Share

Gosip

Author: Rahayu avilia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tanpa membuang waktu, Camelia segera berbalik badan dan meninggalkan tempat tersebut. Sesampainya di luar ruangan, air mata Camelia sudah tidak dapat ia bendung lagi. "Benar-benar menjijikkan." gerutu Camelia. 

Sambil tertunduk Camelia berlari meninggalkan ruang anggrek. Saat ini yang ia butuhkan adalah waktu untuk menenangkan diri. Kenapa setiap kali bertemu dengan Reynanda selalu membuat Camelia sakit hati? Lelaki itu tidak pernah berhenti untuk menghinanya.

Seharusnya Camelia-lah yang sakit hati atas perbuatan Reynanda di masa lalu, tapi kenapa justru Reynanda seolah-olah merasa bahwa dialah korban yang sesungguhnya disini.

Camelia yang menangis sambil tertunduk tidak menyadari bahwa ada orang yang berjalan berlawanan arah dengannya, sehingga ia menabrak orang itu. "Maaf, maafkan saya." ucap Camelia sambil membungkukkan badan untuk meminta maaf pada orang yang telah ditabraknya barusan.

"Amel?" ucap orang yang ada didepan Camelia. mendengar suara yang ia kenali maka Camelia mendongak melihat siapa orang yang di depannya saat ini.

"Ju-justin ..." ucap Camelia tergagap. Lalu ia dengan cepat mengusap sisa air matanya memakai punggung tangannya.

"Kamu menangis? Ada apa? Siapa yang sudah berani membuatmu menangis?" tanya Justin dengan  penuh rasa khawatir sambil memegang kedua lengan Camelia dan melihat wajah Camelia.

Camelia tidak menjawab, dia hanya tertunduk sambil membersihkan sisa air mata di kedua pipinya. "Aish ... Berani-beraninya ada orang yang mengganggumu di club-ku?" kesal Justin. Lalu dia melihat kearah belakang Camelia untuk memastikan apa yang sudah membuat Camelia bersedih.

"Aku tidak apa-apa." jawab Camelia yang masih terisak.

Justin menunduk melihat wajah Camelia, "Jangan bohong, Amel. Siapa yang sudah membuatmu bersedih? Biar aku kasih dia pelajaran. Berani-beraninya ada yang bertingkah disini." ucap Justin dengan muka merah menahan emosi.

Camelia menahan tangan Justin saat dia ingin mencari orang yang sudah membuatnya menjatuhkan air mata. "Sudahlah Justin. Aku tidak apa-apa. Bisakah kamu mengantarku pulang saja sekarang?" pinta Camelia.

"Ta-tapi ..."

"Please." ucap Camelia memohon agar Justin tidak memperpanjang masalah ini. Karena Camelia tidak mau jika masalahnya dengan Reynanda akan melibatkan Justin. Cukup dirinya saja yang jadi objek penghinaan Reynanda.

Justin menghela napas, "Baiklah-baiklah." ujar Justin mengalah dengan kemauan Camelia. Dia akan selalu kalah jika berhadapan dengan sorot mata permohonan dari Camelia. Sorot mata itu selalu saja mampu meluluhkan hati Justin.

'Aku tidak akan membiarkan masalah ini begitu saja, setelah ini aku akan melihat dari cctv, apa yang sebenarnya terjadi. Dan dari ruangan mana dia keluar sambil menangis tadi.' batin Justin yang masih tidak terima melihat air mata Camelia.

"Ayo." ajak Camelia saat melihat Justin masih berdiam di tempatnya sambil mencari-cari sesuatu.

"Iya." jawab Justin pasrah.

Justin kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Camelia dan membawanya keluar dari club malam miliknya. Dengan pandangan mata tertunduk, Camelia berjalan di samping Justin yang semakin posesif dengan tangannya berada di pinggang Camelia. Dapat terlihat jika Justin sangat khawatir dengan keadaan Camelia saat ini.

