Tak bisa dipungkiri lagi, ketika Carver mengingat beberapa hari yang lalu, ayahnya memintanya untuk ikut ke sebuah acara di gedung besar yang berisi para penguasa maupun miliarder yang mendapatkan undangan khusus.
Tapi ketika itu Carver menolak, sebelum akhirnya mendapatkan kabar jika Edward dan seluruh anggota keluarga Fletcher mendapat undangan itu.
Di belakang, hanya ada jalan kecil entah menuju aman yang hanya muat di lalui oleh satu orang. Daripada berdiri disitu dan tentunya akan diketahui oleh dua pengawal ayahnya jika dia berjalan melewati pintu utama di depan gedung, Carver memilih lewat jalan itu.
Namun langkahnya terhenti ketika tanpa sengaja bertabrakan dengan seseorang berseragam office boy yang tengah membawa sebuah box berukuran cukup b
Tak bisa dipungkiri, Carver berbalik ke arah bersembunyi di balik pintu agar seorang lelaki yang dilihatnya tengah melintas tidak jauh di depannya, tidak melihat keberadaannya. "Jangan sampai lelaki cerdas bagai mata-mata itu mengetahui keberadaanku," gumam Carver. Carver mengusap peluh di wajahnya yang mengalir dari sudut kening, suasana panas terasa meski tempat di gedung itu memiliki beberapa pendingin yang nyala meski tak sebanyak di bagian aulanya. Beberapa orang yang melintasi Carver, tak ada henti-hentinya menatap dirinya tanpa henti karena tingkah Carver yang sangatlah aneh seperti sedang bersembunyi dari seseorang. Sesekali Carver menatap ke arah tempat berlalunya Richard, dan kini
Sedangkan ketiga pengaman lainnya mendekat dan menatap kartu itu dengan tatapan semakin yakin jika lelaki muda yang berdiri dengan pakaian setelan formal itu baru saja melakukan misi mencuri milik seseorang. "Jika anda tidak marah, saya akan jujur jika kartu itu milik ...," "Milik siapa?" tanya ketua pengaman yang sudah tidak sabar. "Itu kartu milik saya! Pemberian dari seseorang, jadi tolong kembalikan kartu itu!" ucap Carver sembari mencoba mengambil kartu dan dompet yang dibawa oleh ketua pengaman itu. "Eits, mana mungkin ada orang yang memberikan barang selangka ini secara cuma-cuma." Lelaki ketua pengaman kemudian menatap ke arah ketiga anak buah yang berdiri di tempat itu. "Kita
"Kenapa anda menamparku dua kali? Apa salahku Bu Jesper?" tanya ketua pengaman sembari mengusap kedua pipinya secara bergantian. "Apa kamu tidak lihat siapa lelaki yang kamu anggap sebagai pencuri? Dia adalah Tuan Carver! Carver Leopard! Putra tunggal Tuan Jackson Leopard!!" Seketika ketua pengaman dan ketiga lelaki pengaman lainnya membelalakkan mata. Tidak menyangka jika lelaki muda yang meraka tuduh adalah putra bos pemilik gedung itu. "Apa? Ta-tapi kenapa lelaki muda ini tidak pernah memperlihatkan wujudnya bersama Tuan Jackson? Apa dia ...," tanya ketua pengaman sembari menuding tak sopan ke arah Carver. "Jaga bicaramu! Dia adalah putra pemilik gedung ini, apa kalian semua ingin
Ini semua karena ada seseorang yang dikenalnya dan Carver tidak ingin identitasnya saat ini diketahui oleh mereka, yaitu ayahnya sendiri. "Kurang ajar kamu! Beraninya melakukan ini, apa kamu tidak tau siapa aku, hah? Aku adalah ketua pengaman gedung sebesar ini!" teriak lelaki pengaman menggelegar. TOK! TOK! TOK "Ada keributan apa ini? Buka pintunya!" Teriak seseorang wanita dari luar ruangan itu. Seketika ketua pengaman mengalihkan pandangan matanya ke arah sumber suara itu. Semua menatap ke arah sumb
"Sebenarnya tidak hanya para pelaku sesungguhnya saja yang mereka perlakukan seperti kamu, Tuan Carver. Tapi tak sedikit yang terjadi seperti apa yang kamu alami karena para pengaman bodoh khusunya pengaman di gedung lantai tiga ini terlalu banyak mencurigai orang-orang yang sedikit terlihat mencurigakan bagi mereka," timpal sekretaris Jesper sebelum ketua pengaman mengucapkan sesuatu. "Tapi kami hanya menjalankan tugas sebagai petugas keamanan. Kami sebagai pengaman kejahatan di gedung ini, akan selalu menjaga seluruh gedung ini dari orang-orang yang ingin mencuri atau berbuat ulah, Tuan Carver," ucap ketua pengaman dengan tubuh bergetar. "Tapi kalian terlalu berlebihan, orang yang tidak melalukan hal seperti yang kalian pikirkan, menjadi korbannya, bagaimana jika mereka mereka adalah tamu seperti ...." Hampir saja C
