"Baiklah, akan kubiarkan kau bermain sampai puas," gumam David dengan seringaian di wajah tampannya.Lila yang sudah diselimuti oleh kabut gairah mulai melepaskan bra hitamnya. Kini terlihat buah dada yang tadi sempat tertutup dengan sempurna. Baru kali ini Lila melepaskan pakaiannya sendiri di hadapan sang suami kontrak."Kamu suka menyentuhnya, kan?" gumam Lila sembari meraih tangan David yang memegangi pahanya. Dia bimbing tangan itu agar menggenggam dadanya yang sintal.David hanya tersenyum menyaksikannya. "Dasar bodoh. Jika aku tidak mengikutimu tadi, kau akan menjadi jalang," ejeknya."Aku memang jalang bagimu, kan? Keberadaan ku hanya sebagai penghangat ranjang saja," sahut Lila dengan tatapan berubah sedih.Hati David tergelitik dengan ucapan Lilara. Selama ini dia memang hanya menjadikan Lila sebagai penghangat ranjangnya dan juga sebagai wadah untuk benih yang dia tanam.Lila mulai menggerakkan pinggulnya di atas tubuh suaminya. Gadis itu bergerak liar dalam pengaruh obat p
"Ughhh." Lila melenguh pelan saat membuka kedua matanya. Gadis itu merasakan tubuhnya yang remuk redam."Apa yang terjadi?" gumamnya sembari mengucek kedua matanya."Kau sudah bangun?" Pertanyaan itu mengagetkan Lila.Gadis itu segera duduk namun lagi-lagi dia merasakan perih pada area pangkal pahanya. Dia menoleh dan mendapati suaminya yang sudah rapi mengenakan kemeja kerja dan tengah duduk pada sofa di kamar tersebut."Ugh ...." Lila memegangi kepalanya. Dia baru sadar tengah berada di kamar David."Jika kau sudah bangun cepatlah mandi dan bereskan kamarku!" titah David sembari berdiri dari duduknya dan meraih jas."Jam berapa sekarang?" tanya Lila dengan kedua mata menyipit."Jam delapan lebih seperempat," jawab pria itu dengan ekspresi datar.Kedua mata Lila membulat. "Apa?""Ya. Kau tidur terlalu lama," ucap David sembari menarik selimut.Lila menunduk dan dia baru menyadari bahwa tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun. "Tunggu. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Lila mulai p
Sementara itu Lila sedang sibuk membersihkan apartemen. Gadis itu kembali diperlakukan seperti pembantu setelah David selesai meneguk manisnya madu bersamanya. Namun dia tak bisa membantah. Dengan cekatan Lila membersihkan sisa percintaan mereka semalam. Gadis itu sama sekali tak tahu bahwa wajahnya sudah tersebar di sosial media dengan berita miring.Drrrt Drrrt Drrrt Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Lila meraih ponselnya dan membiarkan mesin cuci melakukan tugasnya dengan baik."Kenapa dia menelfonku?" gumam Lila saat melihat nama suaminya muncul pada layar ponsel."Halo?" sapa Lila saat menerima panggilan."Buka link yang aku kirimkan dan renungkan kebodohanmu," titah David dengan nada dingin."Link?" Lila sedikit menjauhkan ponselnya. Dia membuka pesan yang dikirimkan sang suami."Buka saja!" tegasnya."Baik," jawab Lila.David langsung memutus panggilan secara sepihak. Lila pun meng-klik link yang dikirimkan sang suami. Kini dia masuk ke dalam sosial media miliknya. Kedua
Malam itu setelah David memberikan peringatan pada Sandra, pria itu kembali ke apartemennya. Lila yang baru selesai memasak kini menghidangkan hasil masakannya di atas meja."Erik dan istrinya akan segera dipanggil oleh kepolisian," ucap David.Lila menghentikan gerakan tangannya yang hendak mengambilkan nasi untuk suaminya. Lalu dia kembali melanjutkan."Apa mereka berbuat masalah lagi?" tanya Lila. Dia berlanjut mengambilkan lauk untuk David. Sungguh Lila benar-benar masih bisa melayani suaminya dengan baik meski sikap David yang selalu kasar dan dingin padanya."Seseorang sudah menyelidiki perusahaan RH. Dan perusahaan itu bermasalah. Tapi bukan itu yang membuat mereka dipanggil.""Bukan?" Lila segera duduk di hadapan sang suami."Ya. Ini gara-gara gosip murahan yang mereka sebarkan dengan namamu," jawab David mulai menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutnya.Lila diam sejenak. Dia menatap wajah suaminya yang sedang menikmati masakannya."Maksud, Mas David?" tanya Lila."Mereka
