Share

Bab 27

last update Last Updated: 2024-01-11 14:03:21

Ketukan halus terdengar mengambang di udara, maka Ansel dan Aisha segera menengok ke arah sumber suara. “Siapa?” tanya pria ini.

“Entahlah, Aisha lihat dulu.” Segera, wanita ini bangkit dari duduknya, meninggalkan sarapannya. Pintu dibuka perlahan hingga dia melihat Evan yang berdiri bersama senyuman teduh yang diberikan khusus padanya.

“Selamat pagi, Sayang. Aku bawakan sarapan sekalian buah-buahan dan camilan untukmu. Syukur-syukur jika papa bisa memakannya juga.” Tutur kata Evan terdengar lembut selayaknya suami penyayang istri.

“Masuklah.” Suara pelan Aisha yang tidak menginginkan kehadiran Evan karena selain tidak ingin melihat wajahnya, kehadiran pria itu juga mengganggu waktunya dengan Ansel padahal momen bersama kakaknya sangat jarang dia temui bahkan sebelum ini pertemuan itu seakan mustahil akibat tindakan keji Evan.

Saat ini Evan segera berpura-pura tidak mengetahui kehadiran Ansel. “Oh, kakak ipar, kau di sini!” Senyuman hangat dipasang.

Namun, ekspresi Ansel sangat
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 28

    Evan memerintahkan Aisha untuk duduk tenang dan nyaman saat makanan mulai dibuka satu-persatu. “Aku menyuruh bibi membuatkan berbagai macam menu, dari mulai manis, asin lalu pedas. Pasti kamu akan menyukainya, Sayang.” Senyuman teduh Evan kembali dibentuk saat menunjukan perhatian palsunya walaupun di luar tampak tulus, tetapi itu hanya di mata orang yang tidak tahu bagaimana monster dalam dirinya. Maka, Aisha tidak pernah tersentuh bahkan sampai detik ini. “Ya, terimakasih.” Datar Aisha.“Seharusnya kamu mengatakan menu yang kamu inginkan karena setiap hari aku kebingungan saat memerintah bibi memasak menu,” kekeh teduh Evan. Saat ini adalah jalan emas untuk Aisha membahas tentang kartu ATMnya, tetapi wanita ini terlalu ragu karena mungkin tanggapan Evan akan terdengar menyebalkan walaupun cara penyampaiannya sangat lembut. “Buatkan menu apa saja,” sahut datarnya lagi. “Baiklah. Sekarang makanlah.” Senyuman teduh dipasang seiring membantu mengisi piring milik Aisha, “aku sudah sar

    Last Updated : 2024-01-12
  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 29

    Setelah lewat siang hari Ansel barusaja mengatakan rencananya pada Alea, “Bagaimana kalau aku melamar kerja di perusahaan papa. Dengan begitu aku bisa leluasa mencari tahu celah kelemahan Evan.”“Apa tidak ada cara lain?” Alea tidak lantas menyetujui keputusan Ansel karena berada di perusahaan artinya berhadapan langsung dengan Evan karena mereka berada di bawah atas yang sama. Pun, jangankan berada di gedung yang sama saat ini saja Alea selalu mengkhawatirkan Ansel walaupun suaminya tidak akan setiap saat bertemu dengan Evan. “Entahlah. Aku kesulitan menjangkau Evan. Akses masuk ke rumah diblokir total, lalu Aisha bilang Evan memasang CCTV di dalam kamar mereka, ada kemungkinan Evan juga memasang CCTV di ruangan lainnya. Hal itu membatasi pergerakan kami, apalagi aku. Mungkin Aisha masih mending, dia tidak akan langsung dicurigai, berbeda denganku yang memang tidak tinggal di rumah.”Alea bergeming cukup lama karena menghadapi seorang Evan memang rumit, dia adalah rubah paling licik

    Last Updated : 2024-01-12
  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 30

    Sore hari tiba, Ansel bersiap-siap menuju gedung tempat penjualan berlian, tetapi sebuah chat masuk sebelum dia sempat meninggalkan rumah. [Mari bertemu di apartemen, ada hal yang ingin aku bicarakan.] Pesan singkat ini membuat Ansel mengerutkan dahi sangat heran. ‘Aku tidak mengenali nomor ini. Apa Evan?’[Siapa?] Balas singkat Ansel.[Kenapa kamu tidak menghubungiku, padahal aku sudah memberikan nomor handphoneku padamu.] Kalimat ini segera menyadarkan Ansel. ‘Apa dia wanita yang semalam. Dari mana dia tahu nomorku?’ Ansel tidak ingin mengambil resiko di dalam masalahnya yang tidak pernah selesai. Maka segera wanita itu diabaikan. Pria ini bergegas menuju tempatnya bekerja. “Aku tidak bisa ke rumah sakit karena mungkin seseorang mengintaiku. Kakak minta maaf ....” Kalimatnya tertuju pada Aisha yang masih setia menemani Adhitia. Namun, rupanya seseorang di seberang sana tidak suka diabaikan. Maka, panggilan segera mengudara pada nomor ponsel milik Ansel. “Keras kepala sekali orang

