Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Gajiku Lebih dari Cukup untuk Menikahimu

Share

Gajiku Lebih dari Cukup untuk Menikahimu

last update Last Updated: 2024-05-30 22:52:34
“Om Rudi,” sapa Claudia segera ke luar dari lift disusul Ryuga.

Tanpa ragu, Claudia menyodorkan tangan untuk menyalami punggung tangan pria paruh baya itu. Claudia tidak tahu saja jika tindakan kecilnya itu berhasil membuat Rudi tersenyum meski tipis.

“Kalian kencan di pagi hari?” Rudi langsung bertanya tanpa berbasa-basi dahulu. Dia sempat mendengar dari asisten Ryuga mengenai keterlambatan Ryuga pagi itu. Padahal biasanya, jarang-jarang Ryuga menunda rapat jika tidak ada kaitannya dengan Aruna.

Pertanyaan Rudi sukses membuat Claudia tersedak air ludahnya sendiri. ‘Kencan!?’

“Pa,” tegas Ryuga memprotes.

“Eng-enggak Om, a-aku mampir aja kebetulan–

“Nggak apa-apa, Om paham,” potong Rudi. Pria itu menatap Ryuga penuh selidik, “Papa dengar kamu ada rapat sebentar lagi. Mau yang lain saja untuk menggantikanmu, Ryuga? Jadi, kamu bisa kencan dengan Claudia.”

Bagi Claudia itu seperti sebuah sindiran. Padahal Rudi tidak bermaksud demikian.

“Om-om Rudi, bu-bukan begitu. Ryuga tetap bek
catatanintrovert

Halowww, maaf kalau ada typo-typo dikit yaaa hehehe

| 99+
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Binti Masruroh
syeruuuuu.....aku suk-aku suka
goodnovel comment avatar
desi nataliani
update per brp hr sich kk
goodnovel comment avatar
Asep Barnas
terima kasih...Alur cerita ny bagus .bikin penasaran baca y
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Bibir Cherry yang Membuat Tergoda

    Sebelum pergi rapat, Ryuga menunjukkan sebuah ruangan pribadinya pada Claudia. Pria itu menyuruh Claudia beristirahat di sana dan memintanya untuk menghubunginya jika membutuhkan sesuatu.Claudia tak banyak membantah, wanita itu menurut. Dia bertekad tak akan mengganggu Ryuga.“Aku nggak akan lupa sama kebaikanmu, Ryuga,” gumam Claudia sambil menatap langit-langit kamar.Beberapa menit yang lalu, Claudia memilih membaringkan tubuhnya. Dia kehabisan energi dan satu-satunya yang bisa dilakukannya sekarang adalah tidur untuk mengisi saya tubuhnya. Claudia juga akan kembali ke kampus untuk mengajar di kelas malam.Wanita itu memiringkan tubuhnya, menaruh satu lengan di bawah bantal dan tersenyum saat netra matanya tertuju pada pigura foto yang ada di nakas.“Ryuga … Aruna … aku senang bisa bertemu kalian,” gumam Claudia perlahan mulai memejamkan mata dan tak lama Claudia benar-benar tertidur nyenyak.Berbeda dengan aktivitas Ryuga yang tengah rapat. Pria itu beberapa kali menanyakan hal k

    Last Updated : 2024-05-31
  • Pesona Presdir Posesif   Buka Baju

    Masih setengah sadar, Claudia samar-samar melihat wajah Ryuga yang semula dekat menjadi jauh. Wanita itu mengangkat tangannya untuk menutupi mulutnya yang hendak menguap.“Ryuga,” panggil Claudia dengan suara yang parau, khas bangun tidur. Matanya mengedip lambat. “Sudah selesai rapatnya?”Diam-diam Ryuga bersyukur Claudia lebih dulu bangun. Jika tidak, Ryuga pasti akan benar-benar merealisasikan keinginannya.“Jika belum, aku tidak mungkin ada di sini bersamamu sekarang.” Ryuga menyahut dengan ketus. Padahal Claudia bertanya baik-baik.Wanita itu segera mendudukkan dirinya, “Maaf, aku tidur terlalu lama. Nanti aku bereskan tempat tidurnya, aku juga akan bawa ke laundry–“Cukup, Claudia. Bangun,” potong Ryuga dengan suara dingin yang berhasil membuat nyawa Claudia terkumpul sepenuhnya.“O-oke, sebentar.” Wanita itu menyibak selimut lantas turun dari ranjang tidur. Hampir saja dirinya oleng karena tubuhnya tidak seimbang.Ryuga dengan cepat menahan pundak Claudia. Pria itu menaikkan s

