Beranda / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Bertemu Musuh Aruna

Share

Bertemu Musuh Aruna

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-23 23:27:07

TRING

Sebuah pesan diterima seorang gadis yang tengah menatap dirinya melalui cermin. Mata besarnya menunduk sesaat untuk mengintip notifikasi si pengirim pesan. Tertera nama Daddy-nya.

[My Daddy: send a photo]

“Grammie, sudahkah? Aruna mau baca pesan dari Daddy,” ucapnya memberitahu. Mata besarnya kembali menatap cermin, sedikit naik untuk melihat presensi Emma yang sedang mengikat rambut Aruna dengan model dua kuncir kuda.

“Sebentar, satu ikatan lagi,” balas Emma yang sibuk dengan aktivitas mengikat rambut sang cucu kesayangan.

Satu dua lima detik setelahnya, Emma menatap puas melihat hasil karya keterampilannya pada rambut Aruna. Dia tersenyum saat menatap cermin, lebih tepatnya menatap ke arah Aruna.

“Cucu Grammie yang cantik jadi tambah cantik kalau dikuncir kayak gini,” puji Emma menyentuh salah satu ujung ekor rambut Aruna.

Alih-alih senang dipuji cantik, Aruna memanyunkan bibirnya. “Aruna cantik ‘kan ya, Grammie? Kayaknya nggak malu-maluin buat Dirga ajak ke tongkrongannya,” k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
lanjuuuut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Aruna Dimitri Satu Meja

    ‘Pergi … nggak, ya?’ pikir Aruna. Namun, Aruna sudah terlanjur memesan makanan yang sudah dibawa dengan nampan di tangannya. Lagipula, masa Aruna harus pulang lagi? Dia sudah penuh usaha datang ke sini sendirian. Cake strawberry-nya sudah di tangan. Rasanya akan berbeda dinikmati di mansion alias lebih enak makan di tempat. “Kenapa tidak duduk? Kamu mau makan sambil berdiri?” tanya sosok yang menyebalkan di mata Aruna. Tanpa menggubris sosok pria tersebut, Aruna memilih meja yang bersebelahan dengan pria itu. Mau bagaimana lagi? Itu spot favorit Aruna di cafe ini. Dan meja sebelahnya juga sudah terisi. Selagi menaruh nampan di atas meja, Aruna melirik sekilas pada pasangan kekasih di sebelahnya yang sedang menghabiskan waktu di malam Minggu ini bersama. Sungguh miris. Claudia jadi teringat sosok kekasihnya yang masih tidak ada kabar. Sebelum duduk, Aruna memutuskan meraih ponsel dan memotret cake strawberry tersebut. “Ekhem, apa boleh mengabaikan dosen– “Sore, Pak Dimitri,” sel

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Pesona Presdir Posesif   Bisa Bicara dengan Daddy Aruna?

    Selagi menunggu Dimitri selesai dengan pekerjaannya, Aruna meraih ponsel dan mulai sibuk mengedit foto untuk diunggahnya di insta story. Tapi, di tengah-tengah itu Aruna teringat untuk mengabari Ryuga mengenai keberadaannya saat ini.[Aruna: Daddy, Aruna lagi di cafe yang biasanya. Selamat malam mingguan, Dad. Muachh.]Begitu pesannya terkirim, Aruna menyunggingkan senyum manisnya. Hal itu tidak luput dari perhatian Dimitri. Entah apa yang terlintas di kepalanya sehingga mengajak gadis itu untuk duduk satu meja dengannya.Mungkin benar untuk menemani Dimitri yang tengah patah hati.“Aduh, Daddy telepon lagi …,” ucap Aruna setengah khawatir melirik ke arah ponselnya.Dimitri dengan jelas mendengar ucapan Aruna. Pria itu mengalihkan pandangannya dari laptop agar bisa menatap mata besar Aruna. “Kenapa nggak diangkat?” tanya Dimitri penasaran. Selain itu, nada dering Aruna menurutnya terdengar berisik.Tidak salah Dimitri menganggapnya anak kecil karena nada dering Aruna adalah nada derin

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Pesona Presdir Posesif   Jangan Macam-Macam pada Putriku!

