BERSAMBUNG
“Sudah beres pa Letnan, pesawat ini sudah siap terbang lagi,” seorang tekhnisi menghampiri Brandi.“Sayangnya tanah masih becek, mau tak mau kami harus menunggu 2 atau 3 harian lagi, baru bisa terbang, moga tak hujan!” sahut Brandi kalem, sambil menatap Pelda Majid dan Loha lalu kedipkan mata.Keduanya senyum di kulum dan diam-diam memuji betapa cerdiknya Brandi.“Waah, mau tak mau kami harus duluan berangkat, sebab tugas kami masih banyak di bandara. Kami izin dulu pa Letnan, untuk telpon pimpinan, agar di jemput ke sini,” sahut si tekhnisi tersebut.Tak sampai 2,5 jam, helikopter pun datang dan langsung jemput ke 3 tekhnisi ini. Karena tenaga mereka memang sangat di butuhkan di bandara tersebut, untuk perbaiki pesawat yang lain.Begitu helikopter ini terbang lagi dan hilang dari pandangan. Tanpa buang waktu, Brandi ajak Pelda Majid dan Loha untuk segera masukan peti-peti dan karung duit ke pesawat jenis hercules ini, yang sebelumnya sengaja mereka sembunyikan di sebuah tempat, setela
Alih-alih dendam dengan perlakuan Brandi. Loha bahkan dengan bercanda bilang, sangat bersyukur di ‘kemplang’ Brandi hingga pingsan.“Aku seolah mimpi saat Abang bikin pingsan, tahu-tahu pas bangun eh jadi miliuner dan bebas dari kelompok Bagupai!” kata Loha terbahak, saat mereka makan-makan di sebuah restoran mewah.Bahkan ketiganya sempat singgah di sebuah butik dan beli pakaian mahal, sehingga penampilan ketiganya mirip pengusaha saja.Loha dan Majid bahkan ke salon dan cukur kumis dan jenggotnya, hingga wajah keduanya terlihat lebih tampan.Brandi mau tak mau ikutan kedua sahabatnya ini, sehingga keduanya balik memuji betapa gagahnya sang perwira muda ini.Majid beda lagi, dengan apa adanya dia bilang saat ini aslinya memang butuh uang, kredit rumahnya yang ditinggali ibu dan dua adiknya terancam di sita bank.Lalu dua buah motor terancam di ambil debt collector, gara-gara macet berbulan-bulan. Termasuk dua adiknya yang terancam gagal lanjutkan pendidikan, karena menunggak uang SPP
Brandi pun terjungkal dari motornya, dia berjibaku agar tak jatuh ke aspal. Untung saja dia tangkas, kalau tidak bisa jadi tubuhnya lebam-lebam terjatuh.Mobil mewah ini singgah dan keluarlah seorang pria tampan berbaju polisi dengan pangkat Iptu, sambil menatap Brandi yang kini bangkit lagi dengan cepat.“Hei tolol, kalau bawa motor lihat-lihat, nih mobil pacarku tergores, 100 motor jenis itu tak bakal mampu bayar perbaikan mobil ini,” bentak seorang wanita cantik pakai kacamata hitam, sambil menurunkan kaca mobilnya dan berada di balik kemudi.Kaget juga Brandi, dia malah yang dianggap salah, padahal mobil itulah yang nyelonong dan senggol motor yang dikendarainya.Si perwira polisi ini langsung menatap wanita ini dengan wajah tak senang.“Sudah kamu diam, yang salah bukan dia, tapi kamu yang egois bawa mobil,” tegur si perwira polisi ini pada wanita ini, si wanita cantik ini melengos tak senang di tegur di depan Brandi.Malulah dia, bukannya ikut membelanya, malah menyalahkannya.Po
“Bapak komandan mau beli mobil jenis apa, nanti sopir eike yang akan antar ke dealer, tenang nekk!” sahut si manejer ini, Brandi yang tak nyadar ngomong lalu buru-buru sebutkan mereknya.“Siap…! Onyong, ye antar pa komandan ini ke dealer yang ada di dekat-dekat sini, cepetan jangan ngerokok mulu!” si manejer ngondek ini sambil sebutkan nama dealernya. Brandi hanya senyum kecil dan kini dia diantar Onyong sopir perusahaan di Ngondek ini ke sebuah dealer mobil mewah.Mobil yang Brandi pilih berharga hampir 3 miliaran dan bisa langsung di bawa, kini dia senyum sendiri. “Buat apa juga uang banyak di simpan-simpan, nikmatilah!” pikirnya tertawa sendiri.Saat itulah masuk vidcal dari Loha di ponselnya. “Haloooo saudaraku, di mana nih?” Loha yang sedang duduk di sebuah mobil menegurnya duluan.“Di jalan Loha, eh kamu sudah beli mobil juga ya?”“Iya dong brother, nih lagi sama kakak perempuanku, lihat cantik nggak!” Loha pindahkan ponselnya dan menyorot seorang wanita hitam manis berhidung m