Suasana terasa hening saat mobil yang mereka tumpangi mulai berjalan meninggalkan area club menuju ke rumah Camelia. Sesekali Justin melihat kearah Camelia yang duduk di sampingnya. 'Sebenarnya ada masalah apa? Kenapa kamu sejak tadi hanya diam saja?' batin Justin bertanya-tanya. 

Wajah cemasnya sangat terlihat jelas. Seandainya dia tahu apa penyebabnya, mungkin saat ini Justin sudah memberikan pelajaran pada orang yang sudah membuat Camelia menangis.

"Makasih sudah mengantarku pulang." ucap Camelia setelah sampai didepan rumahnya.

"Mel." panggil Justin menghentikan Camelia yang akan membuka pintu mobil untuk keluar. 

Mendengar Justin memanggilnya, Camelia menghentikan pergerakan tangannya dan menoleh kearah Justin. "Iya, ada apa?" tanya Camelia.

"Aku tidak tahu apa yang sudah membuatmu sesedih ini, tapi percayalah aku selalu ada di samping kamu bagaimanapun keadaan kamu." ujar Justin.

"Iya, aku tahu itu. Dan makasih untuk semuanya." jawab Camelia sambil tersenyum agar Justin tidak terlalu mengkhawatirkan dirinya.

"Kalau kamu sudah siap untuk cerita, aku harap kamu akan datang mencariku." ucap Justin.

"Iya." 

Setelah mengatakan hal itu Camelia keluar dari mobil Justin dan mulai berjalan menuju ke rumahnya. Sedangkan Justin mulai melajukan mobilnya saat melihat Camelia sudah memasuki rumahnya. 

************ 

Pagi hari seperti biasa Camelia bersiap untuk berangkat ke kantor, tempatnya bekerja. Walau sebenarnya Camelia sangat malas untuk bekerja hari ini, namun dia tidak punya pilihan lain.

Camelia menghela napasnya saat kini sudah berdiri didepan gedung megah nan tinggi didepannya. "Semoga hari ini tidak ada hal buruk yang aku lalui." doa Camelia saat mulai melangkahkan kakinya memasuki pintu utama gedung tersebut.

Entah ini hanya perasaan Camelia saja atau memang ada sesuatu yang beda di kantor pagi ini. Camelia merasa semua karyawan yang ia lewati, mereka menatap Camelia dengan tatapan penuh rasa jijik. Bahkan mereka tidak segan saling bisik-bisik sambil melirik Camelia tidak suka.

'Kenapa mereka melihatku seperti itu?' batin Camelia bingung dengan situasi saat ini. 'Apa ada sesuatu yang aku lewatkan?' 

"Amel, masuk ke ruanganku sekarang." perintah manager saat melihat Camelia sudah datang dan akan duduk di tempat kerjanya.

"Baik pak." jawab Camelia. Lalu dia meletakkan tasnya di atas meja kerjanya. Kemudian dia berjalan menuju ke ruangan manager.

Melihat manager memanggil Camelia, beberapa karyawan yang lain pun saling bisik. "Aku yakin pak Ilham akan memecatnya. Mana mungkin pak Ilham mengambil resiko jika masih memperkerjakan dia." bisik salah satu diantara mereka. 

"Ssssttt .... Jangan keras-keras, nanti dia dengar." ujar yang lainnya. 

Saat Camelia melihat kearah mereka, terlihat mereka sok sibuk dengan pekerjaannya. "Ada apa sih sebenarnya?" gumam Camelia semakin tidak mengerti.

Setelah sampai di ruangan manager (Pak Ilham), Camelia duduk di kursi yang berseberangan dengan pak Ilham. "Sebenarnya ada masalah apa pak?" tanya Camelia memberanikan diri.

Pak Ilham menghela napas, "Begini, Mel. Kamu pasti sudah mendengar gosip-gosip yang beredar. Dan aku tidak ingin mengambil resiko jika nanti nama perusahaan akan jadi jelek di mata klien karena mereka mendengar gosip tersebut. Jadi dengan terpaksa aku akan memberikan surat pemberhentian kerja untuk kamu." ujar pak Ilham memulai pembicaraannya.

