âApa yang terjadi dengan adik saya mas?ââMaaf bu, lebih baik ibu beri kami jalan dulu, nanti ibu bisa tanyakan pada bapak polisi disanaâTanpa menghiraukan pertanyaan dari Camelia, kedua petugas medis itu tetap berjalan dan memasukan Yasmine ke dalam mobil ambulance.Dylan ikutan turun dari mobil dan melihat keadaan Yasmine. Namun tidak sempat melihatnya dari dekat karena pintu mobil yang membawa Yasmine keburu di tutup. Dylan pun mencari keberadaan ayahnya. Camelia pun akhirnya mengikuti Dylan dari belakang, karena dia juga ingin tau kejadian yang menimpa adik semata wayangnya itu.Renata yang meilhat Dylan turun dari mobil, akhirnya meletakan tubuh Leon yang tertidur pulas di kursi belakang. âPak Rusdi, saya titip anak ini dulu ya, saya turun sebentarâSetelah memastikan posisi Leon nyaman, Renata pun keluar dari mobil dan mengikuti langkah Dylan dan juga Camelia. Meskipun Renata sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan Yasmine, namun dia masih tetap ingin mendengar sendiri penj
âKak Lia...âNadia dan Yoke mendekati Camelia dan menatap wanita serta laki-laki yang sudah berumur itu, mereka menyangka kedua orang itulah yang menyakiti Camelia.âYoke? Nadia? Bagaimana keadaan kalian? Oh iya... ayah, ibu, kenalkan ini para mahasiswi Mas Damar, mereka hampir saja menjadi korbanya Mas Damar, dan Yoke..Nadia, ini mertuaku, ayah dan ibunya Pak DamarâMendengar kedua orangtua itu adalah mertua dari Camelia, dengan serta merta Yoke dan Nadia menyalami keduanya. Kecurigaan mereka tentang kedua orangtua itu yang menjadi penyebab menangisnya Camelia pun pupus sudah, saat mendengar cerita Camelia tentang apa yang terjadi di kampus setelah mereka semua pergi ke rumah sakit.âJadi? Pak Damar dan Yasmine sudah meninggal?âTanya Yoke dan Nadia berbarengan dengan mata yang membola. Kedua orangtua Yoke pun ikut mendekat, dan Yoke pun memperkenalkan kedua ayah dan ibunya pada Camelia dan juga mertuanya.Setelah beramah tamah sebentar akhirnya mereka berempat berpamitan pada Camel
Camelia masih melamun dan tenggelam dalam pikiranya atas masa silamnya, ketika supir keluarga Dylan datang dengan menggendong Leon yang sedang menangis.âMommy... aku mau mommyku hiks..hiks..â balita lucu itu terisak dalam gendongan laki-laki yang asing untuknya.Camelia melihat ke arah Leon, dan teringat akan chat dari Wendi yang memberitahukanya tentang video perselingkuhan suami dan adiknya itu. camelia kemudian berdiri dan menghampiri supir tersebut.âPak, maaf.. bapak mencari siapa?ââOh, mbak ini yang tadi bareng bapak ke kampus Mas Dylan kan? ini anak yang tadi di titipkan Mbak Renata dan Mas Dylan serta Mbak Wendi, tadi dia terbangun dan menangis menanyakan ibunya, makanya saya bawa masuk ke dalam siniââLeon mau ketemu mommy Leon.â Kembali Leon merengek pada supir keluarga Dylan yang masih kebingungan tak tau apa yang ahrus dia lakukan terhadap anak balita tersebut.Camelia yang melihat Leon menangis segera meraih dan menggendongnya. âCup.. cup sayang jadi namamu Leon ya? Jan