    Last Updated : 2024-01-13
  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 31

    Alea sudah berada di rumah Rina, tetapi saat ini chat dari wanita itu tidak mendapatkan tanggapan dari Ansel. “Mungkin suamimu sedang bekerja. Simpan saja barangnya, tapi jangan dibuka dulu. Tapi itu hanya usulan dari ibu,” kekeh lembut Rina.Entah kenapa raut wajah dan sikap hangat Rina selalu membuat Alea merasa nyaman, seolah sedang melihat sosok ibu yang tidak pernah dilihatnya. “Iya, Alea akan menyimpannya.” Senyuman melengkapi. Cukup lama Alea mengunjungi kediaman Rina untuk membicarakan hal-hal kecil sebagaimana dengan seorang tetangga, terlebih di daerah ini hanya Rina yang bersedia berbaik hati pada keluarga kecil Ansel.Di sisi lain, akhirnya Adhitia mendapatkan izin pulang tetapi tidak sore ini. Dokter menahan pria itu hingga besok. “Kondisi tuan Adhitia sudah membaik dan bisa melanjutkan perawatan di rumah.” Cara penyampaiannya sangat santun.“Syukurlah ....” Senyuman Aisha merekah ke arah Adhitia.“Tetapi saya sarankan tuan Adhitia menjalani terapi. Bukankah kondisi tuan

    Last Updated : 2024-01-13
  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 32

    Ansel tidak mendukung keputusan Deon, dia tetap bergerak saat rekannya memilih bersembunyi di dalam ruangan karyawan. Namun, ternyata malam ini memang bukan Naima yang datang, tetapi sekelompok mafia yang berhasil menjarah satu etalase berlian. Salah seorang penjaga keamanan menjadi sandera maka semua penjaga keamanan lainnya tidak dapar bergerak dengan gegabah, pun jumlah mereka lebih dari lima orang. Jadi, pada pagi harinya semua penjaga keamanan diberikan sanksi yaitu pemotongan gaji. Setiap bulan mereka harus mengganti berlian yang hilang. “Sial!” Ansel adalah orang yang paling keberatan karena hidupnya sudah di bawah rata-rata, maka dengan pemotongan gaji itu artinya kehidupannya dengan Alea akan semakin rumit bahkan mungkin semakin sekarat. “50% gaji kalian tidak akan dibayarkan hingga semua kerugian tertutupi. Satu hal lagi yang perlu kalian ingat, kami tidak menerima resign!” ucap supervisor sangat tegas di hadapan semua karyawannya tidak terkecuali. Maka, upah Ansel menjadi

    Last Updated : 2024-01-14
  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 33

    Sopir memberikan laporan tentang Adhitia dan Aisha, tetapi selain itu dia juga mengatakan jika Ansel bersama mereka, tetapi Evan menanggapinya dengan santai toh dia sudah berhasil memaikan iparnya semalam. Adhitia menyukai tempat barunya ini karena selain bisa terbebas dari pengapnya perbuatan Evan, dia juga dapat mengenang masa bahagianya ketika anak-anaknya masih sangat kecil. Dulu Ansel dan Aisha dibesarkan di sini oleh tangan lembut sang istri. Begitupun dengan Ansel dan Aisha, keduanya seakan bernostalgia. “Sejak pindah ke rumah, jarang sekali kita mengunjungi rumah pertama,” ucap pria ini pada adiknya. “Iya, karena Aisha merasa lebih nyaman di sana.” Senyuman bahagianya, tetapi diakhiri dengan senyuman sendu karena sekarang tempat yang dianggap lebih nyaman sudah berubah menjadi tempat penyiksaan. Lagi, Ansel harus mencoba menekan kesedihan yang dirasakan adiknya. “Sampai berapa lama papa dan adikku di sini, hm ...,” godanya bersama tawa kecil hingga Aisha ikut ke dalam suas

    Last Updated : 2024-01-15
  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 34