"Pemberhentian kerja? Gosip? Gosip apa pak?" Camelia semakin bingung dan juga penasaran. 

"Ee ... Itu ... Gosip kalau kamu menerima pekerjaan sampingan sebagai pekerja seks komersial. Dan juga memiliki anak di luar nikah akibat pekerjaan sampingan kamu itu." ujar pak Ilham dengan berat hati mengatakannya. 

Bagai disambar petir di siang hari, "Hah ... A-apa pak? Pekerja seks komersial?" tanya Camelia yang tak tidak percaya dengan pendengarannya sendiri. 

"Iya Mel. Sebenarnya aku juga tidak percaya dengan gosip itu. Tapi bagaimana dengan video yang sudah beredar di W* group para karyawan perusahaan?" ujar pak Ilham.

"Video? Video apa pak? Bolehkah saya melihatnya?" tanya Camelia.

Dengan sigap pak Ilham mengeluarkan ponsel dari saku jasnya. Kemudian dia mulai mengotak-atik layar ponselnya, "Ini, Mel. Lihatlah." ucap pak Ilham menyodorkan ponselnya kearah Camelia.

Dengan detak jantung yang tidak karu-karuan, antara penasaran ingin melihat video seperti apa yang membuatnya dipecat, dan takut akan isi video tersebut. 

Camelia pun memberanikan diri meraih ponsel milik managernya tersebut. Setelah melihat isinya, jantung Camelia semakin kuat berdetak dari sebelumnya. 'Inikan kejadian tadi malam. Kenapa sampai di kantor videonya?' batin Camelia.

'Oh, sekarang aku mengerti. Pasti dia pelakunya. Karena cuma dia yang punya dendam pribadi denganku." Camelia curiga jika itu ulah Reynanda.

Camelia menghela napasnya sebelum dia mengembalikan ponsel milik pak Ilham sambil tersenyum. "Ini pak ... Terimakasih sudah memberitahu saya soal masalah ini. Kalau begitu saya permisi." ucap Camelia, lalu dia meraih selembar surat PHK yang tadi di berikan pak Ilham kepadanya dan berbalik badan keluar dari ruangan sang manager.

Melihat respon Camelia yang tidak sedih atau pun memberikan penjelasan terkait video yang beredar, membuat pak Ilham bingung sendiri. "Apa gosip itu benar adanya?" gumam pak Ilham bertanya-tanya. "Dia tidak mengatakan apapun." 

Bersambung ...

Related chapters

  • Pesona Sang Mantan   Menyelidiki

    Reynanda yang merasa kecewa bercampur dengan amarah, kini lebih memilih untuk tetap berada didalam ruangan kantornya. Dia tidak ingin kalau keluar dari ruangan maka akan bertemu dengan Camelia. "Kenapa dia selalu muncul di kepalaku? Benar-benar wanita brengsek." kesal Reynanda yang memang tidak bisa fokus dengan pekerjaannya pagi ini.Padahal pekerjaannya begitu banyak dan menumpuk di atas meja. Berkas-berkas yang membutuhkan tandatangannya juga sudah siap disana. Namun karena satu nama yang mengganjal di pikirannya, membuat semua jadi kacau.Reynanda menghela napasnya, kemudian dia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi kebesarannya. "Sudah 3 tahun lamanya. Tapi kenapa dia tidak berubah? Apa uang begitu penting? Sehingga dia lebih memilih bekerja sebagai jalang dari pada menjadi kekasihku." gumam Reynanda frustasi dengan pikirannya sendiri tentang Camelia.Apalagi pertemuannya kemarin malam dengan Camelia, di sebuah klub malam langganannya. Membuat hati Reyn