Di ruang tunggu bagian administrasi, kedua orangtua Damar baru saja menyelesaikan dan membayar semua tagihan rumah sakit dan hanya tinggal menunggu untuk membawa jenazah putranya untuk dibawa pulang dan dimakamkan.Abdulah dan Sri terlihat murung dan duduk di kursi pojok ruang tunggu.âPak, seandainya dulu kita tidak berkeras untuk menjodohkan anak kita dengan Camelia, mungkin nasib Damar dan Camelia tidak seperti iniâSuara Sri terdengar lemah dan penuh penyesalan. Dia teringat bagaimana dulu dia amat murka setelah mengetahui bahwa putranya itu menyelingkuhi menantunya, Camelia. Dan yang lebih parah lagi, wanita selingkuhan putranya itu adalah Yasmine, adik kandung dari Camelia, istri Damar.Sri yang memang sejak awal tidak menyukai Yasmine yang menurutnya urakan dan pergaulanya yang bebas, berbanding terbalik dengan Camelia yang lembut, selalu menjadi juara kelas dan memiliki segudang prestasi akademik. Camelia juga lebih feminim dan wajahnya lebih cantik dibandingkan Yasmine.Sri k
Sri juga menjelaskan pada Yasmine bagaimana Melati bisa mendapatkan informasi perselingkuhan suaminya itu. Semua informasi itu di dapatkan Melati dari seorang laki-laki yang mengaku adalah kekasih dari Laila, wanita selingkuhan suaminya.Melati bersama laki-laki itupun melakukan penggerebekan di hotel tempat suaminya sedang berselingkuh. Dan dia melihat sendiri kebenaran yang diucapkan oleh laki-laki tersebut.Zainal yang terkejut melihat kedatangan istrinya pada saat dirinya sedang bersenang-senang bersama Laila dan tak memakai sehelai benangpun di tubuhnya. Lebih terkejut lagi saat mengetahui bahwa Melati datang bersama laki-laki yang mengaku sebagai kekasih dari Laila, selingkuhanya itu.Saat itu Zainal begitu terkejut setelah melihat wajah laki-laki itu sangat mirip dengan Yasmine. Anak yang diakui Laila sebagai anaknya. Zainal tentu saja marah kepada Laila karena merasa di tipu dan di manfaatkan. Namun yang lebih membutanya menyesal adalah karena kebodohanya percaya akan tipu day
âMba, saya mau tanya untuk pasien kecelakaan yang di bawa kesini subuh tadi di tempatkan dimana ya?âWendi menoleh ke arah bagian informasi, bukan karena pertanyaan yang di lontarkan orang tersebut tetapi karena Wendi merasa seperti mengenal suaranya. Saat itu Wendi melihat Shinta berdiri di depan staff front office yang sedang mengecek data pasien masuk.âBisa sebutkan nama dari pasienya bu?ââDamar PrayogaâKali ini bukan hanya Wendi yang melihat perempuan yang berdiri dan menanyakan data pasien pada salah satu staff office rumah sakit tersebut, tetapi kedua orangtua Damar yang masih berada disana pun ikut menoleh. Sri dan Abdulah menghentikan perdebatan antara mereka dan mulai memperhatikan wanita cantik yang usianya tak jauh dari usia Damar, putra mereka.Wendi bergeser dan menyembunyikan diri agar tidak terlihat, namun sebaliknya, kedua orangtua Damar malah berdiri dan menghampiri sosok wanita yang menanyakan putra mereka.âMaaf, mba ini siapa ya? Damar Prayoga itu anak kamiâ ta
1 minggu kemudian.Atas permintaan Camelia, yang dengan terpaksa dituruti oleh Sri dan Abdulah, akhirnya Damar dan Yasmine dimakamkan bersebelahan. Hal ini mempertimbangkan dan untuk memudahkan Camelia untuk menyambangi makam kedua orang terdekatnya itu. Terlebih kini Camelia juga yang mengurus Leon, anaknya Yasmien dan Damar.Renata cs tengah berkumpul di rumah Nenek Seno, Dylan pun ada diantara mereka. Keadaan mereka sudah jauh lebih baik dan telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Keadaan Nenek Seno pun kini sudah membaik, meskipun masih terlihat murung setelah mengetahui bahwa cucunya meninggal karena dibunuh. Mereka juga menyempatkan diri untuk menghadiri pemakaman Damar dan Yasmine, karena biar bagaimanapun Damar adalah dosen mereka dan Yasmine adalah sahabat Wendi dan juga Dylan.Ketua preman dan anak buahnya yang masih hidup serta sang dukun yang membantu Damar telah di jatuhi hukuman atas kejahatan yang mereka lakukan. Semua orang merasa lega walaupun bercampur duka.Dar