Selama seminggu sebelum pindah ke rumah barunya, Brandi melihat rumah Serda Andi sepi-sepi saja. Otomatis Brandi tak lagi dengar suara pertengkaran suami istri ini. Terutama suara Serda Andi yang suka sekali membentak-bentak istri cantiknya tersebut. “Hmm…kemana Serda Andi pergi, apakah dia menyusul istrinya ke Sukabumi?” batin Brandi.Brandi untuk sementara tak menggubris itu, dia kini pindah dan pamit dengan pengelola mess militer ini, karena rumahnya sudah siap di tempati. Si Ngondek sudah kasih tahu sebelumnya.Brandi tidak pernah bawa mobil mewahnya ke mess ini, tapi sengaja dia tinggal di rumah barunya. Agar tak jadi pusat perhatian seluruh prajurit atau perwira yang selama ini tinggal di mess tersebut.Sudah jadi rahasia umum, banyak prajurit yang hidupnya sederhana, karena tak pintar berbisnis, hanya andalkan gaji semata.Brandi tidak mau jadi gunjingan atau pun jadi bahan gosip, terutama dari istri-istri parjurit yang suka kepo. Dia masih bujangan saja sudah ada gosip, jang
Leni juga cerita, Serda Andi agaknya ‘takut’ datang ke Pengadilan Agama, karena ulahnya yang ngamuk-ngamuk di rumah orang tuanya sudah di laporkan ke polisi.“Tau nggak mas, Kapolseknya ganteng kayak kamu, namanya Iptu Aldot HZ, dia langsung tangkap Serda Andi dan sempat di kemplang si Kapolsek tampan itu, saat petentang-petenteng nantang polisi yang mau nangkap dirinya. Tapi sayangnya dia kabur saat anak buah si kapolsek ini lengah dan jadi borunan hingga kini,” cerita Leni dan kini untuk pertama kalinya dia tertawa.Begitu tertawa, aura kecantikan Leni bikin Brandi kagum juga, beda dengan beberapa hari lalu yang selalu murung dan kayak banyak beban.Brandi malah kaget sendiri, tak menyangka si polisi tampan anak Brandon Hasim Zailani itu justru jadi Kapolsek di tempat Leni.“Hmm…ganas juga ternyata si Aldot, sampai prajurit saja dia kemplang,” batin Brandi, lalu senyum sendiri. “Ehh mas, kamu senyum gitu malah mirip dengan si Kapolsek itu, jangan-jangan kalian ini sodaraan yaa?” ka
Siapa yang bisa menyalahkan keduanya, Leni barusan jadi janda dan sudah setahun lebih tak merasakan kasih sayang dari mantan suaminya.Brandi pria dewasa yang belum punya kekasih dan tidak terikat dengan siapapun. Leni juga mengagumi dan sangat berhutang budi dengan Brandi, maka setan burik pun sukses menggoda keduanya.Walaupun awalnya malu-malu, Leni sampai menunduk malu, tapi saat Brandi tak sungkan melepas seluruh pakaiannya, Leni yang tadi menunduk berbalik kaget, saat melihat rudal balistik pemuda ini sudah tegak, padahal belum di apa-apakan.“Gila, sudah begini keras, padahl cuman lihat aku telanjang,” batin Leni kagum sendiri dan dia tak ragu lepaskan bajunya yang tadi digunakan untuk menutupi tubuh semoknya.Leni tak sungkan lagi, dia melupakan semuanya, matanya langsung berbinar saat memegang sebuah benda yang sangat lama dia idam-idamkan.Biarpun tubuh Leni agak ndut, tapi Brandi agaknya punya selera wanita model begini, dia justru suka wanita yang berbody agak semok.Tanpa
Hal ini terus berlangsung hingga satu bulan kemudian, hingga suatu hari Leni kaget dapat telpon dari orang tuanya di Sukabumi.“Leni kamu di mana sekarang? Ibumu sakit, si Andi mantan suamimu meneror kami terus,” terdengar suara ayahnya di seberang telpon. Nada suara ayahnya Leni agak ketakutan.Mendengar ini, Leni pun jadi gelisah, sehingga saat Brandi pulang dari kantornya, Leni langsung ceritakan apa yang menimpa kedua orangtuanya tersebut.Mendengar ini, Brandi seolah baru sadar, dia belum beri pelajaran buat Serda Andi, yang dulu pernah menipu ibunya, yang anehnya Serda Andi sendiri lupa dengan Brandi. Padahal mereka bertetangga saat tinggal di mess prajurit tersebut.Sebab bukan hanya anak muda ini yang jadi korban, tapi banyak prajurit lainnya yang dia kerjai selama ini.Hingga akhirnya Serda Andi dapat sanksi berat, selain di tarik ke Mabes, juga penundaan naik pangkat sampai 7 tahun. Selama 1 bulanan ini Brandi terlalu asyik bercinta dengan Leni, apalagi tugasnya belum terla