“Apa kau juga mengatur kedatangan polisi Mas Damar?” tanya Yasmine merasa was-was.Damar langsung melemparkan obat yang akan di jejalkan ke dalam mulut Nadia. Dia menatap sekeliling, tampak olehnya beberapa orang berseragam polisi berdatangan dari arah depan.“Apa yang terjadi? Bukankah si tua bangka itu akan datang dengan membawa ambulance dari rumah sakit jiwa? Mengapa ada polisi disini?” Damar bertanya seolah pada dirinya sendiri.“Tentu saja aku harus datang dengan membawa polisi, Damar! Kali ini kau sudah tidak bisa menipuku lagi! Semuanya kebusukabmu sudah terbongkar”Semua mata menoleh ke arah sumber suara. Disana terlihat Bramantyo, ayahnya Dylan sedang berdiri di sebelah salah seorang polisi yang sepertinya adalah komandanya.“Saudara Damar anda kami tangkap atas tuduhan pembunuhan berencana terhadap putra kandung anda sendiri, Satria Pramudya”Semua mata menoleh ke arah Damar, karena terkejut atas apa yang mereka dengar. Terlebih Damar, wajahnya terlihat memerah dan langsun
Tiba-tiba saja Damar mengangkat kedua tanganya dan mencekik lehernya sendiri, Renata memejamkan mata karena tak tahan dengan apa yang dilihatnya.Terdengar suara tertahan dari mulut Damar, matanya terbelalak dan tubuhnya terangkat keatas dengan sendirinya. Semua mata yang melihat kejadian tersebut bergidik ngeri saat tubuh Damar melayang di udara dengan posisi kedua tangan yang mencekik lehernya sendiri.Tubuh Damar melayang melewati pagar pembatas rooftop, kini dia berada tepat diatas jalan raya, kedua kakinya terus bergerak kesana kemari seakan mencari pijakan. Masih terdengar suara mencicit dari tenggorakanya saat kemudian kedua tanganya terkulai lemas kebawah, dan saat itulah tubuhnya dengan cepat jatuh dari ketinggian langsung menuju ke jalan raya yang ada di bawah gedung fakultas teknik.Dylan menahan napasnya, tubuhnya gemetar karena teringat kejadian 3 tahun yang lalu, dimana mereka menemukan tubuh Seno yang remuk berada di jalan raya pada pagi dini hari.Renata tak sanggup me
Renata dan Dylan serta Bramantyo kembali turun melalui lift. Mereka bertiga kini menyerahkan segala urusan tersebut pada pihak kepolisian.Sesampainya di bawah mereka dikejutkan dengan teriakan histeris Yasmine. “Mas Damar... jangan tinggalkan aku mas... aku dan Leon membutuhkan kehadiranmu”Yasmine masih terus menjerit dan hendak mengejar ambulance yang membawa tubuh Damar yang sudah tak bernyawa, sedangkan Camelia terduduk lemah dengan pandangan kosong menatap kepergian jasad suaminya.Renata langsung menghampiri Camelia dan memeluknya, perempuan berhati lembut itu terlihat sangat syok dengan semua yang terjadi di depan matanya.“Kak Lia... yang sabar ya kak, terima semua ini dengan lapang dada, dengan hati yang ikhlas, ini semua sudah takdir Tuhan kak”Sesaat kemudian barulah Camelia menoleh dan menatap Renata. “Dia sudah pergi Re, dia pergi meninggalkan kami, bahkan tanpa menjelaskan apapun padaku mengapa sampai dia mengkhianati aku”Renata mengusap airmata yang mulai berjatuhan d
“Apa yang terjadi dengan adik saya mas?”“Maaf bu, lebih baik ibu beri kami jalan dulu, nanti ibu bisa tanyakan pada bapak polisi disana”Tanpa menghiraukan pertanyaan dari Camelia, kedua petugas medis itu tetap berjalan dan memasukan Yasmine ke dalam mobil ambulance.Dylan ikutan turun dari mobil dan melihat keadaan Yasmine. Namun tidak sempat melihatnya dari dekat karena pintu mobil yang membawa Yasmine keburu di tutup. Dylan pun mencari keberadaan ayahnya. Camelia pun akhirnya mengikuti Dylan dari belakang, karena dia juga ingin tau kejadian yang menimpa adik semata wayangnya itu.Renata yang meilhat Dylan turun dari mobil, akhirnya meletakan tubuh Leon yang tertidur pulas di kursi belakang. “Pak Rusdi, saya titip anak ini dulu ya, saya turun sebentar”Setelah memastikan posisi Leon nyaman, Renata pun keluar dari mobil dan mengikuti langkah Dylan dan juga Camelia. Meskipun Renata sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan Yasmine, namun dia masih tetap ingin mendengar sendiri penj