Dylan masuk ke dalam kamarnya, setelah merasa udara di luar semakin menusuk tulang, dia langsung merebahkan diri diatas ranjang king sizenya, dan memejamkan mata. Baru beberapa saat dia terpejam dan hampir pulas, tiba-tiba dia merasakan tubuhnya ada yang mengguncang pelan. Dylan pun kembali membuka matanya, dan terkejut melihat siapa yang tengah berdiri di hadapanya serta membangunkan dirinya yang baru saja memejamkan mata.âSENO?! Kau disini? TapiâĶ kok aku bisa melihatmu?ââKamu kurang peka, makanya tidak bisa melihat kehadiranku, ada yang ingin kubicarakan denganmuâDylan pun duduk di tepi ranjang, dan menjuntaikan kakinya ke lantai. âDuduklah, tidak baik bicara sambil berdiri begitu, nanti kakimu pegalâSeno berjalan dan duduk di sisi Dylan.âAku titipkan Renata padamu, tolong kau jaga dia. Satu hari nanti kau harus mengembalikanya padaku, dan sebagai gantinya aku akan menjaga Yasmine disini untukmu. Saat waktumu tiba, aku juga akan kembalikan Yasmine padamu, bukankah kau mencintai
Renata terbengong sendiri mendengar perkataan Sena, sedangkan Sena tersenyum-senyum menatap wajah Renata dan membayangkan mereka tinggal bersama.âSebentar deh Sena, kamu kan baru aja kuliah disini, kenapa mau pindah?ââYa ga papa sih, abis ternyata disini membosankan suasananya, apalagi kalau nanti ga ada kamu, bisa kebayang kan sekeriting apa otakku nanti?âRenata tertawa renyah mendengar kelakar Sena, âAda-ada aja kamu SenaââKalian berdua lagi ngomongin apaan sih?â Yoke tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Renata dan ikut duduk disisinya.âHei Yoke, kamu tambah manis aja hari iniââAduh Sena, ga usah ngegombalin gue deh, kaga mempan tau ga?! Kemaren gue abis mutusin cowo gue, gara-gara gombalan dia udah basi, udah expiredââYa ampun Ke, lo sadis banget sihââIihh abisnya dia ga kreatif ngerayu cewe Re, bikin bosenââKe, lo dalam sebulan ini udah berapa kali ganti pacar?ââEhm... lupa gue, abis rata-rata mereka pada jahat, cuma pe ha pe doangâRenata hanya geleng-geleng kepala
âJadi... maksud saya datang kesini adalah untuk melamar Dek Camelia, untuk menjadi istri saya dan juga mamanya Dylan, dan saya juga bersedia menjadi ayah bagi Rama dan Leon,â ucap Bramantyo sambil menyodorkan kotak beludru warna biru yang di dalamnya berisi cincin berlian.Camelia terkesiap mendengar lamaran yang diucapkan oleh Bramantyo. Dia memang sudah bisa menebak rasa yang belum diungkapkan oleh laki-laki yang usianya hampir kepala lima itu. Bahkan hari kemarin saat mereka pulang setelah main seharian di mall, Camelia sebenarnya terus menghindari percakapan dengan Bramantyo, karena dia sudah bisa membaca dan menebak arah dari kalimat laki-laki yang pernah menjadi atasan mendiang suaminya itu.Dylan yang mengantar ayahnya untuk melamar Camelia hanya menganggukan kepala dan tersenyum saat Bramantyo melanjutkan kalimatnay yang mengatakan bahwa anaknya pun sudah memberikan restu dan menerima jika Camelia mau menjadi istrinya.Camelia menjadi serba salah, disatu sisi dia tak ingin ke