Beberapa dari para wanita itu masih ada yang memberi senyuman tanpa diketahui apa maksud dari senyuman itu. "Sekretaris Jesper, sepertinya tidak ada keperntingan apapun, jadi aku bisa meninggalkan tempat ini sekarang?" ucap Carver berniat meninggalkan tempat yang kini di penuhi oleh para wanita asing yang baru dilihatnya di gedung itu. Sekretaris Jesper segera meletakkan cangkir kopi panasnya ke atas meja, mulutnya yang masih menahan seteguk kopi dingin segera ditelannya. "Apa Tuan Carver tidak ingin duduk sebentar bersama para wanita yang tidak lain adalah bagian dari aset milikmu?" tanya sekretaris Jesper. "Aset? Wanita aset perusahaan? Apa maksudmu?" tanya Carver yang tak jadi berd
Perbincangan itu membuat Jackson merasa lelah dan ingin meninggalkan tempatnya duduk. "Tuan Jackson, kamu mau kemana? Bukankah sebentar lagi ada jadwalmu untuk menyambut para tamu ini?" ucap Richard mencoba menahan bosnya yang hendak melewati dirinya. "Aku serahkan padamu saja, kamu bisa menggantikanku," balas Jackson tanpa memperhatikan Richard yang terus memintanya untuk Tuan Jackson tetap berada di situ. "Aku ingin keluar dari aula ini sebentar." Kepergian Jackson, Richard menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kebingungan menghelayuti otaknya, karena dia akan menggantikan seorang Jackson Leopard yang ditunjuk mengisi sebentar dalam acara itu, malah dilimpahkan kepadanya. "Astaga, a
"Kenapa kamu bisa mengetahui aku ada disini? Dan kenapa kamu melepas jaketmu di tempat ini?" tanya Violeth dengan nada meremang. "Bukankah kamu menyukai jika aku melakukan ini? Kamu lebih suka aku menggunakan jaket saja tanpa lapisan apapun saat menjumpaimu di suatu kamar hotel, bukan?" tanya Frank sembari mendekati Violeth, seolah kini dia sendiri yang ketagihan dengan tubuh wanita yang sering memesan dirinya. "Tapi aku sudah tidak memintamu lagi, aku sudah punya ...," ucap Violeth sembari mendorong tangannya ke depan. "Kenapa Nona Violeth lama tidak memintaku untuk memuaskan ranjangmu? Apa kamu sudah bosan? Jika iya, biarkan aku sendiri yang suka rela memuaskan keinginanmu malam ini." Frank melangkah mendekat sampai membuat jarak dengan Violeth sema
Carver meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di tubuh istrinya. "Buka pakaianmu sekarang! Aku ingin kamu melayaniku saat ini juga," ucap Carver sembari menyentil dan menarik lembut salah satu puncak bukit kembar Violeth yang menjumbul sangat padat. "Carver, jangan nakal." Violeth merasakan geli dan terangsang di bagian puncak dadanya yang tersentuh Carver. "Mana bisa aku ...." Dengan keadaan tubuh masih diperban, Violeth tak bisa bermain ranjang sebentarpun. Tapi kedua matanya melebar ketika Carver menurunkan rok panjang sampai bagian kain dalamnya. "Jangan, Carver! Jangan!" Carver tersenyum dan kembali men
"Nah, seperti itu, Bibi. Tapi maaf, aku tetap memanggil Bibi dengan Bibi Pearly saja." Ketika berbicara, Carver menghentikan mengaduk bahan makanannya. "Tidak apa-apa, Bibi memang seharusnya dipanggil dengan sebutan itu," ucap bibi Pearly. Wanita itu pun membantu Carver membuat makanan. Bibi Pearly sangat pandai menciptakan makanan lezat, dengan bahan apapun jika dimasak oleh wanita itu, akan menghasilkan makanan yang sangat lezat. Di dalam kamarnya, Violeth membuka kedua matanya setelah memejam beberapa menit menikmati empuknya ranjang di kamarnya. Dia membuka mata karena mencium aroma masakan selezat ini. "Ternyata Carver pintar memasak? Kukira dia hanya bisa membuat udang tepung saja," g
Carver menurunkan Violeth di atas tempat tidur, tak lupa memberikan kecupan hangat di wajah wanita yang memiliki wajah cantik paripurna. Tapi ada satu hal yang membuat Carver terdiam sesaat. Violeth adalah anak dari rahim seorang wanita yang kini bekerja sebagai pembantu di keluarga Fletcher, dari benih Tuan rumah keluarga Fletcher, yaitu Edward Fletcher. Carver mengetahui jika Violeth adalah anak dari hubungan tanpa pernikahan, tapi Violeth sendiri tak mengetahui tentang itu. Bahkan Edward sendiri sudah memberitahu kepada Carver untuk tidak mengatakan kepada Violeth tentang identitas itu, bahkan Edward memberitahunya untuk tidak mengatakan siapa pemberi donoran darah yang golongan da
Seketika adu tinju perkelahian antara dua pihak berhenti. Semua menatap ke arah petugas keamanan yang tampak tegas namun juga lemah dengan tubuh yang hanya sebesar para lelaki suruhan Jones. Melihat para pengawal berhadapan dengan petugas keamanan, Carver mendekat karena tak ingin kedua pengawalnya masuk ke dalam masalah besar jika sampai menyangkut ke pihak keamanan kota. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa berkelahi di area rumah sakit? Apa yang kalian lakukan sangat membayahakan orang-orang yang beraktivitas di area rumah sakit!" Petugas keamanan memelototkan mata memberanikan diri memarahi beberapa orang yang telah melanggar aturan ketertiban. "Maaf, Pak. Tapi ini bukanlah perkelahian sungguhan, hanya berlatih karena mereka adalah para anak buahnya," ucap
Ketika mobil yang dikemudikan oleh mertua Carver berjalan memotong jalan dan berlalu menuju ke kediaman rumahnya, keempat lelaki itu keluar dari persembunyiannya. Keempat lelaki itu berlari menuju ke motor cross mereka yang terparkir sekitar dua puluh meter dadi parkiran mobil. "Mau kemana kalian?" Tiba-tiba muncul dua lelaki berperawakan tinggi besar dengan tubuh yang dipenuhi otot kekar, salah satu dari kedua lelaki bertubuh besar itu bertanya sampai membuat keempat lelaki yang memakai masker setengah wajah tampak terkejut. "Bukan urusanmu, dasar gendut!" balas salah satu lelaki yang memakai masker setengah wajah. "Jika kalian akan berbuat ulah, itu adalah urusanku!" Dengan ma
"Tidak perlu khawatir, bukankah semasa muda kita begitu dekat? Sampai membuahkan anak yang begitu cantik jelita." Edward memandang ke depan dengan ucapan yang tampak berkharismatik. "Kuharap Tuan tidak membicarakan hal itu lagi, aku sangat malu karena memiliki anak tanpa ikatan pernikahan," ucap bibi Pearly penuh penyesalan. "Tak perlu disesali, Pearly. Bukankah aku sudah menawarimu untuk menikah denganku? Tapi kamu menolak permintaanku," ucap Edward. "Iya, Tuan." Bibi Pearly menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan mengantarmu kembali ke rumah. Tapi kurasa selama beberapa hari ke depan kamu istirahat saja, Pearly. Tak perlu memasak atau membersihkan rumah. Biarkan Sophie saja yang me
Carver kembali ke rumah sakit, entah berapa lama Carver meninggalkan Violeth sendirian di kamar rawat. Padahal Edward meminta dirinya untuk tetap disana dan menjaga Violeth yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku sudah membalaskan rasa sakit yang kamu terima Violeth. Meski Sophie hanya merasakan sedikit sakit, tapi suatu saat mungkin rasa sakit yang jauh lebih mengerikan akan ku berikan pada wanita tua itu," ucap Carver sambil mengepalkan kedua tangannya. Disaat berada di rumah tadi, Carver ingin sekali memukul Sophie, tapi itu tidak bisa dia lakukan karena Sophie adalah ibu mertuanya, sekali seorang wanita. Tapi untuk Jones, Carver sempat memukul karena lelaki itu ingin bertindak dari belakang. Andai saja Carver lupa pada rencana awal untuk memb
Disaat jantung Sophie hampir berhenti berdetak, Carver menghentikan Jones untuk menusukkan pisau itu ke tubuh Sophie. "Aku tidak suka teriakanmu, Sophie! Bisakah kamu diam?" Sophie hanya diam, tubuh wanita itu berlumuran keringat dingin. "Apa kamu takut ditusuk menggunakan pisau?" tanya Carver. "Apa apa kamu sudah tidak waras? Semua orang pasti tidak akan mau dilukai dengan benda tajam seperti ini!" balas Sophie dengan nada agak tinggi. "Baiklah, aku akan memberi keringanan hukuman untukmu," ucap Sophie. Pisau yang berada di tangan Jones diambil kembali ole
"Lakukan seperti apa yang kamu lakukan terjadi istriku!" perintah Carver. Jones hanya diam saja sambil memegangi pisau lipat itu, dia tak mampu melawan karena nasibnya saat ini dipegang oleh Carver. "Tapi, ini sama saja pembunuhan," jeda Jones. "Terserah kamu, bukankah apa yang kamu lakukan terhadap istriku juga sebuah pembunuhan?" ucap Carver yang sudah tidak mau tahu. "Tapi, bagaimana jika Sophie sampai tewas? Rumah kamupun akan menjadi terdakwa, dan rumah ini akan dipenuhi polisi yang membuat nama baik Fletcher menjadi buruk akibat adanya pembunuhan di kediaman keluarga Fletcher." Jones terus mengatakan berbagai alasan.