  • Pesona Sang Mantan   Lamaran

    Hari ini Camelia mengajak Sansan keluar rumah dengan ditemani Justin. Sengaja Camelia mengajak Sansan jalan-jalan agar anak itu tidak bosan di rumah.Apalagi setelah Camelia dipecat dari pekerjaannya di perusahaan Wijaya company, dia belum mendapatkan pekerjaan baru. Sehingga banyak waktu luang untuk dia habiskan bersama Sansan.Hanya saja kalau malam hari Camelia masih tetap bekerja di club malam milik Justin, walau lelaki itu sudah berulang kali melarangnya dan meminta Camelia untuk berhenti. Namun demi menutupi kebutuhan sehari-hari, Camelia menolak keras larangan Justin dan memohon agar lelaki itu mengijinkannya bekerja disana.Mereka bertiga terlihat seperti sebuah keluarga yang sangat harmonis, ditambah Sansan yang juga sangat dekat dengan Justin. Mungkin sekilas orang yang melihat akan mengira bahwa Justin adalah sosok kepala keluarga yang penyayang.Sansan terlihat bahagia, dia selalu menanyakan apapun yang dilihatnya. Sungguh benar-benar anak yan

  • Pesona Sang Mantan   Fakta terkuak.

    Braakk!! Reynanda menggebrak meja kerjanya dengan begitu kuat, sehingga Dimas (asisten pribadinya) terlonjak karena terkejut bukan main. Ada apa dengan bosnya pagi ini? Kenapa suasana hatinya terlihat begitu buruk? "Brengsek! Bajingan! Aku pastikan kamu tidak akan bisa berebut apapun denganku kali ini. Dia milikku, sampai kapanpun dia akan tetap menjadi milikku." Reynanda terlihat begitu marah. Dengan sorot mata seakan berubah menjadi belati tajam yang siap melukai siapapun yang ada didepannya. Beberapa kali ia terlihat mengusap kasar wajahnya, pertanda jika Reynanda sedang frustasi akan sesuatu. Dan Dimas sudah bisa menduga jika ini ada kaitannya dengan pencariannya selama tiga hari terakhir. Yaitu perihal tentang Camelia, seorang pegawai baru yang belum lama ini dipecat dari perusahaan karena sebuah rumor yang kurang sedap. Sebagai asisten dan juga tangan kanan Reynanda, tentu saja dia bisa dengan mudah mengetahui rumor-rumor yang beredar dilingkung

  • Pesona Sang Mantan   Fakta terkuak (2)

    "Ya Tuhan ... Kenapa aku begitu bodoh. Tidak seharusnya aku mempercayai Nadin." rasa penyesalan terlihat jelas diraut wajah Reynanda kali ini.Ya memang benar jika Nadin-lah yang memberikan semua informasi tentang Camelia kepada Reynanda, selama mereka berdua berhubungan jarak jauh. Dikarenakan waktu itu Reynanda harus meneruskan kuliah di luar negeri. Sedangkan Camelia tetap tinggal di Indonesia.Sebagai sahabat paling dekat dengan Camelia, maka Reynanda tidak menaruh rasa curiga sedikitpun pada Nadin. Bahkan pernah suatu ketika Reynanda membuktikan dengan datang ke Indonesia.Dan ternyata apa yang dikatakan Nadin benar adanya jika waktu itu Camelia benar-benar sedang mengasuh balita mungil yang amat lucu serta menggemaskan. Sehingga semakin menguatkan dugaan jika Camelia memang selingkuh selama Reynanda kuliah di luar negeri."Aarrrggghh ..." Reynanda meluapkan rasa kesalnya pada dirinya sendiri."Aku tidak dapat membayangkan, bagaimana kam

  • Pesona Sang Mantan   Kedatangan Reynanda

    Tatapan mata elang Reynanda seakan mampu menembus dinding rumah sederhana yang terletak di seberang jalan tempatnya memarkirkan mobil.Pandangan mata Reynanda tidak beralih dari rumah sederhana itu. Pemandangan sosok dua sejoli yang tadi di lihatnya berjalan memasuki rumah itu, mampu mengacaukan pikiran Reynanda.Apa yang sedang dilakukan keduanya didalam sana? Kenapa setengah jam sudah berlalu namun orang yang ada didalam belum juga keluar.Tatapan mata tajam Reynanda seperti sebilah pedang, genggaman tangannya begitu erat di atas kemudi mobil, sampai terlihat buku-buku jarinya yang memutih. Hal itu sudah dapat menggambarkan bagaimana perasaan Reynanda saat ini. Yang jelas dia marah dan cemburu disaat yang bersamaan. Rahangnya yang mengeras, menambah suasana seketika menjadi semakin seram."BRENGSEK!!" umpatnya dengan memukul kemudi mobil untuk meluapkan emosi. Entah kenapa pikiran liar Reynanda membayangkan jika kedua orang yang berada didalam melakukan

  • Pesona Sang Mantan   Sebuah pengakuan.

    "Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Camelia yang membuat Reynanda terkejut akan kedatangannya yang tiba-tiba sudah berada dibelakangnya. "Ternyata kamu masih menyimpannya." ucap Reynanda sambil menunjukkan foto yang tadi dilihatnya sambil tersenyum. Dada Camelia berdebar kencang saat Reynanda menunjukkan foto itu padanya. "Bukan urusanmu." dengan cepat Camelia merebut foto tersebut dari tangan Reynanda, dan meletakkannya kembali di tempat semula. Bisa-bisanya laki-laki itu menemukan foto lama mereka saat terakhir kali bertemu di bandara, saat dirinya mengantarkan Reynanda untuk berangkat kuliah ke luar negeri. Walau sebenarnya Camelia masih menyimpan perasaan pada Reynanda didalam hati kecilnya, namun dia tidak ingin kembali terhanyut pada pesona Reynanda yang memang kali ini terlihat semakin tampan dari hari ke hari. Camelia mencengkram pergelangan tangan Reynanda dan menariknya supaya keluar dari kamar. Camelia tidak ingin mengganggu tidur Sansan

  • Pesona Sang Mantan   Hari pernikahan tiba.

    Hari ini sangat bersejarah dalam sepanjang hidup Camelia, karena hari ini adalah hari pernikahannya. Hari dimana untuk terakhir kalinya dia akan menyandang status sebagai seorang gadis dan berganti menjadi nyonya Justin. Acaranya akan berlangsung disebuah hotel berbintang di daerah ibukota, sehingga Camelia harus rela datang ke lokasi terlebih dulu sebelum acara dimulai. Didalam sebuah kamar hotel yang di siapkan oleh Justin khusus untuk Camelia, sudah menunggu MUA yang bertugas meriasnya agar terlihat cantik sebagai ratu sehari. Make up artis pilihan Justin adalah MUA yang sudah biasa menangani pernikahan para artis ternama. Justin juga memesan beberapa kamar lain untuk teman dekatnya dan juga teman Camelia serta tidak lupa untuk Bi Imah yang menjaga Sansan selama ini. "Kenapa jam segini Sansan belum pulang dari tempat les." gumam Camelia sambil melihat jam yang ada di ponselnya. Penata rias yang bertugas meriasnya baru saja keluar dari kamar u

  • Pesona Sang Mantan   Menjijikkan.

    "Loh, kok sepi? Pengantin wanitanya kemana?" Rosi yang baru saja memasuki kamar, ia merasa bingung mengetahui sang pengantin wanita tidak ada di kamar hotel tempat dia tadi meriasnya.Dia segera memeriksa kearah toilet yang memang berada didalam kamar, siapa tahu saja pengantin wanita sedang berada didalam sana. "Kosong?" gumamnya setelah memastikan jika pengantin wanita tidak ada didalam toilet.Rossi bermaksud untuk menghubungi Camelia, tapi sebuah pemandangan janggal didepannya membuat Rossi menghentikan niatnya."Ini? Kenapa ada baju-baju ini disini?" Dia semakin bingung dengan adanya baju pengantin yang berada di kamar tersebut, padahal baju pengantin yang seharusnya dikenakan oleh mempelai wanita baru saja ia bawa masuk ke kamar tersebut. Lantas baju pengantin itu punya siapa?"Apa Justin yang melakukannya? Kenapa tidak konfirmasi dulu sebelumnya?" gerutu Rosi. Lalu kemudian dia mengambil ponselnya untuk mengkonfirmasi masalah tersebut pada Justin.Setelah mendapat telepon dari