Bramantyo mengajak Camelia dan kedua anak balita itu untuk keluar dan jalan-jalan ke mall, meskipun awalnya Camelia menolak, namun karena melihat wajah Rama dan Leon yang melompat senang dengan tawaran dari Bramantyo, akhirnya dia pun mengalah dan menuruti keinginan ketiga pria berbeda usia tersebut.Mereka juga mengajak kedua pengasuh Rama dan Leon untuk ikut serta. Jadilah mereka bertujuh dengan supir pribadi Bramantyo, berangkat menuju mall di pusat kota Jakarta.âPapa Bram, nanti di mall kita boleh jajan es krim ga?â Leon bertanya dengan menatap wajah Bramantyo penuh harap, dan langsung tersenyum serta melompat bahagia karena mendapat persetujuan dari Bramantyo dan juga Camelia.âAku juga mauââIya Rama, nanti kita beli es krim yang banyak dan kita bisa makan bersama-samaââYeeyyy, terimakasih Papa BramââSama-sama sayangâCamelia yang melihat interaksi kedua bocah itu dnegan Bramantyo hanya bisa tersenyum haru, dia berpikir andaikan saja dulu Damar bisa sehangat itu sikapnya pada
Renata akhirnya memutuskan untuk berjalan menuju kantin demi menemui Yoke dan Nadia. Keduanya memang masih berada di kantin karena menunggu Renata sambil juga menunggu kelas mereka selanjutnya.âDisebelah sini Reâ Yoke dengan suara cemprengnya yang khas memanggil Renata yang baru saja tiba di kantin.Renata mengambil tempat duduk dan bergabung dengan Nadia dan Yoke.âTernyata Kak Dylan kenal dengan Sena, tadi aku lihat mereka ngobrol seolah sudah saling mengenal lamaââIya Re, kami sudah tau itu, tadi sewaktu kamu di kelas, kami sudah bertemu dengan Kak Dylan, dan menceritakan tentang sosok mahasiswa yang wajahnya mirip dengan SenoâRenata menoleh dan menatap Nadia. âJadi kalian menceritakan perihal Sena ke Kak Dylan?ââIya Re, terus Kak Dylan bilang Sena itu adik sepupu jauh Seno, papanya Sena itu sepupuan sama papanya Senoâ Yoke menjelaskan apa yang di dengarnya dari Dylan dengan antusias.Renata mengangguk-anggukan kepalanya, kini dia baru mengerti. âOh.. Jadi Sena itu masih ada ik
Flashback onPagi ini Renata mengantarkan kedua orangtuanya sampai ke bandara, hari ini mereka harus kembali karena cuti yang diambil ayahnya sudah habis.âRe, kalau ada apa-apa cepat kabari mommy, terus kamu jangan telat makan yaââIya mom, Re akan selalu ingat nasehat mommyââRe, jangan terima tamu lagi kalau malam-malam, batas akhir bertamu itu jam sepuluh, ingat itu!ââIya papi, Re akan terapkan aturan itu ke semua temen-temen ReâSetelah memberikan wejangan panjang lebar pada anak semata wayang mereka, tibalah kini waktunya mereka untuk berpisah, karena nomor penerbangan pesawat ayah dan ibu Renata sudah dipanggil.Renata pun sekali lagi berpelukan dengan kedua orangtuanya, dan melepaskan mereka untuk kembali ke Kalimantan.Setelah dari bandara, Renata langsung pergi ke kampusnya karena dia ada jadwal kuliah siang ini.âRe, di sebelah siniâ Teriakan Yoke langsung menyambutnya kala Renata baru saja turun dari mobil yang baru saja diparkirkanya. Dilihatnya Yoke dan Nadia melambaik
Dylan menatap ayahnya dengan pandangan horor. Namun Bramantyo mengangguk dengan mantap. Kali ini giliran Dylan yang menarik napas dalam serta menggelengkan kepalanya.âUntung aku tidak jadi menikah dengan Yasmine, apa jadinya nanti jika papa menikah dengan Kak Lia, berarti papa jadi kakak iparku dongââEh, enak aja kamu nikah sama Yasmine. Papa tidak setuju, asal kamu tau ya Lan, sebenarnya Yasmine itu selalu mengancam papa bahwa dia akan menyebarkan informasi pada media jika anak yang di kandungnya itu adalah anakmu, dan kamu tidak mau bertanggung jawab, itulah sebabnya papa setuju dengan usulan Damar untuk mengirim Yasmine ke luar negeri, agar dia tutup mulut, tetapi setelah tinggal disana, Yasmine selalu meminta uang ke papa dalam jumlah besarââOh.. itu.. ehm, jadi itu sebenarnya... Yasmine pun sedang diancam pah, dan dia harus mengirimkan uang dalam jumlah besar, tapi papa tidak usah khawatir, uang papa masih ada kok, utuhââMaksud kamu apa Lan?âDylan pun kemudian menceritakan p