    Last Updated : 2024-05-31
  • Pesona Presdir Posesif   Kecupan Kilat

    Kesadaran Claudia benar-benar pulih saat dia berhasil mengisi perutnya dengan kenyang. Ryuga mencukupi nutrisinya.“Ryuga, aku ingin mentraktirmu kapan-kapan,” ucap Claudia setelah menghabiskan dua jeruk di atas meja. “Kamu sudah begitu baik, jadi aku ingin membalas kebaikanmu,” bubuh Claudia berikutnya.Dia mengambil tissue basah dan mengelap tangannya. Namun sampai Claudia selesai, tak ada tanda-tanda Ryuga meresponsnya. Jadi, Claudia menolehkan wajah untuk melihat Ryuga yang duduk di sampingnya.Pria itu menyimpan setengah jeruk yang belum dihabiskannya lalu mengelapnya dengan tissue basah. Claudia hanya diam memperhatikan.“Aku tidak mau ditraktir,” tolak Ryuga tegas. Dia baru menolehkan wajah untuk melihat Claudia yang sudah menaikkan satu alisnya. Ryuga pun menambahkan, “Tapi, sebagai gantinya, aku menginginkan yang lain.”“Y-yang lain?” cicit Claudia. “Kamu ingin aku memberimu uang?”Jika menyangkut uang, Claudia akan menyerah saja. Dia baru masuk bekerja, mengais pendapatannya

    Last Updated : 2024-05-31
  • Pesona Presdir Posesif   Sosok Asing

    Semula Claudia tidak begitu memikirkan alasan Ryuga yang tidak mengantarnya ke kampus, tapi saat jam pulang pun Ryuga malah mengutus Riel pada Claudia. Apa Ryuga sibuk?“Kalau Ryuga sibuk, aku tidak perlu dijemput. Aku bisa pulang sendiri,” ucap Claudia pada Riel yang sudah siap mengantarkan pulang. Dia merasa tidak enak pada Riel, merasa hal itu merepotkannya.Asisten pribadi Ryuga itu menggeleng tegas. “Ini perintah Pak Ryuga, saya harus mengantarkan Anda pulang sampai selamat, Bu Claudia.”Claudia mengembuskan napas lelah. Dia memeluk erat dokumen yang dibawanya. Itu proposal pameran gelar seni yang berhasil dikerjakannya sedikit saat menunggu kelas malamnya dimulai. Claudia akan membawanya pulang dan mengerjakan di rumah.“Baiklah.” Wanita itu menyetujuinya dengan masuk ke dalam mobil yang biasa Ryuga gunakan untuk menjemputnya.“Bagus, Claudia,” ucap seseorang yang sedari tadi memperhatikan diam-diam di dalam mobil lain. Dia menghela napas lega Claudia tidak mencoba membantah.Sa

    Last Updated : 2024-05-31
  • Pesona Presdir Posesif   Gagal Caper

    Terbiasa duduk di belakang dengan Ryuga, Claudia melirik ke tempat biasa pria itu duduk. Rasanya sedikit ada yang aneh.Claudia mencoba tidak memikirkannya, apalagi mengingat kejadian tadi siang di kantor Ryuga. Claudia juga bahkan belum sanggup bertemu pria itu lagi.‘Besok-besok pasti bakal ketemu Ryuga, jadi biasa aja, sih, Clau. Harus profesional!’Dia mengalihkan perhatian dengan cara membaca ulang proposal yang baru setengah jadi dibuat berupa draft kasar. Selepas dari kantor Ryuga tadi, Claudia langsung menuju ruangan Bu Yuli untuk meminta pengarahan lebih lanjut.“Claudia sayang … kamu oke ‘kan?” Bu Yuli menunjukkan wajah khawatirnya. Wanita dari teman ibunya itu memeluk Claudia.“A-aku baik, Tante. Uhm, Kak Liam sama Claire gimana?” tanya Claudia penasaran.Bu Yuli melerai pelukan keduanya. Bibirnya menyunggingkan senyum.“Tenang, Clau. Liam dan Claire tidak akan bisa berbuat apa pun. Tante juga sudah memastikan kalau informasi hubungan kamu dan Pak Ryuga tidak akan dibongkar

