yang tiba-tiba tersebut."Sial kau, sudah ku katakan jauhi keluarga ku brengsek!" Amuk Hans dan hendak menyerang Zairo kembali namun anak buah Zairo dengan cepat memegang Hans begitupun dengan Andrew yang terkejut dengan kebruntalan tuannya."Lepaskan aku brengsek!" Anak buah Zairo langsung melepaskan tangan Hans saat melihat kode dari bos mereka."Ada apa ini Greyson?!" Sialnya pertanyaan itu menyulutkan emosi Hans. Apa pria brengsek itu tidak menyadari ulah yang dilakukan oleh anaknya."Jangan berpura pura tidak tahu Zai, anak
Awas typo......Daren mengantar Alena untuk pulang namun sebelum itu mereka makan siang terlebih dahulu di restoran jepang. Karena yang Daren tahu gadis itu sangat menyukai makanan dari sana."Turunlah, kita akan makan disini." Alena berbinar saat menatap Restoran tersebut dia dengan cepat langsung turun dan memasuki restoran. Daren menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Alena. Daren menyusul gadis itu."Atas nama Daren Cleo Romanov, silahkan lewat sebelah sini." Kata pelayan tersebut, dia menunjukkan arah ke ruangan VIP yang sudah Daren booking sebelum tiba di restoran jepang tersebut."Terima kasih." Ucap Alena lalu masuk dan pandangannya disajikan dengan tatanan meja yang penuh dengan makanan khas jepang. Dia langsung duduk di sofa yang ada disana dan tidak lupa melepas tas selempang yang dia bawa tadi."Apa kau s
Happy Reading.......Awas Typo.............."Karena dulu paman mu menculik Adik dari Ayah Alena, itu lah mengapa Hans sangat membenci keluarga kita bahkan dia sangat tidak ingin bila ada keturunan Romanov kembali mengusik keluarganya.""Apa penyebab paman menculik adik dari Ayah Alena?" Tanya Daren dengan masih penasaran dia masih belum paham dengan masa lalu yang menimpa kedua keluarga terpandang ini."Paman mu sangat mencintai Bibi Alena yang bernama Mia, dia adalah gadis yang sangat mandiri dan juga memiliki paras yang cantik mereka satu Universitas. Karena terlalu mencintai bibi Alena paman mu sampai berbuat nekat dengan menculik dan membuat gadis malang itu hamil di umurnya yang masih berusia delapan belas tahun, sedangkan paman mu sudah berusia 22 tahun. Hans yang mengetahui hal itu sangat murka sehingga dengan segala cara dia mencari k
Happy Reading.....2 bulan kemudianSetelah kejadian dimana Axel kalah dalam balapan 2 bulan lalu. Kini pria itu semakin geram karena kedekatan Daren dan juga Alena. Sedangkan kedua orang tuanya tidak tahu karena mereka tengah melakukan perjalanan bisnis di bagian eropa selama 2 bulan iniAxel juga marah karena adik nya tidak membenci Daren sama sekali bahkan gadis itu sepertinya sudah jatuh terlalu jauh ke dalam pesona seorang Daren. Dan Axel harus mencari cara agar adiknya membenci Daren"Mau kemana Alena?" Axel bertanya saat melihat penampilan adiknya yang begitu rapi"Mau pergi ke toko buku bersama Sarah kak." Jawab Alena lalu dia berjalan keluar namun langkahnya terhenti ketika Axel kembali berkata"Kau mulai berani membohongi kakak ya, sejak kapan hah?!" Tanya Axel tidak