Home / Rumah Tangga / Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar / 85. Lahirnya Sang Buah Hati

Share

85. Lahirnya Sang Buah Hati

Author: GREYWIND
last update Last Updated: 2023-12-23 14:00:59

Setelah berhasil meredam Vania dengan melakukan hubungan suami istri, Leo membersihkan tubuhnya seorang diri. Membiarkan Vania terlelap di bawah selimut.

Karena ketika Leo mencoba membangunkan, Vania hanya mengerang seperti enggan untuk membuka mata.

Lalu Leo melangkah ke dalam kamar mandi. Menanggalkan handuk di pinggang dan berdiri di bawah shower.

Kepalanya yang berisik, sedikit tenang saat terkena hujaman air dari atas. Meski tak semua beban hilang, tapi Leo bisa bernapas lega karena masalahnya dengan Vania sudah bisa dikendalikan.

 Begitu selesai dan keluar dari sana, manik Leo tak sengaja melihat gawainya menyala. 

Ternyata banyak sekali tel

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   86. Di Balik Sikap Ibu Mertua

    Bersama hati diliputi rasa bahagia, Leo tak henti-henti tersenyum kala memotret sang buah hati untuk dikirimkan gambarnya pada Vania. Bahwa sosok yang akan menyelamatkan rumah tangga mereka, sudah hadir.Namun telepon dari Alin lebih dulu masuk sebelum Leo sempat melakukannya.‘’Halo, Kak.’’‘’Leo, kamu di mana?’’‘’Rumah sa—’’‘’Vania mengalami kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit.’’Apa?Saat Vania terbangun dan tidak menemukan

    Last Updated : 2023-12-24
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   87. Cahaya Dalam Kegelapan

    Vania terus menanti kedatangan Leo selama berjam-jam. Kabar jika Vania harus melakukan operasi tambahan pun, tetap tidak membuat Leo muncul.‘’Mami, papi… sebenarnya Leo di mana?’’Vania mencurahkan kesedihan lewat tangis.‘’Jangan pikirkan Leo. Sekarang, yang harus kamu pikirkan adalah kesehatanmu, Nak.’’Sebagai mertua, Arka tidak bisa berbuat banyak selain menenangkan Vania. Dia sendiri merasa kesal karena tidak tau di mana putranya.‘’Ren, istri mu pasti bersama Valerie. Coba tanya Delia. Mungkin mereka sedang di satu tempat yang sama.’’

    Last Updated : 2023-12-25
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   88. Perang Batin

    Meski dalam keadaan mengantuk, Valerie memaksa membuka mata karena mendengar suara tangis Ryan. Leo berusaha menenangkan dengan menimang. Tapi Ryan masih saja belum berhenti menangis.‘’Mas, kemarikan Ryan. Mungkin haus.’’‘’Jangan. Kamu istirahat saja. Biar mas urus Ryan.’’Leo tak putus asa. Segala macam trik dan nyanyian Leo keluarkan. Bila dihitung, mungkin Leo telah mengelilingi ruangan VIP itu hingga tujuh kali.‘’Mas, kemarikan anakku,’’ pinta Valerie dengan suara lemahnya.Kali ini Leo tidak membantah dan langsung menyerahkan Ryan dengan hati-hati.

    Last Updated : 2023-12-26
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   89. Tidak Enak Hati

    Setelah melewati berbagai sesi perawatan, akhirnya dokter mengizinkan Valerie untuk pulang.Valerie tetap tinggal di rumah Mahendra agar memudahkan Leo memantau meski suasana belum kondusif.Valerie pun setuju, mengingat dirinya juga tidak bisa mengurus Ryan sendirian di kala Leo sibuk bekerja.Begitu turun dari mobil, Inah, Vira dan Pak Sena sudah berdiri menyambut Valerie dan buah hatinya.Pak Sena sigap mengambil tas-tas dari bagasi dan membawanya ke kamar Valerie. Sebelumnya, kamar itu dalam keadaan berantakan, tapi sekarang sudah tertata kembali berkat Inah.‘’Kemarikan cucu mama, Nak,’’ Vira mengulurkan kedua tangan disertai se

