Share

Bisikan Leluhur

Bab 17

Sore itu, tepat pukul tiga, Leha pulang mengajar dengan langkah tergesa. Hari ini terasa panjang, dan beban pikirannya belum terangkat sepenuhnya sejak ia tiba di desa ini. Ia baru saja menginjakkan kaki di beranda rumah ketika tiba-tiba hidungnya menangkap aroma melati yang menyengat. Bau itu seolah memenuhi seluruh ruangan, mengalir dari ruang tengah hingga ke setiap sudut rumah.

“Bau banget melatinya," gumam Leha. "Bu!” Leha berseru lantang, memecah kesunyian. "Ke mana sih orang-orang," ujar Leha. "Ni, Aki...!" lanjut Leha, memanggil Kakek dan Neneknya.

Suara berat Ki Sastra, segera terdengar dari arah dapur. “Leha, jangan berteriak begitu. Nini mu bisa kaget. Kau tahu dia punya penyakit jantung, kan?” Teguran itu meluncur tajam, membuat Leha mendengus tak puas.

“Ah, Aki ini, masa iya Nini punya penyakit jantung? Seingat Leha, keluarga kita nggak punya riwayat penyakit jantung,” balas Leha tak percaya. “Dan lagi, Nini sehat-sehat aja. Kalau ada yang berteriak, bukan berarti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status