Sampai dipagi harinya, Emanuel yang baru saja selesai kembali memuntahkan lahar putihnya didalam bagian inti Bianca, mengambil posisi duduk diheadboard sambil menatap tubuh Bianca yang sudah berkali-kali dia nikmati semalaman, Bianca pun ikut mengambil duduk bersandar pada headboard disamping Emanuel.“Kau lelah?”Bianca mengangguk malu sambil tersenyum, rasanya seluruh tulang dalam tubuhnya seperti remuk tidak beraturan akibat bertempur semalaman diatas ranjang.“Tidak usah masuk kuliah hari ini!” kata Emanuel.“Apa Papa akan pergi bekerja?”“Kau maunya aku pergi bekerja atau tidak hari ini?”“Jika aku ingin Papa tetap disamping ku, apa Papa akan menuruti mauku?”“Baiklah,”“Hah? Baiklah apa Papa? Aku serius aku tidak ingin Papa kerja dan aku mau Papa menemani aku tidur,”“Iya, aku akan tetap disini bersamamu,”“Asik, tapi aku lapar Papa,”“Aku akan menelpon kebawah dan meminta seseorang untuk mengantarkan sarapan untuk kita!”Keduanya pun sepakat untuk sarapan didalam kamar saja, da
Emanuel yang sudah sangat jarang sekali makan malam bersama dengan Adilson di rumah ini, tangannya langsung hendak mengambil salah satu makanan yang sudah tersaji, akan tetapi dengan sigap Adilson menepis tangan Emanuel agar tidak jadi mengambil makanannya. “Hei, kau mau makan sekarang?” tanya Adilson sambil menepis tangan Emanuel. “Iya, apa aku tidak boleh makan sekarang?” tanya Emanuel. “Kau pikir aku menyiapkan makanan sebanyak ini hanya untukmu dan Bianca? Pokoknya tidak ada yang boleh menyentuh makanan ini sebelum calon isterimu itu datang!” kata Adilson. Bianca dan Emanuel pun saling melirik, suasana pun mulai terasa semakin menegangkan saat ini, Emanuel pun sudah menghela nafas panjangnya untuk mempersiapkan diri memulai pembicaraan dengan Adilson. “Pah,” panggil Emanuel. “Apa lagi?” “Calon isteri yang akan aku kenalkan pada Papah, dia sudah datang dan dia ada disini!” kata Emanuel. Adilson kemudian menoleh kekanan-kekiri lalu ke belakang untuk melihat adakah wanita itu
Sepanjang perjalanan menuju tempat yang ingin didatangi, Bianca terus menoleh dan memandangi wajah datar Emanuel, terkadang Bianca tersenyum ketika menatap wajah yang teramat tampan itu! Walaupun Bianca masih sangat kepikiran dengan reaksi kakek Adilson terhadap hubungannya dengan Emanuel namun melihat wajah Emanuel membuat hati Bianca merasa teduh.Bianca pun mencoba menikmati perjalanan ini meskipun tidak tau mobil yang membawanya akan berhenti dimana. Setelah beberapa saat mobil pun memasuki sebuah hotel mewah, otak dan pikiran Bianca langsung traveling begitu mobil memasuki halaman hotel.“Apa mungkin Papa akan melakukan itu lagi padaku? Kebetulan aku juga sudah ketagihan,” didalam hati Bianca.Hanya Emanuel dan Bianca saja yang turun dari mobil sementara sang supir pribadi menunggu didalam mobil, keduanya berjalan masuk ke lobby hotel.“Papa, kenapa tidak bilang jika Papa akan meminta hal yang seperti semalam lagi?”“Apa maksudmu?”“Ini hotel, dan Papa membawaku ke hotel mewah in
Ayah dari Angeline pun sangat terkejut begitu mendengar dari Adilson bahwa Emanuel membatalkan perjodohan dengan Angeline semata-mata demi bisa menikahi Bianca, putri angkatnya sendiri! Tapi tentu saja semua orang tidak dapat berbuat apa-apa karena itu sudah merupakan keputusan telak dari Emanuel, padahal Adilson ingin menyingkirkan Bianca agar pernikahan itu tidak sampai terjadi, tapi apalah daya, Adilson tau watak Emanuel jika dia sudah mengatakan sesuatu hal, maka itulah yang akan terjadi! Jika sampai Bianca mati, maka Emanuel pun akan mengakhiri hidupnya juga.“Adilson, sebenarnya aku sangat ingin sekali putramu dan putriku menikah, aku juga ingin mendukungmu menyingkirkan Bianca! Tapi itu tidak mungkin bukan?”“Ya, jika aku menghabisi Bianca maka Emanuel memilih untuk mati! Sekarang aku tidak dapat melakukan hal apapun untuk mencegah pernikahan mereka!”“Aku tidak dapat bayangkan bagaimana nanti kondisi Angeline ketika melihat laki-laki yang sangat dia cintai menikahi putri angka