    Last Updated : 2023-12-27
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   90. Batas Waktu

    Jika bukan karena pesan Naya untuk datang mengunjunginya hari ini, mungkin Vania tidak akan check out dari hotel dan buru-buru kembali ke kediaman Mahendra.Vira langsung bangun dari duduknya ketika melihat Vania masuk meski tanpa salam.‘’Nak, akhirnya kamu pulang.’’Baru saja membentangkan tangan untuk memeluk, namun Vania langsung mengelak dan memberi tatapan tajam pada Vira.‘’Benarkah mama senang atas kepulangan Vania? Bukannya mama lebih senang jika itu Valerie?’’ Vania menoleh ke lantai dua. Ke arah kamar Valerie.&ls

    Last Updated : 2023-12-28
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   91. Senjata Makan Tuan

    ‘’Dua bulan?’’Bibir Leo membola. Karena baginya, waktu dua bulan terlalu cepat.‘’Kamu mau aku mengalah selama apa lagi, Mas? Aku udah cukup sakit diduain. Bahkan sekarang satu rumah sama istri siri kamu! Kesabaranku ada batasnya. Aku bukan dan tidak mau bernasib sama kayak Kak Alin!’’ seru Vania.‘’Valerie dan Ryan membutuhkan mas. Jangan egois!’’‘’Aku egois?’’ Vania menatap nyalang. ‘’Apa tidak terbalik? Apa karena Valerie punya anak sementara aku tidak makanya mas beranggapan begitu?’’Leo betul-betul dibuat serba salah.

    Last Updated : 2023-12-29
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   92. Saran Dokter

    Jika memang karena anak, bukankah seharusnya Ryan… menjadi anaknya?Tega betul Arka langsung menjadikan anak Valerie sebagai pewaris kerajaan bisnis batu baranya. Lalu bagaimana dengannya? Yang tidak memiliki keturunan?Tidak tahan melihat kasih sayang Arka dan Naya pada Valerie, Vania pun segera pergi dengan berurai air mata.Valerie langsung menoleh ke arah pintu, ber firasat bahwa Vania tadi berada di sana. Sontak rautnya berubah sedih.‘’Val, kenapa?’’Naya juga menoleh ke arah yang dilihat Valerie.‘’Mami, jadi bagaimana dengan Mbak Van? V

    Last Updated : 2023-12-30
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   93. Lebih Baik Mati

    Sepulang dari rumah sakit, Vania langsung pulang ke rumah dan berbaring di atas kasur sambil merenungkan saran Davi.Vania dilanda kebimbangan. Dari pada memikirkan itu, sebaiknya Vania beristirahat sebentar karena beberapa hari ini dirinya memang kurang tidur. Namun kala Vania ingin melelapkan diri, tangis Ryan samar-samar terdengar.‘’Ck, apa dia tidak bisa mengurus bayi?’’ Padahal dirinya pun belum tentu mampu.Terpaksa Vania bangun dan mengecek ke kamar sebelah.‘’Ryan, tenang ya sayang. Jangan nangis terus,’’ ucap Valerie menenangkan Ryan dalam gendongan. ‘’Mau apa, Nak? Mimik?’’