    Kedua alis yang hampir menyatu ditambah manik hitam yang menyorot tajam adalah ciri khas Ryuga Daksa ketika tengah kesal. Tapi, tetap saja pria itu terlihat tampan.Alhasil Claudia sampai harus menjauhkan diri dan mengalihkan pandangan dari pria itu setelah memberanikan diri merebut ponsel Ryuga. Dari sekian banyaknya kelemahan yang dia punya, Claudia lemah dengan pria tampan. Sungguh aneh. Tapi, keanehan itu pernah divalidasi sendiri oleh Ryuga.“Pak Dimitri sama Aruna kok bisa bareng?” tanya Claudia memastikan sekali lagi. Posisi Claudia membelakangi Ryuga. Dia menggigit ujung jempol kirinya seraya berpikir di tengah kepanikannya.Dimitri mengatakan apa tadi? Ingin bicara dengan Ryuga? Apa pria itu serius? Maksud Claudia, untuk apa?Telinga Ryuga mendengar jelas ucapan Claudia sebelumnya. Dia tidak pernah menyukai sosok Dimitri karena terang-terangan pria itu tertarik pada wanitanya. Dan kini Dimitri sedang bersama Aruna?Tidak bisa dibiarkan!Tubuh Ryuga segera bangkit dari sofa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Pesona Presdir Posesif   Menerobos Masuk

    Ketika kaki Ryuga melangkah maju, refleks Claudia mundur satu langkah. Claudia melemparkan pandangan kemana saja asal tidak menatap manik hitam Ryuga. ‘Aku rasa aku bisa mati terbunuh hanya dengan menatap matanya Ryuga,’ ringis Claudia dalam batinnya. Dia meremas sisi kaos hitam oversize milik Ryuga yang terpasang di tubuhnya. Di seberang sana, belum sempat Dimitri memberikan validasi, Aruna menarik ponselnya dari tangan Dimitri. Pria itu membiarkan Aruna mengambil alih. Di tengah rasa keterkejutannya, Aruna menempelkan ponselnya pada telinga yang kiri. Dia berusaha bersuara dengan nada ceria, “Aruna pulang, Dad. Sekarang juga … iya. Jadi, Daddy nggak perlu repot-repot ke sini. Ya … Aruna pulang kok, beneran.” Rentetan ucapan itu terlontar dari mulut Aruna secara tidak beraturan namun jelas. Ryuga bisa menangkap maksud putrinya, termasuk mungkin saja Aruna berniat membela Dimitri. “Ar– BIP Sambungan telepon lebih dulu dimatikan. Ekspresi Ryuga tampak kesulitan. Ryuga menyadari

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Pesona Presdir Posesif   Suara Indah Claudia

    Mendengar desahan tertahan dari Claudia, Ryuga tidak ingin berhenti dari apa yang tengah dia lakukan pada Claudia.Kepala keduanya bergerak ke kiri dan ke kanan seiring Ryuga memperdalam aktivitasnya pada Claudia. Tangan Ryuga semakin naik dan berakhir di dagu Claudia agar wanita itu bisa mengimbanginya.Namun, setelah beberapa saat Claudia mulai merasakan pasokan oksigen di paru-parunya berkurang. Dia memberikan sinyal pada Ryuga untuk berhenti dengan cara menarik kuat-kuat dasi yang masih terpasang rapi di leher Ryuga.Tarikan itu kuat sekali sehingga membuat Ryuga merasa tengah dicekik. Kemudian Ryuga menggeram dan melepaskan tautan salivanya pada Claudia. Pria itu terbatuk pelan.Sementara Claudia sibuk meraup napas sebanyak mungkin sambil melihat ke arah Ryuga yang melepaskan dasinya kasar dengan satu kali tarikan.“M-maaf, Ryuga. Aku seharusnya–“Kamu berniat membunuhku, Claudia?” tanya Ryuga tidak benar-benar serius. Bahunya naik turun, Ryuga berusaha mengatur napasnya seraya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Pesona Presdir Posesif   Membiasakan Diri

