Share

109. Ingatan Akan Rekaman

Penulis: GREYWIND
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-09 14:04:48

‘’Kalau iya kenapa? Dia juga pernah jadi suamiku.’’ 

‘’Dasar jalang!’’

‘’Biarpun aku jalang, tapi aku jalang yang bisa mewujudkan keinginan mertua kita.’’

Emosi Vania seakan memuncak seiring Valerie menghempaskan tangannya disertai senyum tipis. 

Vania terpaku di tempatnya berdiri. Dahulu, Vania lah prioritas Naya dan Arka. Namun kali ini, lidah Vania seakan kelu tak mampu menyangkal, bila ucapan Valerie memang benar.

‘’Ini, aku ingin mengembalikan ponselnya yang ketinggalan.’’

‘’Ka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   110. Karma

    ‘’Tunggu!’’Alin menghentikan Valerie yang ingin masuk ke dalam mobil.Baru ini Alin berbicara dengannya padahal sebelumnya tak pernah.‘’Ada apa, Kak?’’Manik Alin tertuju pada lantai dua di rumah itu. Tidak ada yang tau kecuali dirinya apa yang terjadi Vania.Vania seperti orang stress, bicara sendiri dan seperti orang ketakutan. Dan Alin yakin semua itu disebabkan karena Valerie.Dari kaca mata Alin, Valerie adalah wanita baik. Namun semua yang menimpa Valerie telah merubahnya menjadi wanita jahat tak berbelas kasih lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   111. Mengigau

    ‘’Kak, apa yang terjadi pada Vania?’’Leo kaget begitu tiba di kamar, Vania sudah terbaring di tempat tidur sementara Alin tengah membersihkan kamar.Alin sengaja tidak menyuruh ART karena, khawatir mereka mengadu pada Naya dan Arka.‘’Kayaknya kakak gak perlu jelasin lagi deh.’’Alin berhenti mengayunkan batang sapu. Dan lebih tertarik menatap Leo layaknya singa lapar yang tengah melihat seekor rusa.Leo pura-pura tidak tau atau memang masa bodoh terhadap Vania, yang jelas Alin tidak menyangka bila cara Leo menyakiti Vania, melebihi cara Rendi menyakitinya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   112. Pelecehan

    Dua minggu berlalu…Sekalipun tubuhnya masih lemah, Vania berusaha menyiapkan keperluan Leo untuk ke kantor.Mengabaikan hati dan perasaannya, demi menjalankan peran sebagai seorang istri.Sedangkan Leo, sibuk menghubungi Valerie.Nomor lama maupun baru, keduanya masih saja tidak aktif.Leo dibuat tak tenang dan Leo langsung merubah ekspresinya saat Vania menghampiri.‘’Kamu sudah baikan?’’Vania mengangguk lemah namun wajahnya masih pucat. Lalu segera pergi karena melihat nama Valerie muncul di gawai.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   113. Tidak Ingin Terjerat Lagi

    ‘’Lalu bagaimana dengan yang kemarin? Apa itu juga termasuk pelecehan?’’Leo bicara dalam jarak beberapa senti saja dengan wajah Valerie. Tapi Valerie membuang wajah ke arah berlawanan tak mau menjawab pertanyaa konyol Leo.‘’Jawab, Sayang. Apa itu juga termasuk pelecehan? Bukankah kamu juga menikmatinya?’’Valerie kian terdesak karena Leo kian menempelkan tubuhnya hingga mengenai payudara Valerie.‘’Mas, sakit! Lepaskan aku!’’‘’Mas akan lepaskan bila kamu berjanji untuk tidak menghindari mas lagi.’’

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   114. Kembali Ke Jakarta

    ‘’Papi, mami, izinkan Valerie kembali ke Jakarta, ya.’’‘’Kenapa, Nak? Apa kamu tidak betah di sini?’’ tanya Arka.Sementara itu, Naya hampir tersedak mendengar Valerie bicara demikian. Ryan dalam gendongan sang kakek pun, ikut melihat sang ibu.Bukan tanpa alasan Valerie mengundang Arka dan Naya ke apartemenya. Tujuan Valerie memang ingin membahas hal ini.‘’Atau, karena kamu tidak nyaman dengan posisimu sekarang?’’Kediaman Valerie membenarkan dugaan Naya.‘’Sudah cukup Valerie berada di tengah-tengah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   115. Mengejar Valerie

    ‘’Kamu satu penerbangan sama beliau?’’Valerie menggeleng tak kau karena merasa tidak melihat dokter Davi di pesawat. Valerie terlalu disibukkan dengan Ryan karena menangis terus-menerus.‘’Berarti kalau aku ke rumah sakit besok, udah pasti beliau ada dong. Kamu temenin aku, Val.’’‘’Gak perlu diminta pun aku bakal temenin kamu, Del.’’Delia tersenyum penuh arti. Senang mendengar jawaban sahabatnya.***Begitu mendengar Valerie sudah tidak di Kalimantan, Leo langsung terbang ke Jakarta. Tanpa membawa Vania karena terlalu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   116. Jangan Serakah!