    Last Updated : 2023-12-31

Latest chapter

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   259. Cinta Sejati Tidak Ditemukan Dari Satu Wanita

    Selain itu, walau dulunya sering bertengkar, kini Rian sangat menyayangi Gia. Tidak ada lagi aksi nakal hingga Gia menangis.Rian sudah bisa menerima Gia.Bahkan memanggil Gia dan Alia dengan julukan si kembar kedua.‘’Nggak nyangka, ya, kita jadi kakak adik.’’ Rian tersenyum pada Gia, mungkin itu untuk pertama kalinya. Entahlah, mungkin sejak lama Rian sudah peduli dan sayang pada Gia tetapi terlalu malu menunjukkannya karena Gia bukan Alia. Alias sang adik.Tetapi kini sudah resmi. Sehingga Rian tidak menutup apapun lagi.‘’Iya. Semoga kamu jadi kakak yang baik seperti baiknya kamu ke Alia.’’ Gia pun membalas senyuman tersebut. ‘’Kalau mas nggak baik, kasih tau aku saja. Nanti aku laporin ke Papi Leo,’’ celetuk Alia walau mata dan tanganya sibuk menata boneka.Ketiganya tengah main bersama. Tak lama si kembar datang bersama orang tua mereka.‘’Rian, mana kedua mami sama papimu?’’ seru Delia.‘’Di kamar, Tante.’’‘’Ngapain?’’ Alin kini yang bertanya. Padahal mereka sekeluarga beren

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   258. Rumah Sakit Jiwa

    Beberapa hari setelahnya…Vania, Valerie dan Leo kompak menuju rumah sakit jiwa. Melihat Gavi tidak sendiri di dalam dunianya. Sandra dan Elsa menemani, satu ruangan berisi tiga orang.Elsa kehilangan bayinya saat di rumah sakit dan berakhir seperti Sandra yang terobsesi pada Gavi.Hingga kini pun Sandra memanggil nama Gavi.Elsa menyebut nama Rendi.Dan Gavi menyebut nama Vania.‘’Apa ada kemungkinan bisa sembuh?’’ tanya Vania pada perawat yang mendampingi.‘’Bisa. Tapi tidak bisa sembuh total. Hanya jika gejalanya diredakan, mereka akan kembali normal. Tetapi, kemungkinan kambuhnya juga akan sangat tinggi.’’Vania tidak menyangka jika kembalinya dirinya pada Leo adalah penyebabnya. ‘’Lebih baik jangan diredakan. Dia itu kriminal. Kalaupun disembuhkan untuk menjalani pemeriksaan biar bisa dikurung di penjara.’’ Leo masih memendam dendam yang belum terlampiaskan.‘’Dia sudah mendapat hukuman setimpal. Mungkin bukan penjara tempatnya dihukum, tapi di sini.’’ Valerie menepuk bahu Vani

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   257. Buah Dari Perbuatannya Sendiri

    ‘’Kamu biadab!’’Gavi ingin sekali melayangkan tamparan, tetapi…‘’Jangan bergerak!’’ Polisi berteriak tegas.Kenyataan itu membuat peluh bercucuran membasahi tubuhnya. Penyesalan menyeruak masuk, menusuk kalbu. Berawal dari cinta dan abadi menjadi benci.Baru terasa bila memilih Sandra adalah kesalahan terbesar seumur hidup. Dan dirinya menyia-nyiakan Vania. Yang tidak sadar makin tidak ada orangnya makin Gavi jatuh cinta.Pipinya basah meneteskan air mata penyesalan.Mengapa semua diketahui ketika sudah terlambat?Apakah tidak ada lagi kesempatan kedua untuknya dan Vania bahagia dengan anak mereka?Gavi hanya ingin lepas. Bebas dari sini dan menjemput Vania dengan mulut terucap meminta maaf dan kedua tangan menangkup memohon ampun.Seorang suami pun hanya manusia biasa tidak ada yang sempurna.‘’Aku harus bertemu Vania.’’ Itulah yang terucap dari bibir Gavi.‘’Tidak akan ku biarkan kau mendekati adik iparku lagi.’’ Rendi mendesis sinis.Adik ipar?Tetapi sayangnya belum resmi. Gavi

