Share

Bab 3: Perjalanan Menuju Kekuatan

Pagi itu, desa terlihat dalam keadaan kacau setelah serangan malam sebelumnya. Penduduk yang selamat berkumpul untuk memperbaiki rumah-rumah yang hancur, namun bayang-bayang ketakutan masih menyelimuti mereka. Akiyama memandangi desa dari kejauhan, hatinya dipenuhi rasa bersalah. Apa yang seharusnya menjadi penyelamatan, berakhir dengan kehancuran lebih besar.

Shin mendekatinya. Wajahnya tenang, namun ada ketegasan di dalamnya. "Jangan biarkan ini mengganggumu, Akiyama," ucap Shin dengan nada bijak. "Apa yang kau lakukan semalam adalah langkah pertama untuk memahami kekuatanmu. Namun, kau masih perlu belajar lebih banyak tentang pengendalian."

Akiyama mengangguk pelan, namun beban di dadanya belum sepenuhnya hilang. "Aku tahu, tapi aku takut, Shin. Setiap kali kekuatan itu muncul, aku merasa kehilangan kendali. Bagaimana jika suatu saat aku tidak bisa menghentikannya? Bagaimana jika aku justru menghancurkan semua yang ingin kulindungi?"

Shin menepuk bahunya dengan lembut. "Itulah sebabnya kita harus pergi. Ada tempat di mana kau bisa belajar untuk menguasai kekuatanmu sepenuhnya. Tempat di mana Phoenix pernah dilatih dan diwariskan kepada generasi sebelumnya."

"Tempat?" Akiyama mengangkat alis. "Di mana?"

"Di pegunungan utara, tersembunyi di antara salju dan kabut, ada Kuil Api Abadi," jelas Shin. "Di sanalah Phoenix pertama kali muncul, dan di sana juga, kau akan menemukan jawaban tentang kekuatanmu."

Akiyama menatap Shin dengan tatapan ragu, tapi dia tahu bahwa ini mungkin satu-satunya cara untuk mengendalikan kekuatannya. Yumi, yang berdiri tak jauh dari mereka, mendekat dengan wajah penuh tekad.

"Aku akan ikut," ucap Yumi tegas, menatap langsung ke mata Akiyama. "Kau tidak bisa pergi sendiri, dan aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian."

Akiyama terkejut, tapi dia tahu bahwa Yumi tidak akan menerima penolakan. "Yumi, ini bisa sangat berbahaya. Aku tidak ingin kau terluka."

Yumi hanya tersenyum tipis. "Aku tahu apa yang akan kita hadapi, Akiyama. Tapi kau butuh seseorang yang bisa kau percaya di sisimu. Kita sudah bersama selama ini, dan aku tidak akan berhenti sekarang."

Akiyama merasa lega mendengar kata-kata itu. Yumi memang selalu ada untuknya, bahkan di saat-saat terburuknya. Dia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tapi dengan Yumi di sisinya, dia merasa lebih kuat.

Shin memberikan mereka beberapa perbekalan, lalu mereka bersiap-siap untuk berangkat. Matahari pagi baru saja naik di ufuk timur ketika mereka mulai berjalan menuju pegunungan utara. Perjalanan ini akan memakan waktu beberapa hari, melintasi hutan lebat dan medan berbatu yang berbahaya.

Selama perjalanan, suasana di antara mereka terasa hening. Akiyama tenggelam dalam pikirannya, merenungkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Di sisi lain, Yumi berusaha menjaga semangat, tapi bahkan dia tidak bisa menyembunyikan rasa takut yang perlahan merayap di dalam dirinya.

Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di tepi hutan yang besar. Pepohonan menjulang tinggi di sekitar mereka, memberikan suasana suram yang hampir mistis. Suara burung dan hewan hutan bergema di kejauhan, menambah keheningan yang aneh di antara mereka.

"Aku tidak suka tempat ini," bisik Yumi, matanya terus berkeliling, waspada. "Ada sesuatu yang aneh di sini."

Akiyama juga merasakan hal yang sama. Udara di sekitar mereka terasa lebih dingin, seolah-olah hutan itu sendiri menolak keberadaan mereka. Namun, Shin tetap tenang.