    Beberapa menit sebelumnya, seseorang tiba di apartemen Ryuga dengan membawa dokumen yang sebenarnya sudah diminta Ryuga dari pagi. Tapi, dia baru sempat menyerahkannya sekarang karena kesibukan.Pria itu melangkah santai. Hanya pada saat di ruang tamu, dia sempat berhenti dan menatap ke sekeliling. Ada sebuah lukisan yang belum selesai dan tas bahu wanita yang familier di matanya.Apakah Claudia ada di sini? Pikir batinnya.Kakinya kembali melangkah, mencari keberadaan Ryuga. Dia hendak menuju ruangan berikutnya: dapur. Namun, sebelum menuju ke sana, dia melewati kamar Ryuga yang ternyata pintunya terbuka.Matanya terbelalak seketika. Dia melihat pemandangan yang cukup mendebarkan. Sangking terkejutnya, dia menjatuhkan dokumen yang berada dalam genggamannya. Sontak itu menimbulkan suara.Detik setelahnya, dia cepat-cepat memungut dokumen tersebut dan berbalik pergi ke arah ruang tamu.Hanya soal waktu Ryuga akan datang sendiri–“Kenapa tidak bilang kamu akan datang … Riel?”Ya, pria i

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Pesona Presdir Posesif   Mahakarya Ryuga

    Rok sepanjang betis Claudia tersingkap sampai di atas lutut wanita itu. Siapa yang tidak terkejut?!Pelakunya?! Pandangan Claudia tertuju pada Ryuga yang saat ini memasang wajah tidak bersalah. Pria itu mengabaikan seruan Claudia.“Diam sebentar, Claudia,” pinta Ryuga dengan tegas kala mendapati kaki Claudia hendak menjauh. Tangan Ryuga segera memegangi bagian belakang betis wanita itu.Napas Claudia terasa tercekat. Sentuhan kecil itu membuat wajah Claudia memanas. Dan pandangan Ryuga naik, menatap Claudia dengan sorotan yang lembut.“Aku hanya memeriksa apa kamu terluka, Claudia … aku tidak akan berbuat macam-macam.”Claudia membatin, ‘Pembohong!’Tidak macam-macam tapi jari-jari Ryuga mengusap-ngusap halus kakinya beberapa kali sebelum Ryuga benar-benar menaikkan rok Claudia lagi untuk memeriksa lututnya.Memang terlihat memerah, tapi tidak berdarah.“Tidak sakit kok, Ryuga,” ucap Claudia sambil meletakkan satu tangannya di pundak Ryuga.Claudia sedikit meremas pundak pria itu kala

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Pesona Presdir Posesif   Slogan Ryuga: Biarkan Lima Menit

    ‘Aesthetic … apanya?!’ Jantung Claudia rasanya mau copot karena bertubi-tubi menerima serangan tidak terduga yang dilakukan Ryuga padanya. “Tidak mau!” tolak Claudia merengut pelan. Tangannya mencoba mendorong bahu Ryuga agar menjauh darinya. Namun, alih-alih menjauh, Ryuga malah dengan iseng kian mendekatkan wajahnya ke arah leher Claudia, layaknya vampir yang mengincar darah di titik tersebut. Dia sengaja mengembuskan napasnya keras-keras di sana. Belum sempat menyentuh titik itu, sebuah cap tangan lima jari menempel tepat di wajah tampannya. Ryuga seketika memejamkan mata. Meskipun tidak begitu sakit, tapi tetap saja Ryuga terkejut. Pun, Claudia sendiri yang tidak kalah terkejut karena refleksnya terbilang tidak sopan. ‘Bisa-bisanya kamu, Claudia!’ rutuknya dalam hati. Cepat-cepat Claudia menarik tangannya. Dia meneguk ludahnya dalam-dalam. Pandangannya lamat-lamat menatap Ryuga. “Maaf, aku refleks, Ryuga,” sesal Claudia seraya meringis. “Sakitkah …?” Seharusnya Claudia lebi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Yang Belum Terungkap

    Seorang Riel Waluyo sangat bisa diandalkan dalam pekerjaan, terutama dalam situasi-situasi darurat. Seperti yang terjadi lima belas menit lalu saat Lilia jatuh pingsan. Tanpa banyak bicara, Riel langsung membawanya untuk segera dilarikan ke rumah sakit terdekat bersama Idellia yang ikut membantu.“Tolong cepat ditangani, Sus!”Sementara Lilia ditangani oleh dokter jaga dan suster yang bertugas, Idellia langsung menatap Riel dan menepuk bahunya.“Aku mau membelikan Idellia air minum. Kamu bisa tunggu di sini temani Lilia ‘kan, Riel?” pinta Idellia penuh harap.Riel memberikan anggukan di kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.“Thanks!” ucap Idellia sambil berlari ke luar dari UGD. Di perjalanan tadi, dia sempat mengecek ponsel untuk melihat keberadaan calon suami Lilia yang sudah diberitahu ketika Idellia masih berada di mobil.[Idellia: Cepat ke RS Permata, El! Lilia pingsan.]Hanya selang beberapa menit dokter melakukan pemeriksaan, dia menolehkan wajah untuk menatap Riel–sat

  • Pesona Presdir Posesif   Kemisteriusan Lilia

    “Aman kok, Clau, aman.”Jawaban Lilia tampak sangat meyakinkan. Bahkan untuk membuat Claudia percaya jika dirinya baik, Lilia mendaratkan satu tangannya di atas punggung tangan Claudia lantas mengusapnya lembut.“Lihat wajah gue … emang nggak kelihatan baik-baik aja, Clau?” Selagi bertanya, air wajah Lilia menunjukkan bahwa dirinya terlihat baik.Itu dia masalahnya. Jika Idellia sangat ekspresif, Lilia adalah kebalikannya. Kedua sepupu itu memiliki sifat yang berbanding terbalik. Jadi, Claudia tidak bisa memastikan. Ditambah Claudia belum terlalu mengenal Lilia lebih jauh lagi. Claudia sendiri tipe manusia yang cukup tertutup dan sulit membuka diri. Pun, dia juga merasa Lilia masuk ke dalam tipe tersebut. Itu sebabnya keduanya cocok berteman.Claudia berdehem, “Oke, aku berusaha percaya semuanya baik.” Hatinya merasa sedih. Dia paling dekat dengan Lilia dibandingkan teman-teman dosennya yang lain.Senyum Lilia mengembang, walau kelihatan agak sedikit canggung. Kepalanya mengangguk pel

  • Pesona Presdir Posesif   Extra Part

    Siang itu, Claudia sudah memiliki janji akan makan siang bersama Lilia. Dan sesuai janji Ryuga, dia tidak akan membiarkan Claudia kehilangan waktu bersama temannya meskipun sudah menikah. Hanya saja, ini tidak sesuai yang dibayangkan Claudia. Pandangannya melirik Ryuga yang melangkah bersamanya ke dalam cafe. Mendadak langkahnya berhenti. Otomatis, di sebelahnya Ryuga juga menghentikkan langkah. “Tidak bisakah kamu meninggalkanku berdua saja dengan Lilia, Ryuga?” Suara Claudia terdengar putus asa. Satu kakinya menghentak kesal. Bukan apa-apa, pertemuan makan siang ini hanya untuk dia dan Lilia. Pasti ada sesuatu, duga Claudia, mengingat Lilia tidak mengikutsertakan teman-temannya yang lain. Sebuah masalah karena Ryuga ‘kan tidak diajak. Belum sempat Ryuga memberikan respons, suara Claudia mengudara lagi. “Ayo berpisah di sini saja, Ryuga.” Ekspresi Ryuga tampak kesulitan. Dia sedikit keberatan harus meninggalkan Claudia seorang diri. Tapi, itu pilihan Claudia. Dengan suara yang en