    Alea duduk di kursi taman yang mengarah pada jalanan. “Kita tunggu papa di sini.” Senyuman diarahkan pada Ocean yang baru pertama kali dibawa melihat suasana siang hari. Keduanya duduk di pinggir jalanan daerah maka tidak terlalu ramai kendaraan, tetapi banyak tetangga berlalu-lalang maka akhirnya Alea memiliki beberapa teman ngobrol. Untungnya orang-orang yang dia temui sebaya dengan dirinya maka tidak ada orang yang merendahkan keluarga Ansel karena mereka memiliki pemikiran sejalan, berbeda dengan para ibu-ibu.Tidak lama Alea di sana, hanya sekitar satu jam karena sinar matahari semakin mengguyur bumi. Saat di perjalanan pulang, wanita ini sempat mengunjungi toko untuk membeli susu formula, di sinilah pergunjingan dimulai. “Ibu dengar suaminya Neng Alea belum pulang. Kenapa tidak bekerja lagi untuk membantu ekonomi di rumah, kasihan loh suaminya Neng Alea bekerja sampai sekeras ini.” Tatapannya dipenuhi cibiran padahal Alea sering berbelanja di tokonya. Senyuman kecil dibentuk Al

    Last Updated : 2024-01-15
  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 35

    Evan mengunjungi apartemen setelah jam operasionalnya berakhir. Bukan tanpa maksud karena tentu saja dia memiliki banyak maksud terselubung yang salah satunya memastikan Aisha hidup dengan menderita hingga membuat istrinya tidak nyaman berada di sana berlama-lama. “Sayang, aku akan mengirim satu pembantu kesini. Apa cukup?” Tatapan teduhnya seolah sedang memberikan perhatian pada istrinya yang duduk di sisinya.“Iya, cukup.” Anggukan kecil Aisha dengan wajah datar.Kini, Evan menyodorkan kartu ATM milik Aisha yang sempat ditahan olehnya. “Di dalamnya terdapat uang belanja, tapi kamu harus berhemat ya. Lagipula kalian hanya tinggal bertiga, kebutuhan dapur jika dibagi dua maka akan menghabiskan uang lebih banyak.” Dagu Aisha dielus lembut. “Iya, aku akan mengatur pengeluaran. Tapi kamu harus memberi uang lebih andai papa membutuhkan pemeriksaan. Kamu juga harus tetap memberiku uang untuk membeli obat papa!” Kalimat Aisha dibumbui banyak ketegasan karena sejak penyakit menggerogoti Adh

    Last Updated : 2024-01-16

Latest chapter

  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 96. End

    Hari berganti, Ansel masih belum kembali dan saat ini Alea mulai menangis tersedu, tetapi untungnya Rina tetap di sisinya dan wanita ini juga yang membantu menenangkan ibu satu anak ini. Namun, kebaikan Rina tidak membuat Ansel kembali. Lelaki itu menghilang hingga satu minggu lamanya. Setiap hari Alea dan Aisha mencoba mencari tanpa melibatkan polisi karena mereka yakin hilangnya Ansel karena perbuatan Evan. Namun, hingga saat ini Aisha tidak menemukan bukti kecurigaannya. Tidak mudah untuk Alea menjalani kehidupannya selama satu minggu ini, Ocean sering menangis dan Alea tidak bisa fokus pada apapun. Jika saya Rina tidak di sisinya mungkin saat ini Alea sudah mendekati kehancurannya. Hari ini, Rina tidak tahan melihat Alea menderita. Maka, dia menghubungi Reza untuk mencari tahu keberadaan Ansel. Wanita ini yakin Reza bisa membantu karena Alea sudah melarangnya melaporkan hilangnya Ansel pada polisi. Sementara, saat ini Ansel disekap oleh Evan. Ya, pelakunya memang Evan. Sudah s

  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 95

    Ansel menemui hari sialnya lagi karena akibat tindakannya dia disandera oleh Evan tanpa sepengetahuan Alea maupun Aisha. Jadi seakan-seakan Ansel menghilang tanpa jejak. Pada pagi ini Alea menunggu suaminya pulang, tapi hingga pukul sembilan dia tidak mendapatkan kabar apa pun. Alea menemui Rina untuk meminta bantuan menghubungi Ansel, tetapi nomor suaminya tidak aktif. "Ansel kemana dan kenapa nomornya tidak aktif, apa menemui Aisha?" Alea khawatir, hanya saja dia tidak ingin memikirkan hal aneh.Alea kembali ke rumahnya, di pangkuannya Ocean merengek padahal anaknya sudah diberikan susu. "Kenapa sayang ...." Lembutnya saat membelai pipi Ocean.Alea tetap melakukan kegiatan seperti biasanya, tetapi Ansel masih belum kembali bahkan ketika matahari sudah berada di puncak langit. Rengekan Ocean hanya berhenti sesaat, sejak pagi-pagi bayi itu terus merengek dan tidak pernah tidur nyenyak. "Nak, kenapa ..., jangan seperti ini ..., papa belum pulang dan tidak bisa dihubungi, mama khawatir