    ‘’Sial, sial, sial.’’ Leo membasuh muka lalu beradu tatap dengan pantulan diri pada cermin di atas wastafel. Tapi tetap saja, bayangnya sendiri pun berubah jadi Valerie. Mas, Valerie rindu. Mas mau Valerie masakin apa? Mas, Valerie ngidam pepaya lagi. Ambilin ya. Tangan Leo perlahan bergerak ke depan, ingin menyentuh wanita yang barusan bertutur lembut nan manja tersebut. Namun benda padat yang membuat jari Leo gagal menyentuh Valerie itu menyadarkannya jika Valerie begitu jauh dalam angan-angan dan tidak bisa Leo gapai.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   117. Racun Kenangan

    Leo bagai kehilangan jati dirinya. Bagaimana bisa Leo berada di samping Vania yang sedang terlelap sedangkan hatinya sudah sepenuhnya diisi oleh Valerie. Janin hidup di kandungan Vania seharusnya menjadi penyebab cintanya pada Vania bertahan. Tapi entah kenapa cinta itu malah menghilang. Seharusnya, janin itu menjadi pengalih Leo melupakan Valerie dan menjadi hal membahagiakan bagi Leo. Namun Valerie seakan lebih berarti dari pada sumber kebahagiaan Vania tersebut. Dalam satu bulan bercerai, lalu beberapa minggu kemudian bertemu kembali, lalu berpisah untuk kedua kali, Leo baru sadar jika dirinya sangatlah mencintai Valerie dan tidak ada yang tersisa untuk Vania. Ketulusan Valerie memecah arogansi Leo yang s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13

Bab terbaru

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   259. Cinta Sejati Tidak Ditemukan Dari Satu Wanita

    Selain itu, walau dulunya sering bertengkar, kini Rian sangat menyayangi Gia. Tidak ada lagi aksi nakal hingga Gia menangis.Rian sudah bisa menerima Gia.Bahkan memanggil Gia dan Alia dengan julukan si kembar kedua.‘’Nggak nyangka, ya, kita jadi kakak adik.’’ Rian tersenyum pada Gia, mungkin itu untuk pertama kalinya. Entahlah, mungkin sejak lama Rian sudah peduli dan sayang pada Gia tetapi terlalu malu menunjukkannya karena Gia bukan Alia. Alias sang adik.Tetapi kini sudah resmi. Sehingga Rian tidak menutup apapun lagi.‘’Iya. Semoga kamu jadi kakak yang baik seperti baiknya kamu ke Alia.’’ Gia pun membalas senyuman tersebut. ‘’Kalau mas nggak baik, kasih tau aku saja. Nanti aku laporin ke Papi Leo,’’ celetuk Alia walau mata dan tanganya sibuk menata boneka.Ketiganya tengah main bersama. Tak lama si kembar datang bersama orang tua mereka.‘’Rian, mana kedua mami sama papimu?’’ seru Delia.‘’Di kamar, Tante.’’‘’Ngapain?’’ Alin kini yang bertanya. Padahal mereka sekeluarga beren

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   258. Rumah Sakit Jiwa

    Beberapa hari setelahnya…Vania, Valerie dan Leo kompak menuju rumah sakit jiwa. Melihat Gavi tidak sendiri di dalam dunianya. Sandra dan Elsa menemani, satu ruangan berisi tiga orang.Elsa kehilangan bayinya saat di rumah sakit dan berakhir seperti Sandra yang terobsesi pada Gavi.Hingga kini pun Sandra memanggil nama Gavi.Elsa menyebut nama Rendi.Dan Gavi menyebut nama Vania.‘’Apa ada kemungkinan bisa sembuh?’’ tanya Vania pada perawat yang mendampingi.‘’Bisa. Tapi tidak bisa sembuh total. Hanya jika gejalanya diredakan, mereka akan kembali normal. Tetapi, kemungkinan kambuhnya juga akan sangat tinggi.’’Vania tidak menyangka jika kembalinya dirinya pada Leo adalah penyebabnya. ‘’Lebih baik jangan diredakan. Dia itu kriminal. Kalaupun disembuhkan untuk menjalani pemeriksaan biar bisa dikurung di penjara.’’ Leo masih memendam dendam yang belum terlampiaskan.‘’Dia sudah mendapat hukuman setimpal. Mungkin bukan penjara tempatnya dihukum, tapi di sini.’’ Valerie menepuk bahu Vani