“Kak Lia...”Nadia dan Yoke mendekati Camelia dan menatap wanita serta laki-laki yang sudah berumur itu, mereka menyangka kedua orang itulah yang menyakiti Camelia.“Yoke? Nadia? Bagaimana keadaan kalian? Oh iya... ayah, ibu, kenalkan ini para mahasiswi Mas Damar, mereka hampir saja menjadi korbanya Mas Damar, dan Yoke..Nadia, ini mertuaku, ayah dan ibunya Pak Damar”Mendengar kedua orangtua itu adalah mertua dari Camelia, dengan serta merta Yoke dan Nadia menyalami keduanya. Kecurigaan mereka tentang kedua orangtua itu yang menjadi penyebab menangisnya Camelia pun pupus sudah, saat mendengar cerita Camelia tentang apa yang terjadi di kampus setelah mereka semua pergi ke rumah sakit.“Jadi? Pak Damar dan Yasmine sudah meninggal?”Tanya Yoke dan Nadia berbarengan dengan mata yang membola. Kedua orangtua Yoke pun ikut mendekat, dan Yoke pun memperkenalkan kedua ayah dan ibunya pada Camelia dan juga mertuanya.Setelah beramah tamah sebentar akhirnya mereka berempat berpamitan pada Camel
Camelia masih melamun dan tenggelam dalam pikiranya atas masa silamnya, ketika supir keluarga Dylan datang dengan menggendong Leon yang sedang menangis.“Mommy... aku mau mommyku hiks..hiks..” balita lucu itu terisak dalam gendongan laki-laki yang asing untuknya.Camelia melihat ke arah Leon, dan teringat akan chat dari Wendi yang memberitahukanya tentang video perselingkuhan suami dan adiknya itu. camelia kemudian berdiri dan menghampiri supir tersebut.“Pak, maaf.. bapak mencari siapa?”“Oh, mbak ini yang tadi bareng bapak ke kampus Mas Dylan kan? ini anak yang tadi di titipkan Mbak Renata dan Mas Dylan serta Mbak Wendi, tadi dia terbangun dan menangis menanyakan ibunya, makanya saya bawa masuk ke dalam sini”“Leon mau ketemu mommy Leon.” Kembali Leon merengek pada supir keluarga Dylan yang masih kebingungan tak tau apa yang ahrus dia lakukan terhadap anak balita tersebut.Camelia yang melihat Leon menangis segera meraih dan menggendongnya. “Cup.. cup sayang jadi namamu Leon ya? Jan
Di ruang tunggu bagian administrasi, kedua orangtua Damar baru saja menyelesaikan dan membayar semua tagihan rumah sakit dan hanya tinggal menunggu untuk membawa jenazah putranya untuk dibawa pulang dan dimakamkan.Abdulah dan Sri terlihat murung dan duduk di kursi pojok ruang tunggu.“Pak, seandainya dulu kita tidak berkeras untuk menjodohkan anak kita dengan Camelia, mungkin nasib Damar dan Camelia tidak seperti ini”Suara Sri terdengar lemah dan penuh penyesalan. Dia teringat bagaimana dulu dia amat murka setelah mengetahui bahwa putranya itu menyelingkuhi menantunya, Camelia. Dan yang lebih parah lagi, wanita selingkuhan putranya itu adalah Yasmine, adik kandung dari Camelia, istri Damar.Sri yang memang sejak awal tidak menyukai Yasmine yang menurutnya urakan dan pergaulanya yang bebas, berbanding terbalik dengan Camelia yang lembut, selalu menjadi juara kelas dan memiliki segudang prestasi akademik. Camelia juga lebih feminim dan wajahnya lebih cantik dibandingkan Yasmine.Sri k
Sri juga menjelaskan pada Yasmine bagaimana Melati bisa mendapatkan informasi perselingkuhan suaminya itu. Semua informasi itu di dapatkan Melati dari seorang laki-laki yang mengaku adalah kekasih dari Laila, wanita selingkuhan suaminya.Melati bersama laki-laki itupun melakukan penggerebekan di hotel tempat suaminya sedang berselingkuh. Dan dia melihat sendiri kebenaran yang diucapkan oleh laki-laki tersebut.Zainal yang terkejut melihat kedatangan istrinya pada saat dirinya sedang bersenang-senang bersama Laila dan tak memakai sehelai benangpun di tubuhnya. Lebih terkejut lagi saat mengetahui bahwa Melati datang bersama laki-laki yang mengaku sebagai kekasih dari Laila, selingkuhanya itu.Saat itu Zainal begitu terkejut setelah melihat wajah laki-laki itu sangat mirip dengan Yasmine. Anak yang diakui Laila sebagai anaknya. Zainal tentu saja marah kepada Laila karena merasa di tipu dan di manfaatkan. Namun yang lebih membutanya menyesal adalah karena kebodohanya percaya akan tipu day