"Kita harus melewati hutan ini jika ingin mencapai pegunungan," kata Shin, suaranya tenang tapi tegas. "Tetaplah waspada. Hutan ini dikenal sebagai tempat tinggal makhluk-makhluk yang tak terlihat."

Mereka melanjutkan perjalanan, namun setiap langkah yang mereka ambil terasa semakin berat. Bayangan pepohonan tampak bergerak-gerak, dan sesekali, Akiyama bisa merasakan sesuatu mengintai dari kegelapan di sekitarnya. Dia mencengkeram pedangnya lebih erat, siap menghadapi apapun yang mungkin muncul.

Tiba-tiba, Yumi berhenti dan menunjuk ke arah semak-semak di depan mereka. "Ada sesuatu di sana!"

Dari balik semak-semak, terdengar suara geraman rendah. Sebuah bayangan besar muncul dari kegelapan, bergerak dengan cepat ke arah mereka. Akiyama segera menarik pedangnya dan bersiap melawan, namun Shin menghentikannya.

"Jangan menyerang!" seru Shin. "Itu bukan musuh."

Akiyama bingung, tapi dia menuruti perintah Shin. Dari balik semak-semak, muncul seekor serigala hitam besar, matanya bersinar dengan cahaya biru yang aneh. Serigala itu mendekat perlahan, namun tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menyerang. Sebaliknya, ia berhenti beberapa meter di depan mereka dan menatap Shin dengan penuh arti.

"Ini adalah Serigala Penjaga Hutan, makhluk yang menjaga keseimbangan alam di tempat ini," jelas Shin. "Dia bukan musuh kita."

Serigala itu mengeluarkan suara pelan, lalu berbalik dan mulai berjalan ke arah hutan yang lebih dalam, seolah-olah mengundang mereka untuk mengikutinya. Shin mengangguk kepada Akiyama dan Yumi.

"Kita harus mengikutinya. Serigala ini akan menunjukkan jalan."

Mereka mengikuti serigala itu dengan hati-hati, melintasi jalur-jalur sempit yang tersembunyi di dalam hutan. Beberapa kali, mereka melihat bayangan makhluk lain yang mengintai dari kejauhan, tapi serigala itu seolah-olah melindungi mereka dari bahaya.

Setelah berjam-jam berjalan, mereka tiba di sebuah lembah yang tersembunyi di balik gunung. Di tengah lembah itu berdiri sebuah kuil tua yang tampak megah meski sudah ditinggalkan selama ratusan tahun. Kuil itu memancarkan aura magis yang kuat, dan Akiyama bisa merasakan kekuatan yang sangat besar di sekitarnya.

"Inilah Kuil Api Abadi," kata Shin sambil menatap kuil itu dengan hormat. "Di sinilah kau akan mulai perjalananmu yang sesungguhnya, Akiyama."

Akiyama menatap kuil itu dengan penuh rasa hormat dan kagum. Dia tahu, tempat ini akan menjadi kunci untuk memahami kekuatannya. Namun, dia juga merasakan bahwa tantangan yang akan datang jauh lebih besar dari apapun yang pernah dia hadapi sebelumnya.

Mereka melangkah menuju pintu masuk kuil, dan saat mereka mendekat, pintu kuil terbuka perlahan, seolah-olah menyambut mereka. Cahaya hangat menyinari mereka dari dalam, dan Akiyama merasakan energi yang luar biasa mengalir melalui tubuhnya.

"Akiyama, perjalananmu baru saja dimulai," bisik Shin di belakangnya. "Di tempat ini, kau akan menemukan jawaban tentang Phoenix dan kekuatan yang tersembunyi di dalam dirimu."

Akiyama melangkah ke dalam kuil dengan hati yang dipenuhi tekad. Dia tahu bahwa perjalanannya untuk menjadi penguasa kekuatan Phoenix baru saja dimulai, dan dunia bergantung pada seberapa baik dia bisa mengendalikan kekuatan itu.

Namun, di balik semua harapan, Akiyama juga sadar bahwa Zerathos semakin mendekat—dan waktunya hampir habis.

---

Bab ini memperkenalkan perjalanan Akiyama menuju Kuil Api Abadi, tempat di mana dia akan belajar untuk mengendalikan kekuatan Phoenix. Perjalanan ini juga memperkenalkan Serigala Penjaga Hutan dan menciptakan ketegangan baru di sekitar ancaman Zerathos yang terus mendekat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status