  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 94

    Ansel tertangkap sebelum pria ini menemukan hal penting, maka bawahan yang ditugaskan Evan membawanya secara halus ke hadapan Evan supaya kedok tuannya tidak terbongkar di hadapan para karyawan.Saat ini Evan bertepuk tangan di hadapan Ansel yang berdiri geram. "Kakak ipar, kau memang hebat, kau bisa menebak keberadaan surat-surat penting milikku. Tapi ... aku yakin kau belum menemukan apapun karena tidak semudah itu. Aku sudah menyimpannya sangat rapat dan sulit dijangkau." Sunggingan bibir Evan mengudara sangat menyebalkan di dalam indera penglihatan Ansel. Saat ini Ansel tidak berkata apapun, arah matanya hanya selalu mengikuti gerakan Evan tanpa pernah berkedip sama sekali, bahkan bola matanya hanya berisi api yang siap membakar Evav."Jangan marah. Santai saja. Kakak ipar tidak boleh terlalu tegang karena memiliki anak dan istri yang harus dicukupi. Hm ... apakah rumah sekecil itu tidak membuat kalian pengap heuh? Rasanya untuk bernapas saja terlalu sulit," hina Evan bersama sun

  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 93

    Jumlah kunci yang dimiliki satpam tidak sama dengan sebelum Ansel meninggalkan gedung ini, maka pria ini semakin yakin jika surat-surat penting milik Adithia disimpan di dalam salah satu ruangan di gedung ini. Setelah mencari tahu akhirnya Ansel menemukan satu ruangan yang tidak memiliki kunci. Dia berdiri tepat di depan pintu, ruangan ini memang terisolasi karena pernah terjadi hal tidak diinginkan. Ruangan ini tidak pernah disukai para karyawan karen lokasinya terlalu tinggi hingga mereka mengeluhkan jarak dengan lobby utama. "Ck, apa dugaanku benar. Kau menyimpan semua surat penting milik papa di tempat ini, tempat yang dibenci semua orang? Ya, memang masuk akal jika kau menyimpannya di sini karena tidak ada yang berniat memasuki ruangan ini!" Ansel selalu berhasil membaca isi kepala Evan yang dipenuhi dengan hal-hal licik. Begitupun dengan yang ini, ini mudah untuknya. Namun, apakah dugaannya benar?Ansel tidak memiliki kunci untuk ruangan ini karena salah satu kunci yang berkura

  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 92

    Alea berwajah sendu ketika kembali masuk ke dalam rumah hingga menimbulkan pertanyaan besar dari Ansel sekalian merangkul istrinya, "Sayang, ada apa hm ...." Usapan lembutnya segera membelai punggung Alea.Alea tersedu di dalam pelukan Ansel, tetapi segera mengadukan isi hatinya, "Aku mengingat cerita ibu panti tentang asal-usulku karena tadi bu Rina bercerita tentang anaknya yang hilang."Rangkulan Ansel semakin dalam setelah mendengar kalimat sendu istrinya. "Tidak apa, itu hanya kebetulan ...." Usapan lembut di punggung Alea tidak berhenti bahkan semakin sering membelai penuh kasih sayang, tidak lupa mengecup puncak kepala sang istri. Setelah berhasil menenangkan diri, Alea melepaskan diri dari pelukan Ansel, kemudian segera membahas Deon. "Bukan teman kamu yang akan menyewa rumah, tapi saudaranya." Tatapannya masih berkaca, tetapi Alea berusaha menyampaikannya dengan benar hingga membuat Ansel mengusap salah satu pipi istrinya bersama senyuman hangat penuh cinta."Aku sudah mende