Camelia mendengar seluruh pertengkaran Yasmine dan kedua orangtua Damar, dia juga mendengar semua yang diucapkan Damar saat Yasmine pergi dengan membawa amarahnya atas penolakan kedua orangtua Damar tersebut, juga tentang ancaman Ayah Damar yang tidak akan memberikan warisanya jika terbukti bahwa anak yang dikandung Yasmine itu adalah anaknya.Setelah Damar pun kemudian pergi karena di suruh Sri untuk menemui Camelia di rumah sakit, Camelia pun keluar dari persembunyianya dan langsung menemui Sri dan Abdulah yang terkejut melihat kemunculan Camelia yang tiba-tiba di rumah mereka.âLia? Sejak kapan kamu datang nak?â tanya Sri dengan wajah cemas dan was-was kalau Camelia mendengar semua pertengkaran yang baruan terjadi.âLia sudah mendengar dan mengetahui semuanya bu, jadi bapak dan ibu tak perlu menutupi hal ini lagi dari LiaâSri langsung menangis dan memeluk Camelia. âMaafkan anak ibu nak, damar itu memang laki-laki bodoh yang menyia-nyiakan wanita baik sepertimu, tapi ibu mohon jang
Mulut Renata terbuka lebar heran sekaligus merasa geli sendiri dengan apa yang Dylan ucapkan. âKak Dylan kaya anak kecil aja sih, lagian aku kan bukan barang, aku juga bisa jaga diri aku sendiriâRenata menyembunyikan tawanya dengan berdehem beberapa kali. âJadi Kak Dylan malam-malam datang kesini cuma buat ngomongin ini?ââYyâĶ ya ga gitu juga Re, aku kesini karena khawatir sama kamuâ Dylan nampak tergagap menjawab pertanyaan Renata.âKhawatir? Aku kan ada di rumah, lagipula ada mommy dan papiku disiniâDylan langsung terlihat salang tingkah dan menundukan kepalanya, bukan karena kalimat yang diucapkan Renata, tetapi karena papinya Renata yang terlihat sedang menuruni tangga dan melihat ke arah mereka berdua.âMalam omâ Dylan berdiri dan menganggukan kepalanya.âMalam, ada hal penting apa sampai kamu bertamu malam-malam begini ke rumah seorang gadis?âRenata ikut berdiri dan menolah ke belakang saat mendengar suara bariton milik sang ayah.âEh papi, kenalin pih, ini temen Re... namany
âKenapa kamu ga pernah keliatan setelah kejadian di kampus itu? Kamu juga ga datang sewaktu aku di rawat di rumah sakitâRenata menatap Seno yang tengah menatapnya dengan senyuman tersungging di bibir tipisnya.âKata siapa aku tidak datang? Aku selalu ada di sisimu, hanya saja kamu sudah tidak bisa lagi melihat atau mendengarkuââMemangnya kenapa?ââKarenaâĶ waktuku sudah hampir habis Rena, aku datang kesini hendak berpamitan denganmu, dan terimakasih banyak karena kamu sudah mau membantuku, kini aku tak lagi merasakan kemarahan dalam hatiku, juga kegelisahan itu tak pernah lagi ada di hatikuââSekarang aku sudah bisa menerima semuanya, dan sebentar lagi aku akan dijemput, jika kamu merindukan aku, kamu bisa menatap langit, disana aku melihatmu dan juga mendoakan dirimuâMata Renata berkaca mendengar kalimat demi kalimat yang diucapkan Seno, ada rasa sesak dalam dadanya. Seno mengangkat satu tanganya untuk mengusap airmata yang bergulir di pipi Renata.âJangan menangis, kau tau? Aku p