Latest chapter

  • Pesona Sang Mantan   Pervert

    Camelia berjalan memasuki sebuah kamar yang begitu besar, bisa dipastikan jika itu adalah kamar Reynanda. Ia ditemani seorang pelayan yang setia membantunya untuk lebih mudah melihat isi kamar tersebut, bahkan pelayan itu juga menunjukkan ruang ganti baju yang ternyata sudah tersusun baju-baju wanita didalamnya."Benar-benar laki-laki brengsek, bisa-bisanya membawaku kemari sedangkan dia sudah tinggal bareng wanita lain." gerutu Camelia saat melihat gaun wanita berjejer rapi di lemari pakaian."Maaf nyonya, baju ini memang disiapkan khusus untuk anda. Ini semua masih baru, dan didatangkan langsung dari designer-nya." jelas pelayan itu, sepertinya ia berusaha menjelaskan bahwa bosnya tidak pernah tinggal dengan wanita lain selain dirinya.Camelia tertegun mendengar penjelasan dari pelayan itu. "Untukku? Apa kamu yakin?" tanya Camelia, walau dalam hatinya berbunga-bunga."Iya nyonya, kalau nyonya tidak percaya. Silahkan di cek." ucap pelayan."Baiklah, baiklah." ucap Camelia. Ia merasa

  • Pesona Sang Mantan   Bagaimana bisa seperti ini?

    Berbagai perasaan campur aduk tidak karuan saat kalimat ijab qobul terdengar nyaring ditelinga Camelia. Haruskah dia bahagia dengan semua ini? Sedangkan pernikahan yang harusnya terjadi tidak sesuai dengan harapannya."Bagaimana caraku agar bisa menghubungi Justin?" Ayla bergumam putus asa. Dari tadi Camelia mencari keberadaan ponselnya, namun hingga kini barang tersebut tidak bisa ia temukan. Dimana Reynanda menyembunyikan ponsel miliknya?Terdengar helaan napas dari bibir Camelia, perasaan bersalah pada Justin membuatnya merasa gelisah. Tidak seharusnya dia menyakiti orang sebaik Justin yang rela melakukan apa saja untuk membantu Camelia dan Sansan.Tak lama terdengar suara seseorang memanggilnya, dan membawa Camelia keluar kamar untuk bertemu mempelai laki-laki. Dan memang sudah menjadi tradisi jika mempelai wanita dan laki-laki akan bertemu setelah janji suci selesai diucapkan didepan penghulu.Camelia hanya tertunduk sepanjang jalan menuju ke ruang utama rumah mewah milik Reynand

  • Pesona Sang Mantan   Sebuah ancaman

    "Apa aku sedang bermimpi?" gumam Camelia yang masih belum menyadari satu hal.Camelia dengan cepat mendorong dada bidang Reynanda, supaya laki-laki itu menjauh darinya. Camelia melihat kearah Reynanda, seolah bertanya apa laki-laki itu juga mendengar apa yang ia dengar? Dan Camelia juga ingin memastikan siapa yang barusan memanggilnya, apakah beneran itu Sansan?Reynanda hanya menyeringai, dari raut wajahnya sepertinya laki-laki itu tidak ingin menjelaskan apapun. Melihat bagaimana Camelia mulai panik, Reynanda merubah posisi tubuhnya menghadap kearah pintu. Ia berniat untuk membuka kunci pintu kamar tersebut.Jantung Camelia berdebar sangat cepat ketika didepan pintu kamar ia bisa melihat dengan jelas sesosok gadis kecil yang tidak lain adalah Sansan. Kini Camelia tidak lagi bisa berpikir jernih, apakah Reynanda juga sedang menculik Sansan? Begitulah yang muncul di kepala Camelia kini.Wajah polos Sansan dengan senyum cerianya melihat kearah Camelia dan Reynanda secara bergantian."K

  • Pesona Sang Mantan   Lepaskan Aku, Rey!!

