Seorang anak buahnya di suruh pria ini mendekati Dato dan bertanya, bicara apa pemuda ini. Kendra pun berbisik, setelahnya dia lunglai lagi.“Apa katanya?” si pria yang agaknya pimpinannya ini penasaran.“Dia bilang, tak perlu kontak keluarganya, dia punya uang hingga 3 miliar yen di tabungannya!”“Oh ya…bagus…kita kuras isinya!” si bos ini langsung sumringah.“Tapi dia bilang nggak bisa memindahkan uang itu, karena pemindahan itu butuh tanda tangannya (elektronik) via ponsel. Dia juga mesti bicara langsung dengan pimpinan banknya. Dia butuh makan bos, agar ada tenaga! Bagaimana sekarang bos?” si anak buah ini minta pendapat bos nya ini.“Hmm…begitu…oke, beri dia makan dan jaga ketat, kalau dia macam-macam atau kelak berbohong, dor saja…habis perkara!” perintah si bos ini, anak buahnya tanpa banyak cincong langsung menunduk dalam.Si bos ini pun lalu keluar dari ruangan ini, tak lama kemudian datang 5 orang lagi, dua orang terlihat membawa makanan-makanan yang sangat enak.Tanpa di su
"Selama 3 hari mereka terus mengancam aku, lalu pas tuan selamatkan aku, hari itu adalah syuting hari pertama. Aku belum sempat melakukan adegan itu, tapi pakaianku sudah di lucuti! Setelah sebelumnya di suruh minum hingga setengah mabuk!” ceplos Minimato San, yang kini sudah lega, karena gagal beradegan syur.“Iyaaah syukurlah…setidaknya kamu belum sempat jadi bintang film dewasa. Karena tempat itu sudah aku bakar habis. Artinya tak ada bukti rekaman film itu lagi!” sela Dato, hingga wajah Minimato San ceria, benar-benar lega kini hatinya.Saat wajahnya ceria begini, Dato jadi ingat wajah artis film dewasa terkenal asal negeri ini dan jadi legend di tanah air. Khususnya pecinta film dewasa.Wajah Minimato San sangat mirip Miyabi alias Maria Ozawa, Minmato bak mantan bintang panas itu saat muda, yang kini sudah pensiun dan jadi influencer dan buka restoran bersama teman kumpul kebo-nya.“Kamu kenal nggak bosnya yang bernama Kato Heda itu Mina?”“Nggak Tuan Dato, hanya yang ku tahu, di
Sebagai pria berpengalaman, Dato tahu, kalau Minimato bukan wanita nakal, terbukti saat penetrasi dia agak kesulitan. Walaupun sudah dua kali klimaks dan ‘minyaknya’ terus mengalir dan melancarkan jalannya menerobos rahim gadis cantik. Dato bak belah duren dengan ‘Miyabi’ muda ini.Minimato San rupanya tahu itu, dengan pelan dia membimbing tongkat Dato, agar sempurna menembus rahimnya. Dan setelah sepenuhnya masuk, lenguhan lembut khas di film dewasa Jepang terdengar, ini yang bikin Dato makin mabuk kepayang.Dato pun melakukannya dengan lembut dan penuh kasih sayang, sehingga percintaan mereka jadi terasa indah, bukan hanya bagi gadis Jepang ini. Tapi bagi Dato juga.Tanpa Dato sadari, kini secara perlahan tapi pasti, dia tak lagi harus menyukai wanita yang lebih tua. Minimato San secara langsung merubah pandangannya.Ini untuk yang kedua kalinya dia menggauli wanita yang usianya di bawahnya. Pertama dengan Dira di Surabaya. Dan saat ini bersama Minimato di Nagoya, di negeri mahatari
Kalau hati bahagia, waktu akan terasa sangat cepat berlalu. Kini usia kandungan Minimato sudah masuk 9 bulanan, yang artinya tinggal menunggu proses melahirkan saja lagi.Suatu hari Dato membawa istri cantiknya ini cek kandungan ke dokter langganan mereka. Tak ada yang aneh di kandungan Minimato, dokter pun bilang, Minimato hanya hitungan hari lagi akan melahirkan.Dato sudah berencana, usai melahirkan mereka akan pindah ke Jakarta, karena Dato juga akan wisuda pada minggu depan.Tapi saat akan masuk ke mobil mewahnya yang terparkir di halaman klinik ini. Tiba-tiba dari sebuah mobil, keluar dua orang dan…dup-duppp…6 tembakan maut dari pistol berperedam mereka lesakan ke arah Dato dan Minimato.“Miniiiiiii…!” Dato menjerit keras saat melihat Minimato tersungkur di jalan dengan tubuh bersimbah darah, tapi Dato pun sama, perutnya tertembus peluru, ia pun ikut tersungkur dengan tubuh bersimbah darah.Dua orang yang menembak ini lalu dengan tenang meninggalkan dua suami istri malang ini. D
Sebelum berlatih, Dato mulai hari itu di minta mulai berpakaian yukata, bedanya dengan kimono, yukata lebih ringkas dan mudah bergerak.Hari pertama, Kobayasi San menjelaskan apa itu samurai, yang merupakan sebuah perkumpulan yang sangat di hormati di Jepang dari dulu. Walaupun generasi saat ini sudah tak begitu lagi. Tapi bagi Kobayasi San, samurai tetap di hati dan tak bakal lekang oleh waktu dan perubahan jaman.“Seiring dengan adanya peningkatan status yang dimiliki samurai, sebagai seorang yang dihormati. Sekaligus penyandang peran yang penting di tengah kehidupan masyarakat. Samurai sebagai bushi mengembangkan etika bushido yang sarat dengan nilai-nilai serta moral yang tinggi. Istilah bushido ini berasal dari kata “bu” yang memiliki arti beladiri, “shi” yang memiliki arti samurai dan “do” yang artinya jalan.”Dato menganggukan kepala mendengar penjelasan mertuanya ini. Atau kini mantan mertua, karena Minimato sudah tiada.“Etika bushido mengandung ajaran-ajaran moral yang tingg
7,5 Bulan kemudian…!Dato memeluk erat Dean Tanaka yang kini tumbuh menggemaskan dan sehat, hari ini Dato berpamitan. Ada rasa haru dan berat berpisah dengan anaknya ini, anak ini sangat tampan dan jadi kesayangan keluarga Kobayasi San.Matanya terlihat agak sipit, sehingga kalau tertawa mata itu seperti bak tidur, tapi hidungnya mancung dan bibirnya mirip Dato. Kulitnya 100 persen ikut Minimato, putih bersih.Haruka dan adiknya Hitako San bahkan setiap hari kadang berebutan menjaga si bayi tampan ini, yang merupakan keponakan mereka.Dato sudah anggap dua mantan adik iparnya ini adik sendiri, dia memeluk keduanya bergantian.“Haruka dan Hitako, kalau kelak ingin jalan-jalan ke Jakarta, kabari Abang yaa?”“Pasti Bang, kelak kalau Dean Tanaka udah bisa jalan, kami akan ajak jalan-jalan pas liburan sekolah,” sahut Haruka dengan wajah berbinar, sambil menggendong Dean Tanaka.Dato tersenyum dan mencium pipi Haruka, yang kadang bikin kangennya memuncak, karena gadis jelita ini sangat miri
“Darimana tuan Dato tau…?” Ayumi langsung bertanya, karena aneh melihat pemuda tampan berambut gondrong dengan cambang yang tak terlalu lebat ini bisa menebak.Dato tertawa kecil, tapi ada keperihan di dalam tawanya itu, karena kenangan Minimato San terbayang di hatinya saat ini.“Tak apa…aku hanya menebak saja. Sekarang mau kemana kalian, setelah aku tampung? Kenapa tak lapor polisi?”“Kami takut Tuan Dato, kalau kami lapor polisi, paling yang ditangkap anak buahnya, sedangkan bos besarnya aman-aman saja. Kami juga tak punya ongkos pulanh kembali ke kota asal kami!” kali ini Nomi yang menyela.“Apakah Kato Heda itu tuan besarnya?” Dato mulai menyelidiki pelan-pelan.“Bu-bukan…ada lagi, katanya ini bos ganster di Nagoya sini!” sahut Ayumi.“Siapa namanya?”“Ka-kami takut…!” Ayumi dan Nomi malah menoleh kiri dan kanan, padahal di samping mereka suasana sepi. Hanya ada 3 oraang tamu hotel lain, itupun duduknya agak jauh. Selain mereka tentunya, yang berada di loby merangkap restoran di
Dato tiba di lobby gedung Blackuza yang selalu ramai siang dan malam, karena tempat ini buka 24 jam alias tak pernah ada liburnya. Ditambah kalau siang begini, perkantoran pastinya buka sampai pukul 15 waktu setempat.Mobilnya langsung di ambil alih seorang sekuriti khusus parkir dengan gaya hormat dalam, sambil membungkukkan badannya. Gaya inilah yang bikin negeri Jepang terkenal di seluruh dunia, karena memperlakukan tamu begitu hormat.Gedung ini agak menyolok karena dominan warna hitam, sesuai dengan nama gedungnya, Blackuza. Dengam rambut panjang di ikat dan di beri gel, penampilan Dato bak mafia yang sedang ingin berpelesir di tempat ini.Dua penjaga di depan pintu langsung membungkukkan badannya, saat Dato berjalan masuk. Dan tujuannya tentu saja pub yang sangat terkenal dengan wanita-wanita cantiknya, yang bisa langsung di boking di gedung ini juga.Jepang memang memegang adat ketimuran yang sangat tinggi. Tapi soal syahwat, negeri ini sangat terkenal kebebasannya dan ini lega
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman