“Makasih ya om sudah menolongku, namaku Novia, om siapa, benarkah mantan polisi, seperti yang dikatakan dua polisi tadi?” tanya wanita ini sambil menatap Brandon yang duduk di hadapannya dan duduk di kursi, sedangkan dia duduk di sisi ranjang, karena kost ini tidak memiliki ruang tamu.
“Iya…aku mantan polisi…yang dipecat, panggil aku Brandon!” sahut Brandon pendek.
“Kenapa kamu sampai dia kasari Novia, siapa lelaki itu sebenarnya, kalau kamu mau cerita, ceritalah, kalau ga mau juga ga-papa!” sifat dingin Brandon belum hilang, dia menatap tajam Novia yang saat itu memakai daster saja.
“Dia itu namanya Punang, mantan pacarku, sifatnya kasar dan suka mabuk dan kerjaannya adalah tukang palak alias preman. Kami berpisah sudah lama, dia ingin balikan, tapi aku tak mau, mati aku dia siksa kalau balikan, entah darimana dia tau alamat kostku ini, padahal aku baru tiga bulan tinggal di sini!”
“Ohh begitu…maafkan aku tadi, hampir saja membunuhnya…ternyata mantan pacar kamu Novia!” sahut Brandon agak kaget juga.
“Kalau saja tak ada hukum, aku malah suka sekali kalau mas Brandon pukulin dia sampai mati, sebagai balasan selama bersama aku selalu di siksanya. Tapi ku lihat tangannya sudah patah dan wajahnya hancur karena mas Brandon pukuli, kalau tidak aku tahan, aku khawatir dia benar-benat mati dan mas Brandon akan berurusan dengan hukum!”
“Iyahh, aku juga salah, gelap mata tadi, untung kamu tahan, kalau tidak mungkin saja si Punang akan tewas!” sahut Brandon dan tersenyum sedikit.
“Oh ya, mas Brandon mau minum kopi, bentar saya ke belakang membuatkan yaa!” tanpa menunggu jawaban Brandon, Novia lalu ke bagian belakang dan tak sampai 10 menitan sudah balik lagi sampai membawa segelas kopi panas.
“Boleh aku merokok Novia?”
“Boleh mas, aku juga kadang merokok kok!” Novia lalu mengeluarkan rokok mild nya dan Brandon tersenyum karena rokok mereka sama mereknya, hanya punya Novia pake mentol.
Novia akhirnya cerita kenapa sampai ‘bersuami’ Punang si preman kasar, ternyata dulu Novia sempat hampir terjerat prostitusi online, gara-gara di tipu seorang wanita yang awalnya berniat mencarikan dia pekerjaan di sebuah kafe merangkap pub.
Ternyata dia malah mau di jual ke lelaki hidung belang, Punang yang saat itu jadi penjaga ke amanan lalu menolongnya, namun pertolongan Punang ada udang di balik batu, preman ini ternyata ingin menjadikan Novia gundiknya.
Daripada jadi pelacur, dengan terpaksa Novia pun menerima Punang jadi kekasihnya, namun Punang justru memanfaatkan Novia, semua gaji Novia sering diminta Punang untuk bermabuk-mabukan dan main judi.
Lama-lama Novia pun tak betah, apalagi dia sering di siksa Punang kalau permintaannya tak dipenuhi.
Lalu diam-diam dia kabur dari kost mereka yang selama ini mereka tempati bersama, kost yang ada ini sudah kost yang ketiga Novia tempati, tapi selalu ketahuan Punang.
Sampai akhirnya Punang kena batunya di hajar sampai semaput oleh Brandon. Mereka terus bercakap santai hingga malam dan Brandon yang lagi nelangsa bak bertemu teman yang bisa jadi teman curhat, Brandon yang selama ini tertutup kini punya teman baru, yakni Novia yang kadang ceplas-ceplos.
Mereka terus ngobrol sampai jam 10 malam, dan Brandon pun permisi untuk ke kamar kostnya, Novia pun tanpa sungkan meminta Brandon datang saja kapanpun ke kamarnya, kalau pingin ngobrol kalau lagi pas santai.
*****
Besoknya, sesuai percakapannya dengan Kombes Pol Roni, Brandon menuju alamat Jack Black. Di daerah Jakarta Barat.
Rumah yang dia datangi terkesan tertutup, pagarnya cukup tinggi dan di depannya di jaga dua orang satpam.
“Kamu langsung saja ke teras samping, nanti abang Jack Black nya akan memanggil kamu masuk, kalau memang sudah janjian!” kata satpam yang di dadanya tertulis nama Asep.
Brandon menganggukan kepalanya, lalu diapun menuju teras dan menunggu di sana.
Hanya berselang 15 menitan, keluarlah seorang lelaki bertubuh tinggi besar dan berbadan agak gelap, kumisnya melintang diatas bibir, setelah memperkenalkan diri, dia menatap Brandon dari ujung kaki sampai ke kepala.
“Jadi kamu yang bernama Brandon dan baru saja di pecat dari kesatuan, berdasarkan keterangan abang Kombes Roni?” tanay Jack Black.
“Iya bang…!” sahut Brandon singkat, Jack Black sekali lagi menatap tajam Brandon dan dia membatin dalam hati, kalau anak muda di hadapannya ini mempunyai kekerasan hati yang kuat dan nekat.
Jack Blak merupakan mantan anggota TNI yang banting stir membuka perusahaan jasa sebagai pengawal bagi siapa saja yang mengorder mereka.
Jack Black terakhir berpangkat Kapten, dia pernah masuk penjara akibat membunuh seseorang, diapun di hukum selama 10 tahun sekaligus pemecatan tak hormat dari korpsnya.
Keluar dari penjara, dia bertemu dengan sahabatnya yang sudah naik pangkat jadi Brigjend TNI. Dari sahabat inilah, Jack Black di tawari pekerjaan menjadi pengawal seorang pengusaha yang mempunyai banyak musuh.
Jack Black yang bernama asli Jack Samuel, namun karena kulitnya gelap khas dari Timur, diapun dapat julukan Jack Black.
Usai kontraknya habis menjadi pengawal sang pengusaha, Jack Black pun di suruh sang pengusaha itu agar membuka usaha sebagai jasa bodyguard.
Jack pun mengikuti saran itu dan awalnya dia merekrut 2 orang yang mantan anggota TNI dan polisi yang di pecat tak hormat dari kesatuannya karena berbagai kasus.
Lama-lama nama Jack Black makin terkenal sebagai seorang yang mampu menjaga orang yang dia kawal, sehingga kini Jack mampu merekrut 18 orang lagi anak buahnya.
Order pun terus berdatangan, rata-rata dari pengusaha atau pun pejabat korup yang mengorder mereka dengan kontrak lumayan besar.
Kini perusahaan penyewaan jasa pengawalan milik Jack Black yang bernama CV Jack Black, sesuai dengan namanya, kebanjiran order mengawal klien-kliennya.
Dengan Kombes Pol Roni dia juga bersahabat baik, karena kalau ada order pengawalan tamu-tamu khusus atau pengusaha teman sang Kombes polisi ini, Kombes Roni pasti akan mengontaknya. Tentu saja Jack Black paham, diapun tak sungkan berbagi komisi dengan sahabatnya ini.
“Benar kamu jago nembak?” selidik Jack Black.
“Sedikit bang..!”
“Sedikit? maksudnya gimana?” Jack Black agak bingung juga dengan jawaban singkat-singkat Brandon ini.
“Kalau ada sasaran yang dibidik, saya biasanya jarang luput, kan sayang banget peluru dibuang-buang bang!” Jack Black langsung tertawa mendengar ucapan Brandon yang apa adanya ini.
Setelah berbasi-basi sekitar 30 menitan, Jack Black memutuskan menerima Brandon, dengan masa percobaan selama 2 bulan, bila dianggap baik, maka Brandon akan direkrut, Brandon setuju dan hari itu juga dia disuruh tanda-tangan persetujuan kontrak yang disodorkan Mita, Sekretaris pribadi Jack Black yang tomboy tapi manis.
Sejak hari itu Brandon masuk kerja, cepatnya proses itu karena Jack Black percaya dengan referensi Kombes Pol Roni, kalau Brandon tidak akan mengecewakan dia kelak.
“Hanya jaga emosinya, Brandon kalau sudah naik spaning, dia bisa membunuh orang dengan berdarah dingin!” pesan Kombes Roni, hingga Jack Black tertawa senang, karena dia membutuhkan orang yang berkarakter kejam dan dingin.
Brandon dikenalkan Mita dengan 14 orang bodyguard-bodyguard yang rata-rata bertubuh kekar, karena mereka di wajibkan latihan gym oleh Jack Black, di kantor itu ternyata ada ruangan gym khusus, yang di pakai saat para bodyguard senggang atau tidak ada order.
Sebetulnya total anak buah Jack Black berjumlah 24 orang, namun 10 orang sedang ada job mengawal beberapa klien dan tersisa 14 orang, yang ternyata juga baru bertugas dan kini santai sambil latihan di gym.
Tentu saja Brandon pun ikut latihan untuk menjaga kebugaran, sesekali dia dan para bodyguard lainnya di ajak Jack Black ke arena menembak, tujuannya untuk mengasah kemampuan, Jack Black juga minta anak buahnya masuk ke sasana beladiri, karena ini penting, setiap bodyguard suatu saat pasti akan bentrok dengan pengganggu klien yang mereka jaga.
Disinilah Jack Black kagum dengan ketangkasan Brandon, yang mampu mengalahkan 3 anak buahnya sekaligus saat latih tanding.
Ditambah dengan mahirnya Brandon menggunakan senjata api, sehingga lama-lama semua bodyguard di sana segan dengan Brandon yang jarang tersenyum ini.
Sesuai janji Jack Black, kinerja Brandon selama 2 bulanan cukup memuaskan, dia mampu bertugas dengan baik, saat diberi job.
Selama 2 bulanan, Brandon mengawal 5 orang klien, kebanyakan pengusaha bahkan juga artis dan hasilnya tidak mengecewakan, semua klien memuji kinerja Brandon.
“Hanya orangnya dingin sekali, bak pembunuh bayaran saja, jarang bicara apalagi senyum, kalau diajak ngobrol sahutannya pendek-pendek!” ucap seorang klien pada Jack Black.
Jack Black hanya tersenyum dan bilang itu sudah karakter Brandon dan dia memohon para klien memakluminya.
*****
BERSAMBUNG
ck Black menatap satu persatu ke lima anak buahnya dari total 25 anak buahnya, wajahnya terpaku pada satu anak buahnya yang baru 2 bulanan bergabung ini, siapa lagi kalau bukan Brandon.Dia menatap dari ujung kaki hingga ke wajah pemuda jangkung kekar dan baru berusia 25 tahunan ini.Rambutnya tersisir rapi, dengan kulit sawo matang dan hidung mancung, wajah pemuda ini dingin dan terkesan pendiam, sorot matanya sebetulnya agak ceria, tapi kalau bibirnya mengatup rapat, matanya makin tajam, dan akan terlihat makin garang serta dingin saja.Sepintas Jack Black beranggapan Brandon ini cocok sekali kalau di jadikan sebagai pembunuh bayaran, dengan profil yang terlihat tak punya rasa kasihan begitu.Baju himnya yang berlengan pendek memperlihatkan badannya yang proporsional dan kokoh, di tambah celana jeansnya yang membungkus kakinya yang panjang dan terlihat kencang, tanda tubuh ini rajin melakukan latihan fisik yang keras.Jack Black lalu mengangguk-anggukan kepalanya, kayaknya dia sudah
Diawali saat Putri Zeremiah minta jalan-jalan di kawasan puncak, sang putri yang biasa di daerah gurun ini ingin menikmati cuaca dingin puncak terkenal sudah kesohor ini.Seperti biasa Putri Zeremiah tetap mengenakan baju santai kaos dan jeans, dipadu dengan sepatu kets, penampilan yang sang putri terlihat sangat cantik dan styles.Seperti biasa,Toni dan Brandon dengan sigap terus mengawal.Tanpa mereka sadari, sejak meninggalkan hotel dua mobil mereka sudah diikuti sebuah MPV warna hitam.Insting sebagai mantan polisi Brandon sudah tak enak, namun ia diam saja, baginya selama tidak mengganggu Putri Zeremiah, ia akan mencueki semuanya.Karena tugas utamanya bersama Toni hanya menjaga kenyamanan dan keamanan sang putri ini.Dua mobil ini akhirnya sampai di sebuah tempat wisata ekslusif yang megah dan mewah, saat keluar dari mobil Putri Zeremiah sudah berseru wow dan berkali-kali bilang wonderful.Tempat wisata yang terletak di kawasan Mega Mendung puncak ini benar-benar sangat indah, s
Melihat kedua penculik ini seakan ragu, Brandon yang tak sabaran langsung menendang kepala satu penculik yang dari tadi meringis kesakitan, hingga langsung jatuh tertelungkup dan pingsan seketika.Rekannya kaget setengah mati melihat kekejaman Brandon. Dia yang juga kena tembak di bahu dan kaki kini berinsut ke tanah menjauh sambil berteriak-teriak minta ampun.Brandon yang aslinya berdarah dingin tanpa ampun kembali menendang kepala penculik itu dan kembali sisa penculik ini pingsan seketika.Brandon lalu masuk kedalam mobil dan melepaskan ikatan lakban dimulut Putri Zeremiah.“Thank’s, tolong asisten saya itu, dia kedinginan di luar, bisa pingsan dia!” kata sang putri dalam bahasa Inggris yang fasih pada Brandon, Putri angkuh ini juga sangat ngeri melihat kekejaman Brandon.Tanpa banyak tanya Brandon keluar lagi dan menarik si asisten yang ketakutan dan kehujanan di samping mobil para penculik ini.Saat itulah datang Toni dan Jamal dengan tergopoh.“Ada ada Brandon!” kata Toni denga
Brandon mengalihkan tatapannya ke gelas wine dan sesekali mengangkat wajah, kalau Putri Zeremiah agak ngegas bercerita dalam bahasa Inggris yang sangat fasih.Selesai bercerita, barulah Putri Zeremiah menatap wajah Brandon, sekaligus menatap tubuh Brandon yang terbungkus kimono.“Hmmm….!” tanpa sadar putri ini kagum dengan tubuh kokoh Brandon.“Berapa usia kamu Brandon…?”“24 mau 25 tahun putri!”“Kamu sudah bekeluarga?” Brandon langsung menggeleng.“Punya pacar?” lagi-lagi Brandon menggeleng, Putri Zeremiah tersenyum memikat.“Kamu malam in tidur di sini jaga saya, tapi awas jangan lengah! Kamu tetap siaga dan terus jaga saya, okay..!”“Siap putri!” sahut Brandon.Tak lama kemudian Putri Zeremiah terlihat menelpon seseorang dalam bahasa Arab yang tak dimengerti Brandon, dia kini bergeser duduk di kursi lain dan membiarkan Putri ini sendirian menelpon.Besoknya Brandon kaget, saat melihat Jamal membawa tas bagasi, wajahnya terlihat memerah, sementara Toni tak terlihat.Brandon hanya m
Sampai di hotel kembali Putri Zeremiah yang sepanjang bersungut-sungut dan bilang betapa capenya jadi dirinya, selalu jadi sasaran kejahatan.Dia langsung masuk ke hotelnya dengan membiarkan Maya Asistennya membereskan semua belanjaannya, dia tak mau tahu, Putri ini ngeloyor saja ke kamar hotel mewahnya.Bagi Asisten Maya yang sudah hapal karakter bosnya ini, gaya begitu tak masalah.Karena tugas Brandon terus mengawal, tentu saja pria ini terus mengikuti sang putri yang masuk beristirahat di kamarnya.“Hmmm…kamu ikutin aku terus yaa! Aku saat ini pingin sendiri…kamu kalau mau istirahat silahkan saja, ku beri jatah sehari cuti, tapi besok pagi jam 10 kamu sudah on time kesini lagi, awas kalo telat, kamu bakalan ku pecat!”“Siap putri…!” sahut Brandon cepat.Ketika dia akan melankgkah keluar kamar, tiba-tiba si putri ini berubah pikiran, dia malah memanggil Brandon kembali, sehingga pria ini terpak