Pagi itu Lila kembali memasak untuknya dan suaminya. Dengan cekatan Lila memasak nasi goreng dengan telur ceplok yang menurutnya simpel dan tak perlu banyak waktu. David pun sedang mandi saat dirinya memasak."Kok aku ngerasa nggak enak gini, ya?" gumam Lila sembari memegangi dadanya. Tubuhnya tiba-tiba terasa lemas.'Oh iya. Kapan aku terakhir haid, ya?' Gadis itu mulai mengingat-ingat tanggal terakhir datang bulan.'Sudah hampir sebulan yang lalu. Ya ampun ... Pantesan nggak enak sekali. Ternyata aku telat. Atau ....' Lila membulatkan kedua matanya. Tiba-tiba tubuhnya menggigil."Nggak, nggak. Masa secepat itu?" gumamnya menyangkal dengan gelengan pelan."Duh! Gosong!" pekiknya kemudian setelah sadar dari melamun.Salah satu telur ceploknya gosong dan itu akan menjadi jatahnya. Lila segera mengangkat telur tersebut dan meletakkannya di atas nasi goreng. Kini dua porsi nasi goreng sudah tersedia. Porsi David tentunya lebih banyak dari pada Lila.'Sungguh istri macam apa aku ini membe
Beberapa hari setelahnya David kembali bertemu dengan Erik dan Sandra. Pria itu tentu saja diundang oleh Erik yang ingin melakukan negosiasi."Saya hanya ingin membuat perjanjian dengan Anda, Pak Davidson." Erik mengeluarkan sebuah amplop besar. David hanya menatapnya sekilas."Saya tidak memerlukan perjanjian apa pun," jawab David dengan tegas.Erik menarik amplop tersebut kembali. "Tapi, Pak David. Masalah soal gosip istri Anda sudah selesai. Kami meminta maaf dan juga sudah membersihkan nama Anda berdua," paparnya."I-itu benar. Saya juga sudah menyesalinya. Dan kami sudah membayar kompensasi atas hal ini, Pak," cicit Sandra.David memilih diam. Padahal dia datang bukan untuk membahas soal gosip yang sempat tersebar mengenai istrinya. Namun melihat reaksi kedua orang di hadapannya membuatnya menahan diri dan memutuskan agar Lila saja yang membuat laporan tentang perebutan aset Mentari. Sebaiknya dia berpura-pura tidak tahu."Kami benar-benar meminta maaf, Pak Davidson." Erik menund
Tiara melihat keberadaan Lila. Sementara Lila berpura-pura tak melihatnya. Tiara tersenyum sinis menandakan ketidak sukaannya pada Lila. Tapi dia juga mengkhawatirkan jika Lila akan memberi tahu soal hubungannya dengan seorang pria tua.'Apa Mamah sengaja mengajakku makan siang supaya aku bertemu dengan Tiara? Mamah hanya ingin mengusirku,' pikir Lila."Gaes, aku mau ke kamar mandi dulu, ya?" ucap Tiara meminta izin pada teman-temannya."Oke," sahut tiga teman Tiara.Wanita cantik dan seksi itu segera berjalan mendekati Lila. Bukannya tak sengaja, namun Tiara berjalan mendekat bersamaan dengan seorang pelayan yang sedang membawa makanan dan minuman pesanan untuk pelanggan.Tiara berjalan semakin mendekat. Lalu saat dia sudah begitu dekat dengan Lila, dengan sengaja dirinya menyenggol sang pelayan dan pura-pura hampir jatuh."Awww!" pekik Tiara bersamaan dengan nampan yang terlempar menjatuhkan isinya.Dalam sekejap tubuh Lila tersiram dengan kuah panas. Gadis itu tentu saja terkejut.
Lila berjalan menuju ke kamar mandi. Sesuai dengan dugaan, Tiara juga mengekorinya. Lila berjalan lebih dulu memasuki kamar mandi yang terlihat sepi. Entah ke mana ibu mertuanya pergi."Heh, kamu!" sentak Tiara menarik bahu Lila dengan kasar.Lila kini menghadap Tiara. Model cantik itu menatap tajam ke arahnya."Denger, ya! Meski kamu istri David, akulah yang paling disayang oleh Tante Helena," ucapnya dengan angkuh."Tapi aku istri sahnya," jawab Lila dengan tenang. Gadis itu memilih berjalan menuju wastafel untuk membasahi lehernya yang masih terasa panas dan kini lengket karena terkena kuah."Dasar perempuan nggak tahu diri! Kamu itu cuma pembantu!" cela Tiara."Memang aku pembantu, tapi setidaknya aku tidak menjual diriku pada pria tua," jawab Lila yang masih mengusap pelan lehernya dengan air mengalir."Kau ... Ck!" Tiara berdecak kemudian menarik kerah kemeja Lila."Dengar, ya! Jangan berani-berani kamu bilang soal itu! Kamu cuma pembantu yang nggak tahu apa-apa. Lagi pula pria