Share

Bab 18 (Rencana Baru Husien)

Suasana Restoran semakin ramai saja sampai sore ini. Jika masih ramai seperti ini terpaksa semua karyawan harus di lemburkan sampai Restoran sepi pengunjung. Aku juga sangat kelelahan. Dari tadi aku mondar mandir sedari pagi melayani para pengunjung. Kalau lagi lelah begini jika aku melihat wajah Jannah atau hanya dengar suaranya saja, rasa lelahku akan punah seketika. Jannah memang jantung hatiku. Ia penyemangat hari-hari yang aku lalui. Lebih baik aku telepon saja dia. Sedang apa dia sekarang ini? Aku merogoh ponselku di dalam saku celanaku.

"Hai," sapa Lucki yang membuatku terkejut.

Aku terperanjat. Rasa mau copot saja jantungku. Ia tiba-tiba muncul di depanku.

"Mana gadismu?"

Lucki tiba-tiba menanyakan tentang calon istriku. Rasa penasaran tingkat tinggi masih saja bertengger di kepalanya.

Aku hanya diam.

"Mana?" tanyanya lagi.

"A-nu ... Dia ... Ya, dia ada di rumah sakit,” jawabku. Pasti Lucki tertawa karena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status