Brandon terbangun saat ada dengusan nafas dan kecupan kecil di bibirnya, ternyata Putri Zeremiah sudah berada di atas tubuh kokohnya, yang bikin Brandon kaget, putri ini sudah polos dan baju kimononya sudah terbuka semua, yang artinya mereka kini sama-sama ak pakai apa-apa lagi.“Handsome, kamu hebat sekali aku tadi malam sampai benar-benar teler luar dalam kamu bikin, udah lama banget aku tak begitu…!” bisik Putri Zeremiah.Brandon hanya tersenyum tipis, di pagi itu sang asisten bingung sendiri karena tuan putrinya tak keluar kamar hingga siang hari bersama sang pengawal gantengnya tersebut.Hubungan minor antara pengawal dan yang di kawal ini terus berlanjut hingga ke Bandung, Surabaya dan Manado, sesusai dengan jadwal Putri Zeremiah selama berkunjung di Indonesia.Hampir saja putri jelita kaya raya ini akan berlama-lama di Indonesia, kalau saja suaminya tak menelpon langsung dari Dubai.Karena istri ke tiganya ini sudah lebih
Brandon hanya duduk, lalu dia minum kopi yang sudah dingin dan tersisa setengah gelas bikinan Novia siang jelang sore tadi.“Eh udah dingin kok di minum lagi, tunggu bentar aku bikinkan yang baru mas!” Brandon kaget saat melihat Novia keluar hanya pake handukan dari kamar mandi dan kini ke belakang lagi, agaknya mau bikinkan kopi yang baru.“Ini mas di minum selagi panas, tadi aku belanja banyak buat keperluan sehari-hari, soalnya semuanya serba habis, bahkan beras aja habis, uang yang satu juta tadi pas dahh habis!” Novia lalu permisi ke belakang dan berganti dengan baju daster.Brandon lalu meletakan sisa uang 4 juta yang ada di dompetnya, uang merah Soekarno Hatta itu dia taruh di ranjang bekasnya ketiduran tadi.Tentu saja Novia yang keluar dari kamar mandi sambil sisiran kaget bukan main melihat uang itu tergeletak di kasurnya, dan Brandon bilang ini upahnya telah membantunya membersihkan kamar dan mencuci pakaiannya yan
“Enak juga pijatan kamu mba, belajar di mana!”“Saya dulu kan sempat kerja di sebuah pijat refleksi, tapi ga lama, hanya 3 bulan saya keluar, karena tamunya rata-rata kurang ajar, awalnya minta di urut itunya, tapi lama-lama malah ngajak ML, aku ga mau-lah, aku kan bukan wanita seperti itu!” Novia yang ceplas ceplos bikin Brandon hanya tertawa saja, karena Novia tanpa basa-basi ungkapkan pengalamannya bekerja di spa plus-plus.Saat memijat punggung Brandon, Novia kembali memuji betapa keras dan berototnya punggung Brandon ini, dia kadang gemas, bukan hanya memijat tapi kadang memelintir otot punggung itu.Brandon hanya mendiamkan ulah Novia dan merem melek saja menikmati pijatan itu.Entah di sengaja atau ga, pas memijat bagian pinggang hingga ke pantat, tangan Novia sering tak sengaja tersentuh bagian sensitive Brandon, sehingga pria dingin ini kadang kaget sendiri, menyebabkan ia makin gelisah sendiri.Novia bukanlah wanit
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman