Dato sangat cerdik, dia tak mau buru-buru mencari Janur dan Bogel, dua rekan Konik yang menembaknya. Sesuai ucapan Konik saat dia hajar di cottage itu.Ia paham, pasti tindakan koboynya di pub milik Madam Safira akan membuat kehebohan, dan Janur serta Bogel pasti-nya bersembunyi. Atau malah memperkuat barisan, untuk menghadapinya.Apalagi mereka berdua merupakan pembunuh bayaran, yang pastinya sangat berpengalaman menghadapi musuh seperti dirinya.Dato pun mulai memantau di mana dua musuh besarnya ini biasa mangkal. Dia mengamati sebuah rumah yang lumayan mewah di daerah pinggiran Kota Surabaya. Rumah ini berada di sebuah kompleks perumahan kelas menengah atas.“Hmm…hebat juga kalau mereka tinggal di sini…paling nyewa, atau menempati rumah Madam Safira, bos mereka itu!” pikir Dato.Saat itulah dia secara tak sengaja melihat mobil yang sudah di kenalnya masuk ke halaman rumah. Pas bersebelahan dengan rumah yang di amatinya, yang terlihat sepi-sepi saja seperti tidak berpenghuni.Mobil
Tante Grace surprise melihat gaya bercinta Dato yang lagi-lagi mengingatkannya dengan gaya Balang. Tapi saat itu Balang belum memiliki banyak pengalaman seperti Dato saat ini, cenderung kasar.Karena Balang kala itu masih abege dan berusa 18 tahunan dan dia tak banyak pengalaman mengeloni dirinya.Beda dengan Dato saat ini, dengan usia yang jelang 24 tahunan. Pemuda ini sudah kenyang pengalaman, anak muda ini tahu benar bagaimana membuat pasangannya melayang ke angkasa hingga berkali-kali.Bahkan belum penetrasi pun Tante Grace sudah berapa kali terlonjak-lonjak, karena klimaks terus.Lama tak berdekatan dengan wanita, apalagi ini sesuai seleranya, wanita yang lebih tua dan bertubuh denok, membuat semangat Dato naik berlipat-lipat. Dia melupakan apa misinya masuk ke perumahan mewah ini.Saat ini misi utamanya adalah terbang ke angkasa dengan wanita semok berkulit glowing dan memiliki buah melon di atas rata-rata. Hingga tak sedetik pun wajahnya tenggelam di antara bukit kembar yang ma
Dato baru kaget Madam Safira kabur saat ada bunyi mobil keluar dari pekarangan rumah mewah ini. Marah bukan main pemuda ini, buruan utamanya kabur dari hadapannya.Saat di rasanya 12 tembakan sudah di muntahkan Janur dan Bogel, tanpa rasa takut Dato keluar dari persembunyiannya.Saat itulah dia melihat Janur sedang mengisi pistolnya dengan peluru. Tanpa ampun, sebuah tendangan keras di wajah membuat Janur terjengkang dan setengah pingsan.Bogel tiba-tiba menyerangnya, namun pria ini langsung terduduk, sebuah letusan menembus perutnya. Dato melirik sesaat, dia bukan penembak jitu, tembakannya meleset dan hanya menyisi di perut pria ini.Lalu, kedua orang ini melolong kesakitan dan pingsan seketika, saat Dato tanpa ampun memukul bahu mereka bergantian. Bahu mereka patah, mirip apa yang di alami Konik sebelumnya.Puas menghajar kedua pembunuh bayaran ini, yang Dato pikir pasti cacat seumur hidup. Dato lalu berpindah ke rumah Tante Grace, dia pun hanya menulis chat dan bilang mau pulang
Melihat wanita ini berlindung di belakang Dato, dua orang tadi terlihat marah, mereka lalu bergerak dan ingin menangkap si wanita itu.Tapi tangan Dato langsung menepis lengan mereka. Akibatnya keduanya marah dan tanpa banyak cingcong menusukan belatinya ke tubuh Dato. Ciri khas Yakuza yang tak mau berbasi-basa untuk melumpuhkan musuh.Tapi yang mereka hadapi saat ini adalah seorang pria muda yang sudah kenyang makan asam garam perkelahian brutal.Tusukan itu malah di balas tendangan gledek, hingga orang ini terjungkal, sedang satu rekannya lagi bernasib lebih apes. Pukulan keras Dato tepat bersarang ke rahangnya, hingga terjengkang ke aspal, setengah pingsan.Pria yang tadi menyiksa wanita ini kaget bukan kepalang. Dua rekannya keok hanya sekali gebrak, oleh seorang pemuda yang tak mereka kenal. Berwajah tampan tapi dingin.Dato dengan tenang mengambil belati yang terlepas, lalu mengayun-ayunkan ke depan pria itu.Nyali pria ini terbang seketika, dia hanya biasa menghajar wanita tak
Saat berdiri di jendela apartemennya, Dato tak sengaja melihat ke luar dan dia melihat ada mobil yang agaknya mencurigakan. Insting curiganya langsung jalan, agaknya ada yang tak beres dengan mobil itu. Ia pun menatap lebih seksama. Lampu sengaja dia redupkan, sehingga tak nampak dari luar. Saat itu Minimato San sedang berada di kamar dan menata pakaiannya. “Hmm…agaknya mereka itu rekan-rekan yang aku hajar sebelumnya. Aku harus waspada, mereka agaknya masih penasaran untuk memaksa dan menculik Minimato ini!” pikir Dato. Dua hari kemudian keadaan aman-aman saja, Minimato kini kembali kuliah, Dato bahkan mengantar ke kampusnya. Ternyata mereka satu kampus hanya beda kelas, sebab Dato ambil yang magister, sedangkan Minimato San yang Strata Satu. Hubungan Dato dan Minimato San pun makin akrab, walaupun tidak ada sesuatu yang spesial. Walaupun Minimato San sangat cantik khas Jepang, tapi ‘penyakit’ Dato yang suka wanita dewasa belum sembuh. Dia masih menganggap Minimato San bak adik s
Seorang anak buahnya di suruh pria ini mendekati Dato dan bertanya, bicara apa pemuda ini. Kendra pun berbisik, setelahnya dia lunglai lagi.“Apa katanya?” si pria yang agaknya pimpinannya ini penasaran.“Dia bilang, tak perlu kontak keluarganya, dia punya uang hingga 3 miliar yen di tabungannya!”“Oh ya…bagus…kita kuras isinya!” si bos ini langsung sumringah.“Tapi dia bilang nggak bisa memindahkan uang itu, karena pemindahan itu butuh tanda tangannya (elektronik) via ponsel. Dia juga mesti bicara langsung dengan pimpinan banknya. Dia butuh makan bos, agar ada tenaga! Bagaimana sekarang bos?” si anak buah ini minta pendapat bos nya ini.“Hmm…begitu…oke, beri dia makan dan jaga ketat, kalau dia macam-macam atau kelak berbohong, dor saja…habis perkara!” perintah si bos ini, anak buahnya tanpa banyak cincong langsung menunduk dalam.Si bos ini pun lalu keluar dari ruangan ini, tak lama kemudian datang 5 orang lagi, dua orang terlihat membawa makanan-makanan yang sangat enak.Tanpa di su
"Selama 3 hari mereka terus mengancam aku, lalu pas tuan selamatkan aku, hari itu adalah syuting hari pertama. Aku belum sempat melakukan adegan itu, tapi pakaianku sudah di lucuti! Setelah sebelumnya di suruh minum hingga setengah mabuk!” ceplos Minimato San, yang kini sudah lega, karena gagal beradegan syur.“Iyaaah syukurlah…setidaknya kamu belum sempat jadi bintang film dewasa. Karena tempat itu sudah aku bakar habis. Artinya tak ada bukti rekaman film itu lagi!” sela Dato, hingga wajah Minimato San ceria, benar-benar lega kini hatinya.Saat wajahnya ceria begini, Dato jadi ingat wajah artis film dewasa terkenal asal negeri ini dan jadi legend di tanah air. Khususnya pecinta film dewasa.Wajah Minimato San sangat mirip Miyabi alias Maria Ozawa, Minmato bak mantan bintang panas itu saat muda, yang kini sudah pensiun dan jadi influencer dan buka restoran bersama teman kumpul kebo-nya.“Kamu kenal nggak bosnya yang bernama Kato Heda itu Mina?”“Nggak Tuan Dato, hanya yang ku tahu, di
Sebagai pria berpengalaman, Dato tahu, kalau Minimato bukan wanita nakal, terbukti saat penetrasi dia agak kesulitan. Walaupun sudah dua kali klimaks dan ‘minyaknya’ terus mengalir dan melancarkan jalannya menerobos rahim gadis cantik. Dato bak belah duren dengan ‘Miyabi’ muda ini.Minimato San rupanya tahu itu, dengan pelan dia membimbing tongkat Dato, agar sempurna menembus rahimnya. Dan setelah sepenuhnya masuk, lenguhan lembut khas di film dewasa Jepang terdengar, ini yang bikin Dato makin mabuk kepayang.Dato pun melakukannya dengan lembut dan penuh kasih sayang, sehingga percintaan mereka jadi terasa indah, bukan hanya bagi gadis Jepang ini. Tapi bagi Dato juga.Tanpa Dato sadari, kini secara perlahan tapi pasti, dia tak lagi harus menyukai wanita yang lebih tua. Minimato San secara langsung merubah pandangannya.Ini untuk yang kedua kalinya dia menggauli wanita yang usianya di bawahnya. Pertama dengan Dira di Surabaya. Dan saat ini bersama Minimato di Nagoya, di negeri mahatari
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman