Bobby bergegas melangkah mundur dan menutup tanaman yang sebelumnya dia sibakkan. Jantungnya berdegup begitu kencang lantaran Sophie melihat keberadaannya.
"Mati aku!" gumam Bobby dengan tubuh bergetar ketakutan.
Di Perusahaan Fletcher Company ....
"Yakin kamu menolak itu, Tuan Carver?" tanya sekretaris Cheri dengan nada menggoda.
"Maaf, aku bukan lelaki murahan dan aku tidak butuh uangmu untuk sekedar bersenang-senang!" Carver melangkah meninggalkan wanita itu tanpa menoleh sekalipun. "Tenang saja! Aku tidak akan mengatakan kepada siapapun tentang penawaran menggelikan yang kamu berikan."
Di belakang, sekretari
"Sial! Siapa orang itu!" Sophie terus mengumpat dengan nada rendah sembari menutupi bongkahan dadanya dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya memunguti pakaian atasnya yang berceceran di lantai. Jones memincingkan mata sembari menatap ke sekeliling tanpa melihat satu orang pun disana. Di taman itu hanya ada dia dan Sophie. "Aku melihat ada orang yang melihat kita Jones! Orang itu ada di luar." Dengan tergesa-gesa Sophie memakai kembali kain penutup bagian tubuh atasnya sampai sedia kala. "Maksudmu ada yang melihatku menyesapi dadamu?" Jones tertawa tanpa ada rasa takut sedikitpun. "Siapa dia? Akan kupastikan dia membungkam mulut dan tidak mengatakan kepada siapapun." Sophie segera mera
Hanya saja Sophie malam itu memakai make up yang cukup tebal sampai membuat kulit dari wajah sampai ke leher begitu putih menawan. "Kemana anak-anak kita?" tanya Edward. "Tunggu saja! Sebentar lagi mereka juga keluar," sahut Sophie. Tak lama, Garvin dan Melvin keluar dan langsung masuk ke mobil mereka masing-masing. Meski Edward meminta mereka untuk pergi dalam satu mobil agar tidak terkesan berlebihan oleh para tamu pesta lainnya, tapi mereka berdua menolak. "Kedua putramu sulit dikendalikan, Sophie! Bisakah kamu memberitahu mereka?" ucap Edward. "Biarlah! Bukankah itu juga mobil mereka? Jadi terserah mereka untuk me
"Oh, Tuan Carver, bukankah kamu tadi berada di kantor? Apa yang membuatmu pulang ke kediaman rumah ini?" "Iya, Pak Jones." Carver sesekali menatap ke beberapa arah untuk mencari ibu mertuanya yang pasti akan bersembunyi di tempat tertentu setelah kepulangannya. "Mari, Tuan Carve, aku permisi dulu." Jones melangkah berlalu, namun baru beberapa langkah, langkahnya terhenti karena ada Bobby. "Maaf, Pak Jones, saya mau ke belakang." Bobby tampak ketakutan berpasangan dengan Jones. Lelaki berpakaian serba hitam itu berlalu begitu saja. Ketika melewati Carver, Bobby menundukkan kepalanya, lalu menghilang dari balik pintu.&n
"Oh, kamu menganggapku benalu dan ingin mengusir ku dari sini?" tanya Melvin sembari menatap ke arah Violeth. "Kalau iya memangnya kenapa? Apa salahnya?" "Yang lebih pantas kamu sebut benalu dan tidak diperbolehkan duduk di tempat ini adalah suamimu, Violeth. Karena dia hanyalah lelaki ...," ucap Garvin terpotong oleh ucapan yang membuatnya harus diam membisu untuk beberapa saat. "Stop! Jangan kamu sebut suamiku sebagai lelaki sampai tidak berguna! Atau aku akan membongkar sesuatu yang akan membuat kedua orang tua kita mengusirmu jauh dari keluarga Fletcher!" ancam Violeth. Seketika Garvin mengusap keringat dingin di wajahnya yang mulai menitik akibat sebuah ancaman yang a
Hei, tunggu dulu! Bukankah wanita seperti seorang Violeth paling senang dilecehkan oleh seorang lelaki di luar sana?" goda Melvin tanpa ada rasa jera sedikitpun. Violeth menatap ke arah Melvin dengan sinis. "Tapi tidak dengan lelaki menjijikkan sepertimu yang sangat menggelikan dan hanya sebagai beban keluarga!" Melvin menelan saliva dalam-dalam, dia memang hanya beban yang tidak bekerja maupun kuliah untuk masa depannya, hanya bermain dan bersenang-senang bersama teman temannya yang bisa dilakukan olehnya. "Lalu apa bedanya aku dan Carver? Bukankah dia juga hanya beban dan pengangguran?" Melvin benar-benar membuat Kezia geram, emosinya kembali memuncak untuk membuat mulut saudara lelakinya
Suatu rencana yang hanya diketahui oleh Sophie, Garvin, dan Melvin, hampir saja dikatakan oleh Melvin kepada Violeth. "Apa kamu juga mengetahui juga seperti apa yang dikatakan oleh Melvin? Jawab, Garvin!" Violeth menatap Garvin begitu tajam dengan bibir merah yang bergerak cepat. "Ti-tidak! Aku sama sekali tidak tau apapun, mungkin Melvin salah berucap, iya kan Aldo?" Setelah menjawab, Garvin berpaling ke arah Melvin dan menaikkan kening. "Sepertinya begitu. Hanya saja Violeth terlalu menyimpan rasa curiga pada setiap ucapan kita," balas Melvin. "Awas kalian!" ancam Violeth. Ada dua senyum penuh rencana yang melebar d
Tak bisa dipungkiri lagi, ketika Carver mengingat beberapa hari yang lalu, ayahnya memintanya untuk ikut ke sebuah acara di gedung besar yang berisi para penguasa maupun miliarder yang mendapatkan undangan khusus. Tapi ketika itu Carver menolak, sebelum akhirnya mendapatkan kabar jika Edward dan seluruh anggota keluarga Fletcher mendapat undangan itu. Di belakang, hanya ada jalan kecil entah menuju aman yang hanya muat di lalui oleh satu orang. Daripada berdiri disitu dan tentunya akan diketahui oleh dua pengawal ayahnya jika dia berjalan melewati pintu utama di depan gedung, Carver memilih lewat jalan itu. Namun langkahnya terhenti ketika tanpa sengaja bertabrakan dengan seseorang berseragam office boy yang tengah membawa sebuah box berukuran cukup b
Tak bisa dipungkiri, Carver berbalik ke arah bersembunyi di balik pintu agar seorang lelaki yang dilihatnya tengah melintas tidak jauh di depannya, tidak melihat keberadaannya. "Jangan sampai lelaki cerdas bagai mata-mata itu mengetahui keberadaanku," gumam Carver. Carver mengusap peluh di wajahnya yang mengalir dari sudut kening, suasana panas terasa meski tempat di gedung itu memiliki beberapa pendingin yang nyala meski tak sebanyak di bagian aulanya. Beberapa orang yang melintasi Carver, tak ada henti-hentinya menatap dirinya tanpa henti karena tingkah Carver yang sangatlah aneh seperti sedang bersembunyi dari seseorang. Sesekali Carver menatap ke arah tempat berlalunya Richard, dan kini