    "Ya, aku sangat mencitaimu. Lia." balas Reynanda atas umpatan Camelia terhadapnya. Ekspresi Reynanda seperti tidak terjadi apa-apa, padahal dulu Camelia tidak pernah mengumpat atau pun berkata kasar padanya.Berada dalam pelukan lelaki yang pernah ia cintai sekaligus ia benci disaat bersamaan, membuat jantung Camelia berdebar lebih cepat dari biasanya. Sesaat ia lupa jika lelaki itulah yang sudah menculiknya dan juga merusak hari bahagianya.Walau Camelia bermulut tajam pada Reynanda, namun tubuhnya memiliki reaksi berbeda. Karena tubuh Camelia lebih bisa menyambut dan menerima pelukan hangat penuh kerinduan dari lelaki itu. Tidak bisa ia pungkiri, bahwa sesungguhnya Camelia juga merindukan Reynanda. Walau bagaimanapun, sosok laki-laki itu adalah cinta pertamanya yang hingga saat ini belum juga bisa sepenuhnya Camelia lupakan. Perlahan Reynanda mulai mengurai pelukannya saat dirasa Camelia mulai tenang, Kini Reynanda semakin berani dengan aksinya, bukan hanya pelukan saja yang ia lak

  • Pesona Sang Mantan   Menjijikkan.

    "Loh, kok sepi? Pengantin wanitanya kemana?" Rosi yang baru saja memasuki kamar, ia merasa bingung mengetahui sang pengantin wanita tidak ada di kamar hotel tempat dia tadi meriasnya.Dia segera memeriksa kearah toilet yang memang berada didalam kamar, siapa tahu saja pengantin wanita sedang berada didalam sana. "Kosong?" gumamnya setelah memastikan jika pengantin wanita tidak ada didalam toilet.Rossi bermaksud untuk menghubungi Camelia, tapi sebuah pemandangan janggal didepannya membuat Rossi menghentikan niatnya."Ini? Kenapa ada baju-baju ini disini?" Dia semakin bingung dengan adanya baju pengantin yang berada di kamar tersebut, padahal baju pengantin yang seharusnya dikenakan oleh mempelai wanita baru saja ia bawa masuk ke kamar tersebut. Lantas baju pengantin itu punya siapa?"Apa Justin yang melakukannya? Kenapa tidak konfirmasi dulu sebelumnya?" gerutu Rosi. Lalu kemudian dia mengambil ponselnya untuk mengkonfirmasi masalah tersebut pada Justin.Setelah mendapat telepon dari

  • Pesona Sang Mantan   Hari pernikahan tiba.

    Hari ini sangat bersejarah dalam sepanjang hidup Camelia, karena hari ini adalah hari pernikahannya. Hari dimana untuk terakhir kalinya dia akan menyandang status sebagai seorang gadis dan berganti menjadi nyonya Justin. Acaranya akan berlangsung disebuah hotel berbintang di daerah ibukota, sehingga Camelia harus rela datang ke lokasi terlebih dulu sebelum acara dimulai. Didalam sebuah kamar hotel yang di siapkan oleh Justin khusus untuk Camelia, sudah menunggu MUA yang bertugas meriasnya agar terlihat cantik sebagai ratu sehari. Make up artis pilihan Justin adalah MUA yang sudah biasa menangani pernikahan para artis ternama. Justin juga memesan beberapa kamar lain untuk teman dekatnya dan juga teman Camelia serta tidak lupa untuk Bi Imah yang menjaga Sansan selama ini. "Kenapa jam segini Sansan belum pulang dari tempat les." gumam Camelia sambil melihat jam yang ada di ponselnya. Penata rias yang bertugas meriasnya baru saja keluar dari kamar u

  • Pesona Sang Mantan   Sebuah pengakuan.