    Last Updated : 2024-05-31
  • Pesona Presdir Posesif   Putus Pertemanan

    Selesai makan, Sam menawarkan diri untuk membantu Larissa mencuci piring karena Claire tidak bisa membantu. Sementara Claudia sudah meminta izin pada Larissa untuk beristirahat lebih awal untuk mengerjakan tugasnya. “Nggak apa-apa ‘kan, Kak Sam? Aku capek banget seharian ini,” rengeknya pelan. Sam mengusap puncak kepala Claire dengan sayang. “It’s okay, Claire. Kamu ikut istirahat di kamar Claudia dulu gih.” Wanita yang berstatus sebagai tunangan Sam itu kemudian mengangguk dan melangkahkan kakinya lebar-lebar untuk menaikki tangga, menuju kamar Claudia. TOK TOKK TOKKK Ketukan kasar di pintu kamar Claudia membuat si empunya menaikkan sebelah alisnya. Dia berpikir, baik Anton, Larissa maupun Dirga tak pernah mengetuk pintu kamarnya dengan tidak sabaran. Bergegas, Claudia akhirnya membuka pintu. Jika Claudia bisa memundurkan waktu ke satu detik yang lalu, dia tak akan membukakan pintu kamarnya demi melihat siapa yang datang. “Lama banget, sih, Clau,” omel Claire melipat tangannya

    Last Updated : 2024-06-01
  • Pesona Presdir Posesif   Gawat, Cincinnya Hilang!

    “Claudia … Claire,” panggil sosok itu mendekat.Sontak Claudia menolehkan wajahnya dan mendapati Sambara serta ada Dirga yang tampak enggan mendekatinya.“Kak Sam,” lirih Claudia yang detik berikutnya dia menundukkan pandangan untuk melihat ke arah Claire.Wanita itu sempat menyeringai sebelum kembali memasang wajah sedihnya. Claudia paham sekarang, Claire sedang berakting di depan Sam.“Claudia please, gue juga ‘kan udah rela mundur dari proyek itu demi lo … demi persahabatan kita. Tapi, kenapa lo bersikeras mau menjauh dari gue?”Ucapan Claire jelas-jelas akan terdengar memojokkan Claudia.“Omong kosong apa yang kamu bicarakan, Claire?” balas Claudia memicingkan mata.“Claire, bangun,” titah Sam berusaha membuat Claire berdiri.Sementara Claire tampak menolak dan makin kuat memeluk sebelah kaki Claudia. Itu sangat tidak nyaman untuk Claudia.“Nggak, Kak Sam! Aku nggak akan bangun sebelum Claudia bilang kalau kita tetap berteman,” pekik Claire yang sudah mengeluarkan air mata.Lalu S

    Last Updated : 2024-06-02
  • Pesona Presdir Posesif   Ryu~

    Kabar mengenai Ryuga yang membawa Claudia ke Daksa Company sudah didengar oleh keluarganya. Selain Rudi yang memberitahu, kabar itu juga diberitahukan oleh beberapa bawahan karyawan yang berhasil melapor. Alhasil, Ryuga digoda habis-habisan oleh Emma dan Aruna di meja makan. “Cie udah berani pamer nih ceritanya bawa-bawa Claudia ke kantor segala,” ledek Emma, ibu Ryuga, dengan senyum yang tampak bahagia. Gerakan Ryuga yang sedang mengoles selai pada roti berhenti. Kepalanya hanya menggeleng kecil sebagai responsnya. “Sekarang kalau ada pertemuan atau pesta, ada yang bisa digandeng pergi nih buat nemenin Daddy.” Aruna jelas tak mau kalah. Senyum gadis itu juga tak kalah bahagia dari milik Emma. Mendengar cerita dari Sang Kakek mengenai kehadiran Claudia di kantor Ryuga menjadikan Aruna banyak membayangkan bahkan mengharapkan mengenai keluarga kecil yang bahagia. “Emang kamu udah nggak mau temenin Daddy pergi-pergi lagi kalau ada pesta, Aruna?” Ryuga melirik putrinya itu dengan waj