  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 91

    Rina merasa harus menjelaskan tentang keluarga Ansel karena di matanya keluarga Ansel adalah contoh baik dan patut mendapatkan pujian juga patut menjadi gambaran positif untuk calon penyewanya. Ibu jarinya mengarah pada kediaman Ansel. "Ini rumah keluarga nak Ansel dan nak Alea, mereka sudah memiliki seorang bayi. Kalau ada perlu apa-apa jika memang malas ke rumah ibu, nak Deon biasa mengunjungi nak Ansel dan nak Alea, keduanya sangat ramah," tutur Rina dengan sikap ramah serta raut wajah memuji-muji kedua orang yang berada dalam ceritanya. "Iya. Eu ..., tapi sebenarnya saya sedang mencarikan kontrakan untuk saudara saya karena kebetulan dia mendapatkan pekerjaan di dekat daerah sini," kekeh kecil Deon. "Kalau begitu, Nak Deon jelaskan saja yang baru saja ibu jelaskan pada saudaranya Nak Deon. Intinya lingkungan di sini sangat nyaman karena salah satu alasannya para tetangganya yang baik hati," kekeh merdu Rina kala sedikit berdusta karena hanya beberapa saja dari banyaknya warga ya

  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 90

    “Sayang, makanlah.” Untuk ke sekian kalinya Evan menawarkan bubur hasil buatannya sendiri.Aisha terpaku sesaat mentap semangkuk bubur yang berhasil menggugah seleranya, tetapi dia masih menolak, “Aku belum lapar. Aku akan makan buah-buahan.” Buah apel utuh segera diraih padahal di atas meja makan sudah tersedia buah apel yang sudah dikupas.Evan tidak menunjukan emosi, tetapi hanya senyuman hangat. “Makanlah buahnya.” Kini, Evan berhenti menawarkan bubur pada Aisha, tetapi berpesan pada bibi untuk mengganti bubur yang baru saat Aisha menginginkannya karena dia membuat satu panci bubur.‘Tenanglah, jangan mengacau!’ omelan Aisha pada bayinya yang masih menginginkan bubur yang berada di hadapannya. Buah apel utuh mulai digigit dengan gigitan kecil, tetapi Evan segera meraih buah yang baru lalu mengirisnya di hadapan Aisha.“Jangan memakan buah apel dengan cara seperti itu, makan yang ini saja.” Senyuman teduh Evan tampak sangat ramah dan dipenuhi kasih sayang, tetapi tidak mungkin Aish

  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 89

    Pada pagi hari, Evan menyiapkan sebuah bubur yang sengaja dibawanya pada Aisha. "Selamat pagi, Sayang." Senyuman lembut diumbar saat istrinya baru saja membuka mata. Tentu saja dahi wanita ini berkerut saat menyaksikan pemandangan asing di hadapannya karena tidak biasanya Evan mengucapkan sapaan. "Ada apa. Apa kamu sudah di sana sejak tadi?" tanya Aisha alih-alih membalas sapaan hangat Evan."Lumayan. Aku menunggu kamu, kamu tidur sangat lelap." Senyuman lembut kembali diumbar."Oh ...." Datar Aisha yang segera mendudukan dirinya. Setelah ini tidak sedikit pun dia memandang Evan. Namun, Evan berkata sangat lembut, "Aku baru saja membuatkan bubur untukmu dan bayi kita." Aisha segera melirik pada bubur yang dimaksud Evan, kemudian mengajukan pertanyaan dengan raut wajah heran, "Kamu yang membuat ini?" Evan mengangguk kecil, kemudian menurunkan tatapannya sesaat lalu berkata seiring memasang tatapan sendu. "Aku belum pernah membuatkan apapun untukmu, terutama untuk anak kita. Walaupu

  • Pewaris Sesungguhnya Itu....   Bab 88

    Evan baru saja menyadari jika Aisha membiarkan menunya. "Sayang. kenapa belum makan. Ingin aku suapi?" tawaran lembut dan penuh perhatian ini sudah sewajarnya dilakukan oleh seorang suami, tetapi tentu saja yang dilakukannya hanya berbasa-basi."Aku belum lapar." Dingin dan datar Aisha. Dahi Evan segera berkerut heran, "Tidak mungkin belum lapar. Ada bayi di perutmu, yang aku tahu seorang wanita hamil akan mudah merasa lapar." Pun, sikapnya yang ini adalah sikap wajar seorang suami, tetapi maksud kalimatnya hanya ingin memastikan jika Aisha memberikan makan bayi dalam kandungannya supaya tumbuh dan berkembang normal. Evan tidak ingin mengambil resiko bayinya keguguran apalagi terlahir cacat, itu memalukan."Aku sudah banyak memakan camilan. Aku akan makan makanan berat setelah merasa lapar." Lagi, sikap Aisha sangat dingin dan datar maka wanita ini tidak mencitrakan seorang istri sama sekali yang mungkin akan menimbulkan kesalahpahaman pada orang yang tidak mengetahui kisah keduanya.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status