Bye Claire Lee, Hi Natasha Blaire *kaburrrr
Ketika Claudia mencoba berdiri, dia kehilangan keseimbangan tubuh sehingga membuatnya jatuh ke lantai.Kedua tangan dan lututnya sama-sama menyentuh lantai yang dingin. Claudia merutukki kecerobohannya. “Aish … Clau, tidak bisakah lebih berhati-hati sedikit?!”Untung saja dia masih berada di dalam ruangan tangga darurat sehingga tidak ada yang menyaksikan kebodohannya itu. Seandainya Ryuga melihatnya terjatuh barusan, Claudia yakin pria itu akan bersikap berlebihan.Seakan belum puas, batin Claudia bersuara. ‘Bagaimana mau melindungi Aruna kalau melindungi dirimu saja tidak bisa, Claudia?!’Begitu mendapatkan konfirmasi dari Ryuga jika Natasha Blair dan Asha Blair adalah orang yang sama, Claudia segera ingin menemui Aruna.Mendadak saja ingatannya teringat akan cerita Ryuga semalam. ‘Aku tahu ini terdengar konyol, tapi Aruna sempat diculik Natasha bersamaan saat aku kecelakaan, Claudia.’Suara ringisan ke luar dari mulutnya saat Claudia mencoba bangkit berdiri. Dia tidak mempedulikan
Dibesarkan oleh Ryuga sejak kecil, Aruna memiliki kemiripan sikap yang sama persis dengan Daddy-nya. Gadis itu tumbuh menjadi pribadi yang berani menghadapi sesuatu.Maka, setelah meyakinkan Claudia jika dirinya baik-baik saja, Aruna memutuskan untuk kembali ke kelas. Namun, baru setengah jalan, langkahnya terhenti karena suara seseorang yang sudah lama tidak didengarnya.“Lama tidak bertemu, Aruna Lusa.” Suara itu bersumber dari arah samping tembok tangga yang di pijaknya.Tanpa harus menolehkan wajah untuk melihat siapa sosok tersebut, Aruna melanjutkan langkah untuk kembali ke kelas.Sosok itu hanya bisa mendengus. “Bisa-bisanya Aruna mengabaikan Mommy-nya?!”Sementara Claudia sendiri kembali ke ruangan dosen dengan langkah gontai. Rekan-rekan dosennya masih berada di sana karena jam menunjukkan jam istirahat. “Eh, Clau,” sapa Idellia yang menyadari kedatangannya. Yang lain hanya menoleh tanpa menyapa.Claudia kembali duduk di tempatnya. Dia segera menyeruput jus alpukat miliknya
Entah sebuah kebetulan atau sudah ditakdirkan, saat Ryuga sampai di kelas Aruna, pintu itu terbuka dari dalam. Sosok yang membukakan pintu tersebut terdiam setelah melihat keberadaan Ryuga.Natasha Blair.Untuk beberapa saat, manik hitam Ryuga sama sekali tidak berpaling dari mata besar yang terlihat mirip dengan mata besar milik putrinya, Aruna.Sudut bibir Natasha naik, menyunggingkan senyum. “Wow, aku tidak percaya kamu bisa datang secepat ini … Ryuga.”Mahasiswa yang masih di dalam kelas tampak penasaran melihat ke arah pria tampan yang berdiri di luar pintu bersama dosen tamu mereka. Pun, termasuk Aruna setelah Anjani memaksanya.“Ssst! Lihat deh, Run. Bu Asha lagi ngobrol sama Om-om cakep.”Semula Aruna tidak menghiraukan. Menurut Aruna, tidak ada orang lain setampan Ryuga dan Dirga–yah, setidaknya itu dulu. Jadi, gadis itu tidak tertarik. Dia hendak mengambil ponsel untuk menghubungi Claudia. Namun, gerakan Aruna tertahan oleh Anjani.“Ish!” Merasa gemas dengan ketidakacuhan Ar
Awalnya Ryuga tidak percaya dengan balasan pesan dari Claudia yang dibacakan oleh Aruna. Apa Ryuga tidak salah mendengar Claudia menyuruhnya untuk pulang tanpa bertemu terlebih dahulu?“Kalau Daddy nggak percaya, coba lihat saja pesannya,” ucap Aruna menyodorkan ponsel ke hadapan wajah Ryuga. Dia paling kesal kalau sudah mendapati kedua alis Ryuga menukik seperti itu.Rasa-rasanya Aruna ingin menyetrikanya supaya lurus setiap saat.Manik hitam Ryuga menatap ponsel Aruna dengan serius. Baru beberapa detik, layar tampilan ponsel itu berubah menampilkan nama ‘Om Yel Yel’ yang menelepon Aruna.Melihat itu, kedua alis Ryuga hampir menyatu. “Ada apa Riel meneleponmu?”Tanpa persetujuan Aruna, Ryuga mengambil alih ponsel putrinya dan langsung mengangkatnya. Aruna hanya bisa terdiam, menunggu dengan sabar.“Ini aku, Riel,” ucap Ryuga mengawali pembicaraan setelah menaruh ponsel milik Aruna di telinga kanannya. “Ada keperluan apa menelepon Aruna?”Suaranya terdengar ketus. Aruna menebak jika R