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   256. Terkuak

    ‘’Apa-apaan…’’‘’Gav, ini anak-anak kita. Aku membawanya karena bayi kita telah gugur. Dan ini sebagai penggantinya. Lihat, lihat,’’ Sandra menarik si kembar ke depan Gavi yang kebingungan dan dua bocah itu semakin takut. ‘’Aku bisa memberimu anak. Mereka lucu juga menggemaskan. Artinya, kita tidak bercerai, bukan?’’Saat ini Sandra terlihat seperti wanita gila. Takut ditinggalkan, membutuhkan kepastian. Ternyata perkataan Gavi membuatnya putus asa sehingga menculik anak orang untuk diakui. ‘’Jika kamu tidak bisa memberiku anak, maka aku akan menceraikanmu,’’ Sandra mengulang kalimat yang pernah Gavi ucapkan. ‘’Dan mereka adalah alasan kamu tidak bisa menceraikan aku, Gav.’’Gavi kian geram dengan tingkah Sandra. Perkataannya sudah kemana-mana.‘’Yang aku maksud dari rahimmu. Bukan dari rahim orang lain!’’ desisnya. Andai bisa berteriak tentu dibarengi kekerasan. Tapi ini rumah sakit. Di mana dirinya sedang bersembunyi untuk menjalankan rencana.‘’Ini anakku, Gav. Mereka adalah anak

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   255. Leo Menggantikannya

    Senja di sore hari. Pemandangan indah untuk dinikmati dengan mata telanjang. Di saat orang-orang baru pulang dari lelahnya mencari uang, Gavi berdiri di balkon dengan earphone yang baru saja dihancurkan olehnya.Penyadap yang diletakkan di jendela tempat Vania dirawat meremukkan hatinya menghancurkan rencana yang telah disusun matang.Rasanya tidak mungkin secepat itu Vania memutuskan menikah lagi. Mungkinkah dengan trauma yang diberikannya Vania bisa membangun rumah tangga dalam waktu dekat? Apalagi menikah lagi dengan mantan suami pertama.Tidakkah Vania merasa malu?Tidakkah Vania berpikir sampai ke sana?Setelah Vania keluar dari rumah sakit, dirinya akan menculik Vania dan juga putri mereka tinggal bersamanya.Di rumah yang dibelinya ketika melihat gelagat Vania tidak mau lagi serumah dengan Yura.Gavi tidak sudi, putrinya memanggil Leo sebutan papa padahal Gia adalah anaknya.Mungkinkah Gia dipaksa? Gia dicuci otaknya agar lupa padanya yang kini menyesal menyia-nyiakan anak dan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   254. Pertanda Mimpi

    ‘’Gia kangen dipeluk. Dicium. Dibacakan dongeng sebelum tidur.’’ Betapa bayangan Gavi mencuat ke relung hati. Tangisan itu tidak lagi tentang keinginan melainkan tentang kerinduan.Rindu dengan sang ayah.Mulai dari caranya bicara.Mengajaknya bercanda.Menyuapinya.Dada Gia kian terasa sesak, menyadari kalau itu semua tinggal kenangan. Luka yang dicurahkan sang ayah sudah terlalu dalam, mengobati pun akan percuma karena tidak akan bisa sembuh.‘’Gia mau ketemu sama papa, Nak?’’ Terasa berat sekali bertanya. Tetapi sebrengsek apapun mantan suaminya itu, tetaplah ayah bagi putrinya.Namun dengan tegas Gia menggeleng.Valerie dan Vania pun dibuat heran.Gia angkat kepala yang menyembunyikan air matanya. Lalu menyeka walau airnya masih saja keluar. Terlalu sakit sehingga butuh sedikit lebih lama untuk kembali bicara.‘’Gia nggak mau papa Gavi.’’ Intinya, Gia cukup ingat kenangannya dengan Gavi tapi tidak mau papanya Gavi lagi. Traumanya sudah mendarah daging. Gia bisa mengingat dengan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   253. Meminang Sang Kakak

