Share

Bab 66. Penyergapan di Tepi Sungai

Gadis itu terus membatin. Pucuk-pucuk ilalang yang tersiram cahaya keemasan sang rembulan bergoyang lembut dihembus udara malam kemudian memainkan anak rambut Sekar Pandan.

Setelah semua obat boreh menutupi lukanya, Sekar Pandan duduk di atas batu menatap bayangan rembulan yang terpantul pada air sungai di bawah kakinya. Selendang sutra jingga menjulur ke kanan dan kiri tubuhnya.

Satu helai selendang tertarik ke atas digunakan untuk menutupi kakinya. Kedua tangannya menyangga wajah yang menengadah ke bomantara --langit. Bibir meranum itu tersenyum sembari bergerak ingin mengucapkan sebuah kalimat. Namun, satu patah kata pun tidak keluar.

"Aku senang ibu ada di sampingku saat ini. Menemaniku sendirian di tepi sungai kecil. Ibu tahu, akhir-akhir ini semua orang yang kutemui membuatku kecewa dan marah. Senopati Prana Kusuma diam-diam meninggalkan aku sendirian. Dia pulang ke Majapahit tanpa pamit padaku. Padahal hanya dia kawanku di sini, Bu. Pria itu memang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status