Kedua tangan Bianca berpegangan pada ranjang yang ada didepannya, sementara dari arah belakang tubuh Bianca, Emanuel terus menggerakkan pinggulnya maju mundur hingga kejantanan itu terasa begitu kuat dan keras keluar masuk kedalam bagian inti Bianca.“Ahhhh ahhh ahhh Papa ouhhhh ssstthh,”“Oghttt yea, kau suka?”“Ya Papa enak ahhh Papa terus ahhh,”“Kau semakin membuatku horny Bi,”Sesekali Emanuel menampar bokong sintal Bianca saking keenakannya melakukan kegiatan ini, Bianca pun hanya pasrah saja menikmati keganasan Emanuel terhadap dirinya, puas dengan melakukannya dari belakang Emanuel menuntun Bianca untuk terlentang diatas ranjang lalu kembali memasukkan kejantanannya hingga masuk seluruhnya kedalam bagian inti Bianca.Dua sejoli itu terus bergulat dalam kenikmatan tiada tara baik Emanuel maupun Bianca terus menerus mengerang nikmat, kejantanan Emanuel itu tidak ada hentinya menghantam bagian inti Bianca seolah tenaga Emanuel tidak habis-habis padahal ini sudah hampir satu jam n
Seketika Bianca langsung merasakan suhu ditubuhnya memanas, dan rasa penasaran atas apa yang diucapkan oleh Angeline memenuhi seluruh pikiran Bianca saat ini! Wajah Bianca memucat dan hal itu membuat Angeline tersenyum sinis padanya.“Jika tidak bisa menerima Nuel apa adanya, kenapa tidak menyerah saja dengan hubungan kalian?” tanya Angeline.“Tolong jawab pertanyaanku, apa maksudnya kata-katamu tadi?” kata Bianca dengan bergetar.“Emanuel lah yang membunuh seluruh keluargamu dan merampas daerah kekuasaan mereka dengan sangat keji! Kau diselamatkan oleh Nuel, karena saat itu kau masih balita dan dia merasa kasihan padamu!” kata Angeline.Kedua mata Bianca terlihat memerah dan mulai membendung bulir-bulir bening, jantungnya terasa sangat sakit mendengar apa yang diucapkan oleh Angeline, hati Bianca saat ini benar-benar bergejolak antara harus percaya pada ucapan Angeline ataukah menganggap semua itu kebohongan, tapi yang pasti saat ini Bianca tidak percaya jika laki-laki yang dia cinta
Tubuh Emmanuel hanya mematung sambil memandangi kedua tangannya yang dulu dia gunakan untuk menghabisi seluruh anggota keluarga Bianca, saat itu Emmanuel hanyalah seorang remaja yang dipenuhi oleh ajaran sang Ayah untuk bisa berkuasa diatas siapapun agar bisa menggenggam bisnis ini, menghabisi tanpa ampun itulah yang dilakukan oleh Emmanuel tanpa memikirkan apapun lagi. Tapi semakin dewasa Emmanuel sangat banyak menyesali atas segala perbuatannya di masa lalu, terutama ketika dirinya melihat kedua mata Bianca! Emmanuel sangat menyesal mengapa dulu dia tidak berpikir jernih dan menurut saja apapun perintah Adilson Ayahnya, dan kini semua penyesalan itu tidak ada harganya. Untuk mengejar Bianca pun Emmanuel merasa dirinya begitu kotor dan berlumuran darah dari keluarga Bianca yang sudah dia habisi dulu.Baru kali ini Angeline melihat tatapan kosong seorang Emmanuel, bahkan Emmanuel mulai meneteskan bulir bening yang turun menyusuri kedua pipinya, menangis tanpa bersuara itu adalah leve
Adilson yang melihat Emmanuel langsung berlari untuk menuju kamar Bianca, tidak terlalu mempedulikan hal itu! Baginya hari ini hanya ada perasaan lega karena Bianca memilih untuk pergi dari hidup Emmanuel, bukankah itu adalah pilihan yang sangat bijak batinnya.Emmanuel yang tidak mempercayai ucapan Ayahnya sendiri jika Bianca tidak ada didalam kamarnya, secepat mungkin berlari agar segera tiba di kamar Bianca. Dengan nafas yang tersengal-sengal Emmanuel pun langsung membuka knock pintu kamar Bianca, dan benar saja Bianca tidak ada didalam kamarnya! Bahkan kamar itu sangatlah rapih seperti Bianca tidak pulang sama sekali.Wajah Emmanuel langsung berkeringat dan tangannya bergetar sambil memegang ponsel, tujuannya hanya satu yaitu menghubungi Bianca! Saat handphone itu menempel didaun telinga Emmanuel, sebuah pesan suara dari operator seluler terdengar ditelinganya, nomor Bianca ternyata tidak aktif.Emmanuel langsung meremas kasar wajahnya, kemudian mengacak-acak rambutnya dia begitu