  • Pesona Presdir Posesif   Selesai

    Claudia seringkali masih kesulitan untuk menolak permintaan Ryuga dalam urusan ranjang. Akan tetapi, sebagian besar alasannya adalah Claudia sendiri juga menikmati aktivitas keduanya. Seperti yang terjadi beberapa saat lalu, Claudia ikut dengan Ryuga ke perusahaan dan menuruti permintaannya. Mengingat itu kembali membuat Claudia tidak tahan untuk menjambak sisi rambutnya. Dia menghela napas. “Aku rasa aku sudah tidak waras!” cibir Claudia sambil menatap dirinya di depan cermin toilet. Pakaiannya sedikit berantakan dengan beberapa kancing atas yang terbuka. Ketika Ryuga menyentuhnya tadi, itu terasa tidak nyaman bagi Claudia. Tidak seperti biasanya. Demikian, dia meminta Ryuga untuk tidak menjangkau bagian dada. Setengah penasaran, Claudia mencoba menyentuh salah satu dadanya sendiri. ‘Kenapa terasa sakit, ya?’ batin Claudia sambil mengernyitkan dahinya samar. Kedua alisnya bertaut. Namun, Claudia tidak ingin memikirkannya lebih lanjut. Cepat-cepat Claudia merapikannya lalu turun

  • Pesona Presdir Posesif   Berbagi Istri

    “Sudah dua bulan ….”Pagi itu tiba-tiba saja Aruna bernyanyi dengan suara yang sumbang. Mata besarnya menatap Ryuga dan Claudia bergantian. Kepalanya miring ke arah kiri. Dia pun menyeletuk, “Kapan Aruna bisa tidur bareng Daddy sama Mommy Clau?”Dua bulan waktu yang cukup bagi Ryuga dan Claudia memiliki waktu berdua. Apalagi beberapa kali Aruna mengungsikan dirinya menginap di mansion agar orang tuanya bisa bebas berpacaran. Bukankah Aruna cukup pengertian?Sekarang, Aruna juga ingin bermanja-manja pada Ryuga dan Claudia. Masa bodoh dengan umur. Toh, Aruna setuju ‘Umur hanyalah angka.’Kemudian gadis itu bertopang dagu menggunakan kedua tangan. Mata besarnya mengerjap beberapa kali seraya memasang wajah yang penuh harap layaknya emoji.Claudia yang melihat itu terkekeh pelan. Dia menaikkan satu tangannya di atas meja makan untuk bertopang dagu. Dia berpikir sejenak, “Mmm, tanya Daddy saja, Aruna,” jawab Claudia sambil melirik Ryuga penuh maksud.“Kalau Mommy sendiri, malam ini juga ay

  • Pesona Presdir Posesif   Penjelasan Sebelum Pergi

    Ada pun, di sisi lain seorang gadis muda juga wajahnya ikut memanas dibalik selimut yang dikenakan. Beberapa detik lalu, dia mendengar suara yang memanggilnya dari luar kamar. “Anjani Ruby.”DEGSuara berat itu lagi-lagi mengudara di dalam kamar hotel yang ditempatinya. Anjani menahan napas dibalik selimut. Itu … jelas-jelas bukan suara Aruna.“Gue tahu lo nggak sakit, lo cuma menghindar dari gue ‘kan?”Mata Anjani memejam erat-erat dengan debar jantung berdebar keras mendengar celetukkan suara berat familier itu di luar kamar. Anjani merasa gamang, haruskah dia menyudahi aksi menghindarinya ini?‘Tapi, aku terlalu malu untuk menunjukkan wajah di hadapan Aland hiyaaaa!’ batin Anjani menjerit. Bahkan sangking malunya, dia tidak sanggup menceritakan hal itu pada Aruna tadi. Sangking malunya, Anjani bahkan memutuskan tidak ikut dalam acara resepsi pesta Ryuga dan Claudia.Gadis itu hanya bisa berguling-guling di atas ranjang tidur sambil memikirkan kejadian di kolam renang yang terus b

  • Pesona Presdir Posesif   Akhir Kesalahpahaman (Riel-Diana-Lilia)

    Malam itu acara resepsi berjalan lancar dan terkendali. Para tamu undangan terus berdatangan dan memberikan ucapan selamat pada kedua pengantin. Kebanyakan tamu-tamu yang hadir didominasi oleh kenalan Rudi dan Aji. Pun, Ryuga sendiri hanya mengundang kolega bisnis yang dia percaya. Kini, Tirta datang beserta istri untuk memberikan ucapan selamat. Sosok Tirta memeluk Ryuga erat-erat. “Selamat sekali lagi, Ryu.” Terdengar nada suara Tirta yang mengatakannya penuh keharuan. Akhirnya setelah sekian lama menduda, teman dekatnya itu pun menikah. Keharuan lain dirasakan Tirta karena menyaksikan sendiri perjalanan kisah cinta Ryuga dan Claudia yang cukup berliku. Ryuga menyunggingkan senyum tipisnya. Dia balas menepuk punggung Tirta. “Mmm, terima kasih, Ta.” Selagi masih berpelukan, Tirta berkesempatan untuk berbisik di telinga Ryuga, “Kamu akan suka hadiah dariku, Ryu. Jangan lupa digunakan sebaik-baiknya dengan Claudia!” Mendengar ucapan Tirta, tampaknya Ryuga tahu apa yang dihadiahkan

  • Pesona Presdir Posesif   Praktek Usai Resepsi

    Beberapa jam kemudian, saat malam menjelang acara resepsi dimulai, Aruna yang baru selesai dirias langsung tergopoh-gopoh melangkah menuju sebuah ruangan yang sudah dipersiapkan menjadi ruang tunggu pengantin.‘Pokoknya harus sempat ketemu Mommy Clau dulu!’ batin Aruna bertekad. Sebab sudah dipastikan nanti malam dia tidak akan bertemu dengan ibu sambungnya.Di sisi lain, Aruna senang karena akhirnya Ryuga dan Claudia menikah sehingga bisa hidup bersama. Di sisi lain, Aruna juga ingin memiliki banyak waktu bersama Claudia lebih lama. Tapi, Aruna lihat-lihat Ryuga sering kedapatan tidak mau berbagi Claudia dengannya.Aruna memasang senyum lemah begitu menemukan Ryuga dan Riel yang tengah mengobrol di depan ruangan pengantin. Tangannya terangkat, melambaikan tangan. “Daddy!” seru Aruna. Mata besarnya memicing, “Mommy Clau mana, Dad?” sambungnya sambil celingukan.Ditodong pertanyaan seperti itu, Ryuga langsung menjawab, “Masih di dalam, Aruna,” tunjuknya sambil mengangkat jari dan menga

  • Pesona Presdir Posesif   Perlu Napas Buatan

    Di sisi lain restoran, terdapat dua kolam renang dalam hotel Azzata. Satu berada di luar dan satu berada di dalam. Kolam renang privat di dalam ruangan terhubung dengan toilet dan ruangan ganti. Meskipun di luar juga terdapat fasilitas yang sama. Tapi, tadi … Anjani pergi ke kamar mandi yang berada dalam untuk menyelesaikan urusan pribadinya. Siapa sangka dia akan menemukan dua sosok pemuda yang sedang berenang berduaan?! Tanpa menyapa, Anjani terburu memasuki salah satu bilik kamar mandi. ‘Ada hal penting yang lebih darurat!’ Begitu Anjani ke luar dari toilet sekitar sepuluh menit kemudian, dia bermaksud menyapa dua sosok pemuda yang dikenalinya itu. Namun, pandangannya hanya bisa menangkap satu sosok pemuda saja yang masih di area kolam renang. ‘Loh, kok cuma Aland aja, sih? Perasaan tadi sama Dirga ‘kan?’ batin Anjani terdiam di depan pintu kamar mandi. Sesaat, dia merasa gamang untuk meneruskan langkah. Jantungnya berdebar lebih cepat mendapati pemuda itu sendirian. Suara bati

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status