Ya, statusku duda dengan satu anak,” aku Ryuga seraya menarik bahu Aruna agar lebih mendekat padanya. Dia sama sekali tidak mengalihkan manik hitamnya dari Aji.Jawaban Ryuga membuat Aji meresponsnya dengan menggelengkan kepalanya kecil. Dia berpikir keras memikirkan bagaimana bisa Claudia memiliki hubungan dengan pria kaya, duda, dan sudah memiliki satu orang anak?Tidak adakah pria lajang yang menarik perhatiannya? Aji menaruh curiga … apa jangan-jangan Claudia sudah diguna-guna?Pandangan Aruna menatap takut-takut ke arah Aji. Pria itu tampak galak dan tatapannya sangat tidak ramah.“H-halo, Granddy …,” sapa Aruna sambil melirik Aji kemudian Bahtiar. “Halo … Eyang.” Gadis itu meneguk ludahnya dalam-dalam. “Aku Aruna Lusa Daksa.” Di akhir ucapannya, Aruna membubuhkan senyum manisnya.Situasinya canggung dan menegangkan luar biasa karena baik Aji maupun Bahtiar sama sekali tidak meresponsnya. Aji cukup dibuat tercengang dengan panggilan nama yang terucap dari bibir Aruna.Mendadak sa
Beberapa jam berlalu, tiba waktunya bagi Claudia untuk pulang setelah beres mengajar di kelas malam. Dia tidak lupa jika malam ini dirinya harus menemui Aji dan Bahtiar. Seperti biasa, mobil Ryuga sudah terparkir layaknya kereta kuda yang siap menjemput pasangannya ke acara pesta. Hufft~ Claudia mencoba mengatur napasnya dari jarak satu meter dengan mobil Ryuga. Wanita itu mempercepat langkahnya namun penuh kehati-hatian setelah Ryuga turun dari mobil untuk membukakan pintu. ‘Hanya menjemputku saja Ryuga serapi itu?’ batin Claudia tidak habis pikir. Ryuga tampak mengenakan jas untuk menutupi kaus putih yang dipakainya. Dan Claudia baru menyadari di detik ke sekian kala tangan Ryuga menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya. “Sudah lama, Ryuga?” tanya Claudia begitu tiba di hadapan pria itu. Kepala Ryuga menggeleng sebagai respons. Tangan kanan dibalik punggungnya bergerak perlahan ke depan, menampilkan sebuket bunga Peony berwarna putih yang sangat cantik. “Maaf atas sikapku ta
Merasa gemas dengan pertanyaan Claudia, Ryuga mendaratkan kecupan di bibir cherry wanita itu. Dan Claudia tidak sempat untuk menghindar. Untungnya Ryuga hanya sekadar mengecup, tidak lebih dari itu.Ada senyuman lembut di bibir tipis Ryuga kala menjauhkan wajah dari bibir cherry Claudia.Ryuga berucap, “Jelas kamu, Claudia Mada. Kenapa mempertanyakan itu, mmm?” Sorotan manik hitam pria itu menatap dalam ke arah Claudia.Sekali lagi Claudia kembali merasakan jika dia benar-benar dicintai melalui cara Ryuga menatapnya. Ryuga tidak bohong dengan ucapan jika pria itulah yang paling menyukai Claudia.Mendadak saja Claudia tersenyum dengan memiringkan kepalanya. Pipinya memanas, cepat-cepat Claudia menutupi wajahnya. Gawat! Degup jantungnya bekerja lebih cepat lagi.Tindakan Claudia itu membuat Ryuga keheranan. “Cemburu dengan Natasha, Claudia?” Dia menarik satu tangan Claudia yang menutupi wajah cantiknya.Hanya itu yang terlintas di dalam kepala Ryuga. Dan pertanyaan Ryuga itu seketika me
Tidak lama, selang Claudia dan Ryuga menyudahi pembicaraan, mobil hitam itu masuk ke dalam Paviliun yang dari luar terlihat menyeramkan.Setidaknya itu dalam pandangan Claudia. Pepohonan tinggi dan rimbun tampak memberikan kesan horror. Tapi, setelah dipikirkan bukankah akan lebih menyeramkan apa yang akan terjadi di dalam nanti?Netra mata Claudia tampak menyipit, dahinya mengernyit memperlihatkan raut wajah cantiknya yang gelisah.“Kalau takut, jangan dilihat, Claudia,” ucap Ryuga yang ternyata masih memperhatikan Claudia dari samping.Claudia segera mengalihkan pandangan dari jendela mobil. Dia meringis saat bertemu pandang dengan Ryuga.“Kenapa memilih bertemu di sini, Ryuga?” tanya Claudia tidak mengerti. Maksud Claudia, dari semua tempat yang ada, kenapa harus Paviliun dengan suasana seperti ini?“Ayahmu yang meminta,” jawab Ryuga seadanya. Dia mendengus mengingat dirinya tidak bisa menolak tempat yang sudah disewa oleh Aji.Ryuga takut jika restunya akan dicabut kalau-kalau Ryu