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   257. Buah Dari Perbuatannya Sendiri

    ‘’Kamu biadab!’’Gavi ingin sekali melayangkan tamparan, tetapi…‘’Jangan bergerak!’’ Polisi berteriak tegas.Kenyataan itu membuat peluh bercucuran membasahi tubuhnya. Penyesalan menyeruak masuk, menusuk kalbu. Berawal dari cinta dan abadi menjadi benci.Baru terasa bila memilih Sandra adalah kesalahan terbesar seumur hidup. Dan dirinya menyia-nyiakan Vania. Yang tidak sadar makin tidak ada orangnya makin Gavi jatuh cinta.Pipinya basah meneteskan air mata penyesalan.Mengapa semua diketahui ketika sudah terlambat?Apakah tidak ada lagi kesempatan kedua untuknya dan Vania bahagia dengan anak mereka?Gavi hanya ingin lepas. Bebas dari sini dan menjemput Vania dengan mulut terucap meminta maaf dan kedua tangan menangkup memohon ampun.Seorang suami pun hanya manusia biasa tidak ada yang sempurna.‘’Aku harus bertemu Vania.’’ Itulah yang terucap dari bibir Gavi.‘’Tidak akan ku biarkan kau mendekati adik iparku lagi.’’ Rendi mendesis sinis.Adik ipar?Tetapi sayangnya belum resmi. Gavi

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   256. Terkuak

    ‘’Apa-apaan…’’‘’Gav, ini anak-anak kita. Aku membawanya karena bayi kita telah gugur. Dan ini sebagai penggantinya. Lihat, lihat,’’ Sandra menarik si kembar ke depan Gavi yang kebingungan dan dua bocah itu semakin takut. ‘’Aku bisa memberimu anak. Mereka lucu juga menggemaskan. Artinya, kita tidak bercerai, bukan?’’Saat ini Sandra terlihat seperti wanita gila. Takut ditinggalkan, membutuhkan kepastian. Ternyata perkataan Gavi membuatnya putus asa sehingga menculik anak orang untuk diakui. ‘’Jika kamu tidak bisa memberiku anak, maka aku akan menceraikanmu,’’ Sandra mengulang kalimat yang pernah Gavi ucapkan. ‘’Dan mereka adalah alasan kamu tidak bisa menceraikan aku, Gav.’’Gavi kian geram dengan tingkah Sandra. Perkataannya sudah kemana-mana.‘’Yang aku maksud dari rahimmu. Bukan dari rahim orang lain!’’ desisnya. Andai bisa berteriak tentu dibarengi kekerasan. Tapi ini rumah sakit. Di mana dirinya sedang bersembunyi untuk menjalankan rencana.‘’Ini anakku, Gav. Mereka adalah anak

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   255. Leo Menggantikannya

    Senja di sore hari. Pemandangan indah untuk dinikmati dengan mata telanjang. Di saat orang-orang baru pulang dari lelahnya mencari uang, Gavi berdiri di balkon dengan earphone yang baru saja dihancurkan olehnya.Penyadap yang diletakkan di jendela tempat Vania dirawat meremukkan hatinya menghancurkan rencana yang telah disusun matang.Rasanya tidak mungkin secepat itu Vania memutuskan menikah lagi. Mungkinkah dengan trauma yang diberikannya Vania bisa membangun rumah tangga dalam waktu dekat? Apalagi menikah lagi dengan mantan suami pertama.Tidakkah Vania merasa malu?Tidakkah Vania berpikir sampai ke sana?Setelah Vania keluar dari rumah sakit, dirinya akan menculik Vania dan juga putri mereka tinggal bersamanya.Di rumah yang dibelinya ketika melihat gelagat Vania tidak mau lagi serumah dengan Yura.Gavi tidak sudi, putrinya memanggil Leo sebutan papa padahal Gia adalah anaknya.Mungkinkah Gia dipaksa? Gia dicuci otaknya agar lupa padanya yang kini menyesal menyia-nyiakan anak dan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   254. Pertanda Mimpi

    ‘’Gia kangen dipeluk. Dicium. Dibacakan dongeng sebelum tidur.’’ Betapa bayangan Gavi mencuat ke relung hati. Tangisan itu tidak lagi tentang keinginan melainkan tentang kerinduan.Rindu dengan sang ayah.Mulai dari caranya bicara.Mengajaknya bercanda.Menyuapinya.Dada Gia kian terasa sesak, menyadari kalau itu semua tinggal kenangan. Luka yang dicurahkan sang ayah sudah terlalu dalam, mengobati pun akan percuma karena tidak akan bisa sembuh.‘’Gia mau ketemu sama papa, Nak?’’ Terasa berat sekali bertanya. Tetapi sebrengsek apapun mantan suaminya itu, tetaplah ayah bagi putrinya.Namun dengan tegas Gia menggeleng.Valerie dan Vania pun dibuat heran.Gia angkat kepala yang menyembunyikan air matanya. Lalu menyeka walau airnya masih saja keluar. Terlalu sakit sehingga butuh sedikit lebih lama untuk kembali bicara.‘’Gia nggak mau papa Gavi.’’ Intinya, Gia cukup ingat kenangannya dengan Gavi tapi tidak mau papanya Gavi lagi. Traumanya sudah mendarah daging. Gia bisa mengingat dengan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   253. Meminang Sang Kakak