    "Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Camelia yang membuat Reynanda terkejut akan kedatangannya yang tiba-tiba sudah berada dibelakangnya. "Ternyata kamu masih menyimpannya." ucap Reynanda sambil menunjukkan foto yang tadi dilihatnya sambil tersenyum. Dada Camelia berdebar kencang saat Reynanda menunjukkan foto itu padanya. "Bukan urusanmu." dengan cepat Camelia merebut foto tersebut dari tangan Reynanda, dan meletakkannya kembali di tempat semula. Bisa-bisanya laki-laki itu menemukan foto lama mereka saat terakhir kali bertemu di bandara, saat dirinya mengantarkan Reynanda untuk berangkat kuliah ke luar negeri. Walau sebenarnya Camelia masih menyimpan perasaan pada Reynanda didalam hati kecilnya, namun dia tidak ingin kembali terhanyut pada pesona Reynanda yang memang kali ini terlihat semakin tampan dari hari ke hari. Camelia mencengkram pergelangan tangan Reynanda dan menariknya supaya keluar dari kamar. Camelia tidak ingin mengganggu tidur Sansan

  • Pesona Sang Mantan   Kedatangan Reynanda

    Tatapan mata elang Reynanda seakan mampu menembus dinding rumah sederhana yang terletak di seberang jalan tempatnya memarkirkan mobil.Pandangan mata Reynanda tidak beralih dari rumah sederhana itu. Pemandangan sosok dua sejoli yang tadi di lihatnya berjalan memasuki rumah itu, mampu mengacaukan pikiran Reynanda.Apa yang sedang dilakukan keduanya didalam sana? Kenapa setengah jam sudah berlalu namun orang yang ada didalam belum juga keluar.Tatapan mata tajam Reynanda seperti sebilah pedang, genggaman tangannya begitu erat di atas kemudi mobil, sampai terlihat buku-buku jarinya yang memutih. Hal itu sudah dapat menggambarkan bagaimana perasaan Reynanda saat ini. Yang jelas dia marah dan cemburu disaat yang bersamaan. Rahangnya yang mengeras, menambah suasana seketika menjadi semakin seram."BRENGSEK!!" umpatnya dengan memukul kemudi mobil untuk meluapkan emosi. Entah kenapa pikiran liar Reynanda membayangkan jika kedua orang yang berada didalam melakukan

  • Pesona Sang Mantan   Fakta terkuak (2)

    "Ya Tuhan ... Kenapa aku begitu bodoh. Tidak seharusnya aku mempercayai Nadin." rasa penyesalan terlihat jelas diraut wajah Reynanda kali ini.Ya memang benar jika Nadin-lah yang memberikan semua informasi tentang Camelia kepada Reynanda, selama mereka berdua berhubungan jarak jauh. Dikarenakan waktu itu Reynanda harus meneruskan kuliah di luar negeri. Sedangkan Camelia tetap tinggal di Indonesia.Sebagai sahabat paling dekat dengan Camelia, maka Reynanda tidak menaruh rasa curiga sedikitpun pada Nadin. Bahkan pernah suatu ketika Reynanda membuktikan dengan datang ke Indonesia.Dan ternyata apa yang dikatakan Nadin benar adanya jika waktu itu Camelia benar-benar sedang mengasuh balita mungil yang amat lucu serta menggemaskan. Sehingga semakin menguatkan dugaan jika Camelia memang selingkuh selama Reynanda kuliah di luar negeri."Aarrrggghh ..." Reynanda meluapkan rasa kesalnya pada dirinya sendiri."Aku tidak dapat membayangkan, bagaimana kam

DMCA.com Protection Status