    Last Updated : 2024-06-03

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Dilarang Cemburu

    Aruna memiliki niatan akan pergi menemui Diana setelah kepulangan Ryuga ke rumah. Karena sekarang ini, Aruna akan fokus menjaga Claudia. Meskipun Emma juga ikut menemani, Aruna tetap ingin bersama Claudia. Bahkan ketika Claudia berbaring dan tertidur, Aruna juga ada di sampingnya. Dia memeluk Claudia dari samping dan menunjukkan sisi manjanya, membuat Emma yang baru kembali dari dapur menggelengkan kepala. “Grammie lihat-lihat kamu nempel terus sama Mommy-mu.” Mendengar itu, Aruna menjawab dengan santai, “Aruna lagi puas-puasin momen, Grammie. Besok-besok, pasti yang nempelin Mommy adik bayi.” Pandangan Aruna turun untuk melihat perut rata Claudia. Dia juga mengangkat sedikit kepalanya. Menyadari satu hal, Aruna mengembuskan napas berat. Dia menambahkan, “Belum Daddy ….” Suaranya terdengar lesu. Meskipun Ryuga adalah Daddy-nya, tetapi pria itu juga adalah saingan terberatnya. “Cari pengganti Dirga sana, biar nggak kesepian,” celetuk Emma dengan entengnya. Dia bertukar pandangan de

  • Pesona Presdir Posesif   Berhenti

    Ada banyak hal yang terjadi dan tidak diketahui Garvi kala dirinya dalam keadaan koma. Pun, persahabatan yang terjalin di antara dirinya, Dirga, Pras, dan Aland yang sudah banyak mengalami perubahan.Dia menatap Aland dan Dirga bergantian. Keduanya sudah tampak jauh lebih dewasa dan juga keren. Salah satu sudut bibir Garvi terangkat, tersenyum menyeringai.Aland berdeham melihat Garvi tampak memiliki dunianya sendiri. “Eh, Kak, gimana keadaan lo?” tanyanya. Dia tidak lupa jika kedatangannya kembali ke Indonesia untuk menjenguk Garvi. Mengenai Anjani bisa diurus nanti.Garvi pun menjelaskan secara singkat mengenai kondisinya. Dia hanya harus menjalani pemulihan selama beberapa waktu.Begitu mendengarnya, terbesit perasaan bersalah dalam benak Dirga. Pemuda itu menyeletuk, “Gue usahakan balik ke sini kalau waktunya libur–“Ck, nggak usah!” sela Garvi disertai kekehan geli. Dia tidak ingin merepotkan teman dekatnya itu. “Fokus aja sama studi lo di sana. Gue ada yang jagain kok.” Saat men

  • Pesona Presdir Posesif   Kakak Beradik

    “Boleh diulangi lagi nggak, Kak?”Barangkali Anjani salah mendengar. Dia perlu memastikannya sekali lagi. Dan supaya tidak mencurigakan, Anjani mau membagikan tentang pikirannya. “Namanya familier dengan seseorang yang aku kenal–“Dimitrio, ya?” potong Garvi dengan senyum menyeringai di salah satu sudut bibirnya.Anjani mengerjapkan mata. Dia menganggukkan kepalanya kuat-kuat hingga membuat poninya mengayun, tampak menggemaskan di mata Garvi. Suaranya yang halus mengudara, “Pak Dimitri– maksudku Pak Dimitrio dosen di kampusku. Kak Garvi kenal?”Di tengah pergerakan Garvi yang terbatas, tangannya gatal untuk tidak menyentuh poni Anjani lantas mengacaknya pelan.“Eh–Sentuhan tangan besar Garvi seketika membuat Anjani terkejut. Gadis itu terdiam dengan mata yang membola.Garvi terkekeh pelan. “Aku tidak mengenali Dimitrio. Tapi, aku kenal Dimitrian–pemuda barusan yang kamu lihat … dia temanku.” Hanya sebatas itu Garvi bisa memberitahu.Mata Anjani memicing lantas menganggukkan kepalanya