    ‘’Kamu mau menikah lagi?’’Begitulah yang didengar Leo.Valerie mendesah panjang. Membuatnya harus mengulang lagi. Mengatakannya saja sudah sangat sulit apalagi ini sampai dua kali.Wanita kuat sekalipun akan rapuh bila meminta sang suami mendua.‘’Dengar, nggak? Tolong nikahi Mbak Van,’’ ucapnya lemah tanpa berkedip.Kata-kata itu membuat Leo membesarkan matanya. Sekaligus menggelengkan kepala. Lalu tertawa merasa tidak masuk akal.‘’Sayang, pikiran kamu nggak beres di sini. Sebaiknya kita pulang ke Kalimantan. Mas pesan tiket sekarang.’’ Leo mengambil ponsel dan langsung membuka aplikasi pemesanan penerbangan, tetapi, Valerie menurunkannya.‘’Valerie serius!’’ Cara bicara Valerie bukanlah cara bicara yang biasanya. Leo merasa permintaan itu sangat konyol. Karena tidak sama seperti meminta permen ataupun tas mahal. Leo mengira jika menurut apa yang diinginkan Valerie semua akan lebih mudah ke depannya. Tetapi dugaannya salah.Dirinya pun sampai hati tidak mau membantu Vania lagi.

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   252. Memberi Separuh Atap

    ‘’Iya, Ma. Tapi Gia takut kalau nanti di sekolah ada Tante Sandra lagi. Boleh nggak, Gia bawa om-om itu besok?’’ Gia menunjuk pengawal di depan ruangan.Sebagai ibu, Vania sedih anaknya jadi merasa terancam. Seolah keselamatannya berada di ujung tanduk.Seharusnya Vania menjadi tameng terdepan untuk melindungi, tetapi di saat Gia membutuhkannya Vania malah terbaring sakit.Dan ketika bangun penyerangan itu sudah terjadi.‘’Gimana, Ma? Boleh, nggak?’’ pintanya penuh harap.‘’Jangan om itu, ya. Om lain saja. Gimana kalau Pak Sena?’’ Vania tidak mau merepotkan Valerie. Takutnya Valerie kian benci padanya.Sudah bagus Valerie ada bersamanya walau tidak berkata apapun sejak dirinya bangun. Meski sebenarnya Vania mengharapkan pelukan hangat juga beberapa kalimat dari sang adik. ‘’Tentu boleh. Gia mau yang mana?’’ Valerie mendekati ponakannya, seolah menawarkan mainan boneka.Sejak tadi menunggu waktu yang tepat, akhirnya ada pembicaraan yang bisa membuatnya terlibat.Vania menatap Valerie d

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   251. Luka Kehilangan Anak

    ‘’Siapa yang nggak punya otak, Al?’’ Tiba-tiba saja Rian sudah berada di sebelah Rico.‘’Itu tuh, Mas.’’ Menunjuk si kembar dengan mulut yang dimajukan.‘’Kalian apakan adikku?’’ ‘’Jangan salah paham, Sepupu. Kami hanya bercanda.’’ Raffi cengengesan lalu menyenggol lengan Rico untuk ikut tertawa. ‘’Dasar kalian!’’ Alia menggeleng-geleng tetapi sesaat kemudian sudah berdamai lagi.Rian melihat sedikit embun di mata Gia, tetapi tidak berkata apapun. Ingin berempati namun kelakuannya selama ini membuatnya malu untuk tiba-tiba memberi perhatian.‘’Kamu sudah nggak sedih lagi, kan?’’ ‘’Sedikit,’’ jawab Gia pelan.‘’Ayo kita main. Nanti papa aku jemput, terus ngajak kita main di mall,’’ jabar Alia dengan rasa bahagia.Lili dan Nathan sudah menganggap Gia juga sebagai anak mereka. Sangat tidak tega melihat Gia sendirian bertemankan Pak Sena dan Inah saja. Apalagi Alia sering bercerita, betapa sedihnya Gia selama sekolah.Tidak adanya kemajuan tentang Vania, berpengaruh besar pada sang pu

DMCA.com Protection Status