    ‘’Kamu mau menikah lagi?’’Begitulah yang didengar Leo.Valerie mendesah panjang. Membuatnya harus mengulang lagi. Mengatakannya saja sudah sangat sulit apalagi ini sampai dua kali.Wanita kuat sekalipun akan rapuh bila meminta sang suami mendua.‘’Dengar, nggak? Tolong nikahi Mbak Van,’’ ucapnya lemah tanpa berkedip.Kata-kata itu membuat Leo membesarkan matanya. Sekaligus menggelengkan kepala. Lalu tertawa merasa tidak masuk akal.‘’Sayang, pikiran kamu nggak beres di sini. Sebaiknya kita pulang ke Kalimantan. Mas pesan tiket sekarang.’’ Leo mengambil ponsel dan langsung membuka aplikasi pemesanan penerbangan, tetapi, Valerie menurunkannya.‘’Valerie serius!’’ Cara bicara Valerie bukanlah cara bicara yang biasanya. Leo merasa permintaan itu sangat konyol. Karena tidak sama seperti meminta permen ataupun tas mahal. Leo mengira jika menurut apa yang diinginkan Valerie semua akan lebih mudah ke depannya. Tetapi dugaannya salah.Dirinya pun sampai hati tidak mau membantu Vania lagi.

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   252. Memberi Separuh Atap

    ‘’Iya, Ma. Tapi Gia takut kalau nanti di sekolah ada Tante Sandra lagi. Boleh nggak, Gia bawa om-om itu besok?’’ Gia menunjuk pengawal di depan ruangan.Sebagai ibu, Vania sedih anaknya jadi merasa terancam. Seolah keselamatannya berada di ujung tanduk.Seharusnya Vania menjadi tameng terdepan untuk melindungi, tetapi di saat Gia membutuhkannya Vania malah terbaring sakit.Dan ketika bangun penyerangan itu sudah terjadi.‘’Gimana, Ma? Boleh, nggak?’’ pintanya penuh harap.‘’Jangan om itu, ya. Om lain saja. Gimana kalau Pak Sena?’’ Vania tidak mau merepotkan Valerie. Takutnya Valerie kian benci padanya.Sudah bagus Valerie ada bersamanya walau tidak berkata apapun sejak dirinya bangun. Meski sebenarnya Vania mengharapkan pelukan hangat juga beberapa kalimat dari sang adik. ‘’Tentu boleh. Gia mau yang mana?’’ Valerie mendekati ponakannya, seolah menawarkan mainan boneka.Sejak tadi menunggu waktu yang tepat, akhirnya ada pembicaraan yang bisa membuatnya terlibat.Vania menatap Valerie d

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   251. Luka Kehilangan Anak

    ‘’Siapa yang nggak punya otak, Al?’’ Tiba-tiba saja Rian sudah berada di sebelah Rico.‘’Itu tuh, Mas.’’ Menunjuk si kembar dengan mulut yang dimajukan.‘’Kalian apakan adikku?’’ ‘’Jangan salah paham, Sepupu. Kami hanya bercanda.’’ Raffi cengengesan lalu menyenggol lengan Rico untuk ikut tertawa. ‘’Dasar kalian!’’ Alia menggeleng-geleng tetapi sesaat kemudian sudah berdamai lagi.Rian melihat sedikit embun di mata Gia, tetapi tidak berkata apapun. Ingin berempati namun kelakuannya selama ini membuatnya malu untuk tiba-tiba memberi perhatian.‘’Kamu sudah nggak sedih lagi, kan?’’ ‘’Sedikit,’’ jawab Gia pelan.‘’Ayo kita main. Nanti papa aku jemput, terus ngajak kita main di mall,’’ jabar Alia dengan rasa bahagia.Lili dan Nathan sudah menganggap Gia juga sebagai anak mereka. Sangat tidak tega melihat Gia sendirian bertemankan Pak Sena dan Inah saja. Apalagi Alia sering bercerita, betapa sedihnya Gia selama sekolah.Tidak adanya kemajuan tentang Vania, berpengaruh besar pada sang pu

DMCA.com Protection Status