  • Pesona Presdir Posesif   Menemui Garvi

    Mata besar Aruna menatap ke arah Garvi, seolah meminta penjelasan tentang kehadiran sosok pemuda tersebut.“Dia siapa, Kak Garvi?”Pertanyaan Aruna langsung dijawab kontan oleh sosok pemuda itu. “Nggak perlu tahu,” jawabnya tidak ramah.Lalu dia menepuk bahu Garvi dan mengatakan, “Cepat sembuh.”Usai mengatakan hal tersebut, dia berlalu pergi melewati Aruna dan Anjani tanpa meliriknya sedikit pun. Pemuda itu malah semakin menurunkan topinya.Anjani memicingkan mata, ‘Sepertinya aku pernah melihat dia. Tapi, di mana?’ Mata bulatnya tampak familier. Dan juga, tato di lengannya.Sementara Anjani fokus mengingat-ngingat, Aruna sudah mendekat ke arah Garvi yang tengah duduk sambil bersandar. Gadis itu langsung mengajukan sejumlah pertanyaan, “Teman Kakak ya itu? Siapa namanya? Tadi aku ketemu dia loh di rumah dosenku. Iya ‘kan, Jani?”Barulah saat namanya dipanggil, Anjani mengerjapkan mata lantas menganggukkan kepala. Garvi menyunggingkan senyum kecilnya. “Sudah mengocehnya?”Padahal nad

  • Pesona Presdir Posesif   Pemuda Bertato di Rumah Dimitri

    Aruna sepakat jika sesuatu yang berharga perlu dilindungi. Dia belajar itu dari sosok Daddy-nya sendiri. Dan saat ini, bagi Aruna, sesuatu yang perlu dilindungi itu adalah Garvi.Pulang kuliah lebih cepat tak membuat Aruna bisa menemui Garvi lebih awal. Gadis itu dimintai tolong oleh seorang dosen yang sangat menyebalkan baginya belakangan ini.“Aku antar pake kurir motor aja ya, Pak Dimi?” tawar Aruna sambil menatap lamat-lamat berkas yang ada di tangannya. Beberapa saat lalu, dia mengambil itu di loker Dimitri yang kuncinya tergantung di sana.“Saya mau kamu yang antar, Aruna. Itu berkas berharga saya. Kalau nanti hilang, mau kamu tanggung jawab?”Di seberang sana, Dimitri tampak memprotes dengan suaranya yang menyebalkan. Aruna meninggikan satu alisnya, sekilas menatap Anjani yang juga menatapnya.“Apa?” tanya Anjani tanpa suara.Mengembuskan napas, Aruna tampak merengut pelan. “Kenapa jadi aku yang harus tanggung jawab, Pak Dimi?” Dia sama sekali tidak mengerti. Jika boleh menamba

  • Pesona Presdir Posesif   Memecat Riel

    Jika Ryuga mau, dia bisa saja tetap berada di dekat Claudia dengan duduk di sofa yang tak jauh darinya. Hanya saja Ryuga memutuskan ke luar, sengaja memberikan Claudia ruang untuk bersama kedua temannya.Sebelum pergi, Ryuga memberikan titipan pesan sambil menatap Lilia dan Idellia bergantian, “Tolong panggil aku jika Claudia membutuhkan sesuatu. Aku ada di luar.”“Siap, Ryuga!”Begitu Ryuga ke luar, jelas Lilia dan Idellia sibuk menggoda Claudia. Ryuga duduk di kursi tunggu rawat inap yang letaknya ada di depan ruangan inap Claudia. Tidak sendirian. Ada sesosok pria yang lebih muda darinya juga tengah duduk di sana seraya meneguk minuman kaleng.Tiba-tiba saja Ryuga merampasnya tanpa permisi. “Bukankah sudah aku katakan untuk mengurangi minuman bersoda?” dengusnya sambil menjauhkan minuman kaleng itu dari hadapan Riel.Jika tadi Ryuga mengatakan tanpa meliriknya, maka sekarang manik hitam Ryuga bersitatap dengan manik Riel. “Perlu aku hubungi Diana untuk memarahimu?”Bukan tanpa ala

  • Pesona Presdir Posesif   Geli~

    “Oke, Claudia.”Claudia sendiri tidak menduga dengan respons yang diberikan Ryuga. Bahkan ekspresinya tampak pasrah, tidak ada alis yang menukik kesal karena merasa tidak terima.Dia menggelengkan kepala, ‘Ryuga kok aneh?’“Ryuga!” panggil Claudia begitu netra matanya menemukan punggung Ryuga yang membelakangi, bersiap pergi meninggalkan Claudia seorang diri.Alih-alih Ryuga yang merasa kesal, malah justru Claudia yang dibuat kesal seperti ini. “Kamu benar-benar akan meninggalkanku sendirian, Ryuga? Membiarkan aku tidur sendirian malam ini?” Saat mengatakannya, suara Claudia terdengar gemetar menahan tangis.Tubuh Ryuga kembali berbalik, menghadap ke arah Claudia. Manik hitamnya menyorotnya dalam-dalam. Dengan suara yang lembut, Ryuga bertanya, “Jadi, maumu apa sebenarnya, Nyonya Daksa?”“Mmm? Mau ditinggalkan sendiri atau ditemani?” tawar Ryuga kemudian. Dia sendiri cukup kaget dengan respons Claudia sebelumnya. Ryuga sedikit tidak mengerti, tidak biasanya Claudia bersikap seperti ta

  • Pesona Presdir Posesif   Ribut Tipis ala Pasutri

    Saat Claudia berusaha membuka mata, samar-samar dia mendapati wajah gadis muda tepat di depan wajahnya. Lalu terdengar gadis itu berucap, “Mommy Clau bangun, Grammie!” Perlahan, Claudia membingkai senyum di bibir cherry-nya yang tampak lemah begitu menyadari jika gadis muda itu adalah Aruna, putrinya. Claudia mengerjapkan mata demi memastikan beberapa pasang mata yang kini menatapnya penuh rasa khawatir. Ada Aruna dan kedua sosok mertuanya, Emma dan Rudi. Hanya mereka. “Ibu …,” panggil Claudia dengan suara khas bangun tidurnya saat bertukar pandangan dengan Emma. Emma dengan sigap lebih mendekat ke arah menantu kesayangannya. “Ibu di sini, Clau,” bisiknya lembut. Rasanya hati Claudia menghangat saat tangan Emma mengusap kepalanya dengan sayang. Dia bisa kembali merasakan disayangi oleh seorang ibu melalui sosok Emma. Claudia menerima sedotan dan meminum air hangat yang disodorkan Emma. Selagi itu, Claudia memastikan kesadarannya benar-benar pulih. Satu tangannya yang tidak terpas

  • Pesona Presdir Posesif   Hamil?

    Untungnya jarak tempuh antara rumah Ryuga dan rumah sakit tidak terlalu jauh sehingga Claudia bisa cepat ditangani oleh dokter.Sang sopir dari layanan mobil online yang dipesan Claudia juga untungnya berbaik hati mau membantu. “Tolong, Pak! Wanita ini mengalami pendarahan!” Saat satpam yang berjaga membawa Claudia menggunakan kursi roda untuk masuk ke dalam UGD, Riel yang baru saja selesai berbicara dengan Nuel tidak sengaja melihat ke arah Claudia.Refleks, dia mempercepat langkah agar bisa menanyakan langsung apa yang terjadi. Hanya saja, satpam itu sudah membawa Claudia masuk. Satu tangan Riel mencekal sisi lengan sopir yang hendak kembali ke dalam mobil.Maniknya menatap serius. “Apa wanita itu datang sendirian?” tanya Riel keheranan. Maksud Riel, Claudia.Benaknya bertanya-tanya, di mana Ryuga?Tanpa merasa curiga, Sang sopir itu menganggukkan kepala. Dia bahkan menjelaskan, “Ya, dia sendirian. Suaminya sedang bekerja dan dia terpeleset jatuh di kamar mandi.”Sepertinya Claudia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status